Anda di halaman 1dari 19

Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 1

gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test


(BSLT) secara bioassay

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioassay merupakan analisis atau pengukuran dari sesuatu zat untuk
menentukan keberadaan dan dampaknya . umumnya yang diuji adalah efek
obat dan kadar hormone .pengujiannya boassay merupakan estimasi atau
penentuan konsentrasi atau potensi fisik ,kimia atau zat biologi yang sesuai
dibawah standar set kondisi .dalam bioanalisis respon yang dihasilkan oleh
senyawa uji dibandingkan dengan sampel standar .
Bioassay terutama digunakan untuk standarisasi obat-obatan
vaksin,toksin atau racun ,desinfektan antiseptik dan lain-lain karena ini
semua digunakan atas system biologi dalam beberapa atau bentuk lainya
.pada praktikum ini dilakukan pengujian terhadpa beberapa sampel untuk
mengetahui adanya residu dari antibiotik yang diberikan pada hewan .
Untuk mengetahui suatu tanaman memiliki potensi sebagai antikanker,
maka perlu dilakukan penelitian awal. Salah satu metode awal untuk uji
sitotoksik adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). BSLT merupakan
salah satu metode yang banyak digunakan untuk pencarian senyawa
antikanker baru yang berasal dari tanaman. Metode BSLT telah terbukti
memiliki korelasi dengan aktivitas anti kanker. Selain itu, metode ini juga
mudah dikerjakan, murah, cepat, dan cukup akurat .

Brine shrimp lethality test adalah uji pendahuluan suatu senyawa yang
dimana memiliki keuntungan yaitu hasil yang diperoleh lebih cepat (24 jam),
dan merupakan salah satu metode yang murah, mudah dan sederhana untuk
skrining bioaktivitas. Yang sering diasosiasikan sebagai uji aktivitas anti
tumor dan anti kanker

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 2
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana cara
menentukan nilai toksisitas ekstrak Jarak Merah (Jatropha gossypifolia)
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) secara bioassay.
C. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan nilai toksisitas ekstrak
Jarak Merah (Jatropha gossypifolia) menggunakan metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT) secara bioassay..
D. Manfaat Percobaan
Agar mahasiswa mampu memberikan informasi cara menentukan nilai
toksisitas ekstrak Jarak Merah (Jatropha gossypifolia) menggunakan metode
Brine Shrimp Lethality Test BSLT.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) adalah metode menguji
aktivitas suatu senyawa menggunakan hewan uji berupa larva udang
Artemia salina Leach. Metoda ini telah digunakan sejak 1956 untuk berbagai
pengamatan bioaktivitas antara lain untuk mengetahui residu pestisida,
anestetik lokal, senyawa turunan morfin, mikotoksin, karsinogenesitas suatu

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 3
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

senyawa (Meyer, 1982). Metode ini merupakan bioassay yang cepat, murah,
dapat dipercaya dan hasil yang diperoleh sering dihubungkan dengan
aktivitas sitotoksik yang merupakan syarat utama obat-obat antitumor.
Sementara, hasil ekstraksi dengan metode yang berbeda juga akan
menghasilkan ekstrak yang berbeda Berdasarkan alasan yang telah diuraikan,
maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh metode ekstraksi rimpang
cabang temulawak terhadap toksisitas larva A. salina dengan uji BSLT (peron
2011).
Pemakaian bahan alam sebagai obat tradisonal dimasyarakat dijamin
keamanannya oleh pemerintah dengan mengimplementasikanya dalam
permenkes No.760/MenKes/per/IX/1992,tentang obat tradisonal dan
fitofarma,setiap bahan alam harus melewati beberapa tahapan meliputi uji
farmakologi eksperimental ,uji toksistas ,uji klinis ,uji kualitas dan pengujian
lain sesuai persyaratan yang berlaku demi menjamin keamanan masyarakat
dalam mengkonsumsinya (sumali,2016)
Lazimnya setiap penelitian bahan alam yang diduga berpotensi
sebagai obat maupun secara empiris telah digunakan masyarakat sebagai
obat, diawali dengan uji pre-klinis toksisitas untuk memprediksi tingkat
keamanannya, kemudian dilanjutkan dengan uji farmakologi lainnya.
Metode uji toksisitas dapat dilakukan secara in vitro maupun in vivo.Salah
satu metode toksisitas in vitro yang sering digunakan adalah metode Brine
Shrimp Letality Test (BSLT). Metode BSLT merupakan salah satu cara yang
cepat dan murah untuk skrining toksisitas dari ekstrak tanaman dengan
menggunakan hewan laut yaitu larva udang Artemia salina Leach (Meyer et
al.,1982). Uji toksisitas dengan metode BSLT ini memiliki spektrum
aktivitas farmakologi yang luas, prosedurnya sederhana, cepat dan tidak
membutuhkan biaya yang besar, serta hasilnya dapat dipercaya. Di samping
itu, metode ini sering dikaitkan dengan metode penapisan senyawa
antikanker. Dengan alasan-alasan tersebut, maka uji ini sangat tepat
digunakan dalam mengawali penelitian bahan alam (frengki,2014).

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 4
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

LC50 adalah konsentrasi dari suatu senyawa kimia di udara atau dalam air
yang dapat menyebabkan 50% kematian pada suatu populasi hewan uji atau
makhluk hidup tertentu. Penggunaan LC50 dimaksudkan untuk pengujian
ketoksikan dengan perlakuan terhadap hewan uji secara berkelompok yaitu
pada saat hewan uji dipaparkan suatu bahan kimia melalui udara maka hewan
uji tersebut akan menghirupnya atau percobaan toksisitas dengan media air.
Nilai LC50 dapat digunakan untuk menentukan tingkat efek toksik suatu
senyawa sehingga dapat juga untuk memprediksi potensinya sebagai
antikanker(lamek,2014).

BAB III
METODE KERJA

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 29 Desember


2016, Pukul 08.00-11.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Farmasi,
Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 5
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:


- Botol vial
- Batang pengaduk
- Gelas kimia 100 ml, 500 ml
- Gelas ukur 50 ml, 100 ml, 250 ml
- Labu takar 50 ml, 100 ml
- Pipet tetes
- Spatula
- Timbangan analitik
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Air laut
- Aquades
- Ekstrak batang jatropha
- Etanol
- Larva udang
- Tissue

C. Uraian Bahan

1. Aquades (Ditjen POM, 1979 : 96)

Nama Resmi : Aqua Destillata

Nama Lain : Aquades, Air Suling

Rumus Molekul : H2O

Gambar Struktur :

O
H H

Berat Molekul : 18,02

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 6
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan : Pelarut.

2. Etanol (Ditjen POM, 1979 : 65)

Nama Resmi : Aethanolum

Nama Lain : Alkohol, etanol

Rumus Molekul : C2H5OH

Berat Molekul : 46,07

Gambar Struktru :

H H

H C C OH

H H

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah

terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak

berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P,

dan dalam eter P

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 7
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api

Kegunaan : Antiseptik

D. Uraian Hewan Coba


1. Klasifikasi Larva Udang (Mudjiman, 1998)
Filum : Arthopoda
Divisio : Crustaceae
Subdivisio : Branchiopoda
Ordo : Anostraca
Famili : Artemiidae
Genus : Artemia
Species : Artemia salina
2. Morfologi hewan coba (Mudjiman, 1998)
Udang (Artemia salina) mengalami beberapa fase hidup, tetapi
secara jelas dapat dilihat dalam tiga bentuk yang sangat berlainan, yaitu
bentuk telur, larva (nauplii) dan artemia dewasa. Telur yang baru dipanen
dari alam berbentuk bulat dengan ukuran 0,2-0,3 mm. Telur yang menetas
akan berubah menjadi larva. Telur yang baru menetas ini berukuran kurang
lebih 300 . Dalam pertumbuhannya larva mengalami 15 kali perubahan
bentuk yang merupakan satu tingkatan hidup, setelah itu berubah menjadi
artemia dewasa.
Waktu yang diperlukan sampai menjadi artemia dewasa umumnya
sekitar 2 minggu. Berbentuk silinder dengan panjang 12-15 mm. Tubuh
terbagi atasl bagian kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala terdapat 2
tangkai mata, 2 antena dan dua antenula. Dada terbagi atas 12 segmen
yang masing-masing mempunyai sepasang kaki renang. Perut ternagi atas
8 segmen. Dapat hidup dalam air dengan suhu 25 o-30oC dan pH sekitar 8-
9.
3. Uraian Tentang Larva (Mudjiman, 1998)

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 8
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

Telur-telur yang kering direndam dalam air laut yang bersuhu 25 oC


akan menetas dalam waktu 24-36 jam. Dari dalam cangkangnya keluarlah
burayak (larva) yang juga dikenal dengan istilah nauplius. Dalam
perkembangan selanjutnya, burayak akan mengalami 15 kali perubahan
bentuk (metamorfosis). Burayak tingkat I dinamakan instar, tingkat II
instar II, tingkat III Instar III, demikian seterusnya sampai Instar XV.
Setelah itu berubahlah mereka menjadi artemia dewasa.
Burayak yang baru saja menetas masih dalam tingkat Instar I
bentuknya bulat lonjong dengan panjang sekitar 400 mikron (0,4 mm) dan
beratnya 15 mikrogram. Warnanya kemerah-merahan karena masih banyak
mengandung makanan cadangan. Oleh karena itu, mereka masih belum
perlu makanan.
Anggota badannya terdiri dari sungut kecil (antenula atau antena I
dan sepasang sungut besar (antenna II). Dibagian depan diantara kedua
sungut kecilnya terdapat bintik merah yang tidak lain adalah mata
naupliusnya (oselus). Dibelakang sungut besar terdapat sepasang
mandibula (rahang) dan rudimenter kecil. Sedangkan dibagian perur
(ventral) sebelah depan terdapatlah labrum.
Pada pangkal sungut besar (antena II) terdapat bangunan seperti
duri yang menghadap ke belakang (gnotobasen seta) bangunan ini
merupakan cirri khusus untuk membedakan burayak instar I, instar II dan
instar III. Pada burayak instar I (baru menetas) gnotobasen setanya masih
belum berbulu dan juga belum bercabang.
Sekitar 24 jam setelah menetas, burayak akan berubah menjadi
instar II. Lebih lama lagi akan berubah menjadi instar III.Pada tingkatan II,
gnotobasen setanya sudah berbulu tapi masih belum bercabang.
Sedangkan pada instar III, selain berbulu gnotobasen seta tersebut sudah
bercabang II.
Pada tingkatan instar II, burayak mulai mempunyai mulut, saluran
pencernaan dan dubur. Oleh karena itu, mereka mulai mencari makan,
bersamaan dengan itu, cadangan makanannya juga sudah mulai habis.
Pengumpulan makanannya dengan cara menggerak-gerakkan antena II-

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 9
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

nya. Selain itu untuk mengumpulkan makanan antena II juga berfungsi


untuk bergerak. Tubuh instar II dan instar III sudah lebih panjang dari
instar I.
Pada tingkatan selanjutnya, disebelah kanan dan kiri mata nauplius
mulai terbentuk sepasang mata majemuk. Mula-mula masih belum
bertangkai. Kemudian secara berangsur-angsur berubah menjadi
bertangkai. Selain itu, dibagian samping badannya (kanan dan kiri) juga
berangsur-angsur tumbuh tunas kakinya (torakopada). Mula-mula tumbuh
dibagian depan kemudian berturut-turut disusul oleh bagian-bagian yang
lebih ke belakang. Setelah menjadi instar XV, kakinya sudah lengkap
sebanyak 11 pasang, maka berakhirlah masa burayak, dan berubah
menjadi artemia dewasa.

E. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Jarak Merah (Jatropha gossypifolia L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphobiales

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 10
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

Family : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha
gossypifolia L.
2. Morfologi Tanaman
Jarak merah (Jatropha
gossypifolia) tergolong kedalam
kelompok tanaman berdaun tidak lengkap. Hal ini karena pada bagian
daunnya hanya memiliki petiolus (tangkai daun) dan lamina (helaian
daun), tanpa memiliki vagina (pelepah daun). Circumscriptio atau
bangun daunnya berbentuk orbicularis (bulat). Dikatakan memiliki
bangun daun berbentuk orbicularis karena pada perbandingan panjang
dan lebar, jarak merah yaitu 1 : 1. Memiliki intervenium (daging daun)
yaitu tipis lunak (herbaceus). Pada bagian margo folii, daunnya
bergerigi (serratus). Pada bagian apex folii, daunnya meruncing
(acuminatus). Karena pada titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan ujung daun yang berbentuk runcing
(acutus), dan ujung daun nampak sempit memanjang dan runcing.
Bagian basis foliinya berlekuk (emarginatus), hal ini ditemukan
pada daun-daun bangun jantung, ginjal, dan anak panah. Permukaan
daunnya yaitu gundul (gleber). Susunan tulang-tulang daun (nervatio)
dari jarak merah adalah menjari (palminervis). Dikatakan menjari,
karena dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar,
memperlihatkan susunan jari-jari seperti tangan

F. Prosedur Kerja

Ekstrak Kental Batang Jarak Merah


(Jatropha gossypifolia L.)

- Ditimbang 0,5 gram


- Dilarutkan dalam aquades 500 ml

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 11
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

- Diencerkan untuk dibuat beberapa


konsentrasi (4.000 ppm, 2.000 ppm, 1.000
ppm, 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 100
ppm, 50 ppm, 25 ppm, 12,5 ppm) dalam 50
ml
- Dimasukkan kedalam botol vial secukupnya
- Dikeringkan
- Dicukupkan 10 mL dengan air laut
- Dimasukkan 10 ekor larva Artemia salina L
- Didiamkan 24 jam
- Dihitung berapa jumlah larva yang mati
- Dihitung LC50 nya
Hasil Pengamatan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Mortalitas Rata-rata %
Konsemtrasi Botol I Botol II Botol III
Mortalitas
(mg/L
4000 7 8 8 8 80
2000 8 7 7 7 70
1000 7 7 7 7 70

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 12
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

500 7 5 6 6 60
250 6 4 5 5 50
125 5 5 5 5 50
100 4 4 4 4 40
50 3 4 3 3 30
25 3 3 3 3 30
12.5 4 3 2 3 30
Catatan : 1 ppm = 1 mg/L

2. Perhitungan LC50

Probability Plot for Mortalitas


Normal - 95% CI
Probit Data - ML Estimates
99
Table of Statistics
Mean 933,086
95 StDev 2741,49
90 Median 933,086
IQR 3698,22
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10
5

1
-10000 -5000 0 5000 10000
Konsentrasi

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 13
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

LC50
100
f(x) = 0.01x + 41.54
50 R = 0.66
Mortalitas

0
0 500 10001500200025003000350040004500
Konsentrasi

Nilai LC50 yaitu pada konsentrasi 12,5 mg/L = 3


y =3
3 = 0,011x + 41,53
0,011x = 41,53 3
0,011x = 38,53
x = 38,53 / 0,011 = 3502
Sehingga nilai LC50 = antilog x = antilog 3502 = mg/L
3. Perhitungan Konsentrasi
- Konsentrasi 4000 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 4000.50
4000.50
x = 1000

x = 200 ml
- Konsentrasi 2000 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 2000.50
2000.50
x = 1000

x = 100 ml
- Konsentrasi 1000 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 1000.50
1000.50
x = 1000

x = 50 ml
- Konsentrasi 500 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 500.50
500.50
x = 1000

x = 25 ml
- Konsentrasi 250 ppm, 50 ml

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 14
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

1000 ppm . x = 250.50


250.50
x = 1000

x = 12,5 ml
- Konsentrasi 125 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 125.50
125.50
x = 1000

x = 6.25 ml
- Konsentrasi 100 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 100.50
100.50
x = 1000

x = 5 ml
- Konsentrasi 50 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 4000.50
50.50
x = 1000

x = 2,5 ml
- Konsentrasi 25 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 4000.50
25.50
x = 1000

x = 1,25 ml
- Konsentrasi 12,5 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 4000.50
12,5.50
x = 1000

x = 0,625 ml
4. Perhitungan % Mortalitas

Jumlah larvamati
x 100
% Mortalitas = Jumlah larvauji

- Konsentrasi 4000 ppm


8
x 100
% Mortalitas = 10

= 80 %
- Konsentrasi 2000 ppm

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 15
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

7
x 100
% Mortalitas = 10

= 70 %
- Konsentrasi 1000 ppm
7
x 100
% Mortalitas = 10

= 70 %
- Konsentrasi 500 ppm
6
x 100
% Mortalitas = 10

= 60 %
- Konsentrasi 250 ppm
5
x 100
% Mortalitas = 10

= 50 %
- Konsentrasi 125 ppm
5
x 100
% Mortalitas = 10

= 50 %

- Konsentrasi 100 ppm


4
x 100
% Mortalitas = 10

= 40 %
- Konsentrasi 50 ppm
3
x 100
% Mortalitas = 10

= 30 %
- Konsentrasi 25 ppm
3
x 100
% Mortalitas = 10

= 30 %
- Konsentrasi 12,5 ppm
3
x 100
% Mortalitas = 10

= 30 %

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 16
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

B. Pembahasan
Uji BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) merupakan uji toksisitas yang
digunakan sebagai uji permulaan untuk mengetahui aktivitas dari suatu zat
atau senyawa yang terkandung dalam suatu ekstrak atau suatu isolat
murni.prinsip pada praktikum ini adalah Uji toksisitas dengan metode Brine
Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva udang (Artemia salina) dengan
menggunakan Ekstrak Jarak merah (Jatropha gossypifolia). Setelah 24 jam
dilakukan pengamatan terhadap jumlah larva .
Uji toksisitas dengan metode BSLT ini merupakan uji toksisitas akut
dimana efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat, yaitu
rentang waktu selama 24 jam setelah pemberian dosis uji. Prosedurnya dengan
menentukan nilai LC50 dari aktivitas komponen aktif tanaman terhadap larva
Artemia salina Leach. Suatu ekstrak dikatakan toksik berdasarkan metode
BSLT jika harga LC < 1000 ppm.
Berdasarkan praktikum kali ini larva udang yang digunakan adalah jenis
Artemia salina yang telah berumur 48 jam dan proses pembenihan telur udang
yang digunakan adalah sebanyak 10 ekor udang dan dimasukkan dalam air
garam dengan kadar 10 mL dengan air laut . hal ini dilakukan sebagai simulasi
dari habitat asli udang yaitu air laut.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan Adapun ekstrak yang digunakan
adalah Jarak merah (Jatropha gossypifolia) yang dibuat larutan dengan
konsentrasi yang berbeda beda yaitu mulai dari 4000,2000,1000,500,250,125,
100,50,25, dan 12,5 ppm. Hal ini bertujuan untuk mengetahui LC 50 dari
masing - masing ekstrak tersebut dengan berbagai konsentrasi.
berdasarkan perlakuan yang sama yaitu larutan ekstrak yang
dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 10 buah larva dengan 10 ml

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 17
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

larutan (9 ml air garam dan ekstrak sebanyak 1 ml). Adapun untuk ekstrak
Jarak merah (Jatropha gossypifolia) menunjukkan hasil bahwa dengan
naiknya konsentrasi maka larva udang yang mati semakin banyak.
Probalilitas adalah suatu nilai yang dugunakan untuk mengukur tingkat
terjadinya suatu kejadian ajak Nilai dari probabilitas berkisar antara 0 dan 1.
Semakin dekat nilai. probabilitas ke nilai 0, semakin kecil kemungkinan suatu
kejadian akan terjadi. Sebaliknya semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1
semakin besar peluang suatu kejadian akan terjadi.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 18
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan ,maka dapat


disimpulkan bahwa Semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin banyak larva
udang yang mati.

B. Saran

Sebaiknya dalam pengerjaan praktikum ini tetap dilakukan secara


aseptik dan dengan ketelitian tinggi agar tidak ada mikroorganisme yang
tidak diharapkan tumbuh.

Daftar Pustaka
Badan Standarisasi Nasional (BSN) 2007. SNI 01-2705-2005. Udang Beku.
Dewan Standarisasi Nasional DSN. Jakarta.
Barus tonel,marpaung lamek dan simanjuntak patomuan ,2014,uji toksisitas
ekstrak daun (my ristica fragrans houtt) dengan metode brine shrip

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
Uji toksisitas akut ekstrak metanol batang jarak merah (jatropa 19
gossypifolia L. ) dengan metode brine shrimp lethality test
(BSLT) secara bioassay

lethality test (BSLT) Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN:


978-602-19421-0-9 .
Ditjen POM ( 1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:Departemen
Kesehatan RI. Hal. 15, 746, 748.
Ditjen POM ( 1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan R.I. Hal. 450-451, 1124, 1144, 1165, 1210.
Muaja D ,arter.koleangaan ,j,harry.,dan max R,j runtuwene .2013.uji tiksisitas
dengan metode BSLT dan analisis kandungan fitokimia ekstrak daun
soyogik (saurauia bracteosa DC ) dengan metode soxhletasi.jurnal mipa
unstrat online 2(2)115-118.

kandono,s,broto,l.wiryowidagdo sumali. Dan lisdawati vivi,2006.brine shrimp


lethality test (BSLT) dari berbagai fraksi ekstrak daging buah dan kulit
biji mahkota dewa(phaleria macrocarpa).bul. panel. kesehatan.
vol.34.no.3.111-118.

pertiwi dewi ,waty rosly,dan frengky,2014,uji toksisitas ekstrak etanol sarang


semut lokal aceh (mymercodia sp.) dengan metode bslt terhadap larva
udang artemia salina leach . Jurnal Medika Veterinaria.Vol. 8 No. 1,
Feb.

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067

Anda mungkin juga menyukai