Anda di halaman 1dari 52

1

Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada


daging dan telur secara bioassay

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioassay merupakan analisis atau pengukuran dari sesuatu zat untuk
menentukan keberadaan dan dampaknya. umumnya yang diuji adalah efek
obat dan kadar hormon.pengujiannya boassay merupakan estimasi atau
penentuan konsentrasi atau potensi fisik ,kimia atau zat biologi yang sesuai
dibawah standar set kondisi .dalam bioanalisis respon yang dihasilkan oleh
senyawa uji dibandingkan dengan sampel standar .
Bioassay terutama digunakan untuk standarisasi obat-obatan vaksin,toksin
atau racun ,desinfektan antiseptik dan lain-lain karena ini semua digunakan
atas sistem biologi dalam beberapa atau bentuk lainya .pada praktikum ini
dilakukan pengujian terhadpa beberapa sampel untuk mengetahui adanya
residu dari antibiotik yang diberikan pada hewan .
Secara biologis kerusakan pada telur disebabkan oleh mikroorganisme
diantaranya adalah bakteri. Masuknya bakteri ke dalam telur setelah telur
berada di luar tubuh induknya,misalnya berasal dari kotoran yang menempel
pada kulit telur. Kotoran diantaranya adalah feses, tanah, atau suatu bahan
yang banyak mengandung bakteri perusak. Bakteri ini masuk ke dalam telur
melalui kulit telur yang retak atau menembus kulit ketika lapisan tipis protein
yang menutupi kulit telur telah rusak,dan lubang-lubang kecil yang terdapat
pada permukaan telur yang disebut pori-pori sehingga menyebabkan
kerusakan pada telur.

Penggunaan antibiotik tentu sangat dipertimbangkan dalam ransum.


Dampak negatif tersebut membuat antibiotik sudah tidak digunakan lagi di
beberapa negara. Penggunaan antibiotik dalam ransum dialihkan dengan
suatu produk yang lebih bermanfaat yaitu dengan pemberian probiotik dalam
ransum.Probiotik sendiri dapat diartikan sebagai sejumlah mikroorganisme
yang di aplikasikan secara oral kedalam tubuh ternak dengan tujuan untuk
meningkatkan kesehatan ternak, dan meningkatkan nilai kecernaan dengan
cara memanipulasikan mikroorganisme didalam saluran pencernaan unggas.

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
2
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Penggunaan probiotik ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan


antibiotik, bila antibiotik menimbulkan residu dalam telur yang dihasilkan,
namun penggunaan probiotik tidak menimbulkan residu didalam telur.Probiot
ik banyak mengandung mikroorganisme yang mampu melawan mikroorganis
me patogen.
Pemberian probiotik dapat meningkatkan kualitas telur terutama pada
kekentalan albumin. Namun,saat ini probiotik yang digunakan berasal dari
probiotik impor. Probiotik impor memiliki kekurangan seperti harganya
mahal dan mikroba yang terkandung didalam probiotik kurang beradaptasi
dengan baik terhadap kondisi lingkungan di Indonesia,sehingga diperlukan
suatu alternatif untuk menangani masalah tersebut. Salah satunya yaitu
dengan penggunaan probiotik dari mikroba lokal
Antibiotik dipakai secara luas dalam industri peternakan dengan tujuan
untuk pengobatan ,sehingga dapat mengembalikan kondisi ternak menjadi
normal kembali (sehat) dewasa ini kebutuhan pangan hewan tidak terbatas
pada kwantitas tetapi lebih dipertimbangkan dari segi kualitasnya bergisi
tinggi dan aman pangan asal hewan dapat mengandung bahaya biologis dan
kimia .salah satunya adalah residu antibiotik dalam pangan dapat mengancam
kesehatan masyarakat.

Metode uji tapis (screening test) merupakan suatu cara pengujian


untuk mendeteksi kandungan residu antibiotika secara kualitatif sesuai
dengan batas deteksi tertentu pada daging dan telur pengujian bioassay pada
praktikum ini merupakan suatu pengujian yang menggunakan organism
bakteri bacillus subtillis ATCC 6633 untuk mendeteksi senyawa antibiotik
yang masih aktif .

B. Rumusan Masalah

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
3
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Rumusan masalah yang terdapat dalam prcobaan ini yaitu bagaimana cara
mengetahui sampel daging dan telur mengandung residu antibiotik?
C. Tujuan
Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui sampel daging dan telur
mengandung residu antibiotik.
D. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini yaitu mampu menberikan informasi terkait
bahan makan asal hewan berupa daging maupun telur yang mengandung
residu antibiotik.

BAB II

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
4
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Produksi senyawa antibiotik baru penghambat/pembunuh mikrobia eu-
kariot patogen.Selain sulitnya menemukan antibiotik baru juga sulit
memproduksinya . Beberapa medium dan kondisi optimal yang cocok perlu
dicoba untuk penghasilan antibiotik. Beberapa faktor substrat berpengaruh
terhadap mekanisme biosintesis antibiotik yang bersangkutan,misalnya sumbe
karbon (C), nitrogen (N) dan beberapa vitamin (margino,2008).
Berdasarkan struktur kimianya, antibiotika dapat digolongkan menjadi
beberapa golongan, yaitu golongan -laktam seperti penisilin, ampisilin,
golongan aminoglikosida seperti gentamisin, streptomisin,golongan
tetrasiklin seperti tetrasiklin,oksitetrasiklin, golongan makrolida seperti tilosin,
tilmikosin,golongan peptide seperti basitrasin,colostin golongan polieter
seperti salinomisin,monensin dan golongan kloramfenikol contohnya seperti
kloramfenikol, tiamfenikol. Berdasarkan daya kerja antibiotik dapat
digolongkan menjadi 2 sifat, yaitu bersifat kemampuan spektrum luas (Broad
Spectrum), yang artinya antibiotika memiliki kemampuan melawan sejumlah
besar bakteri patogen (daya kerja luas). Sebagai contoh dalam golongan ini
adalah tetrasiklin. Kemudian sifat lainnya adalah spektrum sempit (Narrow
Spectrum), yang artinya antibiotika memiliki daya kerja sempit atau spesifik,
misalnya antibiotika penisilin(Yuningsih,2010).
Analisis residu antibiotik dalam makanan asal hewan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode instrumen berbasis kimia, seperti Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT), Spektrofotometri Massa (MS) dan metode
bioassay, seperti mikrobiologi, Enzyme Linked ImmunoSorbent Assay
(ELISA). Metode Bioassay berbasis mikrobiologi memberikan keuntungan
seperti, proses analisis mudah dan ekonomis, karena tidak memerlukan
instrument yang sangat mahal (Daode,2007).

Setiap mikroba akan tumbuh dengan baik di dalam lingkungannya


hanya selama kondisinya menguntungkan bagi pertumbuhan dan untuk

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
5
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

mempertahankan dirinya. Begitu terjadi perubahan fisik atau kimiawi, seperti


misal habisnya nutrient atau terjadinya perubahan radikal dalam hal suhu atau
pH. Adapun faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi viabilitas mikroba
yaitu suhu, atmosfer gas, keasaman dan kebasaan (pH), dan faktor-faktor
lainnya. Bakteri secara makroskopis membentuk koloni berwarna putih krem,
secara mikroskopis sel berbentuk batang dan tersusun streptobasil, Gram
positif. Spora berbentuk oval dan terletak sentral (Noviana dan Budi, 2009).
Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada
tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang
sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu
kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. antbiotik ialah suatu bahan
kimia yang dikeluarkan oleh jasadrenik/hasil sintetis semi-sintetis yang
mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapatmerintangi/memusnahkan
jasad renik lainnya (Widjajanti, 1996).
Terdapat enam marga bakteri penghasil endospora yaitu Bacillus,
Sporolactobacillus, Clostridium, Desulfotomaculum, Sporosarcina,
Thermoactinomycetes.Sebelum digolongkan menjadi enam marga, bakteri
penghasil endospora dibagi menjadi dua kelompok, yaitu termasuk Marga
Bacillus jika merupakan gram positif, dan termasuk marga Clostridium jika
merupakan gram negatif (Hatmanti, 2000).

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
6
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Tempat Dan Waktu Praktikum


Praktikum bioassay ini berlangsung pada hari kamis tanggal 29
desember 2016 di Laboratorium Farmasi ,Jurusan Farmasi ,Fakultas
Farmasi Univesritas Haluoleo Kendari .

B. Alat dan Bahan

1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Autoclave
- Batang pengaduk
- Botol Selai
- Bunsen
- Cawan Petri
- Erlenmeyer 100 ml, 250 ml, 500 ml
- Gelas Kimia 100 ml, 500 ml
- Gelas Ukur 10 ml, 25 ml, 50 ml
- Hot Plate
- Inkubator
- Labu Takar 25 ml, 100 ml, 1000 ml
- LAF (Laminar Air Flow)
- Lumpang dan Alu
- Ose Bulat
- Ose Lurus
- pH meter
- Pipet Mikro
- Pipet Tetes
- Pinset
- Rak Tabung

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
7
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

- Sentrifuge
- Spatula
- Spoit 3 ml, 5 ml, 10 ml
- Tabung Reaksi
- Tabung sentrifuge
- Timbangan analitik
- Vial
- Vortex
- Waterbath
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Agar
- Alkohol 70%
- Aluminium foil
- Aquades
- Aqua Pro Injection (API)
- Daging Ayam
- Daging Kambing
- Daging Sapi
- Ekstrak Beef
- Injeksi Kanamisin
- Kapas
- Kassa
- KH2PO4
- NaCl
- NaCl fisiologis
- Na2HPO4
- Paper Disk
- Pepton
- Spiritus

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
8
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

- Telur Ayam Kampung


- Telur Ayam Ras
- Telur Bebek
- Tissue
C. Uraian Bahan
1. Agar (Ditjen POM, 1979 : 74)
Nama Resmi : Agar
Nama Lain : Agar-agar
Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago
pada lidah
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Bahan pemadat medium
2. Aquades (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Aquades, Air Suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Pelarut
3. Ekstrak Beef (Ditjen POM, 1995 : 1152)
Nama Resmi : Beef Extract
Nama Lain : Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef
Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi
konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi
daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara
merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada
suhu rendah dalam hampa udara sampai

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
9
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa


berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan
sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging,
sedikit asam.
Kelarutan : Larut dalam air dingin
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya
Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan
mikroorganisme
4. Etanol (Ditjen POM, 1979 : 65)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Alkohol, etanol
Rumus Molekul : C2H5OH
Berat Molekul : 46,07
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P,
dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Kegunaan : Antiseptik

5. Pepton (Ditjen POM, 1995 : 1191)


Nama Resmi : Pepton
Pemerian : Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau
khas tidak busuk
Kelarutan : Larut dalam air, memberikan larutan berwarna
coklat kekuningan yang bereaksi asam.
6. Kalium Dihidrogen Fosfat (Ditjen POM, 1979 : 687)

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
10
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Nama Lain : Kalium Bisolfat, Kalium Fosfat Monobasa


RM/BM : KH2PO4/136,086 g/mol
Pemerian : Serbuk hablur putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai bahan pembuat pepton
7. Dinatrium Hidrogen Fosfat (Ditjen POM, 1979 : 227)
Nama Resmi : Dinatrii Hydrogenphosphas
Nama Lain : Dinatrium Hidrogen Fosfat, Natrium Fosfat
RM/BM : Na2HPO4 . 12H2O / 358,14
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, sukar larut dalam etanol
(95%)P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai bahan pembuat medium pepton

8. Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 1979 : 412)

Nama Resmi : Natrii Hydroxydum

Nama Lain : Natrium Hidroksida

RM/BM : NaOH/40,00 g/mol

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping,


kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur; putih, mudah meleleh basah. Sangat
alkalis dan korosif. Segera menyerap
karbondioksida.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
11
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

D. Uraian Obat
1. Kanamycin Sulfat Injeksi (Kanamycini Sulfatis Injection) (Ditjen POM,
1979;334-335)
Kandungan : Injeksi kanamycin sulfat mengandung
kanamycin sulfat. C18H36N4O11 H2SO4
tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Struktur Kimia :

Pemerian : Larutan jernih; tidak berwarna hingga


kuning pucat
Indikasi : Menurut Identifikasi A yang tertera
pada Kanamysin sulfat, menggunakan
sejumlah larutan (l) yang dibuat
sebagai berikut : Encerkan sejumlah
volume injeksi dengan air secukupnya
hingga kadar 2 % b/v.
Keasaman-Kebasahan : pH 4,5 sampai 6,0
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal,
terlindung dari cahaya.

Kanamycin termasuk dalam golongan aminoglikosida.14 Tersusun


atas tiga unit senyawa, yaitu 6-D-glukosamina, 1,3-diamino-4,5,6-
trihidroksi sikloheksana, dan 3-D-glukosamina. Kanamycin memiliki
aktivitas antimikroba untuk gram negatif yang aerob. Kanamycin aktif

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
12
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

terhadap Neisseria sp., Shigella, P. aeruginosa, E.coli, Proteus, dan lain


sebagainya.
Kanamycin bersifat sangat polar sehingga sulit diabsorbsi dalam
saluran cerna, sehingga pemberian kanamycin sebaiknya diberikan secara
parenteral melalui intramuskuler. Kerja dari antibiotik tersebut
menghambat sintesa protein. Resistensi terhadap kanamycin dapat
dikarenakan kegagalan penetrasi obat ke dalam kuman, rendahnya
afinitas obat pada ribosom atau inaktivasi obat oleh enzim kuman.
Kanamycin memiliki ikatan protein yang rendah dan efek samping, yaitu
ototoksik dan nefrotoksik.
D. Uraian Bakteri
1. Klasifikasi bakteri Bacillus Subtilis (Dwidjoseputro. 2005)
Kingdom :Bacteria
Phylum :Firmicutes
Class :Bacilli
Order :Bacillales
Family :Bacillaceae
Genus :Bacillus
Species : Bacillus Subtilis

(Bacillus Subtilis)

E. Prosedur kerja

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
13
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1. Pembuatan Media Pertumbuhan

a. Pembuatan Media Spora Bacillus subtilis

Pepton

- Ditimbang 5 g

- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

- Ditambahkan beef extract sebanyak 3 g

- Dilarutkan dalam sebagian air suling

- Ditambahkan bacto agar sebanyak 15 g sampai dengan 18 g

-Ditambahkan air suling hingga volume keseluruhan menjadi


1000 ml
Hasil Pengamatan

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
14
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

b. Pembuatan Media Uji

Pepton

- Ditimbang 5 g

- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

- Ditambahkan beef extract sebanyak 3 g

- Dilarutkan dalam sebagian air suling

- Ditambahkan bacto agar sebanyak 15 g sampai dengan 18 g

- Ditambahkan air suling hingga volume keseluruhan menjadi


1000 ml
Hasil Pengamatan

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
15
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1. Pembuatan Spora Bacillus subtilis ATCC 6633


Media Agar

- Dibuat media agar miring nomor 1 dalam botol media sebanyak


100 ml

- Diinokulasikan kuman B. Subtilis ATCC 6633 ke dalam botol-botol


yang telah berisi media agar nomor 1 tersebut dengan cara
melakukan goresan dengan menggunakan ose

- Diinkubasikan selama 1 minggu dalam inkubator dengan


Biakan Bakteri

- Dipanen dengan cara mengerok permukaan media yang ditumbuhi


kuman dengan kawat steril

- Dimasukkan ke dalam larutan NaCl fisiologis steril 20 ml sebanyak


4 tabung sentrifus (tergantung pada banyaknya hasil panen spora)

- Dipanaskan larutan tersebut dalam penangas air pada temperatur


650C selama 30 menit

- Disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit

- Dibuang supernatannya (lapisan atas)

- Ditambahkan larutan NaCl fisiologis steril secukupnya

- Dikocok

- Dimasukkan ke dalam refrigerator dengan temperatur 40C sampai


dengan 80C selama 18-24 jam

Hasil Pengamatan

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
16
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

2. Pembuatan Dapar Fosfat

a) Pembuatan Dapar Fosfat Nomor 2


KH2PO4 Na2HPO4

- Ditimbang 6,4 g - Ditimbang 18,9 g

- Dilarutkan - Dilarutkan
dengan sedikit dengan sedikit
aquades - Dicampurkan aquades

- Ditambahkan aquades hingga 1000 ml

- Diatur pH menjadi 7,0 0,1

Hasil Pengamatan

b) Pembuatan Dapar Fosfat Nomor 3


KH2PO4 Na2HPO4

- Ditimbang 3,5 g - Ditimbang 3 g

- Dilarutkan - Dilarutkan dengan


dengan sedikit sedikit aquades
- Dicampurkan

- Ditambahkan aquades hingga 1000 ml

- Diatur pH menjadi 6,0 0,1

- Disterilkan dengan autoklaf pada temperatur

Hasil Pengamatan

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
17
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

3. Pembuatan Larutan Baku Pembanding

Baku Pembanding untuk Kanamisin

Kanamisis

- Dilarutkan sejumlah baku pembanding kanamisin dalam


larutan dapar nomor 3 sehingga di dapat konsentrasi 1.000
g/ml.
- A
Kanamisin
- Dipipet 2 ml larutan stok baku kanamisin, diencerkan
sampai dengan 20 ml dengan dapar nomor 2
- Dihomogenkan agar diperoleh larutan baku kerja 100
g/ml.
- Dilakukan pengenceran serial hingga diperoleh
konsentrasi 1,0 g/ml.

Larutan Baku Pembanding

4. Preparasi Sampel

a) Preparasi Sampel Daging


Dagin Kambing

- Ditimbang sebanyak 10 gram

- Dipotong kecil-kecil

- Ditambahkan pelarut dapar fosfat nomor 2 sebanyak 20 ml

- Dihomogenkan dengan menggunakan alat homogenizer

- Disentrifus 3.000 rpm selama 10 menit.

- Diambil supernatant dan siap untuk digunakan sebagai


larutan uji

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
18
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

- Dilakukan hal yang sama pada daging sapi dan daging


ayam

LarutanUji

b) Preparasi Sampel Telur

Telur Ayam Kampung

- Ditimbang telur (putih dan kuning telur) sebanyak


10 gram

- Ditambahkan pelarut dapar fosfat nomor 2 sebanyak


20 ml

- Dihomogenkan dengan menggunakan alat


homogenizer

- Disentrifus 3.000 rpm selama 10 menit

- Diambil supernatant dan siap untuk digunakan


sebagai larutan uji

- Diulang perlakuan yang sama pada sampel telur


bebek

LarutanUji

5. PengujianMikrobiologi

Media Cair

- Dimasukkansporasebanyak 5 ml

- Dihomogenkan

- Dituang media kedalam cawan petri sebanyak 10 ml

- Didiamkan hingga mengeras

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
19
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Media Padat
-

- Disiapkan larutan baku, larutan uji(daging kambing, daging


sapi, daging ayam, telur ayam kampung, dan
telurbebek),control positif (kanamisin), control negative
(larutardapar no 2), kertas cakram

- Direndam kertas cakram dalam larutan baku, didiamkan


beberapa menit,

- Diambil kertas cakram dari larutan baku dengan pinset yang


telah dipanaskan

- Didiamkan selama 1 jam kemudian dimasukkan kedalam


incubator

- Diinkubasi selama 24 jam


Hasil Pengamatan
-

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan Pertumbuhan Bacillus subtilis ATCC 6633

Hari Hasil pengamatan Hari Hasil pengamatan


kel III
Kel.III

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
20
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Hari ke Hari ke 5

Hari ke Hari ke 6

Hari ke 3 Hari ke 7

Hari ke 4

1. Tabel Pengamatan Pengujian Mikrobiologi


a) Larutan Pembanding

No Diameter Zona Hambat (cm)


Cawan Petri 4 5
. 1 2 3

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
21
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1. - - - - -

2 - - - - -

3 - - - - -

Keterangan :
1. Larutan Baku Kanamycin 4 ppm
2. Larutan Baku Kanamycin 2 ppm
3. Larutan Baku Kanamycin 1 ppm
4. Larutan Baku Kanamycin 0,5 ppm
5. Larutan Baku Kanamycin 0,25 ppm

b) Daging Ayam

Diameter Zona Hambat (cm)


Kontrol
No. Cawan Petri Kontrol Sampe
Positif
Negatif (-) l
(+)

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
22
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1 0,6 - -

2 2,3 - 0,1

3 0,7 0,33 0,4

Keterangan : Kontrol (+) = Larutan baku kanamycin 1000 ppm


Kontrol (-) = Larutan dapar nomor 2
Sampel = Supernatan daging ayam

c) Daging Kambing

Diameter Zona Hambat (cm)


Kontrol
No. Cawan Petri Kontrol Sampe
Positif
Negatif (-) l
(+)

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
23
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1 2,43 - -

2 1 - -

3 1,2 - -

Keterangan : Kontrol (+) = Larutan baku kanamycin 1000 ppm


Kontrol (-) = Larutan dapar nomor 2
Sampel = Supernatan daging kambing

d) Daging Sapi

Diameter Zona Hambat (cm)


Kontrol
No. Cawan Petri Kontrol Sampe
Positif
Negatif (-) l
(+)

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
24
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1 1,76 - -

2 1,66 - -

3 1,76 - -

Keterangan : Kontrol (+) = Larutan baku kanamycin 1000 ppm


Kontrol (-) = Larutan dapar nomor 2
Sampel = Supernatan daging sapi

e) Telur Ayam Ras

Diameter Zona Hambat (cm)


Kontrol
No. Cawan Petri Kontrol Sampe
Positif
Negatif (-) l
(+)

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
25
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1 2,43 - -

2 2,2 - -

3 1,36 0,36 -

Keterangan : Kontrol (+) = Larutan baku kanamycin 1000 ppm


Kontrol (-) = Larutan dapar nomor 2
Sampel = Supernatan telur ayam ras

f) Telur Ayam Kampung

Diameter Zona Hambat (cm)


Kontrol
No. Cawan Petri Kontrol Sampe
Positif
Negatif (-) l
(+)

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
26
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1 1,13 - -

2 0,83 - -

3 1,9 - -

Keterangan : Kontrol (+) = Larutan baku kanamycin 1000 ppm


Kontrol (-) = Larutan dapar nomor 2
Sampel = Supernatan telur ayam kampung

g) Telur Bebek

Diameter Zona Hambat (cm)


No. Cawan Petri Kontrol Kontrol Sampe
Positif Negatif l

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
27
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1 1 - -

2 1,2 0,23 -

3 0,9 1,2 -

Keterangan : Kontrol (+) = Larutan baku kanamycin 1000 ppm


Kontrol (-) = Larutan dapar nomor 2
Sampel = Supernatan telur bebek

2. Perhitungan Konsentrasi Larutan Standar

a. Perhitungan Konsentrasi Larutan Baku Pembanding

1) Konsentrasi 4 ppm dalam 20 ml

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
28
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1000 ppm .x = 4 ppm . 20 ml

4 . 20
x = 1000

x = 0,08 ml

80 l

2) Konsentrasi 2 ppm dalam 20 ml

1000 ppm .x = 2 ppm . 20 ml

2. 20
x = 1000

x = 0,04 ml

40 l

3) Konsentrasi 1 ppm dalam 20 ml

1000 ppm .x = 1 ppm . 20 ml

1. 20
x = 1000

x = 0,02 ml

20 l

4) Konsentrasi 0,5 ppm dalam 20 ml

1000 ppm .x = 0,5 ppm . 20 ml

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
29
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

0,5. 20
x = 1000

x = 0,01 ml

10 l

5) Konsentrasi 0,25 ppm dalam 20 ml

1000 ppm .x = 0,25 ppm . 20 ml

0,25. 20
x = 1000

x = 0,005 ml

5 l

b. Perhitungan Diameter Zona Hambat

1) Daging Ayam

a) Kontrol Positif

Cawan Petri 1

( 1, 50,6 ) + ( 1,10,6 )+(10,6)


Diameter Zona Hambat = 3

0,9+ 0,5+0,4
= 3

1,8
= 3

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
30
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

= 0,6 cm

Cawan Petri 2

( 2,20,6 ) + ( 30,6 ) +(3,50,6)


Diameter Zona Hambat = 3

1,6+ 2,4+2,9
= 3

6,9
= 3

= 2,3 cm

Cawan Petri 3

Diameter Zona Hambat =

( 1,50,6 ) + ( 1,40,6 )+(1,10,6)


3

0,9+ 0,8+0,5
= 3

2,2
= 3

= 0,73 cm

b) Kontrol Negatif

Cawan Petri 3

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
31
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

( 0,90,6 )+ (10,6 ) +(0,90,6)


Diameter Zona Hambat = 3

0,3+ 0,4+ 0,3


= 3

1
= 3

= 0,33 cm

c) Sampel

Cawan Petri 2

Diameter Zona Hambat =

( 0,70,6 )+ ( 0,70,6 ) +(0,70,6)


3

0,1+ 0,1+ 0,1


= 3

0,3
= 3

= 0,1 cm

Cawan Petri 3

( 10,6 ) + ( 10,6 ) +(10,6)


Diameter Zona Hambat = 3

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
32
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

0,4+0,4 +0,4
= 3

1,2
= 3

= 0,4 cm

2) Daging Kambing

Kontrol Positif

Cawan Petri 1

Diameter Zona Hambat =

( 3,50,6 ) + ( 2,30,6 ) +(3,20,6)


3

2,9+ 1,7+2,6
= 3

7,2
= 3

= 2,4 cm

Cawan Petri 2

Diameter Zona Hambat =

( 1,60,6 )+ (1,60,6 )+(1,60,6)


3

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
33
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

1+1+1
= 3

3
= 3

= 1 cm

Cawan Petri 3

Diameter Zona Hambat =

( 1,70,6 )+ (1,90,6 ) +(1,80,6)


3

1,1+1,3+1,2
= 3

3,6
= 3

= 1,2 cm

3) Daging Sapi

Kontrol Positif

Cawan Petri 1

Diameter Zona Hambat =

( 2,60,6 )+ ( 2,10,6 ) +(2,40,6)


3

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
34
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

2+1,5+1,8
= 3

5,3
= 3

= 1,76 cm

Cawan Petri 2

Diameter Zona Hambat =

( 2,30,6 )+ ( 2,20,6 ) +(2,30,6)


3

1,7+ 1,6+1,7
= 3

5
= 3

= 1,67 cm

Cawan Petri 3

Diameter Zona Hambat =

( 2,40,6 ) + ( 2,30,6 ) +(2,40,6)


3

1,8+ 1,7+1,8
= 3

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
35
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

5,3
= 3

= 1,76 cm

4) Telur Ayam Kampung

Kontrol Positif

Cawan Petri 1

Diameter Zona Hambat =

( 2,10,6 ) + ( 1,60,6 ) +(1,50,6)


3

1,5+1+ 0,9
= 3

3,4
= 3

= 1,13 cm

Cawan Petri 2

Diameter Zona Hambat =

( 1,50,6 ) + ( 1,40,6 )+(1,40,6)


3

0,9+ 0,8+0,8
= 3

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
36
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

2,5
= 3

= 0,83 cm

Cawan Petri 3

( 3,40,6 ) + ( 2,10,6 )+(20,6)


Diameter Zona Hambat = 3

2,8+ 1,5+1,4
= 3

5,7
= 3

= 1,9 cmp

5) Telur Ayam Ras

a) Kontrol Positif

Cawan Petri 1

Diameter Zona Hambat =

( 3,90,6 ) + ( 2,30,6 ) +(2,90,6)


3

3,3+ 1,7+2,3
= 3

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
37
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

7,3
= 3

= 2,43 cm

Cawan Petri 2

Diameter Zona Hambat =

( 3,90,6 ) + ( 2,10,6 ) +(2,40,6)


3

3,3+ 1,5+ 1,8


= 3

6,6
= 3

= 2,2 cm

Cawan Petri 3

( 1,90,6 ) + ( 20,6 ) +( 20,6)


Diameter Zona Hambat = 3

1,3+1,4 +1,4
= 3

4,1
= 3

= 1,36 cm

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
38
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

b) Kontrol Negatif

Cawan Petri 3

( 10,6 ) + ( 10,6 ) +(0,90,6)


Diameter Zona Hambat = 3

0,4+0,4 +0,3
= 3

1,1
= 3

= 0,36 cm

6) Telur Bebek

a) Kontrol Positif

Cawan Petri 1

Diameter Zona Hambat =

( 1,50,6 ) + ( 1,70,6 )+(1,60,6)


3

0,9+ 1,1+ 1
= 3

3
= 3

= 1 cm

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
39
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Cawan Petri 2

Diameter Zona Hambat =

( 1,90,6 ) + ( 1,70,6 ) +(1,80,6)


3

1,3+1,1+1,2
= 3

3,6
= 3

= 1,2 cm

Cawan Petri 3

Diameter Zona Hambat =

( 1,50,6 ) + ( 1,50,6 ) +(1,50,6)


3

0,9+ 0, 9+0,9
= 3

2,7
= 3

= 0,9 cm

b) Kontrol Negatif

Cawan Petri 2

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
40
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Diameter Zona Hambat =

( 0,90,6 )+ ( 0,90,6 )+(0,70,6)


3

0,3+ 0,3+0,1
= 3

0,7
= 3

= 0,23 cm

Cawan Petri 3

Diameter Zona Hambat =

( 1,90,6 ) + ( 1,70,6 ) +(1,80,6)


3

1,3+1,1+1,2
= 3

3,6
= 3

= 1,2 cm

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
41
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

B. Pembahasaan
Residu antibiotika adalah senyawa asal dan/atau metabolitnya yang
terdapat dalam jaringan produk hewani dan termasuk residu hasil uraian
lain nya dari antibiotika tersebut. Residu dalam bahan pangan meliputi
senyawa asal yang tidak berubah, metabolit dan/atau konjugat lain.
Beberapa metabolit obat diketahui bersifat kurang atau tidak toksik
dibandingkan dengan senyawa asalnya, namun beberapa metabolit
bersifat lebih toksik.
Metode uji tapis pada umumnya merupakan Uji kualitatif atau
semi kuantitatif. Uji ini didesain agar dapat memberikan hasil positif atau
negatif yang mengindikasikan hadir atau tidaknya residu antibiotika dalam
daging dan telur atau dalam bentuk lainnya. Uji tapis ini tidak dapat
mengidentifikasi secara spesifik residu antibiotika yang ada dalam
sampel. Uji ini berfungsi untuk mengidentifikasi kehadiran residu
antibiotika dengan cepat, mudah digunakan dan relatif tidak mahal. Salah
satu metode uji tapis yang umum digunakan untuk mendeteksi residu
antibiotika pada pangan, termasuk daging dan telur adalah bioassay.

Beberapa langkah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah


pembuatan media .tujuannya untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakan bakteri mengandung pepton nitrogen dan ektrak
daging yang mengandung garam-garam mineral yang cocok untuk
pertumbuhan bakteri .kemudian dilanjutkan dengan menumbuhkan spora
B.subtillis dengan cara dibuat agar miring dan botol media sebanyak 100
ml kemudian diinokulaasi kedalam botol media dengan melakukan
goresan memakai ose agar bakteri tersebar merata kemudian diinkubasi
selama 7 hari / 1 minggu untuk melihat pertumbuhannya .setelah satu
minggu kemudian biakan bakteri dipanen dengan cara menggerok
permukaan media yang ditumbuhi kuman dengan kawat steril dimasukan
kedalam larutan NaCl fisiologi .

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
42
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Berdasarkan praktikum yang dilakukan pengujian terhadap


beberapa sampel yaitu daging ayam,daging sapi ,daging kambing ,telur
ayam kampung ,telur ayam ,dan telur bebek .untuk menguji apakah
terdapat residu penggunaan antibiotik pada sampel hewani tersebut dengan
mengunakan metode screening test dengan pembandingan antbiotik
kenamisin yang merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang
bekerja menghambat proses sintesis protein mikroorganisme spektrum luas
kenamisisn mampu berikatan dengan bakteri gram negativeataupun positif
kenamisin digunakan untuk pengobatan infeksi ,jika penisilin ataupun obat
yang kurang toksisk lainnya tidak dapat digunakan .

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada sampel daging ayam


,daging kambing ,daging sapi ,telur ras ,telur ayamg kampung ,dan telur
bebek positis mengandung antibiotik adalah daging ayam . pada daging
ayam terjadi diameter zona hambat kontol positif (+) yaitu 1 = 0,6 cm,2
=2,3 cm ,dan 3 = 0,7 cm,untuk kontrol negatif pada no 1 dan 2 tidak ada
kemudian nomor 3 =0,4 dan dan sampel mengalami zona hambat.

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
43
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hsil uji maka dapat disimpulkan bahwa pengamatan
yang dilakukan pada sampel daging ayam ,daging kambing ,daging sapi
,telur ras ,telur ayam kampung ,dan telur bebek, positif mengandung
antibiotic adalah daging ayam.

B. SARAN
Sebaiknya dalam pengerjaan praktikum ini tetap dilakukan secara
aseptik dan dengan ketelitian tinggi agar tidak ada mikroorganisme yang
tidak diharapkan tumbuh.

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
44
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Daftar Pustaka
Badan Standarisasi Nasional (BSN) 2010. Standar Nasional Indonesia SNI
7587.3:2010. Metode Uji Residu Antibiotik secara Enzyme Linked
Immunoassay (ELISA) pada ikan dan udang-Bagian 3:
Chloramphenicol (CAP) Dewan Standarisasi Nasional DSN. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional (BSN) 2007. SNI 01-2705-2005. Udang Beku.
Dewan Standarisasi Nasional DSN. Jakarta.
Daodee, S., Wangboonskul, J., Jarukamjorn, K., Sripanidkulchai, B., dan
Murakami, T. (2007). Membrane Transport of Andrographolide in
Artificial Membrane and Rat Small Intestine. Pakistan Journal of
Biological Sciences 10(12): 2078-2085.
Ditjen POM ( 1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:Departemen
Kesehatan RI. Hal. 15, 746, 748.
Ditjen POM ( 1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan R.I. Hal. 450-451, 1124, 1144, 1165, 1210.
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang
Hatmanti, A. 2000. Penganalan Bacillus spp. Oseana, Vol. XXV, No.1, 200: 31-
41, ISSN 0216-1877.

Margino, S., 2008. Produksi metabolit sekunder (antibiotik) oleh isolat jamur
endofit Indonesia. Majalah Farmasi Indonesia,1 9: 86 94.

Noviana, L. dan Budi R., 2009, Viabilitas Rhizobakteri Bacillus sp. DUCC-BR-
K1.3 pada Media Pembawa Tanah Gambut Disubstitusi dengan Padatan
Limbah Cair Industri Rokok, Bioma, Vol. 11, No. 1, ISSN: 1410-8801.
Windyaswari sri ari , Faramayuda Fahrauk dan Dessy Ratnasari, 2015 , Kajian
Pendahuluan Potensi Anti Kanker Dengan Uji Toksisitas Metode Brine
Shrimp Test (Bslt) Terhadap Ekstrak Etanol Dan Fraksi-Fraksi Dari
Kulit Batang Kemiri Aleurites Moluccana (L.) Willd.Jurnal Ilmiah
Farmasi, Jun 2015, 3(1), 1-7ISSN 2354-6565.

Witra ,Djamaan Akmal,Dan Krisyanella, 2011, Optimasi Proses Produksi


Bioplastik Poli (3-Hidroksibutirat) Dengan Bakteri Bacillus Sp Faac
20801 Menggunakan Bahan Dasar Jerami Padi Setelah Fermentasi.
Jurnal Farmasi Higea, Vol.3, No. 2, 2011.

Widjajanti, V. N., 1999,Obat-Obatan, 76-77, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Yuningsih,2010,Keberadaan Residu Anti Biotika Dalam Produk


Peternakan (Susu Dan Daging) , Lokakarya Nasional Keamanan
Pangan Produk Peternakan.

LAMPIRAN

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
45
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Skema Kerja

a. Pembuatan Media Pertumbuhan


1) Pembuatan Media Biakan Spora Bacillus subtilis

500 ml

AquadesPepton
5 g Pepton 1,25 g NaCl

3,75 g Beef Extract 15 gbacto agar

Dididihkan hingga bacto agar larut

Disterilkan dalam autoklaf

Dibuat 3 media lainnya dengan perlakuan yang sama

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
46
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

2) Pembuatan Media Uji

5 g Pepton 500 ml Aquades

Pepton
3,7 g Beef Extract 15-18 g bacto agar

Dididihkan hingga bacto agar larut

Disterilkan dalam autoklaf

Dibuat 1 media lainnya dengan perlakuan yang sama

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
47
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

b. Pembuatan Spora Bacillus subtilis ATCC 6633

Biakan bakteri 1 ose

Berisi Media Agar

Digores zig zag

Diinkubasi selama 1 minggu

Diamati pertumbuhannya setiap hari

NaCl fisiologis 20 ml

- Dipanaskan
- Disentrifus
- Dibuang supernatant
- Ditambahkan NaCl
fisiologis
- Dikocok
- Dimasukkan dalam
refrigerator 18-24 jam
Tabung Sentrifus - Dipanaskan kembali 30
menit
- Disentrifus
- Diambil supernatant
- Disimpan sebgai spora

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
48
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

c. Pembuatan Dapar Fosfat


1) Pembuatan Dapar Fosfat Nomor 2

6,4 g KH2PO4 1000 ml 18,9 g Na2HPO4


aquades

Disterilkan

2) Pembuatan Dapar Fosfat Nomor 3

3,5 g KH2PO4 1000 ml 3 g Na2HPO4


aquades

Disterilkan

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
49
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

d. Pembuatan Larutan Baku Pembanding Kanamisin

0,1 g Injeksi Kanamisin


Dilarutkan dengan 100 ml aquades, dan direndam paper
disk

Larutan Baku Kanamisin 1000 ppm

- Diencerkan
dengan 20 ml
4 ppm 2 ppm 1 ppm 0,5 ppm 0,25 ppm
larutan dapar
fosfat nomor 2
- Direndam paper
disk

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
50
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

e. Preparasi sampel
1) Preparasi Sampel Daging

5 g Sampel Daging (Daging


Ayam, Daging Kambing,
Daging Sapi)

- Dihaluskan
- Ditambahkan 10 ml dapar
fosfat Nomor 2
- Disentrifus
- Diambil supernatan
- Direndam paper disk

2) Preparasi Telur

5 g Sampel Telur (Telur - Ditambahkan 10 ml dapar


Ayam Kampung, Telur fosfat Nomor 2
- Disentrifus
Ayam Ras, Telur Bebek) - Diambil supernatant
- Direndam paper disk

f. Pengujian Mikrobiologi

Media Agar Uji dicairkan

Ditambahkan 5 ml biakan spora

Dihomogenkan
Diambil 10 ml dan dimasukkan
ke dalam cawan petri
1 2
c a
5 3 Paper disk berisi larutan
4 b

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
51
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Diinkubasi selama 1 x 24 jam

Diukur zona hambat bakteri

Keterangan:
a : Kontrol Positif (Larutan stok kanamisin 1000 ppm)
b : Kontrol Negatif (Larutan Dapar Fosfat Nomor 2)
c : Sampel Uji(Larutan sampel daging dan telur)
1 : Larutan Kanamisin 4 ppm
2 : Larutan Kanamisin 2 ppm
3 : Larutan Kanamisin 1 ppm
4 : Larutan Kanamisin 0,5 ppm
5 : Larutan Kanamisin 0,25 pp

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067
52
Metode uji tapis (screening test) residu antibiotik pada
daging dan telur secara bioassay

Flora Reny Pakage Rahmat Muliadi S.Farm


F1F1 13 067

Anda mungkin juga menyukai