Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN H DENGAN

DIAGNOSA MEDIS DIARE AKUT DI POLI ANAK


PUSKESMAS KARANG TALIWANG

DISUSUN OLEH :

KUSNADI KULING
NIM: 126 STYJ 16

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2017
KONSEP TEORI DIARE

A. PENGERTIAN.
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir dalam tinja.
Diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung
atau usus. Diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air
besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
proses inflamasi pada lambung atau usus

B. PENYEBAB
Ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi
dalam dua golongan yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a. Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings,
stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan
bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan
yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup),
gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b. Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan
jamur terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a. malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b. Kurang kalori protein.
c. Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi
dalam beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi:
infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo
coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit :
cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida
albicous).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia,
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis

C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme
hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam
tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering
pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan
adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika
kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada
anak-anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambah hebat.
b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan
susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

D. MANIFESTASI KLINIS DIARE


1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam. (Kusmaul).

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

E. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

F. DERAJAT DEHIDRASI
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi
berdasarkan:
a. Kehilangan berat badan
a. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
b. Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
c. Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
b. Skor Mavrice King
Bagian tubuh Nilai untuk gejala yang ditemukan
0 1 2
Yang diperiksa
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng Mengigau, koma,
Apatis, ngantuk atau syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering & sianosis
Denyut nadi/mata Kuat <120 Sedang (120-140) Lemas >40

Keterangan
1) Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan
2) Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
3) Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat
c. Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Kesadaran Baik (CM) Gelisah Apatis-koma
Rasa haus + ++ +++
Sirkulasi
Nadi N (120) Cepat Cepat sekali
Respirasi
Pernapasan Biasa Agak cepat Kusz maull
Kulit
Uub Agak cekung Cekung Cekung sekali
Agak cekung Cekung Cekung sekali
Biasa Agak kurang Kurang sekali
Normal Oliguri Anuri
Normal Agak kering Kering/asidosis

G. KEBUTUHAN CAIRAN ANAK


Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat
seperti protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran
harus seimbang, bila terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan
cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di
gambarkan sebagai berikut :

Umur Berat Badan Total/24 jam Kebutuhan


Cairan/Kg BB/24
jam
3 hari 3.0 250-300 80-100
10 hari 3.2 400-500 125-150
3 bulan 5.4 750-850 140-160
6bulan 7.3 950-1100 130-155
9 bulan 8.6 1100-1250 125-165
1 tahun 9.5 1150-1300 120-135
2 tahun 11.8 1350-1500 115-125
4 tahun 16.2 1600-1800 100-1100
6 tahun 20.0 1800-2000 90-100
10 tahun 28.7 2000-2500 70-85
14 tahun 45.0 2000-2700 50-60
18 tahun 54.0 2200-2700 40-50
Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998),
Suharyono, Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI
(1988), menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat
dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun adalah sebagai berikut :
Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 50 100 25 175
Sedang 75 100 25 200
Berat 125 100 25 250

Keterangan :
PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)
CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)

H. PENTALAKSANAAN
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan
glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan
kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan
dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula
lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung
NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat,
dengan rincian sebagai berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus
set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus
1 ml=20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set
infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1
bagian NaHCO3 1 %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6
tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4
bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan
cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2. Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya
gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan
rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai
proses penyakit.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan
penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.
Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini
membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang
lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric
menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi
juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya.
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x, muntah, diare, kembung, demam.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari
(diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari
(diare kronis)
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit
menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan
susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara
pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasan cuci tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
8. Pemeriksaan Fisik
a) Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b) Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c) Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
umur 1 tahun lebih
d) Mata : cekung, kering, sangat cekung
e) Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum
normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit
atau kelihatan bisa minum
f) Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang .
h) Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
i) Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/
24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j) Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami
stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap
tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan
kemudian menerima.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare b.d factor psikologis (tingkat stress dan cemas tinggi), faktor
situasional ( keracunan, penyalahgunaan laksatif, pemberian makanan
melalui selang efek samping obat, kontaminasi, traveling), factor fisiologis
(inflamasi, malabsorbsi, proses infeksi, iritas, parasit)
2. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar
dan encer.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.
4. Hipertermi berhubungan dengan infeksi ditandi dengan kerusakan pada
mukosa usus.
5. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan kemerahan di sekitar
anus
6. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan rasa nyaman ditandai
dengan sering defekasi.
7. Ansietas berhubungan dengan kondisi dan hospitalisasi pada anak.
8. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diare b.d faktor psiko-logis (stress, cemas), faktor situasional (kera-cunan,
kontaminasi, pem-berian makanan melalui selang, penyalahgunaan
laksatif, efek samping obat, travelling, malab-sorbsi, proses infeksi,
parasit, iritasi).
Tujuan / Kriteria Hasil:
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 X 24 jam pasien tidak
mengalami diare / diare berkurang, dengan kriteria hasil :
a. Frekuensi bab normal < 3 kali / hari
b. Konsistensi feses normal (lunak dan berbentuk)
c. Gerakan usus tidak me-ningkat (terjadi tiap 10 -30 detik)
d. Warna feses normal
e. Tidak ada lendir, darah
f. Tidak ada nyeri
g. Tidak ada diare
h. Tidak ada kram
i. Gambaran peristaltic tidak tampak
j. Bau fese normal (tidak amis, bau busuk)

Intervensi
Manajemen Diare (0460)
a. Identifikasi faktor yang mungkin me-nyebabkan diare (bakteri, obat,
makanan, selang makanan, dll )
b. Evaluasi efek samping obat
c. Ajari pasien menggunakan obat diare dengan tepat (smekta diberikan
1-2 jam setelah minum obat yang lain)
d. Anjurkan pasien / keluarga untuk men-catat warna, volume, frekuensi,
bau, konsistensi feses.
e. Dorong klien makan sedikit tapi sering (tambah secara bertahap)
f. Anjurkan klien menghindari makanan yang berbumbu dan
menghasilkan gas.
g. Sarankan klien untuk menghindari ma-kanan yang banyak
mengandung laktosa.
h. Monitor tanda dan gejala diare
i. Anjurkan klien untuk menghubungi pe-tugas setiap episode diare
j. Observasi turgor kulit secara teratur
k. Monitor area kulit di daerah perianal dari iritasi dan ulserasi
l. Ukur diare / keluaran isi usus
m. Timbang Berat Badan secara teratur
n. Konsultasikan dokter jika tanda dan gejala diare menetap.
o. Kolaborasi dokter jika ada peningkatan suara usus
p. Kolaborasi dokter jika tanda dan gejala diare menetap.
q. Anjurkan diet rendah serat
r. Anjurkan untuk menghindari laksatif
s. Ajari klien / keluarga bagaimana meme-lihara catatan makanan
t. Ajari klien teknik mengurangi stress
u. Monitor keamanan preparat makanan
2. Kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan seringnya
buang air besar dan encer.
Tujuan :
Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal.
Hasil yang diharapkan :
a. Pengisien kembali kapiler < dari 2 detik
b. Turgor elastik
c. Membran mukosa lembab
d. Berat badan tidak menunjukkan penurunan.
Intervensi :
a. Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi,
karakteristik, jumlah dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.
b. Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien.
c. Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran
mukosa.
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuan cairan.
d. Ukur BB setiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah
pemberian nutrisi.
e. Anak diistirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi.
f. Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral
Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih.
g. Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik sesuai
program.
Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya intake absorbsi makanan.
Tujuan : Anak-anak toleran diet yang sesuai.
Hasil yang diharapkan :
a. BB dalam batas normal
b. Tidak terjadi kekambuhan diare.
Intervensi :
a. Timbang BB tiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan dalam pemberian nutrisi./
b. Pembatasan aktifitas selama fase sakit akut
Rasional : mengurangi reyurtasi.
c. Jaga kebersihan mulut pasien
Rasional : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
d. Monitor intake dan output
Rasional : observasi kebutuhan nutrisi.

4. Hiperermi berhubungan dengan infeksi ditandai dengan kerusakan pada


mukosa usus.
Tujuan : mengembalikan suhu tubuh menjadi normal.
Hasil yang diharapkan :
Suhu tubuh kembali normal 36-37oC
Intervensi :
a. Hindarkan dan cegah penggunaan sumber dari luar
Rasional : mengurangi resiko vasodilatasi perifer dan kolaps paskuler.
b. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan peningkatan dari nilai dasar
suhu normal pasien.
Rasional : mendeteksi peningkatan suhu tubuh dan mulainya
hipertermi.
c. Anjurkan pada anak agar tidak memakai pakaian / selimut tebal.
Rasional : mengurangi peningkatan suhu tubuh.
d. Kolaborasi pemberian obat anti infeksi anti gronik.

5. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan kemerahan di sekitar


anus
Tujuan : integritas kulit normal.
Hasil yang diharapkan :
Iritasi berkurang
Intervensi :
a. Kaji kerusakan kulit / iritasi setiap buang air besar
Rasional : menentukan intervensi lebih lanjut.
b. Gunakana kapas lembab dan sabun bayi (pH normal) untuk
membersihkan anus setiap buang air besar.
Rasional : menghindari resiko infeksi kulit.
c. Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab.
Rasional : mengurangi infeksi secara dini.

6. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sering defekasi ditandai


dengan mata merah dan sering menguap
Tujuan : Agar pola tidur pasien dapat terpenuhi.
Hasil yang diharapkan :
a. Pasien dapat tidur 6-8 jam setiap malam
b. Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar.
Intervensi :
a. Berikan susu hangat sebelum tidur
Rasional : meningkatkan tidur
b. Anjurkan makanan yang cukup satu jam sebelum tidur.
Rasional : meningkatkan tidur.
c. Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman.
Rasional : meningkatkan tidur.
d. Lakukan persiapan untuk tidur malam sesuai dengan pola tidur pasien.
Rasional : mengatur pola tidur.
7. Ansietas berhubungan dengan kondisi dan hospitalisasi pada anak
Tujuan :
Anak dan orang tua menunjukkan rasa cemas atau takut berkurang.
Hasil yang diharapkan :
Orang tua aktif marawat anak dan bertanya dengan perawat atau
dokter tentang kondisi atau klasifikasi dan anak tidak menangis.
Intervensi :
a. Anjurkan pada orang tua mengekspresikan perasaan rasa takut dan
cemas, dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati dengan
sentuhan terapeutik.
Rasional : mengurangi rasa cemas dan takut yang dialami oleh orang
tua.
b. Gunakan komunikasi terapeutik, kontak mata, sikap tubuh dan
sentuhan.
Rasional : orang tua anak merasa diperhatiakn akan rasa cemas yang
dihadapinya.
c. Jelaskan setiap prosedur yang akan dlakukan pada anak kepada orang
tua.
Rasional : mengurangi rasa cemas orang tua.
d. Libatkan orang tua dalam perawatan anak
Rasional : anak tidak merasa kehilangan perhatian akan orang lain.
e. Jelaskan kondisi anak, alasan pengobatan dan perawatan
Rasional : meningkatkan pengetahuan orang tua dan agar orang tua
mengetahui kondisi anak.

8. Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya


informasi.
Tujuan : Agar keluarga mengetahui informasi tentang diare.
Hasil yang diharapkan :
a. Keluarga mengerti tentang diare
b. Keluarga mengetahui cara pencegahan dan pengobatan yang dapat
dilakukan apabila terjadi lagi diare.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pemahaman orang tua
Rasional : ajarkan orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk
mengetahui kontaminasi.
b. Jelaskan pentingnya kebersihan
c. Ajarkan tentang positif diet dan kontrol diare
Rasional : meningkatkan pengetahuan dan cara mencegah diare.
d. Membiasakan bersih agar air di jamban dan jamban harus selalu
bersih agar tidak ada lalat.
Rasional : Mencegah penyebaran kuman dan diare
DAFTAR PUSTAKA

Craft-Rosenberg, Martha & Smith, kelly, 2010, Nanda Diagnosa Keperawatan,


Digna Pustaka, Yogyakarta
Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Price & Wilson, 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku
1, Ed.4, EGC, Jakarta
Soetjiningsih, 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta
Wong.L Donna dkk, 2008, Keperawatan Pediatrik, Volume 2, Edisi 6, EGC,
Jakarta
Http;/www.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Diare.com.html diakses pada
tanggal 11 Juli 2011 pukul 17.45
PATHWAY

Faktor
FaktorMakanan
makanan Faktor Malabsorbsi Faktor Psikologi Faktor Infeksi

Hiperperistaltik

Peningkatan percepatan kontak antara makanan dan air dengan mukosa usus

Penyerab makan, air, dan elektrolot terganggu

Diare

Kehilangan cairan
Pengeluaran
dan elektrolit
substansi nutrien bersama fases
Sering defekasi

KekuranganHipoglikimia
Dehidrasi dan gangguan
volume cairan Malnutrisi zat
energi
Pengeluaran
gizidan protein
asam laktat berlebihan

Siklus darah menurun


Iritasi kulit daerah anal
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Syok hipovolemik Hipertermi Kerusakan integritas kulit

Meninggal Hipertermi Gangguan rasa nyaman

Perubahan status kesehatan anak Gangguan Pola Tidur

Ansietas Kurang Informasi

Kurang Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai