HEMOFILIA
OLEH
KHAIRUNNISA
951090030511
PEMBIMBING
Dr. H. RUSLAN MUHYI, Sp. A
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI .. ii
PENDAHULUAN . 1
EPIDEMIOLOGI .. 2
ETIOLOGI .. 3
PATOFISIOLOGI . 4
MANIFESTASI KLINIS .. 7
PEMERIKSAAN . 10
DIAGNOSIS . 14
DIAGNOSA BANDING .. 14
KOMPLIKASI .. 15
PENATALAKSANAAN 17
PROGNOSA . 24
PENCEGAHAN .. 24
DAFTAR PUSTAKA . 26
ii
PENDAHULUAN
yang pertama dikenal dan sudah banyak diketahui sejak tahun 1911. Pada
masif pada anak laki-laki dengan masa pembekuan darah yang memanjang.
iii
Ternyata definisi dan batasan ini tidak tepat sehingga mengalami
A yang disebabkan kekurangan FVIII atau faktor anti hemofilia, pada tahun
1952 ditemukan hemofilia B yang disebabkan FIX atau faktor Christmas dan
pada tahun 1953 ditemukan hemofilia C disebabkan kekurangan faktor XI. (1)
EPIDEMIOLOGI
kasus diantara 5000 bayi laki-laki yang lahir hidup. Insidensi hemofilia B
berkisar antara 1 kasus diantara 30.000 bayi laki-laki yang lahir hidup. Di
iv
Sementara itu menurut Rebecca Elstrom (2002) dari University of
orang Ashkenazi Jews (di Israel, diperkirakan sekitar 8%). Di Inggris, 383
wanita hanya menjadi karier yang berkaitan dengan gennya dan biasanya
(3)
tidak didapatkan adanya manifestasi gangguan perdarahan.
ETIOLOGI
v
abnormalitas (mutasi) yang berpengaruh pada gen untuk faktor pembekuan
VIII atau IX. Anak yang mewarisi mutasi tersebut dapat lahir dengan
faktor XI yang disebabkan mutasi gen faktor XI. Hal ini dapat terlihat dari 6
adanya mutasi gen faktor XI. Akibat dari mutasi ini terjadi kegagalan
pembekuan. (6)
PATOFISIOLOGI
1. Jalur intrinsik, jalur ini dimulai aktivasi F XII sampai terbentuk F X aktif.
2. Jalur ekstrinsik, jalur ini mulai aktivasi F VII sampai terbentuk F X aktif.
vi
Faktor XII Tromboplastin
Faktor XI jaringan
Faktor IX Faktor VII
Faktor trombosit 3
Faktor X
Intrinsik Faktor V Ekstrinsik
Faktor IV
Protrombin Trombin
(11)
Bagan. Sistem pembekuan intrinsik dan ekstrinsik.
dilepaskan dari dalam sel yang rusak dan hanya memerlukan sebagian faktor
komponen aktif, suatu enzim yang mengakibatkan faktor VII dan suatu
mengubah faktor IX (PTC) menjadi faktor Ixa. Faktor IXa ini bergabung
vii
dengan faktor VIIIa (AHG yang diaktifkan oleh trombin) dan bersama-sama
mengubah fibrinogen menjadi fibri monomer yang labil dan akhirnya oleh
faktor XIII dan trombin diubahj menjadi fibrin polimer yang stabil.
PK
HMWK
XII XIIa
X Xa
V
Pf Fibrinogen
3
Ca
Protrombin Trombin
Fibrin
Produksi FVIII dikode oleh gen yang terletak pada kromosom X. di dalam
viii
Faktor von Willibrand adalah protein berat molekul besar yang dibentuk di
sel endotel dan megakariosit. Fungsinya sebagai protein pembawa FVIII dan
berfungsi pada jalur intrinsik sistem koagulasi yaitu sebagai kofaktor untuk
F IXa dalam proses aktivasi F X (lihat skema koagulasi). Pada orang normal
VIII rendah. faktor VIII termasuk protein fase akut yaitu protein yang
infeksi. Kadar F VIII yang tinggi merupakan faktor resiko trombosis. Faktor
K untuk proses pembuatannya. Jika tidak tersedia cukup vitamin K atau ada
tetapi tidak dapat berfungsi. Gen yang mengatur sintesis F IX juga terletak
ix
MANIFESTASI KLINIS
oleh kadar F VIII C di dalam plasma. Berdasarkan kadar FVIII C dan klinik,
mengancam jiwa.
trauma.
d. Sub hemofilia
x
Persendian besar lainnya seperti lengan dan bahu juga dapat terkena.
Perdarahan ini bisa dimulai dengan luka kecil atau spontan dalam sendi.
Darah berasal dari pembuluh darah sinovia, mengalir dengan cepat mengisi
pada sendi ini karena ada rasa panas. Akibat perdarahan, timbul rasa sakit
yang hebat, menetap disertai engan spasme otot, dan gerakan sendi yang
permanen. (3)
sendi. Bisa juga terjadi hipertrofi karena radang sinovia kronik dan
xi
gigi. Pada permulaan perdarahan berhenti dan sesudah beberapa jam
sampai beberapa hari kemudian, perdarahan timbul kembali. Hal ini dapat
tidak ada atau kurang terbentuk untuk menutup luka maka timbul
(1,9)
perdarahan kembali.
manifestasi hemofilia yang paling umum. Lesi ini biasanya dimulai sebagai
akibat trauma dan menyebar mengenai satu daerah yang luas dan sering
daerah leher karena trauma kecil bisa menyebabkan komplikasi yang serius
PEMERIKSAAN
xii
1. Pemeriksaan laboratorium :
o Pada neonatus yang lahir prematur, kadar FIX lebih rendah 20-50%
dari kadar normal, dan akan kembali normal setelah jangka waktu
1-2 jam.
xiii
o Kalau tidak terkoreksi perpanjangan aPTT, digunakan metode
o CBC
o Kadar faktor XI
lainnya.
2. Pemeriksaan pencitraan :
xiv
Hipertropi sinovial, deposit hemosiderin, fibrosis, dan kerusakan
pasien yang tidak diobati atau diobati dengan tidak adekuat atau jika
berkaitan dengan efusi akut atau kronik. Namun tehnik ini tidak
sendi.
3. Pemeriksaan histologis
xv
periartikular; terjadinya erosi yang luas dari kartilago yang
defisiensi.
DIAGNOSIS
pada jalut intrinsik sistem pembekuan darah. Faktor VIII dan IX berfungsi
xvi
pada jalur intrinsik sehingga defisiensi salah satu faktor pembekuan ini akan
DIAGNOSA BANDING
generation test) atau dengan diferensial APTT. Namun dengan tes ini tidak
F VIII dan IX perlu dilakukan assay F VIII dan IX. Pada hemofilia A aktifitas F
dibedakan dari penyakit von Willebrand, karena pada penyakit ini juga
disebabkan oleh defisiensi atau gangguan fungsi faktor von Willebrand. Jika
faktor von Willebrand kurang maka F VIII juga akan berkurang, karena tidak
perdarahan aPTT, aPTT bisa normal atau memanjang dan aktifitas F VIII bisa
normal atau rendah. Disamping itu akan ditemukan kadar serta fungsi faktor
xvii
von Willebrand yang rendah. Sebaliknya pada hemofilia A akan dijumpai
(8)
masa perdarahan normal, kadar dan fungsi von Willebrand juga normal.
KOMPLIKASI
Komplikasi virus yang timbul antara lain infeksi HIV. Kematian pertama
kali dilaporkan tahun 1980 yang berkaitan dengan hemofilia dan HIV.
Rata-rata serokonversi lebih dari 75% untuk penyakit yang berat, 46%
untuk yang moderat, dan 25% untuk penyakit yang ringan. Pada kasus
juta penduduk dari tahun 1979-1981 menjadi 1,2 kematian per 1 juta
Komplikasi lainnya adalah penyakit hepatitis dan sirosis hepatis. Jika ini
terjadi maka angka kematian akan meningkat menjadi 1,2 kali lebih
xviii
Perdarahan intrakranial terjadi pada 2-8% penderita dan hal ini
pada jaringan lunak akibat obstruksi saluran napas atau kerusakan organ
dalam.
Diperkirakan 25% anak-anak dengan hemofilia pada usia 6-18 tahun akan
PENATALAKSANAAN
xix
dihitung dengan ketentuan bahwa 1 u F VIII/kgBB akan menaikkan kadar F
VIII 2%. Sedangkan untuk F IX, 1 u/kgBB akan menaikkan kadar F IX 1%.
Rata-rata standard orang normal ialah 1 u/ml adalah sama dengan 100%.
kriopresipitat. (1)
atau AHG ini tidak bersifat genetic marker antigen seperti granulosit,
faktor VIII karena itu pemberiannya tidak dianjurkan sampai dosis maksimal,
tetapi diberikan sesuai dosis optimal untuk suatu keadaan klinis. Untuk
Tabel 1. Hubungan faktor VIII dan simtom pada perdarahan pada hemofili
Tabel 2. Hubungan faktor VIII dan simtom pada perdarahan pada hemofili
xx
Lesi Kadar faktor VIII (% Dosis faktor VIII
normal) (unit/kg BB)
Hemarthrosis ringan,
hematoma 15 20% 10-15
Hemarthrosis berat
dan hematoma otot di
daerah-daerah
penting 20-40% 15-20
VIII/kantong. Hal ini disebabkan karena darah yang diambil dari donor lebih
intravena langsung tidak melalui tetesan infus. Komponen tidak tahan pada
mencair. (11)
xxi
dilanjutkan 10-15 seterusnya 10
u/kgBB tiap 8 u/kgBB tiap 12
jam selama 1-2, jam
hari, seterusnya
dosis yang sama
tiap 12 jam
(1,12)
Obat-obat yang diperlukan pada penderita hemofilia :
1. DDAVP
ringan sampai sedang obat ini menaikkan kadar F VIII C 3-6 kali lipat.
Diberikan pada hemofilia dan penyakit vol Willebrand dengan dosis 0,2-
0,5 ug/kgBB. Obat ini dilarutkan dalam 30 cc garam fisiologis dan diinfus
selama 15-20 menit. Dapat diulang dalam beberapa jam. Infus yang
xxii
menyebabkan fibrin yang sudah terbentuk tidak segera dilisiskan, oleh
yang baik. Juga dapat diberikan dosis 4-5 g tiap 4 jam pada orang
3. Kortikosteroid
kriopresipitat.
4. Analgetik
Bila terjadi suatu rasa sakit yang hebat pada sendi, atau rasa sakit sebab
agregasi trombosit.
xxiii
terjadi reaksi alergi. Fresh frozen plasma ini juga dapat digunakan jika
tidak didapatkan konsentrat faktor XI. Dosis pemberian untuk loading dose
adalah 15-20 mL/kg IV, yang selanjutnya diberikan 3-6 mL/kg 4 kali 12 jam
1. Trauma kepala
Trauma yang signifikan (seperti jatuh dari tangga, jatuh saat bermain
dan lain-lain), walau tanpa ada gejala yang berat. Maka koreksi harus
xxiv
2. Pembengkakan lidah atau leher
4. Compartment Syndrome
Kalau terjadi keadaan ini maka koreksi harus segera dilakukan (70-100%),
5. Hemarthrosis
xxv
jam. Namun jika didapatkan perdarahan yang agak berat maka di
7. Hematuria
8. Fraktur
waktu 5-7 hari. Terapi awal diberikan korekti 70% selanjutnya kemudian
PROGNOSA
Prognosis ini akan diperburuk oleh komplikasi virus yang terjadi selama
xxvi
pasien dengan tendensi perdarahan, perdarahan organ harus diobati dengan
PENCEGAHAN
diperhatikan :
genetik pada ibu hamil untuk mengetahui adanya carrier pada ibu.
Jika diketahui fetus memiliki hemofilia, maka tindakan terpilih yang dapat
xxvii
dilakukan adalah melakukan terminasi kehamilan, walau ini masih
dan III. Jika ibu tetap menginginkan untuk melanjutkan kehamilannya maka
DAFTAR PUSTAKA
xxviii
8. Setiabudy R. Diagnosis hemofilia secara laboratorik. Bagian Patologi
Klinik FKUI-RSCM Jakarta. Dibacakan pada Simposium Diagnosis dan
Penatalaksanaan Hemofilia. FKUI Jakarta, 2002.
9. WebMD Inc. Hemophilia. 2002. Http://www.WebMD.Inc
10. Cheng CJ. Hemophilia. 2002. Http://www.Body1, Inc.
11. Djajadiman G. Penanggulangan anemia pasca perdarahan. Bagian
Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM. Jakarta.
12. Shapiro, Ami D. An overview of hemophilia. 2002.
Http://www.hemophilia.pdf.Html.
13. Elzinga HS. Hemophilia. In : Christopher T. Coughlin (ed). Hematology.
2002. Http://www.Hemophilia.Html.
14. Welch J. Hemophilia treatment protocols. 2002.
Http://www.NetScut.Inc.Html.
15. iVillage Inc. Hemophilia. 2002. Http://www. iVillage Inc.Hemophilia.
Html
xxix