I. Definisi
Dalam bahasa latin disebut sebagai morbili atau rubeolla. Sementara dalam
bahasa Inggris, measles. Dalam bahasa awam disebut campak atau serampah.
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, yang disebabkan virus campak
menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu: a) Stadium kataral, b) Stadium erupsi,
c) Stadium konvalesensi. 1
II. Epidemiologi
Di indonesia, menurut survei Kesehatan Rumah Tangga Morbili menduduki
tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%) dan tempat ke-
5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada anak umur 1-4 tahun (0,77%).
Morbili merupakan penyakit endemis, terutama di negara sedang berkembang. Di
Indonesia penyakit morbili sudah dikenal sejak lama. Di masa lampau morbili
dianggap sebagai suatu hal yang harus di alami setiap anak, sehingga anak yang
terkena campak tidak perlu diobati, mereka beranggapan bahwa penyakit morbili
dapat sembuh sendiri bila ruam sudah keluar. Ada anggapan bahwa ruam yang keluar
banyak semakin baik. Bahkan ada usaha dari masyarakat untuk mempercepat
keluarnya ruam. Ada kepercayaan bahwa penyakit morbili akan berbahaya bila ruam
tidak keluar pada kulit sebab ruam akan muncul didalam rongga tubuh lain seperti
didalam tenggorokan, paru, perut, atau usus. Hal ini diyakini akan menyebabkan
sesak nafas atau diare yang dapat menyebabkan kematian.
Secara biologik, morbili mempunyai sifat adanya ruam yang jelas, tidak
diperlukan hewan perantara, tidak ada penularan melalui serangga (vektor), adanya
musiman dengan periode bebas penyakit, tidak ada penularan virus secara tetap,
hanya memiliki satu serotipe virus dan adanya vaksin campak yang efektif.2
III. Etiologi
Penyebab penyakit campak adalah disebabkan virus campak atau virus
morbili. Pada awalnya, gejala campak agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar
penyakit campak bias dibagi menjadi 3 fase.
1
Fase pertama disebut fase inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada
fase ini anak sudah mula terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak
gejala apapun. Bercak-bercak merak yang merupakan cirri khas campak
belum keluar.
Pada fase kedua (fase prodromal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit
flu, seperti batuk, pilek dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan
berair. Bila melihat sesuatu mata akan silau (fotofobia). Disebelah dalam
mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak
juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang
turun naik, berkisar 38C-40,C 50C.
Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam
tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh,
melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher,
dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang
tak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.
2
akan aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak benar karena penyakit bukanlah
untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup berbahaya.
Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak
harus keluar semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita. Yang
benar, justru jumlah bercak menandakan ringan-beratnya campak. Semakin banyak
jumlahnya berarti semakin berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan agar
campak pada anak tidak menjadi semakin parah atau bercak merahnya tidak sampai
muncul di sekujur tubuh.
Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak campak secara
salah. Salah satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat yang melekat
pada tubuh anak menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk
kulit dengan tangan yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa bisul-bisul kecil
bernanah. Sebaliknya, dengan mandi anak akan merasa nyaman.3
V. Patofisiologi
Virus Morbili
Droplet Infection
3
Eksudat yang serius, proliferasi sel mononukleus, polimorfonukleus
4
Gangguan integritas
kulit
Virus morbili berada di sekret nasofaring dan didalam darah, minimal selama
masa tunas dan dalam waktu yang singkat sesudah timbul ruam. Virus tetap aktif
minimal 34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu di dalam pengawet beku,
minimal 4 minggu disimpan dalam temperatur 35 0 C, dan beberapa hari pada suhu
00C. Virus tidak dapat aktif pada pH rendah.
1. Bentuk Virus
2. Ketahanan Virus
5
Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi,
apabila berada diluar tubuh manusia keberadaanya tidak kekal. Pada temperatur
kamar ia kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3-5 hari, pada 37 0c waktu
paruh umurnya 2 jam, pada 560c hanya satu jam. Dalam keadaan yang lain ia
bertahan dalam keadaan dingun. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu
-700c selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4-60c
dapat hidup selama 5 bulan apabila dimasukkan dalam media protein dan hanya
dapat hidup 2 minggu bila tanpa media protein.
Tanpa media protein virus campak dapat dihancurkan oleh sinar
ultraviolet. Oleh karena selubungnya terdiri dari lemak maka termasuk
mikroorganisme yang bersifat eter labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20%
eter selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit. Virus morbili sensitif pada
0,01% betapropiaceton dalam setiap konsentrasi, pada suhu 37 0c,akan kehilangan
sifat infektisitasnya dalam2 jam, walaupun demikian ia tetap memiliki antigenitas
penuh. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak
kehilangan antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik.2
Diagnosis morbili biasanya dapat dibuat atas dasar kelompok gejala klinis
yang sangat berkaitan, yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk dan demam
tinggi dalam beberapa hari dan diikuti ruam yang memiliki ciri khas, yaitu diawali
dari belakang telinga untuk kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan dan
kaki bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh dan selanjutnya mengalami
hiperpigmentasi dan mengelupas.
6
Pada stadium prodormal dapat ditemukan enantema di mukosa pipi yang
merupakan tanda patognomonis morbili yaitu bercak koplik, meskipun demikian
menentukan diagnosis perlu ditunjang data epidemiologi. Tidak semua kasus
manifestasinya sama dan jelas. Sebagai contoh, pasien yang mengidap gizi kurang
ruamnya dapat berdarah dan mengelupas atau pasien sudah meninggal ruam belum
timbul. Kasus yang mengidap gizi kurang dapat menderita diare yang berkelanjutan.
Jadi, dapat dapat disimpulkan bahwa diagnosis morbili dapat ditegakkan
secara klinis, sedangkan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pada pemeriksaan
sitologik ditemukan sel raksasa pada mukosa hidung dan pipi dan pada pemeriksaan
serologik didapatkan IgM spesifik. campak dapat bermanifestasi tidak khas disebut
campak atipikal; diagnosis banding lainnya adalah rubela, demam skarlatina, ruam
akibat obat-obatan, eksantema subitum dan infeksi stafilokokus.2
VIII. Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :
Anamnesis
1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus
dicurigai atau di diagnosis banding morbili.
4. Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis,
petekie, ekimosis.
5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu
sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak.
Pemeriksaan fisik
1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya
tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.
7
2. Pada umunya anak tampak lemah.
Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang
munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi,
muka, dan kemudian seluruh tubuh.1
IX. Pengobatan
X. Prognosis
8
Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk bila
keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada
komplikasi.1
Daftar Pustaka
1. http://medicom.blogdetik.com/2009/03/18/morbili/
2. http://freshlifegreen.blogspot.com/2011/03/morbili-campak.html
3. http://idmgarut.wordpress.com/2009/01/29/campak-morbili/
4. http://cnennisa.files.wordpress.com/2007/08/morbili.pdf
5. http://pediatricinfo.wordpress.com/2008/07/09/campak-morbili-measles-rubeola/