Anda di halaman 1dari 7

ROLE PLAY POLINDES

TOKOH :
SILVIA PUTRI SINTIA D. sebagai ibu hamil (Luna)
SITI MUTOHAROH sebagai PSK (Monica)
FRISKA DANASTRI I. sebagai Asisten Bidan (Friska)
ULUL IZZATI sebagai Pelajar (Manohara)
ALLIF EKA F. sebagai Suami (Ariel)
INDAH MASWARI A. sebagai Bidan (Indah)
MIFTAHUL KHOIROH sebagai Dukun Bayi (Miftah)

(jam berbunyi menunjuk pukul 8 pagi) Di sebuah desa indah nan sejuk, mulai bukalah
pondok bersalin desa (POLINDES), seperti biasa bidan dan asistennya melakukan aktivitas.
Asisten : (bersih-bersih)
Bidan : Selamat pagi, bagaimana sudah dipersiapkan semuanya?
Asisten : Sudah bu, semuanya sudah siap, ruangannya juga sudah bersih.
Bidan : Baguslah kalau begitu.
Mahasiswa : Assalamualaikum, maaf bu saya baru datang. Tadi ada kendala di jalan.
Bidan : Ya sudah tidak apa-apa. Kalau begitu kamu bantu saya menyiapkan alat-alat untuk
persalinan.
Mahasiswa : Siap bu.
Bidan : Friska, kamu siapkan untuk catatan pasiennya ya?
Asisten : Oh, baik bu.
Beberapa menit kemudian datanglah seorang remaja putri yang berpakaian seragam
putih abu-abu dengan wajah yang cemas dan gelisah.
Pelajar : (memasuki polindes dengan wajah cemas)
Asisten : Selamat pagi mbak, ada yang bisa saya bantu?
Pelajar : Em.. (gugup) gimana ya? Em.. saya mau ngomong langsung sama bidannya aja deh mbak.
Asisten : apakah mbak pernah datang kesini sebelumnya?
Pelajar : belum mbak, saya baru pertama datang kesini.
Asisten : Oh, kalau begitu mbak silahkan mengisi kartu kunjungan terlebih dahulu, lalu silahkan
menunggu sebentar diruang tunggu.
Pelajar : Oh, ya terimakasih.
(pelajar mengisi daftar hadir) beberapa menit kemudian datanglah seorang wanita
cantik dengan pakaian seksinya.
Asisten : Selamat pagi bu, ada yang bisa saya bantu?
PSK : Jangan panggil saya bu ya mbak, saya masih muda. Panggil saya mbak saja.
(dengan gaya centil serambi memegang kipas).
Asisten : Oh, iya mbak. Saya minta maaf. Apa yang bisa saya bantu sekarang?
(pelajar selesai mengisi daftar hadir dan menunggu di ruang tunggu)
PSK : Saya mau konsultasi tentang penggunaan KB, kalo cocok saya ingin sekalian memasangnya.
Asisten : apakah mbak pernah datang kesini sebelumnya?
Pelajar : belum mbak, saya baru pertama datang kesini.
Asisten : Oh, baik nanti mbak bisa langsung konsultasi dengan bidannya. Sekarang silahkan mbak
mengisi kartu kunjungan terlebih dahulu, kemudian mbak bisa menunggu di ruang tunggu.
PSK : Ok deh.
(asisten memasuki ruang praktek, sementara di ruang tunggu)
PSK : Dek, kok gak sekolah? Ngapain disini?
Pelajar : (melamun)
PSK : Dek.. dek.. kok ngelamun sih. ( sambil menepuk bahu pelajar)
Pelajar : Oh iya tante, maaf saya gak denger.
PSK : Hayo... biasanya kalo pelajar kesini pasti ada ada nih.
Pelajar : Engga tante, saya disuruh ibu saya kesini ngambil obat.
PSK : Eh..eh.. uda deh.. ga usah bohong. Bohong nambah dosa kamu loh.
Pelajar : (diam saja dan menundukkan kepala)
(di ruang praktek)
Asisten : Bagaimana bu sudah siap menerima pasien?
Bidan : Ya sudah, panggil pasien pertama ya?
Asisten : Siap bu.
(asisten keluar ruangan, sementara di ruang tunggu.)
PSK : Mana pacar kamu? Kabur ya? (dengan nada menyindir)
Pelajar : Em.. saya gak punya pacar kok tante.
PSK : Yang bener? Kalo bohong perutnya tambah besar loh?
Pelajar : (terkejut dan bingung sambil memegang perut) em.. memangnya uda kelihat besar ya tante?
PSK : Tu kan ngaku juga. Pasti kesini mau A B O R S I.
Asisten : Mbak Manohara, silahkan memasuki ruangan.
Pelajar : Oh iya mbak. (persiapan memasuki ruang praktek)
Tiba-tiba datanglah seorang ibu hamil yang hendak melahirkan
Ibu hamil : Bu bidan.. bu bidan.. tolong.. (sambil memegangi perut dengan wajah lemas) ketuban saya
sudah pecah ini kayaknya.
Asisten : (berlari menuju ibu hamil) haduh ibu, sini saya bantu. Jalannya pelan-pelan ya? (berhenti
sejenak) mbak Manohara maaf ya, silahkan menunggu lagi. Ini ada yang mau melahirkan,
jadi...
Ibu hamil : (menyela pembicaraan) haduh mbak sakit... cepetan dong.. ini sudah diambang.
Asisten : Iya..iya bu. Maaf ya mbak Manohara, silahkan menunggu dulu di ruang
tunggu.
Pelajar : Oh.. iya.. iya (dengan wajah bingung)
Ibu hamil : Mbak saya sudah lemas ini, gak bisa jalan lagi, perut saya terlalu berat.
Asisten : Iya ibu, kurang sedikit lagi. (memasuki ruangan). Mbak Miftah, tolong ibu ini dibantu.
Mahasiswa : Baik mbak (sambil membantu asisten bidan memapah ibu hamil ke ruang persalinan)
Ibu hamil dibawa ke Ruang bersalin dan bidan pun memeriksa keadaan ibu hamil,
ternyata ibu memerlukan waktu pembukaan jalan lahir. Setelah ibu hamil tenang, bidan pun
menangani pasien lain sembari menunggu kesiapan ibu hamil.


Bidan : Silahkan masuk mbak, silahkan duduk. Nama mbak siapa? Ada yang bisa saya bantu?
Pelajar : Ya, nama saya Manohara. Jadi begini bu, saya sekarang sedang hamil. Saya sudah 3 bulan
tidak menstruasi dan kemarin saya periksa menggunakan testpack ternyata hasilnya positif.
Pacar saya tidak mau bertanggung jawab dan malah menganjurkan untuk aborsi. Saya sangat
takut kalau melanjutkan kehamilan ini, apalagi kalau sampai orang tua saya tahu. Tolong bu,
bantu saya untuk aborsi? (dengan suara gugup dan sedikit terbata-bata)
Bidan : Jangan melakukan hal itu mbak, itu perbuatan dosa
Pelajar : Tapi saya harus melakukan apa sekarang bu? Kalau saya lanjutkan kehamilan ini sampai
bayi ini lahir, bayi ini akan kasihan karena tidak ada ayahnya. Sayapun tidak mempunyai
biaya untuk membesarkan bayi ini. (mata memerah)
Bidan : Maaf mbak, tapi saya sebagai bidan disini tidak boleh membantu dalam aborsi. Sebaiknya
mbak tenang dulu, setelah itu bicarakan hal ini dengan orang tua. Beri mereka penjelasan
mengenai hal ini
Pelajar : Saya takut kalau diusir dari rumah karena telah mencoreng nama baik keluarga. (menangis)
Bidan : Dicoba saja dulu mbak. Siapa tahu orang tua mbak bisa mengerti dan ikut mencari jalan
keluarnya. Yang penting mbak jangan melakukan aborsi karena itu bisa membahayakan diri
mbak juga, bisa menyebabkan kerusakan pada rahim dan apabila terlalu parah akan
menyebabkan kematian. Mbak juga harus sadar bahwa janin yang ada dalam kandungan itu
tidak berdosa dan mempunyai hak untuk hidup sama seperti kita juga. Apakah mbak tega?
Pelajar : Benarkah itu bu? Sebenarnya saya juga merasa bersalah dan takut akan dosa. (wajah
bersalah)
Bidan : Saya yakin mbak Manohara pasti bisa dan kuat menghadapi masalah ini.
Pelajar : Baiklah bu, saya akan coba membicarakan ini dengan orang tua saya. Semoga mereka
menerima saya dengan keadaan hamil ini. (ponsel pelajar tiba-tiba berbunyi).
Saya ada urusan mendadak ini bu bidan. Saya mohon pamit dulu. Terimakasih atas sarannya.
Bidan : Iya mbak sama-sama. Mari saya antar keluar.
Sementara di ruang tunggu
Asisten : Mbak Monica, silahkan memasuki ruangan
Dengan gaya centil PSK memasuki ruangan bidan
Bidan : Silahkan masuk mbak, silahkan duduk.
PSK : Ya bu terima kasih
Bidan : Nama mbak siapa? Ada yang bisa saya bantu?
PSK : Ya, nama saya Monica. Begini bu saya ingin berkonsultasi tentang penggunaan alat
kontrasepsi.
Bidan : Oh mengenai alat kontrasepsi. Ada banyak mbak. Ada kondom, IUD, pil, suntik, dll. Mbak
ingin seperti apa?
PSK : Ehm saya ingin yang praktis dan tahan lama gitu lo bu.
Bidan : Baiklah akan saya jelaskan. yang pertama yaitu kondom. Kondom itu sarung karet tipis
penutup penis yang menampung cairan sperma pada saat ejakulasi. Memang untuk
mendapatkannya sangat mudah bisa dibeli di warung atau di supermarket, tetapi ibu harus
mengingat beberapa hal antara lain yang pertama, ibu harus menggunakan kondom baru
setiap bersenggama.
PSK : Oh kalau kondom saya sudah tahu bu, tetapi biasanya sering robek jadi nggak enak dong.
Bidan : Yang kedua KB suntik ya bu. KB suntik adalah obat KB yang disuntikkan 1 bulan sekali
atau 3 bulan sekali. Untuk yang 1 bulan sekali berisi estrogen dan progesteron.
PSK : Waduh bu saya takut jarum, ngeri saya bu kalau disuntik. hiiii
Bidan : Kemudian yang ketiga KB pil ya bu, ini obat kontrasepsi yang diminum setiap hari selama
21 atau 28 hari. Pil KB ada 2 macam (sambil menunjukkan pil KB)ini Pil KB yang hanya
mengandung hormon golongan progesteron. (menunjukkan pil KB kedua). Kalau yang ini Pil
kombinasi yang mengandung hormon golongan estrogen dan progesteron. Yang perlu diingat
apabila menggunakan pil KB diawali hari 1 sama 5 masa haid, pil KB kombinasi dilarang
diberikan pada ibu usia diatas 35 tahun dan perokok berat.
PSK : Jadi harus minum setiap hari ya, nggak mau ah, ribet tau bu. Ada yang lain nggak bu?
Bidan : Yang keempat susuk KB atau implan yaitu alat kontrasepsi yang berbentuk batang terbuat
dari silastik yang berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan dibawah kulit lengan
kiri atas bagian dalamterdapat 2 jenis susuk KB yaitu terdiri dari satu batang dan dua batang
(sambil memperlihatkan contoh KB susuk). Masing masing dapat mencegah kehamilan
selama 3 tahun.
PSK : Oh begitu yah, lumayan tahan lama juga ya, apa ada yang lain lagi bu?
Bidan : Nah yang terakhir adalah IUD yaitu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rongga
rahim (sambil memperagakan), terbuat dari plastik fleksibel, beberapa jenis IUD dililit
tembaga atau tembaga yang bercampur perak bahkan ada yang disisipi hormon golongan
progesteron, IUD bertembaga dapat digunakan selama 10 tahun. Tidak boleh dipergunakan
padaibu hamil atau diduga hamil, gangguan perdarahan dan peradangan alat
kelamin,kecurigaan kanker kelamin dan tumor jinak serta radang pinggul.
PSK : Ya sudah bu setelah saya pikir-pikir, saya sepertinya tertarik untuk memakai yang IUD saja
karena praktis dan bisa tahan lama. Terimakasih ya bu atas informasinya, tetapi saya
memasangnya minggu depan saja.
Bidan : Oh baiklah, saya tunggu kedatangan mbak kemari. Apakah ada yang kurang jelas? Dan ada
yang mau ditanyakan lagi?
PSK : Sudah cukup bu. Terimakasih. Saya pamit dulu.
Bidan : ya sama-sama mbak. Mari saya antar keluar.

Sementara itu
Ibu hamil : (berteriak-teriak kesakitan)
Asisten bidan mengantar ibu hamil ke ruang persalinan, sedangkan mahasiswa memanggil bidan
untuk segera menangani persalinan.
(Bidan, asisten bidan, dan mahasiswa sedang menangani proses persalinan)

..
Seusai persalinan
Suami : Bagaimana kondisi istri saya bu bidan? Apakah baik-baik saja?
Bidan : Secara keseluruhan proses persalinan istri bapak lancar dan bayinya sehat. Akan tetapi, istri
bapak perlu istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisinya.
Suami : Alhamduillah. lalu apalagi yang harus kami lakukan bu?
Bidan : Untuk memulihkan kondisi istri bapak perlu adanya pengawasan tentang asupan makanan
yang bergizi. Selain itu, sebaiknya bayi bapak diberi ASI eksklusif selama enam bulan.
Suami : Kira-kira istri saya boleh pulang kapan bu?
Bidan : Besok pagi istri bapak sudah boleh dibawa pulang
Suami : Lalu bagaimana pembayarannya bu?
Bidan : Untuk pembayarannya bisa diurus besok pagi sebelum istri bapak pulang. Bapak tidak usah
terlalu khawatir mengenai biayanya karena sudah ada JAMPERSAL dari pemerintah.
Suami : Terimakasih bu bidan atas informasinya. Saya pamit dulu. Assalamualikum
Bidan : Waalaikumsalam. Mari saya antar bapak keluar.
Tiba-tiba datanglah seorang ibu dengan wajah kesal sambil marah-marah.
Dukun : Siapa bidan disini? (dengan mata melotot)
Asisten : Sabar bu, jangan emosi
Bidana : (karena mendengar keramaian bidan pun keluar dari ruangannya dan langsung
menghampiri) ada apa ini? Kok ribut-ribut?
Dukun : kamu pasti bidannya ya?
Bidan : iya saya bidannya bu. Ada apa kok ibu marah-marah? Sabar duu bu, jangan emosi
Dukun : bagaimana saya bisa sabar kalau jatah pasien saya kamu ambil. Saya tidak terima dengan
cara kamu.
Bidan : mari kita duduk dulu bu, kita bicarakan baik-baik dengan cara kekeluargaan.
Dukun : (duduk dengan wajah kesal) pokoknya saya tidak setuju kalau bu bidan merebut posisi
saya, karena semenjak ibu disini pasien saya semakin sedikit.
Bidan : (duduk berhadapan dengan dukun) jangan salah paham dulu bu, saya tidak bermaksud
merebut pasien ibu ataupun posisi ibu. Bagaimana kalau kita bekerjasama saja.
Dukun : kerjasama bagaimana? Mana bisa kayak gitu!
Bidan : begini bu saya jelaskan. Nanti saya akan menangani setiap proses persalinan dan ibu yang
menangani perawatan setelah ibu melahirkan misalnya nifas dan juga perawatan bayinya.
Jadi tidak ada yang merasa dirugikan bu. Bagaimana bu? Apakah ibu setuju atas usulan yang
saya berikan tadi?
Dukun : Ya sudahlah bu kalau begitu. Yang penting saya tidak kehilangan pekerjaan saya.
Bidan : ya bu, saya berharap dengan adanya kerjasama ini, kita dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat di desa ini. Jadi mulai besok, kita bisa melakukan tugas masing-masing ya bu.
Saya menangani persalinan dan ibu yang menangani perawatan setelah persalinannya.
Dukun : Baiklah bu, kalau begitu saya pamit dulu.
Bidan : oh ya bu, mari saya antar.

Anda mungkin juga menyukai