Laporan Pendahuluan Dan Askep Nyaman Nyeri
Laporan Pendahuluan Dan Askep Nyaman Nyeri
1.1 DEFENISI
Nyeri adalah suatu kondisi berupa perasaan tidak nyaman.
Sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada
setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya dan hanya
orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi rasa nyeri tersebut.
( Buku keterampilan dasar praktek klinin kebidanan
2006:126)
Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental
atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
( Wolf Welfsel Fourst 1974)
Nyeri adalah perasaan menderita secara fisik dan mental atau
perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
( Engel 1970 )
Nyeri Secara umum adalah suatu keadaan umum yang tidak
menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak di ikuti
oleh reaksi fisik psikologis maupun emosional.
( Lynda Suall Corfenito : Diagnosa keperawatan
edisi 8)
1.2 ETIOLOGI
a. Penyebab nyeri anatar lain Trauma mekanik, kimia,
termal dan elektrik.
Trauma mekanik
Jaringan : Kerusakan jaringan, iritasi pada reseptor,
nyeri inflamasi.
Oedema dan tumor : Penekanan pada reseptor nyeri
Spasme otot : Kejang pada otot.
Trauma thermal
1
Panas / dingin (luka bakar) menyebabkan kerusakan
jaringan inflasi langsung atau perangsangan pada
reseptor nyeri.
Trauma kimia
- Iskemia jaringan menyebabkan kerusakan dalam
jaringan.
- Iskemik arteri koroner merupakan perangsang pada
reseptor nyeri karena akumulasi asam laktat atau zat
kimia lain.
Trauma elektrik
Sengatan aliran listrik akibat tegangan yang terlalu tinggi.
b. Peradangan
c. Gangguan sirkulasi
- Jepitan pembuluh darah
- Pecahnya Pembuluh darah.
d. Trauma psikologis
Faktor yang mempengaruhi respon nyeri :
- Pengalaman masa lalu
- Reaksi atau tanggapan orang lain
- Usia
- Aktivitas
- Lingkungan.
1.3 PATOFISIOLOGI
Narasi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan,
maka terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin,
serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan
rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus
melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di
persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain
dihantarkan ke hypotalamus nyeri dapat menurunkan
stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada
termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau
mengalami nyeri.
KLASIFIKASI NYERI
1. Menurut Tempatnya
Perifer Pain (Pinggiran)
Nyeri yang dirasakan pada permukaan tubuh (daerah
perifer).
Contoh : Nyeri pada kaki, tangan, permukaan kulit.
Deep Pain (Dalam)
Nyeri yang dirasakan dari struktur tubuh yang lebih
dalam.
Contoh : Sendi, Otot, nyeri lambung.
Reffered Pain ( Nyeri Alihan)
Nyeri akibat penyakit organ tubuh yang ditransmisikan
kebagian tubuh lain yang bukan merupakan asal nyeri.
Contoh : luka pada leher, nyeri pada pundak.
2. Menurut sifatnya
Insidental : Nyeri yang datang secara tidak
menentu.
Steody : Rasa Nyeri yang terus-menerus.
Proximal : Rasa nyeri yang dapat diketahui
waktunya.
Tidak ada
nyeri
Nyeri paling hebat
Tidak ada
Nyeri
Nyeri sehebat yang
Dapat terjadi
Keterangan :
Skala 1 - 3 : Nyeri ringan dengan kriteria tanpa obat. Nyeri
dapat hilang dengan tindakan misalnya merubah posisi.
Skala 4 8 : Nyeri sedang dengan kriteria yang dapat hilang
dengan menggunakan obat.
Skala 9 10 : Nyeri hebat dengan kriteria nyeri dapat
hilang dengan menggunakan obat dan nyeri akan hilang
dalam waktu yang lama.
Skala Faces
1.8 PELAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan kepada klien dan keluarga
2. Melakukan observasi.
3. Menjelaskan kepada klien dan keluarga penyebab
nyeri.
4. Menjelaskan teknik distraksi dan relaksasi.
5. Menganjurkan klien melakukan mobilisasi.
6. Menganjurkan pada klien dan keluarga menjaga
personal hygiene.
7. Melakukan kolaborasi dengan tim medis.
1.10 EPISIOTOMY
Pengertian
Episiotomy adalah suatu tindakan operatif berupa
sayatan pada perineum meliputi selaput lendir vagina,
cincin selaput dara, jaringan pada septum, rektovaginal,
otot-otot dan fascia perineum dan kulit depan.
Indikasi
Episiotomy dapat berasal dari dua faktorm yaitu :
1). Indikasi dari ibu, antara lain :
a. Primigravida umumnya
b. Perineum kaku dan riwayat robekan perinemum pada
persalinan yang lalu.
c. Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan,
misalnya pada persalinan sungsang, persalinan dengan
cunam, ekstraksi vacuum dan anak besar.
d. Arkus pubis yang sempit.
2). Indikasi dari janin, antara lain :
a. Sewaktu melahirkan janin premature, tujuannya
untuk mencegah terjadinya trauma yang berlebihan pada
kepala janin.
b. Sewaktu melahirkan janin letak sungsang, lerak
defleksim janin besar.
c. Pada keadaan dimana ada indikasi untuk
mempersingkat kala II seperti pada gawat janin, tali pusat
menumbung.
Penyembuhan
Rasa tidak nyaman akibat episiotomy biasanya membaik
selama 7 hari. Jika klien terjadi infeksi segera bawa ke
dokter ditandai demam atau vagina terasa sakit. Proses
penyembuhan berlangsung lama, lukanya harus dicuci
dengan obat antiseptic serta di beri antibiotic. Penjahitan
ulang baru bisa dilakukan setelah infeksi sembuh total.
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny A DENGAN GANGGUAN RASA
NYAMAN (NYERI)
DI RUANG MAISANAH
RS ISLAM HASANAH MOJOKERTO
2.1 PENGKAJIAN
Nama : nana faridatul isma
NIM : 09111260
Ruang : Maisanah
Pengkajian diambil tanggal : 5 juli 2010
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 juli 2010
No. Reg :
Diagnosa Medis : P1OOO1 Post Partum spt B
hari ke 2
1. Indentitas klien
Nama : Ny A
Umur : 29Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tanggal
Bahasa yang digunakan: Jawa
Alamat : Pudaksari RT 13/5 puloniti
Bangsal
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan rasa nyeri pada luka jahitan
episiotomy
10
A. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : composmentis
b. Keadaan umum : lemah
c. Tanda-tanda vital : TD= 120/100 mmHg S= 36.5oC
N = 88x/menit RR= 24x/menit
d. Skala nyeri : sedang
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Inspeksi : simetris, rambut tebal warna hitam, kulit
kepala bersih, tidak ada ketombe.
Palpasi : bentuk kepala bulat, tidak ada benjolan.
b. Wajah
Inspeksi : reaksi wajah menyeringai.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
c. Mata
Inspeksi : simetris, bola mata normal, konjungtiva
merah mudah,sklera putih, pupil bulat reflek
terhadap cahaya normal, lensa normal, kanan
dan kiri normal
d. Telinga
Inspeksi : simetris, bentuk normal, tidak ada secret,
pendengaran normal, kanan dan kiri normal
Palpasi : procecus mastoideus tidak nyeri.
e. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada polip, tidak ada
penyumbatan, daya penciuman normal.
f. Mulut dan Gigi
Inspeksi : tidak sumbing, mukosa bibir lembab,
tidak stomatitis, gigi lengkap, tidak ada caries, lidah
bersih
g. Leher
Inspeksi : simetris, tidak ada bekas operasi.
Palpasi : trachea di tengah, tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid dan vena jugularis.
h. Thorax
Inspeksi : bentuk normal, tidak terdapat luka bekas
operasi.
Palpasi : axila tidak terdapat pembesaran kelenjar
limfe.
i. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada bekas jahitan
Palpasi : turgor normal, tonus normal, tidak ada
nyeri.
Perkusi : timpani.
Auskultasi : ada bising usus-
j. Ekstermitas Atas
Inspeksi : tidak terdapat polidaktili dan sindaktili,
terpasang infus pada tangan kiri, pergerakan tangan
kiri agak terganggu karena terpasang infus sedangkan
pergerakan tangan kanan normal, tidak ada oedema
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
k. Ekstermitas Bawah
Inspeksi : tidak terdapat polidaktili dan sindaktili,
tidak ada varises, tidak terdapat oedem pada
kaki kanan dan kiri, pergerakan
agak terganggu, pergerakan kaki kanan- kiri
normal, tampak hati-hati
jika bergerak
Palpasi : ada nyeri tekan.
l. Genetalia
Inspeksi : bersih, rochea rubra, terdapat luka jahitan
episiotomy yang masih basah
j anus : tidak ada hemoroid
2.2 ANALISA DATA
DO:
TTV: TD=
120/100 mmHg
N =
88x/menit
S = 36,5C
RR= 24
x/menit
K/U baik
Ekspresi
wajah
menyeringai dan
terlihat sakit saat
bergerak dan
berjalan
Terdapat luka
jahitan
episiotomy yang
masih basah
Skala nyeri
sedang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan
dengan luka jahitan episiotomy.
Ditandai dengan
Ds :
TTV: TD= 120/100 mmHg
N = 88x/menit
S = 36,5C
RR= 24 x/menit
K/U baik
Ekspresi wajah menyeringai dan terlihat sakit saat
bergerak dan berjalan
Terdapat luka jahitan episiotomy yang masih basah
Skala nyeri sedang