Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan
judul EPIDEMIOLOGI DENGUE yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kesehatan Masyarakat.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan
makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait,
akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu
kepada pembacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Dengue ?
2. Bagaimana penularan Dengue ?
3. Bagaimana gejala klinis Dengue ?
4. Bagaimana pencegahan dan pengendalian Dengue ?
5. Bagaimana pemberian cairan pada kasus Dengue ?
6. Bagaimana contoh kasus Dengue di Pekalongan tahun 2016 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Dengue.
2. Untuk mengetahui penularan Dengue
3. Untuk mengetahui gejala klinis Dengue
4. Untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian Dengue
5. Untuk mengetahui pemberian carian pada kasus Dengue
6. Untuk mengetahui kasus Dengue di pekalongan tahun 2016
BAB II
PEMBAHASAN
Dengue ditularkan oleh genus Aedes, nyamuk yang tersebar luas di daerha tropis
dan subtropis di seluruh dunia. Demam dengue juga disebut breakbone fever dan
merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk yang terpenting pada
manusia.
B. Penularan Dengue
Virus dengue ditularkan dari seorang penderita ke orang lain melalui gigitan
nyamuk aedes. Didalam tubuh manusia virus dengue akan berkembang biak, dan
memerlukan waktu inkubasi sekitar 45 hari (intrinsic incubation period) sebelum
dapat menimbulkan penyakit dengue.
Pada infeksi pertama oleh virus dengue, sebagian besar penderita tidak
menunjukkan gejala (asimtomatik) atau hanya menimbulkan demam yang tidak
khas. Dapat juga tejadi kumpulan gejala demam dengue yang klasik antara lain
berupa demam tinggi yang terjadi mendadak, sakit kepala, nyeri dibelakang bola
mata, rasa sakit pada otot dan tulang, lemah badan, muntah, sakit tenggorokan,
ruam kulit.
E. Pemberian Cairan
Cairan untuk penderita DBD dapat berupa larutan kristaloid, larutan koloid, atau
produk-produk darah sel pembeku darah, plasma, darah segar atau packed cell.
Dan pada bulan januari tahun 2016 ini jumlah penderita DBD di
Kabupaten Pekalongan juga meningkat bila dibandingkat dengan satu bulan
sebelumnya. Bahkan puluhan penderita DBD saat ini masih menjalani perawatan
di sejumlah rumah sakit yang ada di Pekalongan. Salah satunya adalah RSUD
Keraton, dimana dalam beberapa hari dari tanggal 1-11 januari di tahun 2016 ini
rumah sakit umum daerah Keraton Pekalongan telah menangani sebanyak tujuh
orang pasien DBD.
Hal ini dipersiapkan pihak rumah sakit untuk mengantisipasi jika demam berdarah
akan menjadi kejadian luar biasa (KLB).
Untuk RSUD Keraton telah mendapatkan SK dari gubernur Jawa Tengah sebagai
rumah sakit rujukan untuk wilayah karisidenan Pekalongan yang meliputi
Kabupaten Batang, Pemalang, Kabupaten dan Kota Pekalongan.
Wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD), saat ini harus mendapat
perhatian serius. Apalagi, penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti
tersebut sudah merenggut nyawa seorang siswa taman kanak-kanak di Kota
Pekalongan belum lama ini.
Meninggalnya siswa TK di kota batik akibat DBD itu, dibenarkan oleh Kabid
Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota
Pekalongan dr Tuti Widayanti. Dia menjelaskan, korban tidak tertolong karena
ketika dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis, yakni fase dengue shock
syndrome (DSS).
Rentang waktu ketika korban tiba di rumah sakit, hingga nyawanya tidak
tertolong cukup singkat, hanya sekitar tiga jam. "Dia ketika dibawa ke RS Budi
Rahayu sudah dalam kondisi DSS, sehingga tidak tertolong," ungkap Tuti, Senin
(22/2).
Meski demikian, tegas Tuti, Dinkes Kota Pekalongan sudah melakukan sejumlah
langkah untuk memutus rantai penularan DBD. "Lingkungan sekolah siswa yang
bersangkutan sudah kita fogging, dan lakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Demikian pula di lokasi dimana yang bersangkutan biasanya istirahat sementara
sebelum pulang ke rumahnya, sudah kita lakukan langkah-langkah penanganan
maupun pencegahan," imbuhnya.
Agar tidak ada lagi korban meninggal akibat DBD, Tuti meminta agar kalau ada
anak yang terserang panas harus segera dibawa ke sarana kesehatan setempat.
"Jangan kalau sudah kondisi DSS baru dibawa ke rumah sakit. Sebab, fase DSS
ini terkadang tidak terdeteksi. Kemarinnya panas, lalu paginya kelihatannya sudah
sehat, tetapi ternyata sorenya panas lagi. Ketika dibawa ke rumah sakit sudah
DSS. Penderitanya mengalami syok, ada perembesan darah yang keluar terus-
menerus," imbaunya.
Tuti juga mengungkapkan, dalam waktu sebulan kasus DBD di Kota Pekalongan
mengalami peningkatan secara drastis. Pada periode Januari hingga awal Februari
2016 kemarin, tercatat ada lima kasus. Namun, pada minggu ketiga Februari,
jumlah kasus DBD meningkat menjadi 11 kasus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam Dengue adalah penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian
dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus flavivirus, virus RNA dari
keluarga Flaviviridae.infeksi oleh satu serotipe virus dengue menyebabkan
terjadinya kekebalan yang lama terhadap serotipe virus tersebut, dan kekebalan
sementara dalam waktu pendek terhadap serotipe virus dengue lainnya. Pada
waktu terjadi epidemi di dalam darah seorang penderita dapat beredar lebih dari
satu serotipe virus dengue.
Penularan dengue terjadi melalui dua pola umum, yaitu :
Pada infeksi pertama oleh virus dengue, sebagian besar penderita tidak
menunjukkan gejala (asimtomatik) atau hanya menimbulkan demam yang tidak
khas. Dapat juga tejadi kumpulan gejala demam dengue yang klasik antara lain
berupa demam tinggi yang terjadi mendadak, sakit kepala, nyeri dibelakang bola
mata, rasa sakit pada otot dan tulang, lemah badan, muntah, sakit tenggorokan,
ruam kulit.
10
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA