PENDAHULUAN
termasuk didalamnya pelayanan kesehatan ibu yang berupaya agar setiap ibu
2010).
kesehatan akan menjadi input dalam menentukan arah kebijakan dan strategi
Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalah
masa remaja, menjadi faktor penting dalam penurunan AKI dan AKB.
( Kemenkes, 2015)
Menurut MDGs tahun 2015 target AKI di Indonesia pada tahun 2015
adalah 102 100.000 KH. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan
KH. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun
2015. Oleh karena itu program-program yang ada pada MDGs akan
kemampuan fisik dan daya pikir yang lebih kuat, sehingga dapat
2015)
Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ), dalam tahun
terakhir ini di Kabupaten Kediri telah turun, hal ini menandakan akses dan
Kematian Ibu ( AKI ) di Jawa Timur pada 2 tahun terakhir cenderung stagnan
pada kisaran 97/ 100.000 KH. Di Kabupaten Kediri jumlah AKI pada tahun
2014 sebanyak 17 kematian dan sampai bulan November tahun 2015 Angka
203 ( 8 / 1.000 KH ) dan sampai bulan September tahun 2015 sebanyak 138
dari target MDGs tahun 2015. Meskipun jumlah persalinan yang ditolong
disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum
memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya.
sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang
menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu muda <20
tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak
anaknya > 3 tahun). Sebanyak 54,2 per 1000 perempuan dibawah usia 20
tahun sebanyak 207 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini diperkuat oleh data
yang menunjukkan masih adanya umur perkawinan pertama pada usia yang
amat muda (<20 tahun) sebanyak 46,7% dari semua perempuan yang telah
yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terakhir menurut rumus neagle dengan siklus haid rata rata
(Prawiroharjo, 2009).
sampai kematian janin. Ada janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu
atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak bertambah, ada
yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam
makrosomia. Sementara itu resiko bagi ibu dengan kehamilan serotinus dapat
berupa partus lama, inersia uteri, dan perdarahan pasca persalinan ataupun
sampai saat ini belum diketahui pasti, kelainan pada janin sehingga tidak ada
postdate, salah satunya adalah teori progesterone yang tetap tinggi sehingga
tambahan bagi ibu hamil yang tinggi kalori, protein dan mikronutrien.
( Kemenkes, 2015 ).
Neonatal (AKN) tetap sama yakni 19/1000 kelahiran, sementara untuk Angka
13/1000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita juga turun dari 44/1000
perinatal disebabkan oleh Intra Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 29,5%
dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%, ini berarti faktor
benar siap untuk hamil dan melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatan
kematian adalah infeksi khususnya pneumonia dan diare. Ini berkaitan erat
dengan perilaku hidup sehat ibu dan juga kondisi lingkungan setempat. Untuk
berkualitas minimal 4 kali yaitu : 1 kali sebelum minggu ke 16, 1 kali antara
hamil, persalinan dan bayi baru lahir, nifas, sampai KB sebagai laporan tugas
akhir.
mengurangi resiko lain yang dapat terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan
bayi baru lahir, nifas, neonatus, KB kepada Ny. S dengan skor masalah 6
yaitu kehamilan Postdate, maka penting untuk melakukan asuhan kebidanan
masa kehamilan, bersalin dan bayi baru lahir, nifas, dan KB dengan
SOAP.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan
pelayanan kontrasepsi.
2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk laporan studi kasus
selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Instansi Pendidikan
a. Sebagai metode penilaian bagi mahasiswa dalam
berkelanjutan