Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa

Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. KR
Umur : 6 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas 1
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Genuk Sari Atas RT 8/9 Tegal Sari
Nama Ayah : Tn. EW
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Pegawai Restoran
Pendidikan : SMA
Nama Ibu : Ny. DH
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Bangsal : Seruni
No. RM : 15-08-122116
Masuk RS : 2 Agustus 2015
Keluar RS : 5 Agustus 2015

B. DATA DASAR
1. Anamnesis ( Autoanamnesis dan Alloanamnesis )
Autoanamnesis dengan pasien dan alloanamnesis dengan ayah dan ibu
pasien dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2015 pukul 09.00 WIB di
ruang 207 Bangsal Seruni dan didukung dengan catatan medis.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 1
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Keluhan utama : Kejang


Keluhan tambahan : Demam, Mencret

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sebelum masuk rumah sakit :

1 hari sebelum masuk rumah sakit, anak mencret. Mencret 5-6x/


hari, jumlahnya gelas belimbing setiap kali mencret, konsistensi
cair, warna kuning kecoklatan, ampas sedikit, menyemprot, tidak
berlendir, tidak ada darah, berbau asam. Anak mengeluh sakit perut,
dan setelah mencret anak mengeluh nyeri pada duburnya. Anak
tidak batuk, tidak pilek, tidak sesak napas, tidak mual dan muntah.
Kencing lancar seperti biasa berwarna kuning bening dan jumlah
cukup. Saat kencing tidak nyeri. Nafsu makan dan minum seperti
biasanya. Anak masih aktif bermain bersama teman-temannya.
Ibu pasien mengaku saat malam hari (pukul 21.00 WIB), badan anak
mulai panas, panas terus-menerus dan bertambah berat, anak
menggigil. Anak sempat dikompres dan diberikan obat penurun
panas tetapi tidak membaik.
2 jam sebelum masuk rumah sakit (pukul 01.00 WIB), anak tiba-tiba
kejang. Lama kejang 5 menit, kejang terjadi 1 x selama demam,
waktu antara timbulnya demam hingga timbulnya kejang < 6 jam.
Sebelum kejang anak masih sadar, saat kejang anak tidak sadar,
tidak menangis, kedua tangan menggenggam, seluruh tubuhnya
kaku dan kedua mata melirik ke atas. Tidak keluar busa dari mulut.
Setelah kejang anak sadar kembali. Anak segera dibawa ke IGD RS
Bhayangkara oleh orang tuanya.
Setelah di IGD RS Bhayangkara:

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 2
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Setelah anak tiba di IGD RS Bhayangkara, anak diterima oleh dokter


umum. Dilakukan pemasangan infus dan diambil darahnya untuk
diperiksa di laboratorium. Anak juga diberikan Dumin 250 mg
suppositoria. Kemudian anak dipindahkan ke bangsal Seruni untuk
rawat inap.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat kejang didahului panas sebelumnya diakui. Ini merupakan


kejang yang ke 3 kalinya. Pertama kali kejang demam saat umur 18
bulan dan kedua kali saat umur 5 tahun. Kejang 5 menit, 1 x
selama demam, waktu antara timbulnya demam hingga kejang < 6
jam. Sebelum kejang anak masih sadar, saat kejang anak tidak
sadar, kedua tangan menggenggam, seluruh tubuhnya kaku dan
kedua mata melirik ke atas. Tidak keluar busa dari mulut. Setelah
kejang anak sadar kembali. Pengobatan rawat jalan.
Riwayat jatuh dan mendapat benturan di kepala disangkal.
Riwayat tertusuk paku/ pisau, luka lecet atau pernah keluar cairan
dari telinga disangkal.
Penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien adalah batuk, pilek,
radang tenggorokan tetapi tidak sampai dirawat di rumah sakit atau
balai pengobatan.
Penderita juga pernah mencret tetapi tidak sampai dirawat di rumah
sakit atau balai pengobatan.

PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR


Diare Pernah Morbili Disangkal
Otitis Disangkal Parotitis Disangkal
Radang paru Disangkal Demam Disangkal
Berdarah
Tuberkulosis Disangkal Demam Tifoid Disangkal
Kejang Pernah Cacingan Disangkal

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 3
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Ginjal Tidak tahu Alergi Disangkal


Jantung Tidak tahu Kecelakaan Disangkal
Darah Tidak tahu Operasi Disangkal
Difteri Disangkal Lain- lain ISPA

Riwayat Penyakit Keluarga :

Ibu pasien tidak ada riwayat kejang yang didahului demam, tidak
ada riwayat kejang tanpa demam, tidak ada riwayat epilepsi.
Ayah pasien tidak ada riwayat kejang yang didahului demam, tidak
ada riwayat kejang tanpa demam, tidak ada riwayat epilepsi.
Tidak ada riwayat anggota keluarga mengalami mencret/ diare.

Riwayat Pemeliharaan Prenatal :


Ibu biasa memeriksakan kandungannya secara teratur ke dokter
puskesmas terdekat. Mulai saat mengetahui kehamilan hingga usia
kehamilan 8 bulan, pemeriksaan dilakukan 1x/bulan. Selama hamil ibu
telah mendapat suntikan TT 2 x. Tidak pernah menderita penyakit
selama kehamilan. Riwayat ketuban pecah dini diakui. Riwayat trauma
saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa resep dokter ataupun
minum jamu disangkal. Obatobat yang diminum selama kehamilan
adalah vitamin dan tablet penambah darah.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan :


Anak perempuan lahir dari ibu G1 P0 A0 hamil 33 minggu, lahir secara
spontan ditolong oleh dokter RS. Dr. Karyadi, anak lahir tidak langsung
menangis, berat badan lahir 1900 gram , panjang badan saat lahir,
lingkar kepala saat lahir ,lingkar dada saat lahir, dan lingkar perut saat
lahir ibu lupa.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 4
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Riwayat Keluarga Berencana :


Ibu penderita tidak mengikuti program Keluarga Berencana.

Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak :


Pertumbuhan :
Berat badan lahir 1.900 gram, panjang badan lahir tidak ingat, lingkar
kepala saat lahir tidak ingat, berat badan sekarang 24 kg, panjang
badan sekarang 117 cm, dan lingkar kepala sekarang 51 cm.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 5
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 6
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 7
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 8
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Kesan: Status gizi pasien pada saat pemeriksaan tergolong baik.

Perkembangan :
Senyum : 3 bulan
Miring : 4 bulan
Tengkurap : 6 bulan
Duduk : 7 bulan
Gigi keluar : 7 bulan
Merangkak : 10 bulan
Berdiri : 12 bulan
Berjalan : 13 bulan
Saat ini pasien sudah bersekolah SD kelas 1.
Tidak ada gangguan perkembangan mental dan emosi.
Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan umur.

Riwayat Makan dan Minum Anak :


ASI eksklusif diberikan sejak lahir hingga usia 6 bulan.
Sejak usia 6 bulan diberikan bubur SUN 3 x sehari.
Sejak usia 10 bulan diberikan nasi tim bersama bayam, sup,
wortel, buncis, kangkung dengan lauk ikan, tempe, tahu, hati
ayam, telur 1- 2x sehari.
Usia 1 tahun hingga sekarang diberikan makanan keluarga 2-3 x
sehari @ nasi dengan sayur sop, kangkung, bayam, tumisan sayur
dan lauk tahu goreng, tempe goreng, telur kadang hati ayam atau
ikan, makanan bersantan seperti opor ayam.
Susu formula bubuk instan diberikan sejak usia 1 tahun.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 9
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

UMUR LEBIH DARI 1 TAHUN


JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAHNYA
Nasi/ Pengganti 3x ( nasi )
Sayur 2x ( bayam, wortel, kangkung, buncis, dll)
tidak setiap hari anak mau makan.
Daging 1-2x ( ayam, sapi) tidak setiap hari
Telur 1-2x tidak setiap hari
Ikan 1-2x tidak setiap hari
Tahu 3x tidak setiap hari
Tempe 3x tidak setiap hari
Susu 2-3x setiap hari
Lain- lain Pisang 1 buah tidak setiap hari
Apel 1 buah tidak setiap hari
Peer 1 buah tidak setiap hari.
Pepaya,mangga buah tidak setiap hari
Jus alpukat 4-5 sdm tidak setiap hari
Kesan : kualitas dan kuantitas cukup memenuhi kebutuhan.

Riwayat Imunisasi :
BCG : 1x (1 bulan), scar ( + )
DPT : 3x (2,4,6 bulan)
Polio : 4x (0,2,4,6 bulan)
Campak : 1x (9 bulan)
Hepatitis B : 3x (0,1,6 bulan)
Kesan : Imunisasi dasar lengkap dan tepat waktu.

Riwayat Sosial Ekonomi :


Ayah pasien bekerja sebagai pegawai di Restoran, menanggung 1 istri
dan 2 anak. Ibu penderita tidak bekerja. Biaya pengobatan ditanggung
BPJS.
Kesan : Sosial ekonomi cukup.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 10
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Data Keluarga
AYAH/WALI IBU/WALI
Perkawinan ke I I
Umur saat menikah 35 tahun 30 tahun
Konsanguinitas - -
Keadaan kesehatan/ Sehat Sehat
penyakit bila ada

Data Perumahan
Kepemilikan rumah : Rumah sendiri
Keadaan rumah : Lantai rumah dilapisi keramik, dinding
rumah tembok dan atap genteng. Kamar
mandi dalam rumah, ventilasi baik, mendapat
air bersih dan limbah buangan ke selokan
yang ada.
Keadaan lingkungan : Jarak antara rumah berdekatan,
cukup padat.

2. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 2 Agustus 2015, pukul 09.00 WIB
Anak perempuan usia 6 tahun, BB 24 kg, TB 117 cm, LK 51 cm.
Keadaan umum : compos mentis, tampak sakit sedang.

Tanda vital
- Nadi : 120 x/menit, isi dan tegangan cukup
- Laju nafas : 22 x/ menit
- Suhu : 39,6 C ( axilla )

Status Internus
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 11
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Kepala : Mesosefal, luka terbuka (-), hematom(-).


Rambut : Hitam, tumbuh tersebar merata.
Mata :Mata cekung (-/-), pupil bulat isokor, reflek cahaya (+/
+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
Hidung : Sekret (-/-), darah (-/-).
Telinga : Discharge (-/-).
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), gusi berdarah (-), lidah
kotor (-).
Leher : Simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-), kaku
kuduk (-).
Tenggorok :Tonsil hipertrof (-/-) T1-T1, permukaan licin, faring
hiperemis (-/-).
Dinding thorax : Normothorax
Paru : Dalam batas normal.
Jantung : Dalam batas normal.
Abdomen :I : Datar
Aus : Bising usus (+) normal
Pe : Timpani
Pa : Supel, turgor abdomen baik
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Nyeri tekan epigastrium (-)
Anus dan Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Ekstremitas :
Superior Inferior
Akral Dingin (-/-) (-/-)
Akral Anemis (-/-) (-/-)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 12
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Akral Sianosis (-/-) (-/-)


Oedem (-/-) (-/-)
Capillary Refll < 2 < 2
Time
Tulang Belakang : Dalam batas normal
Kulit : Turgor baik, sianosis (-), ikterik (-), anemis (-)

Pemeriksaan Neurologis:
Refleks fsiologis: Reflek biseps (+/+) normal
Reflek triseps (+/+) normal
Reflek patella (+/+) normal
Reflek Achilles (+/+) normal
Refleks patologis: Brudzinki test I-IV (-)
Lasegue test (-/-)
Kernig test (-/-)
Reflek Babinski (-/-)
Reflek Chaddok (-/-)
Chovstek sign (-/-)

3. Pemeriksaan Penunjang
Darah Tanggal 2 Agustus 2015 (hari I perawatan)
Hematologi Hasil Interpret
asi
Hb 11,7 g/dL
Ht 34,4 %
Leukosit 11.500/mm3
Trombosit 313.000/mm3
Eritrosit 4.36 juta/mm3
MCV 78.9 um3
MCH 26,8 pg

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 13
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

MCHC 34.0 g/dL


RDW 12.3 %
PDW 7.9 %
MPV 7.1 um3
Widal
Salmonella Typhi-O 1/80
Salmonella Typhi-H 1/80
Salmonella Paratyphi 1/40
A-H

4. Pemeriksaan Khusus
Data Antropometri :
Anak perempuan, usia 6 tahun, Berat badan: 24 kg, Tinggi badan:
117 cm
Kesan: Status gizi pasien pada saat pemeriksaan tergolong baik.
5. Resume
Telah diperiksa anak perempuan usia 6 tahun datang dengan keluhan
kejang 2 jam sebelum masuk RS. Kejang 5 menit, 1 x selama
demam, waktu antara demam hingga timbulnya kejang < 6 jam.
Sebelum kejang anak masih sadar, saat kejang anak tidak sadar, tidak
menangis, kedua tangan menggenggam, seluruh tubuhnya kaku dan
kedua mata melirik ke atas, setelah kejang anak sadar kembali. Empat
jam sebelum masuk RS, badan anak mulai panas, terus- menerus dan
bertambah berat, anak mengiggil. Anak sempat dikompres dan
diberikan obat penurun panas tetapi tidak membaik. Satu hari sebelum
masuk RS, anak mencret. Mencret 5-6x/ hari, jumlahnya gelas
belimbing setiap kali mencret, cair, kuning kecoklatan, ampas sedikit,
menyemprot, dan berbau asam. Anak mengeluh sakit perut, dan nyeri
dubur setelah mencret. Pasien masuk IGD RS Bhayangkara, dilakukan

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 14
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

pemasangan infus, diberikan Dumin 250 mg suppositoria dan diambil


darahnya untuk diperiksa di laboratorium, kemudian dirawat inap.

Pada pemeriksaan fsik ditemukan:


Keadaan umum : compos mentis, tampak sakit sedang.
Tanda vital
- Nadi : 120 x/menit, isi dan tegangan cukup
- Laju nafas : 22 x/ menit
- Suhu : 39,6 C ( axilla )
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan:
Darah Tanggal 2 Agustus 2015 (hari I perawatan)

- Ht : 34,4 %
- Leukosit : 11.500/mm3
Data Antropometri :
Anak perempuan, usia 6 tahun, berat badan: 24 kg, tinggi badan:
117 cm.
Kesan status gizi saat pemeriksaan baik.

6. Perjalanan Penyakit
Tanggal 2/8/2015 3/8/2015 4/8/2015 5/8/2015
Keluhan Panas Panas sudah turun Panas (-) Tidak ada keluhan
Mules Mules << Mules (-) BAK 3x sehari
Mencret 3-4x sehari, Mencret 2x sehari, Mencret (-), nyeri Nafsu makan dan
ampas <<, nyeri ampas >>, nyeri dubur << minum baik
dubur dubur BAK 3x sehari
BAK 3x sehari BAK 3-4x sehari Nafsu makan dan
Nafsu makan dan Nafsu makan dan minum baik
minum baik minum baik
KU / Baik, aktif/ CM Baik, aktif/ CM Baik, aktif/ CM Baik, aktif/ CM
Kesadaran

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 15
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)
TTV: HR 120x/ menit 102x/ menit 102x/ menit 100x/ menit
RR 22x menit 20x menit 22x menit 20x menit
Suhu 39,6 Co
36 C
o
36,4 C o
36,2oC

CRT/ Turgor <2 detik/ baik <2 detik/ baik <2 detik/ baik <2 detik/ baik
Kepala Dbn Dbn Dbn Dbn
Kulit A (-), S (-), I (-), K (-) A (-), S (-), I (-), K (-) A (-), S (-), I (-), K (-) A (-), S (-), I (-), K (-)
Mata CA (-/-), SI (-/-), CA (-/-), SI (-/-), CA (-/-), SI (-/-), CA (-/-), SI (-/-),
Cekung (-/-) Cekung (-/-) Cekung (-/-) Cekung (-/-)
Telinga Dbn Dbn Dbn Dbn
Hidung Dbn Dbn Dbn Dbn
Mulut Dbn Dbn Dbn Dbn
Thorax:
Cor Dbn Dbn Dbn Dbn
Pulmo Dbn Dbn Dbn Dbn
Abdomen Datar, BU (+) n, Datar, BU (+) n, Datar, BU (+) n, Datar, BU (+) n,
timpani, supel, turgor timpani, supel, turgor timpani, supel, turgor timpani, supel, turgor
abdomen baik abdomen baik abdomen baik abdomen baik
Ekstrimitas AD (-/-)/(-/-), OE (-/-)/ AD (-/-)/(-/-), OE (-/-)/ AD (-/-)/(-/-), OE (-/-)/ AD (-/-)/(-/-), OE (-/-)/
(-/-) (-/-) (-/-) (-/-)
Pemeriksaa Ht: 34,4%
n Leukosit: 11.500/ mm3
Penunjang
Diagnosa Kejang demam Kejang demam Kejang demam Kejang demam
simpleks simpleks simpleks simpleks
Febris 1 hari Febris 2 hari Febris 3 hari Febris 4 hari
Diare akut tanpa Diare akut tanpa Diare akut tanpa Diare akut tanpa
dehidrasi dehidrasi dehidrasi dehidrasi

7. Diagnosis Sementara

I. Kejang Demam Simpleks


Clinical reasoning: kejang didahului demam, berlangsung < 5 menit,
bersifat umum, 1 x kejang selama demam.

II. Diare Akut tanpa Dehidrasi e.c. virus

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 16
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Clinical reasoning: mencret sejak 1 hari SMRS, 5-6x/hari, konsistensi


cair, ampas sedikit, menyemprot, berbau asam, anak mengeluh sakit
perut dan nyeri dubur setelah mencret.
8. Diagnosis Banding

I. Observasi Kejang:
- Kejang demam kompleks
- Tetanus
- Meningitis
- Trauma kepala
- Tekanan Intrakranial Meningkat
- Kejang Metabolik
II. Diare akut tanpa dehidrasi e.c. bakteri
III. Diare akut tanpa dehidrasi e.c. parasit

9. Terapi
Terapi dari IGD:
Infus RL 20 tpm
Dumin 250 mg suppositoria
Terapi dari Bangsal:
Infus KaEn 3B 20 tpm
Inj. Cefotaxime 3 x 500 mg
L-Bio 1 x 1 scht
Zinc Kids Syrup 1 x 1 cth
Paracetamol syrup 3 x 1 cth (jika panas)
R/ Luminal 15 mg
Vit. B kompleks tab
Kalk tab
m.f. pulv dtd no. X
S 3 dd 1 pulv

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 17
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

10. Diet
Makan 3 x sehari, snack 2 x sehari
Rendah serat, perbanyak makan buah misalnya pisang
Perbanyak minum

11. Usulan

- Pemeriksaan elektrolit (Na, K, Cl, Ca, Mg)


- Pemeriksaan kadar gula darah
- Pemeriksaan fosfat, ureum, zinc, dan besi dalam darah
- Pungsi lumbal
- EEG setelah 2 minggu bebas demam (atas indikasi)
- CT scan atau MRI (atas indikasi)
- Kultur feses

12. Evaluasi

- KU dan TTV
- Balance cairan

13. Prognosa

- Quo ad vitam : bonam


- Quo ad sanationam : bonam
- Quo ad fungtionam : bonam

14. Nasehat
Menjelaskan kepada orang tua, bahwa anak menderita kejang demam.
Kejang timbul karena adanya panas, maka ada kemungkinan anak
timbul kejang lagi jika anak panas.
Di rumah sakit :
1 Jika anak panas segera minumkan obat penurun panas dan
kompres dengan kain dingin.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 18
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

2 Minum obat teratur.


3 Makan makanan yang bergizi.
Di rumah :
1 Sediakan : termometer, obat penurun panas dan Diazepam
suppositoria.
2 Jika panas (>37,5oC), minum obat penurun panas, jika panas
tidak turun, segera bawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
3 Jika anak mengalami bangkitan kejang, tetap tenang dan jangan
panik. Lakukan penanganan pertama, seperti:

o Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher


dan posisikan anak terlentang dengan kepala miring.
o Memberikan obat anti kejang (diazepam) per rektal.
4 Jika habis membersihkan kotoran anak, ibu harus mencuci tangan
dengan sabun.
5 Jika anak mencret, usahakan tetap makan dan minum.
6 Berikan cairan oralit setiap kali anak buang air besar.
7 Jaga kebersihan pakaian dan lingkungan.
8 Jaga kebersihan makanan dan minuman.
9 Imunisasi.

TINJAUAN PUSTAKA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 19
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

KEJANG DEMAM
PENDAHULUAN
Kejang merupakan petunjuk adanya gangguan fungsi sel- sel neuron di
susunan saraf pusat. Pada sebagian besar kasus, gangguan fungsi sel neuron
otak hanya bersifat sementara. Kejang dapat merupakan tanda serius suatu
penyakit yang mendasarinya.
Kejang demam merupakan salah satu kelainan saraf tersering pada
anak. Berkisar 2- 5% anak di bawah 5 tahun pernah mengalami bangkitan
kejang demam. Lebih dari 90% penderita kejang demam terjadi pada anak
berumur di bawah 5 tahun. Terbanyak bangkitan kejang demam terjadi pada
anak berumur antara umur 6 bulan sampai 22 bulan. Insiden bangkitan
kejang demam tertinggi terjadi pada umur 18 bulan. Di berbagai negara
insiden dan prevalensi kejang demam berbeda. Di Amerika Serikat dan Erop,
insiden kejang demam berkisar 2-5%. Di Asia insiden kejang demam
meningkat dua kali lipat bila dibandingkan di Eropa dan di Amerika. Di
Jepang insiden kejang demam berkisar 8,3%- 9,9%. Bahkan di Guam insiden
kejang demam mencapai 14%.
Kejang demam mempunyai resiko terjadi bangkitan ulang kejang
demam maupun sangat mengkhawatirkan orang tua terhadap penyakit
anaknya. Untuk itu para pengelola penderita kejang demam dituntut untuk
dapat memahami secara benar perihal penyakit kejang demam dan mampu
memprediksi timbulnya bangkitan ulang kejang demam, hal ini penting
dalam rangka menentukan apakah diperlukan pengobatan proflaksis
terhadap penderita kejang demam maupun dalam rangka memberikan
nasehat kepada orang tua penderita perihal penyakit anaknya.

DIAGNOSIS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 20
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Kejang demam adalah kejang yang terkait dengan demam dan umur
serta tidak didapatkan infeksi intrakranial maupun kelainan lain di otak.
Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas 38C rektal atau 37,8C aksila.
Pendapat para ahli tentang umur pendertia saat terjadi bangkitan kejang
demam tidak sama. Pendapat terbanyak para ahli, kejang demam terjadi
pada waktu anak berumur antara 3 bulan sampai dengan 5 tahun. Menurut
International League Against Epilepsy ( ILAE ), umur termuda penderita
kejang demam adalah 1 bulan. Sedangkan menurut The American Academy
of Pediatrics ( AAP ), umur termuda bangkitan kejang demam adalah 6 bulan.
Kejang demam dikelompokkan menjadi dua yaitu kejang demam
sederhana dan kejang demam kompleks. Yang termasuk kejang demam
sederhana apabila : 1) Kejang bersifat umum, 2) lama bangkitan kejang
berlangsung kurang dari 15 menit, 3) dalam waktu 24 jam atau selama
periode demam tidak ada bangkitan kejang berulang. Yang termasuk kejang
demam kompleks apabila: 1) lama bangkitan kejang berlangsung lebih dari
15 menit, 2) manifestasi kejang bersifat fokal, 3) didapatkan bangkitan
kejang berulang di dalam kurun waktu 24 jam, 4) didapatkan abnormalitas
status neurologi, dan 5) didapatkan riwayat kejang tanpa demam pada orang
tua atau saudaranya. Livingstone membagi kejang demam menjadi dua yaitu
kejang demam sederhana dan epilepsi yang diprovokasi demam. Sebagian
besar (63%) kejang demam berupa kejang demam sederhana dan 35%
berupa kejang demam kompleks.

PATOGENESIS
Patogenesis bangkitan kejang belum dapat diketahui secara pasti.
Faktor umur, demam dan genetik terkait dengan channelopathy memegang
peranan untuk terjadi bangkitan kejang demam.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 21
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Fenomena umur terhadap bangkitan kejang demam belum dapat


diketahui dengan pasti, diperkirakan terkait dengan mekanisme spreading
depressions (SDs), yaitu regulasi homeostasis ion yang ditandai adanya
penurunan spontan aktivitas listrik akibat perubahan potensial listrik ke arah
negatif karena adanya pergeseran ion transmembran. Terdapat kenaikan
[K+]0 serta penurunan [Na+]0 dan [Cl-]0 sehingga terjadi hipereksitasi neural
kemudian diikuti supresi aktivitas. Hyperthermic spreading depressions ini
dipengaruhi oleh umur. Kejang demam terjadi akibat adanya gangguan
regulasi homeostasis ion (gangguan spreading depressions).
Fenomena genetik terkait dengan mutasi gen pengkode asam amino
penyusun pintu voltase kanal ion. Adanya mutasi gen tersebut berakibat
gangguan fungsi pintu voltase kanal ion. Mutasi gen dapat berpengaruh
terhadap mekanisme spreading depressions. Di pintu voltase kanal ion
terdapat channel blocking dan segmen bola channel inactivating. Segmen
channel blocking dan segmen bola channel inactivating berperan membuka
dan menutup pintu voltase kanal ion. Dalam keadaan pintu voltase kanal ion
tidak aktif disebut resting state. Pintu voltase kanal ion keadaan tidak aktif
apabila kanal ion tertutup oleh segmen channel blocking. Pada waktu
membran sel dalam keadaan depolarisasi mengakibatkan terjadi pergerakan
voltage-sensing heliks ke arah ekstrasel dan diikuti pergerakan segmen
channel blocking sehingga kanal ion terbuka. Pintu voltase kanal ion dalam
keadaan terbuka mengakibatkan influx ion. Pintu voltase kanal ion terbuka
selama 2-3 milidetik kemudian disusul pergerakan bola channel inactivating
menutup kanal sehingga terjadi fase tidak aktif pintu voltase kanal ion.
Dalam keadaan pintu voltase kanal ion tidak aktif, pergerakan influx ion akan
berhenti dan segmen channel blocking akan kembali pada posisi semula dan
terjadi potensial membran istirahat.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 22
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Mutasi gen pada DNA pengkode asam amino penyusun pintu voltase
kanal ion akan berakibat terjadi gangguan pintu voltase kanal ion tersebut
disebut channelopathy. Mutasi gen pada DNA pengkode asam amino
penyusun pintu voltase kanal ion akan mengakibatkan perubahan susunan
asam amino penyusun pintu voltase kanal ion sehingga terjadi gangguan
pergerakan segmen bola channel blocking, hal ini berdampak pada
penurunan fase inactivating sehingga kanal ion akan terbuka lebih lama.
Fenomena suhu sebagai unsur bangkitan kejang demam. Apabila sel
neuron dalam keadaan stabil yang disebut potensial membran istirahat
mendapat rangsangan, dalam hal kejang demam berupa demam akan
mengakibatkan terjadi perubahan permeabilitas membran sel terhadap ion
Na+ sehingga terjadi influks ion Na+ dan berakibat perubahan potensial
membran. Perubahan potensial membran mengakibatkan sel dalam keadaan
depolarisasi. Sel dalam keadaan depolarisasi mengakibatkan pintu voltase
kanal ion Na+ terbuka sehingga terjadi influks ion Na + berkepanjangan dan
lebih banyak. Influks Na+ berkepanjangan mengakibatkan keadaan
depolarisasi berlanjut dan penurunan kadar Na+ darah. Apabila terjadi
perubahan potensial membran sampai mencapai 40mV, pintu kanal ion Na +
akan terbuka. Apabila kenaikan suhu badan tidak tinggi maka perubahan
potensial membran tersebut masih dapat dikompensasi dengan mekanisme
Na+ K+ ATPase untuk mengangkut ion Na + dan K+ sehingga perubahan
potensial membran akan kembali seperti semula yaitu sebagai potensial
membran istirahat. Tetapi apabila rangsangan tersebut di atas cukup kuat
(suhu badan tinggi) maka perubahan potensial membran tidak dapat
dikompensasi dan apabila mencapai nilai ambang letup akan terjadi
potensial aksi. Adanya channelopathy maupun ganggguan mekanisme Na+
K+ ATPase akan mengganggu mekanisme kompensasi tersebut di atas.
Potensial aksi diorganiser di pangkal akson (hillock). Potensial aksi tersebut
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 23
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

akan menjalar ke ujung akson dengan cara meloncat- loncat lewat takik
Ranvier. Apabila potensial aksi tersebut mencapai ujung akson, merupakan
daerah presinaps akan mengakibatkan pintu kanal voltase Ca 2+ terbuka
sehingga mengakibatkan influks Ca2+. Keberadaan ion Ca2+ intrasel
meningkat mengakibatkan vesikel yang terdapat di presinaps pecah dan
neurotransmitter yang dikandung di dalamnya akan keluar. Neurotransmitter
tersebut adalah asam glutamat berperan sebagai eksitator serta GABA
sebagai inhibitor. Asam glutamat akan mengaktifkan resepor inotropik
sehingga permeabilitas membran sel terhadap ion Na + dan Ca2+ meningkat,
terjadi influks Na+ dan Ca2+ dan ini mengakibatkan depolarissai post sinaps.
Sedangkan GABA akan mengaktifkan reseptor GABA-A dan GABA-B sehingga
permeabilitas membran sel terhadap ion Cl- dan K+ meningkat. Peningkatan
permeabilitas ion Cl- dan K+ mengakibatkan hiperpolarisasi post sinaps.

TATALAKSANA
Pengelolaan penderita kejang demam meliputi pengobatan saat terjadi
bangkitan kejang maupun pengobatan jangka panjang.

Pengobatan saat terjadi bangkitan kejang


Bangkitan kejang merupakan gawat neorologi yang harus segera
diatasi agar tidak terjadi cacat. Pengobatan berupa pemberian antipiretik
dan antikejang.
1 Antipiretik
Diberikan Parasetamol 10-15 mg/kgBB/x setiap 4-6 jam atau Ibuprofen
5-10 mg/kgBB/x setiap 6-8 jam.
2 Antikejang
Diberikan Diazepam 0,3- 0,5 mg/kgBB per rektal tiap 8 jam pada suhu
> 38,5oC.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 24
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Pengobatan kejang demam jangka panjang


Pengelolaan kejang demam jangka panjang bertujuan pencegahan
terjadinya bangkitan ulang kejang demam. Mengingat manfaat dan
pengaruh buruk pemakaian obat antikejang maka penggunaan obat tersebut
sebagai proflaksis kejang demam terutama pada penderita kejang demam
sederhana tidak disarankan. Tindakan proflaksis terhadap penderita kejang
demam diberikan apabila kejang demam tersebut mempunyai resiko terjadi
bangkitan ulang kejang demam maupun orang tua sangat mengkhawatirkan
terhadap penyakit anaknya.
Pengobatan jangka panjang untuk mencegah timbulnya bangkitan
kejang demam ada dua cara yaitu pengobatan pencegahan kontinu dan
intermitten.

Pengobatan Intermitten
Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB per rektal tiap 8 jam selama anak panas (>
38,5oC).

Pengobatan Kontinu
Fenobarbital 3-4 mg/kgBB/hari terbagi dalam dua dosis atau Asam Valproat
15-40 mg/kgBB/hari terbagi dalam tiga dosis. Pengobatan pencegahan
diberikan selama 1 tahun bebas kejang. 90% kejang demam berulang dapat
dicegah dengan memakai Fenobarbital atau Asam Valproat. Pemberian
Diazepam dapat menurunkan kejadian demam berulang sampai 82%-84%.

Prognosis
Prognosis kejang demam baik, sebagian kecil akan berkembang
menjadi epilepsi (2-5%)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 25
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

dan gangguan perkembangan mental (4%) serta 25%-50% akan mengalami


bangkitan ulang kejang demam bagi penderita kejang demam pertama yang
mempunyai faktor resiko.

DIARE AKUT
PENDAHULUAN
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari 1 minggu.

EPIDEMIOLOGI
Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi daripada anak yang
lebih besar. Sedangkan kejadian diare akut pada anak laki-laki hampir sama
dengan anak perempuan. Penyakit ini ditularkan secara fekal oral melalui
makanan dan minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak
langsung tangan dengan penderita atau barang- barang yang telah tercemar
tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat.
Kejadian diare di indonesia masih terdapat kira-kira 60 juta episode
setiap tahun, dimana 1-5 % akan menjadi diare kronik.
FAKTOR RISIKO

Tidak diberikannya ASI eksklusif pada 4-6 bulan pertama kehidupan.


Penggunaan botol susu
Penyimpanan makanan masak pada suhu kamar
Penggunaan air minum yang tercemar
Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah buang
tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak
Tidak membuang tinja anak atau bayi dengan benar

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 26
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Faktor lainnya: gizi buruk, imunodefsiensi, berkurangnya asam


lambung, menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4
minggu terakhir, dan faktor genetik.

ETIOLOGI
- Infeksi
Bakteri : Shigella, Salmonella, E.Coli, Golongan Vibrio, Bacillus
cereus, Clostridium perfringes, Staphyloccocus aureus,
Camphylobacter aeromonas
Virus : Rotavirus, Norwalk+ norwalk like agent, Adenovirus
Parasit : Protozoa, Entamoeba histolitika, Giardia lamblia,
Balantidium coli, cacing perut, Ascaris, Trichuris, Strongyloides
Jamur : Candida
- Malabsorpsi
- Alergi
- Keracunan : Bahan-bahan kimia, racun yang dikandung dan
diproduksi jasad renik (algae), ikan, buah-buahan, sayur-sayuran
- Imunodefsiensi
- Sebab-sebab lain
KLASIFIKASI
Berdasarkan patofologinya diare dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:
1 Diare sekresi (secretory diarrhoea) disebabkan oleh:
- Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen
- Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-
bahan kimia, makanan (misalnya keracunan makanan, makanan
yang pedas, terlalu asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup),
gangguan saraf, hawa dingin, dan alergi.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 27
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

- Defsiensi imun terutama SIgA (secretory imunoglobulin A) yang


mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/ flora usus
dan jamur terutama candida.
2 Diare osmotik (Osmotic Diarrhoea) disebabkan oleh :
- Malabsorpsi makanan
- KKP ( kekurangan kalori protein )
- BBLR ( bayi berat badan lahir rendah )dan bayi baru lahir

KOMPLIKASI
1 Dehidrasi
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada
pemasukan air (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare.
2 Metabolik asidosis
Metabolik asidosis terjadi karena :
- Kehilangan Na- Bikarbonat bersama tinja
- Ketosis kelaparan, metabolisme lemak tidak sempurna sehingga
benda keton tertimbun dalam tubuh.
- Terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoksia
jaringan
- Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal ( terjadi oliguri/ anuria)
- Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan
intraseluler.
3 Hipoglikemi
Hipoglikemi jarang terjadi pada anak dengan gizi baik, tetapi lebih
sering terjadi pada anak yang sebelumnya menderita KKP. Hal ini
terjadi karena :
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 28
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

- penyimpanan / persediaan glikogen dalam hati terganggu


- adanya gangguan absorpsi glukosa
gejala hipoglikemi dapat berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor,
berkeringat, pucat, syok, sampai koma.
4 Gangguan gizi
Pada waktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan
akibat terjadinya terjadinya penurunan berat badan dalam waktu
singkat. Hal ini disebabkan karena:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan
muntah bertambah hebat sehingga orang tua hanya sering
memberikan air teh saja.
- Walaupun susu diberikan, sering diberikan dengan pengenceran
dan susu yang diberikan ini terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan
diabsorpsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5 Gangguan sirkulasi
Akibat diare yang dengan atau tanpa muntah, dapat terjadi gangguan
sirkulasi darah berupa renjatan (syok) hipovolemik. Akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan dalam otak, kesadaran menurun dan
bila tidak segera ditolong pasien dapat meninggal.

MANIFESTASI KLINIK
Akibat terjadi diare maka akan didapatkan gejala berupa gelisah, anak
menjadi cengeng, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang
atau tidak ada. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan atau
lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur
empedu. Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 29
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

makin lama menjadi asam akibat banyaknya asam laktat, yang terjadi dari
pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila
penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit maka akan terjadi gejala
dehidrasi, berat badan turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan
turgor kulit berkurang , selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi
berdasarkan:
1 Kehilangan berat badan
- Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan < 2 %
- Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan berat badan 2 - 5 %
- Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan berat badan 5 10 %
- Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berta badan > 10 %

2. Skor Maurice King


Bagian tubuh Nilai untuk gejala yang
yang diperiksa ditemukan
0 1
2
Keadaan Sehat Gelisah, cengeng, Mengiggau,
umum apatis, ngantuk koma, atau syok
Kekenyalan Normal Sedikit berkurang Sangat kurang
kulit
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun Normal Sedikit cekung Sangat cekung
besar
Mulut Normal Kering Kering dan
sianosis
Denyut Kuat < 120 Sedang (120- Lemah > 140
nadi/menit 140)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 30
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Berdasarkan skor yang terdapat pada seorang penderita dapat ditemukan


derajat dehidrasinya:
- Nilai 0 2 : dehidrasi ringan
- Nilai 3 6 : dehidrasi sedang
- Nilai 7 12 : dehidrasi berat

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan
diagnosis (kausa) yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang
tepat pula.
Pemeriksaan yang perlu dikerjakan :
1 Pemeriksaan Tinja
- makroskopis dan mikroskopis
- Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab
- Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika
- pH dan kadar gula jika diduga ada sugar intolerance
2. Pemeriksaan Darah
- Darah lengkap
- pH, cadangan Alkali dan elektrolit untuk menentukan gangguan
keseimbangan asam basa
- Kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal

TATALAKSANA
Pengobatan diare dapat dibagi dalam:
1 Pengobatan Kausal
2 Pengobatan Simptomatik
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 31
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

3 Pengobatan Cairan
4 Pengobatan Dietetik
Sedangkan tatalaksana terbaru untuk penanggualangan diare adalah
Rehidrasi
Dukungan Nutrisi
Suplementasi Zinc
Antibiotik selektif
Edukasi orang tua

Pengobatan Kausal
Jika kausa diare adalah penyakit parenteral, diberikan antibiotik
sistemik. Jika tidak terdapat infeksi parenteral, sebenarnya antibiotika baru
boleh diberikan jika pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan bakteri
patogen. Karena pemeriksaan untuk menemukan bakteri ini kadang-kadang
sulit atau hasil pemeriksaan datang terlambat, antibiotika dapat diberikan
dengan memperhatikan umur penderita, perjalanan penyakit, sifat tinja dan
sebagainya.
Di Indonesia diperkirakan kasus diare yang disebabkan oleh karena
infeksi (termasuk virus) sekitar 50 70% dan untuk menemukan kuman
pada pemeriksaan mikroskopik umumnya sulit, maka dipakai pegangan yaitu
bila pada pemeriksaan tinja ditemukan leukosit 10 20/ LP (dengan
menggunakan pembersaran 200X) , maka penyebab diare dapat dianggap
infeksi enteral.
Jadi pada penderita diare, antibiotika hanya boleh boleh diberikan kalau:
- Ditemukan bakteri patogen pada pemeriksaan mikroskopik atau biakan
- Pada pemeriksaan makroskopik dan atau mikroskopik ditemukan adanya
darah pada tinja

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 32
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

- Secara klinis terdapat tanda menyokong dari infeksi enteral


- Pada daerah endemik kolera (diberi tetrasiklin)
- Pada neonatus jika diduga terjadi infeksi nosokomial

Pengobatan Simptomatik

- Obat obat anti diare


Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti
antispasmodik/ spasmolitik atau opium (Papverin, Extractum Beladona,
loperamid, kodein) justru akan memperburuk keadaan karena akan
menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus dan akan
menyebabkan sarana yang baik untuk pertumbuhan bakteri, gangguan
digesti dan absorpsi.

- Adsorbents
Obat-obat absorben seperti kaolin, pektin, charcoal (norit) telah
dibuktikan tidak ada manfaatnya.

- Stimulans
Obat stimulans seperti adrenalin, nikotinamid dan sebagainya tidak akan
memperbaiki renjatan atau dehidrasi karena penyebab dehidrasi ini
adalah kehilangan cairan (hipovolemik syok) sehingga pengobatan yang
paling tepat adalah pemberian cairan secepatnya.

- Antiemetik
Antipiretik seperti klorpromazin (largaktil) terbukti selain mencegah
muntah juga dapat mengurangi sekresi dan kehilangan cairan bersama
tinja.

- Antipiretik

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 33
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Obat antipiretik seperti preparat salisilat (asetosal, aspirin) dalam dosis


rendah dapat menurunkan panas yang terjadi akibat dehidrasi atau
panas karena infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi cairan
yang keluar bersama tinja.

Pengobatan Cairan
Ada 2 jenis cairan yaitu:
- Cairan rehidrasi oral
Cairan rehidrasi oral dengan formula lengkap yang mengandung NaCl,
KCl, NaHCO3 dan glukosa atau penggantinya yang dikenal dengan nama
oralit
Formula oralit baru yang berasal dari WHO dengan komposisi berikut:
Natrium : 75 mmol/L
Klorida : 65 mmol/L
Glukosa,anhidrous : 75 mmol/L
Kalium : 20 mmol/L
Sitrat : 10 mmol/L
Total osmolaritas : 245 mmol/L
Ketentuan pemberian oralit formula baru:
# Larutkan 1 bungkus dalam 1 liter air matang, untuk persediaan 24
jam.
# Berikan pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan
sebagai berikut:

Anak umur < 2 tahun : berikan 50 - 100 ml tiap kali buang air
besar
Anak umur 2 tahun atau lebih : berikan 100 - 200 ml tiap kali
buang air besar.
- Cairan rehidrasi parenteral
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 34
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Cairan rehidrasi parenteral yang dapat digunakan pada kasus diare


misalnya KaEn 3B. Selama pemberian cairan parenteral, setiap jam
perlu dilakukan evaluasi:
- jumlah cairan yang keluar bersama air seni, tinja dan muntah
- perubahan tanda-tanda dehidrasi

Suplementasi Zinc
Zinc adalah salah satu mikronutrien penting untuk kesehatan dan
tumbuh kembang anak. Zinc sebagai komponen dari 200 macam enzim yang
berperan dalam sintesis DNA, pembelahan sel dan sintesis protein. Zinc
banyak hilang selama diare. Pemberian suplementasi zinc selama episode
diare dapat menurunkan tingkat keparahan diare dan lamanya diare, serta
menurunkan insiden terjadinya diare pada 2-3 bulan berikutnya. Zinc juga
dapat mengembalikan nafsu makan anak. Zinc diberikan selama 10 14 hari
berturut-turut.
Dosis zinc untuk anak-anak:
< 6 bulan : 10 mg ( tablet) perhari
> 6 bulan : 20 mg (1 tablet ) perhari
Cara pemberian zinc:
untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau
oralit
untuk anak yang lebih besar, zinc dapat di kunyah atau diberikan
bersama oralit

PEMBAHASAN

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 35
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Pada kasus ini, yang dihadapi yaitu seorang anak perempuan usia 6
tahun, berat badan 24 kg, datang dengan keluhan kejang 2 jam sebelum
masuk RS. Diagnosis kejang demam sebenarnya sudah dapat ditegakkan
atas dasar gejala klinis. Kejang demam pada dasarnya hanya sebagai gejala
dari suatu penyakit yang mendasari, oleh karena itu perlu pemeriksaan lebih
lanjut. Adapun hasil anamnesis, pemeriksaan fsik umum maupun neurologis
dan pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mencari penyebab, komplikasi
dan prognosis bangkitan kejang demam, ataupun apabila diagnosis kejang
demam meragukan.

Dari anamnesis didapatkan 4 jam SMRS, badan anak mulai panas,


terus-menerus dan bertambah berat, anak menggigil. Anak sempat
dikompres dan diberikan obat penurun panas tetapi tidak membaik. Pada
kasus ini, kejang diawali dengan demam.

Kejang 5 menit, 1 x selama demam, jenis kejang umum, waktu


antara demam hingga timbulnya kejang < 6 jam. Gejala- gejala ini mengarah
ke kejang demam simpleks. Sebelum kejang anak masih sadar, saat kejang
anak tidak sadar, tidak menangis, kedua tangan menggenggam, seluruh
tubuhnya kaku dan kedua mata melirik ke atas, setelah kejang anak sadar
kembali. Riwayat kesadaran selama pasien kejang tidak sadar lesi penyebab
kejang di serebral. Apabila sesudah kejang sadar maka penyebab lesi di
serebral terletak pada ekstrakranial misalnya kejang demam.

Selain itu, terdapat faktor risiko yang mungkin mendukung diagnosis


kejang demam. Pada kasus ini, pasien mempunyai riwayat kejang demam
serupa sebanyak 2x, pertama saat umur 18 bulan dan yang kedua saat umur
5 tahun. Bangkitan kejang yang terjadi pada umur 18 bulan akan
mempunyai risiko untuk terjadi kejang demam berulang. Pada riwayat

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 36
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

persalinan, ibu pasien mengaku anaknya lahir prematur (33 minggu) dan
berat badan lahirnya 1900 gram (BBLR) yang merupakan salah satu faktor
risiko kejang demam. BBLR dan prematuritas dapat mengakibatkan hipoksi
atau terkait dengan proses pematangan otak yang immatur. Kematian sel
neuron akibat hipoksi atau prematuritas otak dapat menurunkan nilai
ambang kejang sehingga rentan terhadap bangkitan kejang demam.

Satu hari sebelum masuk RS, anak mencret. Mencret 5-6x/ hari,
jumlahnya gelas belimbing setiap kali mencret, cair, kuning kecoklatan,
ampas sedikit, menyemprot, dan berbau asam. Anak mengeluh sakit perut,
dan nyeri dubur setelah mencret. Pasien juga mengalami diare akut
berdasarkan frekuensinya yang >3x/hari, konsistensi cair, ampas sedikit, dan
muncul < 1 minggu. Kemungkinan penyebab diare akut mengarah virus
karena mencret menyemprot, berbau asam dan anak mengeluh nyeri dubur
setelah mencret. Penyakit penyerta sebagai penyebab demam yang
berdampak pada bangkitan kejang demam seperti ISPA (>>) dan diare akut.
Virus merupakan 80% penyebab timbulnya bangkitan kejang demam.

Pada pemeriksaan fsik, suhu anak 39,6 C yang menunjukkan demam


tinggi, pada kasus ini mata tidak cekung, mukosa bibir tidak kering, turgor
baik, masih ingin makan dan minum, frekuensi dan jumlah buang air kecil
seperti biasanya, tidak ada penurunan berat badan yang nyata sehingga
disimpulkan tidak ditemukan tanda- tanda dehidrasi. Dari hasil laboratorium
didapatkan leukositosis. Pada pemeriksaan neurologis tidak didapatkan
kelainan dapat menyingkirkan penyebab kejang intrakranial dan kejang
demam kompleks.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 37
Laporan Kasus: Kejang Demam dan Diare Akut tanpa
Tanda Dehidrasi (Daisy R. Haryono /406138143)

Dari anamnesis, pemeriksaan fsik dan penunjang dapat disimpulkan


mengarah pada diagnosis kejang demam simpleks dan diare akut tanpa
dehidrasi e.c. virus.

DAFTAR PUSTAKA

1 Latief A, Tumbelaka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J,


Abdoerrachman MH, Assin MS, Suradi R, Nasar SS, Sastroasmoro S,
Soetomenggolo TS, Sularyo TS. Dada. Diagnosis Fisis pada Anak Edisi
Kedua. Jakarta : PT Sagung Seto; 2000;5; 67-94.
2 Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jadwal Imunisasi.
Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008; 4 : 89-122.
3 Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pertumbuhan Fisik Anak. Buku Ajar
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2002; 4: 51-62.
4 Bahtera T. Kejang Demam. Simposiun dan Workshop Nutrisi dan
Metabolik, Endokrinologi, Nefrologi dan Neurologi Semarang 29-30
Maret 2008. Semarang: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia;
2008; 8: 91-100.
5 Noerasid H, Suraatmaja S, Asnil PO. Gastroenterologi Anak Praktis .
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
1988; 51- 76.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 22 JUNI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA Page 38

Anda mungkin juga menyukai