Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan
judul EPIDEMIOLOGI DENGUE yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kesehatan Masyarakat.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan
makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait,
akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu
kepada pembacanya.

Pekalongan, Maret 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
3. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................ 3
1. Definisi Dengue ........................................................................................ 3
2. Penularan Dengue...................................................................................... 3
3. Gejala Klinis Dengue................................................................................. 4
4. Pencegahan dan Pengendalian Dengue..................................................... 4
5. Pemberian Carian pada kasus Dengue....................................................... 5
6. Kasus Dengue di pekalongan tahun 2016................................................. 7
BAB III : PENUTUP........................................................................................ 7
Kesimpulan...................................................................................................... 10
Saran................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah, dan


mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan
dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
yang sebaik-baiknya.

Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut,


banyak yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan
masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun
sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua
pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.

Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan


kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan
dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan
masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman
pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk menemukan
serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan
dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuansi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup
dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi. Subjek
dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau dari sudut
epidemiologi,

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Dengue ?
2. Bagaimana penularan Dengue ?
3. Bagaimana gejala klinis Dengue ?
4. Bagaimana pencegahan dan pengendalian Dengue ?
5. Bagaimana pemberian cairan pada kasus Dengue ?
6. Bagaimana contoh kasus Dengue di Pekalongan tahun 2016 ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Dengue.
2. Untuk mengetahui penularan Dengue
3. Untuk mengetahui gejala klinis Dengue
4. Untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian Dengue
5. Untuk mengetahui pemberian carian pada kasus Dengue
6. Untuk mengetahui kasus Dengue di pekalongan tahun 2016

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demam Dengue


Demam Dengue adalah penyakit demam akut yang dapat menyebabkan
kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus flavivirus, virus
RNA dari keluarga Flaviviridae.infeksi oleh satu serotipe virus dengue
menyebabkan terjadinya kekebalan yang lama terhadap serotipe virus tersebut,
dan kekebalan sementara dalam waktu pendek terhadap serotipe virus dengue
lainnya. Pada waktu terjadi epidemi di dalam darah seorang penderita dapat
beredar lebih dari satu serotipe virus dengue.

Dengue ditularkan oleh genus Aedes, nyamuk yang tersebar luas di daerha tropis
dan subtropis di seluruh dunia. Demam dengue juga disebut breakbone fever dan
merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk yang terpenting pada
manusia.

B. Penularan Dengue

Dengue ditularkan pada manusia terutama oleh nyamuk aedes aegepti,


nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies nyamuk yang
lainnya yang aktif pada siang hari. Sesudah darah yang infektif terhisap nyamuk,
virus memasuki kelenjar liur nyamuk (salivary glands) lalu berkembang biak
menjadi infektif dalam waktu 8-10 hari, yang disebut masa inkubasi ektrinsik.
Sekali virus memasuki tubuh nyamuk dan berkembang biak, nyamuk akan tetap
infektif seumur hidupnya.

Virus dengue ditularkan dari seorang penderita ke orang lain melalui gigitan
nyamuk aedes. Didalam tubuh manusia virus dengue akan berkembang biak, dan
memerlukan waktu inkubasi sekitar 45 hari (intrinsic incubation period) sebelum
dapat menimbulkan penyakit dengue.

Penularan dengue terjadi melalui dua pola umum, yaitu :

1. Penularan dengue epidemik


Terjadi jika virus dengue memasuki suatu daerah terisolasi, meskipun
hanya melibatkan satu serotipe virus dengue.
2. Penularan dengue hiperendemik
Sejumlah hospes yang peka (anak-anak dan orang dewasa) dan vektor
penularannya terus menerus dijumpai didaerah tersebut dna tidak
dipengaruhi oleh musim.

C. Gejala klinis penyakit dengue

Pada infeksi pertama oleh virus dengue, sebagian besar penderita tidak
menunjukkan gejala (asimtomatik) atau hanya menimbulkan demam yang tidak
khas. Dapat juga tejadi kumpulan gejala demam dengue yang klasik antara lain
berupa demam tinggi yang terjadi mendadak, sakit kepala, nyeri dibelakang bola
mata, rasa sakit pada otot dan tulang, lemah badan, muntah, sakit tenggorokan,
ruam kulit.

D. Pencegahan dan pengendalian Dengue

Penelitian pembuatan vaksin. Berbagai penelitian untuk membuat vaksin


terhadap infeksi virus dengue dilakukan banyak negara antara lain di thailan dan
indonesia. Sejak tahun 1980, SEARO dan the Rockefeller Foundation membantu
penelitian pengmbangan pembuatan vaksin hidup dengue tetravalen di Universitas
Mahidol, Thailand. Untuk membuat vaksin tetravalen, vaksin-vaksin DEN-1, 2, 3
dan 4 dicampur dan disuntikkan pada satu atau dua tempat suntikan terhadap
sejumlah kecil orang dewasa yang peka.

Tingkat serokonversi dilaporkan memuaskan hasilnya. Vaksin hidup tetravalen


dengue kemudian diuji coba lebih lanjut pada anak-anak yang peka untuk
kemudian diproduksi secara komersial oleh pasteur merieux company. Berbagai
kendala harus dipecahkan sebelum vaksin dapat dikembangkan lebih lanjut, antara
lain untuk menentukan umur yang paling optimal untuk menggunakan vaksin
dengue dan untuk memastikan bahwa vaksin tersebut benar-benar imunogenik.
Pengendalian nyamuk aedes. Pengendalian ini merupakan upaya primer untuk
mencegah penularan dengue baik terhadap nyamuk dewasa maupun larvanya.
Cara pencegahannya :

1. Memberantas nyamuk dewasa dengan insektisida


2. Memberantas larva dengan larvisida
3. Memusnahkan tempat perkembang biakan nyamuk
4. Mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan repelan
5. Teknik pemandulan nyamuk
6. Pengendalian biologik nyamuk

E. Pemberian Cairan

Cairan untuk penderita DBD dapat berupa larutan kristaloid, larutan koloid, atau
produk-produk darah sel pembeku darah, plasma, darah segar atau packed cell.

Pemberian Mekanisme Kerja Dosis Keuntungan


Cairan
Terapi Mempertahankan Sebanyak Tidak perlu rawat
rehidrasi volume penderita masih inap
oral intravaskuler dan mampu minum
mengatasi
perembesan cairan
Kristaloid Mempertahankan Bervariasi Mencegah/mengatasi
isotonik volume antara 5-20 syok penyebab
intravenus intravaskuler dan Ml/kg/jam kematian pada
Infus mencegah syok infeksi dengue yang
akibat pembesaran berat
cairan dari sirkulasi
Infus cairan Mempertahankan Bervariasi Mencegah/mengatasi
koloid dan memperbaiki antara 5-20 syok penyebab
Intravenus volume Ml/kg/jam kematian pada
intravaskuler dan infeksi dengue yang
mencegah/mengatas berat
i syok akibat
perembesan cairan
Tranfusi Memperbaiki bervariasi Mengatasi trombos-
konsentrat sel trombositopeni berat sitopeni berat dan
pembeku mencegah/mengobat
darah i perdarahan
Plasma beku Memperbaiki Bervariasi Mengatasi syok
segar koagulopati dengan sekitar 4U/hari akibat perembesan
mengganti faktor jika tahan plasma pada DBD
pembeku
Darah atau Mengganti volume bervariasi Mengatasi syok
packed cell darah pada penderita akibat perdarahan
demam dengue yang tak lazim
dengan perdarahan
yang tak lazim

Contoh Kasus Dengue di Pekalongan tahun 2016

Memasuki musim penghujan, jumlah penderita demam berdarah dengue


(DBD) di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah mengalami peningkatan. Pada
tahun 2014 total kasus DBD di Pekalongan ada 179 kasus dengan angka kematian
sebanyak lima orang, sementara pada tahun 2015 meningkat menjadi 192 kasus
dan yang meninggal tercatat sebanyak lima orang.

Dan pada bulan januari tahun 2016 ini jumlah penderita DBD di
Kabupaten Pekalongan juga meningkat bila dibandingkat dengan satu bulan
sebelumnya. Bahkan puluhan penderita DBD saat ini masih menjalani perawatan
di sejumlah rumah sakit yang ada di Pekalongan. Salah satunya adalah RSUD
Keraton, dimana dalam beberapa hari dari tanggal 1-11 januari di tahun 2016 ini
rumah sakit umum daerah Keraton Pekalongan telah menangani sebanyak tujuh
orang pasien DBD.

Menurut dokter jaga RSUD keraton, Dr Siti Sutisnowati kepada


Kontributor Elshinta Eka Susanti, Rabu (13/1), jumlah ini lebih banyak bila
dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jika Pada bulan desember 2015 RSUD
keraton hanya menangani tujuh pasien DBD, hingga pertengahan bulan januari ini
pihak rumah sakit telah merawat sebanyak tujuh pasien yang berasal dari
Kecamatan Sragi, Tirto, Wonokerto, Comal dan Pemalang. Siti menambahkan,
pasien yang dirujuk ke rumah sakit Keraton berusia pada rentang 1 tahun hingga
11 tahun.

Kendati peningkatan jumlah penderita DBD belum terlalu signifikan, namun


pihak RSUD Keraton sendiri telah menyiapkan ekstra bed dan petugas medis.

Hal ini dipersiapkan pihak rumah sakit untuk mengantisipasi jika demam berdarah
akan menjadi kejadian luar biasa (KLB).

Untuk RSUD Keraton telah mendapatkan SK dari gubernur Jawa Tengah sebagai
rumah sakit rujukan untuk wilayah karisidenan Pekalongan yang meliputi
Kabupaten Batang, Pemalang, Kabupaten dan Kota Pekalongan.

Wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD), saat ini harus mendapat
perhatian serius. Apalagi, penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti
tersebut sudah merenggut nyawa seorang siswa taman kanak-kanak di Kota
Pekalongan belum lama ini.
Meninggalnya siswa TK di kota batik akibat DBD itu, dibenarkan oleh Kabid
Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota
Pekalongan dr Tuti Widayanti. Dia menjelaskan, korban tidak tertolong karena
ketika dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis, yakni fase dengue shock
syndrome (DSS).

Rentang waktu ketika korban tiba di rumah sakit, hingga nyawanya tidak
tertolong cukup singkat, hanya sekitar tiga jam. "Dia ketika dibawa ke RS Budi
Rahayu sudah dalam kondisi DSS, sehingga tidak tertolong," ungkap Tuti, Senin
(22/2).

Namun Tuti menerangkan, dari penelusuran yang dilakukan Dinkes Kota


Pekalongan, korban bukan merupakan warga Kota Pekalongan. Melainkan warga
Pekuncen, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. "Dia rumahnya kabupaten, tetapi
memang sekolahnya di Kota Pekalongan. Jadi laporannya masuk Kabupaten
Pekalongan," tuturnya.

Meski demikian, tegas Tuti, Dinkes Kota Pekalongan sudah melakukan sejumlah
langkah untuk memutus rantai penularan DBD. "Lingkungan sekolah siswa yang
bersangkutan sudah kita fogging, dan lakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Demikian pula di lokasi dimana yang bersangkutan biasanya istirahat sementara
sebelum pulang ke rumahnya, sudah kita lakukan langkah-langkah penanganan
maupun pencegahan," imbuhnya.

Agar tidak ada lagi korban meninggal akibat DBD, Tuti meminta agar kalau ada
anak yang terserang panas harus segera dibawa ke sarana kesehatan setempat.
"Jangan kalau sudah kondisi DSS baru dibawa ke rumah sakit. Sebab, fase DSS
ini terkadang tidak terdeteksi. Kemarinnya panas, lalu paginya kelihatannya sudah
sehat, tetapi ternyata sorenya panas lagi. Ketika dibawa ke rumah sakit sudah
DSS. Penderitanya mengalami syok, ada perembesan darah yang keluar terus-
menerus," imbaunya.

Tuti juga mengungkapkan, dalam waktu sebulan kasus DBD di Kota Pekalongan
mengalami peningkatan secara drastis. Pada periode Januari hingga awal Februari
2016 kemarin, tercatat ada lima kasus. Namun, pada minggu ketiga Februari,
jumlah kasus DBD meningkat menjadi 11 kasus.

Kesebelas kasus DBD itu tersebar di sembilan kelurahan (sebelum


penggabungan). Perinciannya, di Kelurahan Duwet (Pekalongan Selatan) ada tiga
kasus, Medono (Pekalongan Barat) satu kasus, Sapuro (Pekalongan Barat) dua
kasus, Kebulen (Pekalongan Barat) satu kasus, Kramatsari (Pekalongan Barat)
satu kasus, Dukuh (Pekalongan Utara) satu kasus, Banyurip (Pekalongan Selatan)
satu kasus, dan Kelurahan Soko (Pekalongan Selatan) satu kasus.

"Alhamdulillah kesebelas penderita itu, semuanya sudah tertangani di puskesmas


maupun rumah sakit. Mereka semua sudah pulang ke rumah masing-masing,"
tuturnya. Rasika Pekalongan, 16-03-2016 08:10:12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Demam Dengue adalah penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian
dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus flavivirus, virus RNA dari
keluarga Flaviviridae.infeksi oleh satu serotipe virus dengue menyebabkan
terjadinya kekebalan yang lama terhadap serotipe virus tersebut, dan kekebalan
sementara dalam waktu pendek terhadap serotipe virus dengue lainnya. Pada
waktu terjadi epidemi di dalam darah seorang penderita dapat beredar lebih dari
satu serotipe virus dengue.
Penularan dengue terjadi melalui dua pola umum, yaitu :

1. Penularan dengue epidemik


Terjadi jika virus dengue memasuki suatu daerah terisolasi, meskipun
hanya melibatkan satu serotipe virus dengue.
2. Penularan dengue hiperendemik
Sejumlah hospes yang peka (anak-anak dan orang dewasa) dan vektor
penularannya terus menerus dijumpai didaerah tersebut dna tidak
dipengaruhi oleh musim.

Pada infeksi pertama oleh virus dengue, sebagian besar penderita tidak
menunjukkan gejala (asimtomatik) atau hanya menimbulkan demam yang tidak
khas. Dapat juga tejadi kumpulan gejala demam dengue yang klasik antara lain
berupa demam tinggi yang terjadi mendadak, sakit kepala, nyeri dibelakang bola
mata, rasa sakit pada otot dan tulang, lemah badan, muntah, sakit tenggorokan,
ruam kulit.

10

B. Saran

Dalam pembuatan makalah yang berjudul Epidemiologi Dengue masih


banyak memiliki kekurangan oleh karna itu keritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan demi melengkapi makalah ini.
11

DAFTAR PUSTAKA

Soedarto.2012.Demam Berdarah DENGUE.Jakarta:Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai