Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain (Gilles, 1989). Dan menurut (Swanburg, 2000)
mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana
menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. (Keliat,
2009).
Dalam kegiatan asuhan keperawatan di butuhkan yaitu
kemahiran dalam berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah
di mengerti, singkat, jelas. Komunikasi juga sangat perlu saat
melakukan segala hal dalam kegiatan sehari-hari perawat dalam
tindakan keperawatan maupun dalam bentuk Operan. Dalam operan
ini lah sering terjadi kekeliruan ataupun kesalahpahaman informasi,
dan disinilah perawat sangat di butuhkan dalam kemahiran
berkomunikasi.
Pada saat operan antar perawat, diperlukan suatu komunikasi
yang jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang
belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien. Perawat
melakukan operan bersama dengan perawat lainnya dengan cara
berkeliling ke setiap pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara
akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif dari pada harus
menghabiskan waktu orang lain sekedar untuk membaca dokumentasi
yang telah kita buat, selain itu juga akan membantu perawat dalam
menerima operan secara nyata. (Nursalam, 2011).
Ada berbagai macam model operan yaitu model tradisional dan
operan disisi tempat tidur (bedside) yang penerapannya disesuaikan
dengan kondisi masing-masing ruangan. (Achmad, 2012). Operan
tradisional hanya cukup di meja perawat tanpa mengkonfirmasi
keadaan pasien secara langsung. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan
dari pasien dan perawat karena tidak ada komunikasi antara perawat
dengan pasien yang nantinya bermanfaat bagi pelayanan yang
dilakukan. (Rina, 2012).
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup
mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan
bagaimana mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan
kemampuan untuk memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan
benar. Meskipun digunakan setiap hari dalam situasi klinis,
keterampilan komunikasi perlu dipelajari, dipraktekkan dan
disempurnakan oleh semua perawat sehingga mereka dapat
berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan yang
serba cepat dan menegangkan. Untuk itu diperlukan pendekatan
sistematik untuk memperbaiki komunikasi tersebut salah satunya
dengan cara komunikasi teknik SBAR. (Rina, 2012).
Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation
(SBAR) dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety
dari Kaiser Permanente Oakland California untuk membantu
komunikasi antara dokter dan perawat. Meskipun komunikasi SBAR di
desain untuk kumunikasi dalam situasi beresiko tinggi antara perawat
dan dokter, teknik SBAR juga dapat digunakan untuk berbagai bentuk
operan tugas, misalnya operan antara perawat. Di Kaiser tempat
asalnya, teknik SBAR tidak hanya digunakan untuk operan tugas
antara klinis tapi juga untuk berbagai laporan oleh pimpinan unit kerja,
mengirim pesan via email atau voice mail serta bagian IT untuk
mengatasi masalah (JCI, 2010 dalam Penelitian Rina, 2012).
Dari hasil uraian di atas terdapat kaitannya operan terhadap
komunikasi perawat dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun
saat menerapkan asuhan keperawatan. Maka dari itu kelompok tertarik
untuk membahas materi Operan demi memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan disemester ganjil ditahun 2014 ini.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapat
pengetahuan tentang Operan dan pendelegasian dalam melakukan Asuhan
Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari Operan
b. Untuk mengetahui Prosedur Operan
c. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan dalam Operan
d. Untuk mengetahui Komunikasi SBAR
e. Untuk mengetahui prosedur SBAR dalam Operan
C. Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini bermanfaat bagi seorang
Perawat, Pasien, Pendidikan dan Mahasiswa.
1. Manfaat bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab
antar perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna dan meminimalkan terjadinya kesalahan
tindakan.
2. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan komunikasi yang baik
b. Menjadikan suatu bimbingan belajar yang baik
c. Sebagai dasar acuan menerapkan operan dengan baik
saat praktik klinik/Rumah Sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Timbang Terima
Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan adalah
suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan saat itu Informasi yang disampaikan harus akurat,
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada
perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat
dalam berkomunikasi. Operan shif berperan penting dalam menjaga
kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002).
Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun
komunikasi yang akurat, reliabel (Lardner, 1996), tentang tugas-tugas
yang akan dilanjutkan oleh staf pada shif berikutnya agar layanan
keperawatan bagi pasien berlangsung aman dan efektif, menjaga
keamanan, kepercayaan, dan kehormatan pasien, mengurangi
kesenjangan dan ketidak akuratan perawatan, serga memberi
kesempatan perawat meninggalkan pelayanan langsung. (Achmad,
dkk, 2012).
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Operan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer keperawatan
kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas
malam secara tertulis dan lisan. (Nursalam, 2011).
Menurut Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah
terima pekerjaan antara shift pagi , sore dan malam. Operan dari shif
malam ke shif pagi dan dari shif pagi ke shif sore dipimpin oleh kepala
ruangan, sedangkan operan dari shif sore ke shif malam dipimpin oleh
penanggung jawab shif sore.

B. Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan Operan


Menurut Lardner et.all (1996, dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com, 2009), operan
memiliki 3 tahapan yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.
Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa
pertukaran informasi yang memungkin adanya komunikasi dua arah antara
perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab
dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima
operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau
pada pasien langsung.

C. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian shift atau


operan jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang disampaikan
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift
yang selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan klien.

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga (Nursalam, 2002),
meliputi:
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medic
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependen
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat.
Operan jaga (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi
tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Operan jaga memiliki beberapa bentuk pelaksanaan
diantaranya:
1. Menggunakan tape recorder. Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian
diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu
berupa one way communication
2. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken. Melakukan pertukaran informasi
dengan berdiskusi.
3. Menggunakan komunikasi tertulis-written. Melakukan pertukaran informasi
dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis lain. Berbagai metode
yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan beberapa rumah
sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
E. Proses Operan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksa


na
Persiapan
1. Timbang terima 5 Ners PPdan PA
dilaksanakan setiap menit station

pergantian shift/
operan
2. Prinsip timbang
terima semua pasien
baru masuk dan
pasien yang dilakukan
timbang terima
khususnya pasien
yang memiliki
permasalahan belun/
dapat teratasi serta
yang membutuhkan
observasi lebih lanjut
3. PP menyampaikan
timbang terima pada
PP berikutnya, hal
yang perlu
disampaikan dalam
timbang terima:
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan
diagnosis medis
c. Data (keluhan/
subjektif dan objektif)
d. Masalah keperawatan
yang masih muncul
e. Intervensi
keperawatan yang
belum dilaksanakan
(secara umum).
f. Intervensi kolaboratif
dan dependen.
g. Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dll).
Pelaksan1. Kedua kelompok dinas 20 Ners KARU, PP
aan sudah siap (shift jaga) menit station dan PA
2. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
buku catatan.
3. Kepala ruang
membuka acara
timbang terima.
4. Perawat yang
melakukan timang
terima dapat
melakukan klarifikasi,
tanya jawab, dan
melakukann validasi
terhadap hal-hal yang
telah ditimbang
terimakan an berhak
menanyakan
mengenai hal-hal yang
kurang jelas.
5. Kepala ruangan/ PP
menanyakan
kebutuhan dasar
pasien
6. Penyampaian yang
jelas, singkat, dan
padat.
7. Perawat yang
melaksanakan
timbang terima
mengkaji secara
penuh terhadap
masalah keperawatan,
kebutuhan, dan
tindakan yang telah/ Ruang
belum dilaksanakan perawat
an
serta hal-hal penting
lainnya selama masa
perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya
khusus dan
memerlukan perincian
yang matang
sebaiknya dicatat
secara khusus untuk
kemudian
diserahterimakan
kepada petugas
berikutnya.
9. Lama timbang terima
hntuk tiap pasien tidak
lebih dari lima menit
kecuali pada kondisi
khusus dan
memerlukan
keterangan yang rumit
1. Diskusi. 5 Ners KARU, PP
2. Pelaporan untuk menit station dan PA
timbang terima
dituliskan secara
langsung pada format
timbang terima yang
ditandatangani oleh PP
yang jaga saat itu dan
PP yang jaga
berikutnya diketahui
oleh kepala ruang.
3. Ditutup oleh kepala
ruang

F. Alur Operan
Alur dan format pedoman operan di ruang MPKP menurut (Achmad, dkk., 2012)
adalah sebagai berikut:

Nurse Station:
1. Operan dipimpin kepala ruangan
2. Ketua Tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi pasiennya berdasarkan
dokumentasi keperawatan.
3. Ketua Tim/Penanggung jawab sif dan perawat pelaksana dalam tim mencatat
hariannya
4. Proses klasifikasi informasi.

Bedside
1. Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien
2. Validasi data pasien.

Nurse Station
1. Kepala ruangan merangkum informasi operan, memberikan umpan balik dan
saran tidak lanjut.
2. Menutup operan (doa dan bersalaman).

Nurse Station
Ketua Tim/Penanggung Jawab mulai kegiatan pre-conference bersama anggota
tim/perawat pelaksana.

G. Renstra Operan
1. Pelaksanaan Operan
Hari/ tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat:

2. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab

3. Media
a. Status klien
b. Buku Operan
c. Alat tulis
d. Leaflet
e. Sarana dan prasarana perawatan

4. Pengorganisasian
Kepala ruangan :
Perawat primer (pagi) :
Perawat primer (sore) :
Perawat associate (pagi) :
Perawat associate (sore) :
Perawat associate (malam) :
Perawat associate (libur) :
Pembimbing/ supervisor :

5. Uraian kegiatan
a. Prolog
Pada hari....... jam....... seluruh perawat ( PP dan PA) shift pagi dan sore
serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan operan.
b. Sesi I di Nurse station
Kepela ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan
doa dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan
keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan
berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan klarifikasi
keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan.
Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis
dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien
c. Sesi II di Ruang Perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ketempat
pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data
langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus.
Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap
dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih lima menit perpasien. Bila
terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu
diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan
kepasien berakhir.
d. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat
rahasia. Setelah proses operan selesai dilakukan, maka kedua PP
menandatangani laporan operan dengan diketahui oleh kepala ruangan.
6. Evaluasi
a. Struktur (input)
Pada operan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain: catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift oepran.
Kepala ruang selalu memimpin kegiatan operan yang dilaksanakan pada
pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan oepran
pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas
pada saat itu.
b. Proses
Proses operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.
Operan pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan
pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi operan mencakup jumlah
pasien, diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/sudah
dilakukan. Waktu unutuk setiap pasien tidak lebih dari lima menit saat
klarifikasi ke pasien.
c. Hasil
Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.

H. Format Operan
FORMAT OPERAN PENDERITA

Nama Pasien : Kamar :


Umur : Dx. Medis :
Tanggal :

Asuhan Operan
Keperawatan Sift Pagi Sift Sore Sift Malam

Masalah Keperawatan

S: S: S:
Data Fokus O: O: O:
(Subyektif & Obyektif) A: A: A:
P: P: P:
Intervensi yang sudah
Dilakukan

Intervensi yang belum


Dilakukan

Hal-hal yang perlu di


Perhatikan (Lab, Obat,-
Advis Medis)

Tanda Tangan PP PP Pagi: PP Sore: PP Malam:


PP Sore: PP Malam: PP Pagi:

Karu: Karu:

I. Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk
mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efisien.
Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR untuk mencapai keterampilan
berfikir kritis serta menghemat waktu. (Rina, 2012)
1. Konsep SBAR
Menurut Rina, 2012 konsep SBAR yaitu sebagai berikut;
a. S (siuation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada
pasien.
Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar.
Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat
keparahan.
b. B (background)
Background merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan
dengan kondisi pasien terkini
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi:
Daftar pasien
Nomor medical record
Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan
Daftar obat terkini, alergi, dan hasil labor.
Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari
tes labor sebagai pembanding
Informasi klinik lainnya
c. A (assessment/pengkajian)
Assessment merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien yang terkini
d. R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien pada saat ini.
2. SBAR Model
Menurut Rina, 2012:
a. Komunikasi menjadi efektif dan efisien
b. Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart komunikasi dengan
menggunakan 4 elemen umum
c. Mencerminkan umum dan nursing process
d. Membuat bahasa yang umum
J. Laporan Kondisi Pasien Antar Shift DinaS (Dengan SBAR)
Menurut (Rina, 2012) Sebelum Operan pasien :
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan kondisi pasien yang
akan dilaporkan
3. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan
4. Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shif
sebelumnya.
5. Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.

Anda mungkin juga menyukai