BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioassay merupakan analisis atau pengukuran dari sesuatu zat untuk
menentukan keberadaan dan dampaknya . umumnya yang diuji adalah efek
obat dan kadar hormone .pengujiannya boassay merupakan estimasi atau
penentuan konsentrasi atau potensi fisik ,kimia atau zat biologi yang sesuai
dibawah standar set kondisi .dalam bioanalisis respon yang dihasilkan oleh
senyawa uji dibandingkan dengan sampel standar .
Bioassay terutama digunakan untuk standarisasi obat-obatan
vaksin,toksin atau racun ,desinfektan antiseptik dan lain-lain karena ini
semua digunakan atas system biologi dalam beberapa atau bentuk lainya
.pada praktikum ini dilakukan pengujian terhadpa beberapa sampel untuk
mengetahui adanya residu dari antibiotik yang diberikan pada hewan .
Untuk mengetahui suatu tanaman memiliki potensi sebagai antikanker,
maka perlu dilakukan penelitian awal. Salah satu metode awal untuk uji
sitotoksik adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). BSLT merupakan
salah satu metode yang banyak digunakan untuk pencarian senyawa
antikanker baru yang berasal dari tanaman. Metode BSLT telah terbukti
memiliki korelasi dengan aktivitas anti kanker. Selain itu, metode ini juga
mudah dikerjakan, murah, cepat, dan cukup akurat .
Brine shrimp lethality test adalah uji pendahuluan suatu senyawa yang
dimana memiliki keuntungan yaitu hasil yang diperoleh lebih cepat (24 jam),
dan merupakan salah satu metode yang murah, mudah dan sederhana untuk
skrining bioaktivitas. Yang sering diasosiasikan sebagai uji aktivitas anti
tumor dan anti kanker
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana cara
menentukan nilai toksisitas ekstrak Jarak Merah (Jatropha gossypifolia)
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) secara bioassay.
C. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan nilai toksisitas ekstrak
Jarak Merah (Jatropha gossypifolia) menggunakan metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT) secara bioassay..
D. Manfaat Percobaan
Agar mahasiswa mampu memberikan informasi cara menentukan nilai
toksisitas ekstrak Jarak Merah (Jatropha gossypifolia) menggunakan metode
Brine Shrimp Lethality Test BSLT.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) adalah metode menguji
aktivitas suatu senyawa menggunakan hewan uji berupa larva udang
Artemia salina Leach. Metoda ini telah digunakan sejak 1956 untuk berbagai
pengamatan bioaktivitas antara lain untuk mengetahui residu pestisida,
anestetik lokal, senyawa turunan morfin, mikotoksin, karsinogenesitas suatu
senyawa (Meyer, 1982). Metode ini merupakan bioassay yang cepat, murah,
dapat dipercaya dan hasil yang diperoleh sering dihubungkan dengan
aktivitas sitotoksik yang merupakan syarat utama obat-obat antitumor.
Sementara, hasil ekstraksi dengan metode yang berbeda juga akan
menghasilkan ekstrak yang berbeda Berdasarkan alasan yang telah diuraikan,
maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh metode ekstraksi rimpang
cabang temulawak terhadap toksisitas larva A. salina dengan uji BSLT (peron
2011).
Pemakaian bahan alam sebagai obat tradisonal dimasyarakat dijamin
keamanannya oleh pemerintah dengan mengimplementasikanya dalam
permenkes No.760/MenKes/per/IX/1992,tentang obat tradisonal dan
fitofarma,setiap bahan alam harus melewati beberapa tahapan meliputi uji
farmakologi eksperimental ,uji toksistas ,uji klinis ,uji kualitas dan pengujian
lain sesuai persyaratan yang berlaku demi menjamin keamanan masyarakat
dalam mengkonsumsinya (sumali,2016)
Lazimnya setiap penelitian bahan alam yang diduga berpotensi
sebagai obat maupun secara empiris telah digunakan masyarakat sebagai
obat, diawali dengan uji pre-klinis toksisitas untuk memprediksi tingkat
keamanannya, kemudian dilanjutkan dengan uji farmakologi lainnya.
Metode uji toksisitas dapat dilakukan secara in vitro maupun in vivo.Salah
satu metode toksisitas in vitro yang sering digunakan adalah metode Brine
Shrimp Letality Test (BSLT). Metode BSLT merupakan salah satu cara yang
cepat dan murah untuk skrining toksisitas dari ekstrak tanaman dengan
menggunakan hewan laut yaitu larva udang Artemia salina Leach (Meyer et
al.,1982). Uji toksisitas dengan metode BSLT ini memiliki spektrum
aktivitas farmakologi yang luas, prosedurnya sederhana, cepat dan tidak
membutuhkan biaya yang besar, serta hasilnya dapat dipercaya. Di samping
itu, metode ini sering dikaitkan dengan metode penapisan senyawa
antikanker. Dengan alasan-alasan tersebut, maka uji ini sangat tepat
digunakan dalam mengawali penelitian bahan alam (frengki,2014).
LC50 adalah konsentrasi dari suatu senyawa kimia di udara atau dalam air
yang dapat menyebabkan 50% kematian pada suatu populasi hewan uji atau
makhluk hidup tertentu. Penggunaan LC50 dimaksudkan untuk pengujian
ketoksikan dengan perlakuan terhadap hewan uji secara berkelompok yaitu
pada saat hewan uji dipaparkan suatu bahan kimia melalui udara maka hewan
uji tersebut akan menghirupnya atau percobaan toksisitas dengan media air.
Nilai LC50 dapat digunakan untuk menentukan tingkat efek toksik suatu
senyawa sehingga dapat juga untuk memprediksi potensinya sebagai
antikanker(lamek,2014).
BAB III
METODE KERJA
C. Uraian Bahan
Gambar Struktur :
O
H H
mempunyai rasa
Kegunaan : Pelarut.
Gambar Struktru :
H H
H C C OH
H H
berasap.
Kegunaan : Antiseptik
E. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Jarak Merah (Jatropha gossypifolia L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphobiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha
gossypifolia L.
2. Morfologi Tanaman
Jarak merah (Jatropha
gossypifolia) tergolong kedalam
kelompok tanaman berdaun tidak lengkap. Hal ini karena pada bagian
daunnya hanya memiliki petiolus (tangkai daun) dan lamina (helaian
daun), tanpa memiliki vagina (pelepah daun). Circumscriptio atau
bangun daunnya berbentuk orbicularis (bulat). Dikatakan memiliki
bangun daun berbentuk orbicularis karena pada perbandingan panjang
dan lebar, jarak merah yaitu 1 : 1. Memiliki intervenium (daging daun)
yaitu tipis lunak (herbaceus). Pada bagian margo folii, daunnya
bergerigi (serratus). Pada bagian apex folii, daunnya meruncing
(acuminatus). Karena pada titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan ujung daun yang berbentuk runcing
(acutus), dan ujung daun nampak sempit memanjang dan runcing.
Bagian basis foliinya berlekuk (emarginatus), hal ini ditemukan
pada daun-daun bangun jantung, ginjal, dan anak panah. Permukaan
daunnya yaitu gundul (gleber). Susunan tulang-tulang daun (nervatio)
dari jarak merah adalah menjari (palminervis). Dikatakan menjari,
karena dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar,
memperlihatkan susunan jari-jari seperti tangan
F. Prosedur Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Mortalitas Rata-rata %
Konsemtrasi Botol I Botol II Botol III
Mortalitas
(mg/L
4000 7 8 8 8 80
2000 8 7 7 7 70
1000 7 7 7 7 70
500 7 5 6 6 60
250 6 4 5 5 50
125 5 5 5 5 50
100 4 4 4 4 40
50 3 4 3 3 30
25 3 3 3 3 30
12.5 4 3 2 3 30
Catatan : 1 ppm = 1 mg/L
2. Perhitungan LC50
60
50
40
30
20
10
5
1
-10000 -5000 0 5000 10000
Konsentrasi
LC50
100
f(x) = 0.01x + 41.54
50 R = 0.66
Mortalitas
0
0 500 10001500200025003000350040004500
Konsentrasi
x = 200 ml
- Konsentrasi 2000 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 2000.50
2000.50
x = 1000
x = 100 ml
- Konsentrasi 1000 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 1000.50
1000.50
x = 1000
x = 50 ml
- Konsentrasi 500 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 500.50
500.50
x = 1000
x = 25 ml
- Konsentrasi 250 ppm, 50 ml
x = 12,5 ml
- Konsentrasi 125 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 125.50
125.50
x = 1000
x = 6.25 ml
- Konsentrasi 100 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 100.50
100.50
x = 1000
x = 5 ml
- Konsentrasi 50 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 4000.50
50.50
x = 1000
x = 2,5 ml
- Konsentrasi 25 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 4000.50
25.50
x = 1000
x = 1,25 ml
- Konsentrasi 12,5 ppm, 50 ml
1000 ppm . x = 4000.50
12,5.50
x = 1000
x = 0,625 ml
4. Perhitungan % Mortalitas
Jumlah larvamati
x 100
% Mortalitas = Jumlah larvauji
= 80 %
- Konsentrasi 2000 ppm
7
x 100
% Mortalitas = 10
= 70 %
- Konsentrasi 1000 ppm
7
x 100
% Mortalitas = 10
= 70 %
- Konsentrasi 500 ppm
6
x 100
% Mortalitas = 10
= 60 %
- Konsentrasi 250 ppm
5
x 100
% Mortalitas = 10
= 50 %
- Konsentrasi 125 ppm
5
x 100
% Mortalitas = 10
= 50 %
= 40 %
- Konsentrasi 50 ppm
3
x 100
% Mortalitas = 10
= 30 %
- Konsentrasi 25 ppm
3
x 100
% Mortalitas = 10
= 30 %
- Konsentrasi 12,5 ppm
3
x 100
% Mortalitas = 10
= 30 %
B. Pembahasan
Uji BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) merupakan uji toksisitas yang
digunakan sebagai uji permulaan untuk mengetahui aktivitas dari suatu zat
atau senyawa yang terkandung dalam suatu ekstrak atau suatu isolat
murni.prinsip pada praktikum ini adalah Uji toksisitas dengan metode Brine
Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva udang (Artemia salina) dengan
menggunakan Ekstrak Jarak merah (Jatropha gossypifolia). Setelah 24 jam
dilakukan pengamatan terhadap jumlah larva .
Uji toksisitas dengan metode BSLT ini merupakan uji toksisitas akut
dimana efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat, yaitu
rentang waktu selama 24 jam setelah pemberian dosis uji. Prosedurnya dengan
menentukan nilai LC50 dari aktivitas komponen aktif tanaman terhadap larva
Artemia salina Leach. Suatu ekstrak dikatakan toksik berdasarkan metode
BSLT jika harga LC < 1000 ppm.
Berdasarkan praktikum kali ini larva udang yang digunakan adalah jenis
Artemia salina yang telah berumur 48 jam dan proses pembenihan telur udang
yang digunakan adalah sebanyak 10 ekor udang dan dimasukkan dalam air
garam dengan kadar 10 mL dengan air laut . hal ini dilakukan sebagai simulasi
dari habitat asli udang yaitu air laut.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan Adapun ekstrak yang digunakan
adalah Jarak merah (Jatropha gossypifolia) yang dibuat larutan dengan
konsentrasi yang berbeda beda yaitu mulai dari 4000,2000,1000,500,250,125,
100,50,25, dan 12,5 ppm. Hal ini bertujuan untuk mengetahui LC 50 dari
masing - masing ekstrak tersebut dengan berbagai konsentrasi.
berdasarkan perlakuan yang sama yaitu larutan ekstrak yang
dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 10 buah larva dengan 10 ml
larutan (9 ml air garam dan ekstrak sebanyak 1 ml). Adapun untuk ekstrak
Jarak merah (Jatropha gossypifolia) menunjukkan hasil bahwa dengan
naiknya konsentrasi maka larva udang yang mati semakin banyak.
Probalilitas adalah suatu nilai yang dugunakan untuk mengukur tingkat
terjadinya suatu kejadian ajak Nilai dari probabilitas berkisar antara 0 dan 1.
Semakin dekat nilai. probabilitas ke nilai 0, semakin kecil kemungkinan suatu
kejadian akan terjadi. Sebaliknya semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1
semakin besar peluang suatu kejadian akan terjadi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Badan Standarisasi Nasional (BSN) 2007. SNI 01-2705-2005. Udang Beku.
Dewan Standarisasi Nasional DSN. Jakarta.
Barus tonel,marpaung lamek dan simanjuntak patomuan ,2014,uji toksisitas
ekstrak daun (my ristica fragrans houtt) dengan metode brine shrip