Anda di halaman 1dari 57

MODUL

PRATIKUM FISIKA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


2016
TATA TERTIB PRAKTIKUM
KEWAJIBAN PRAKTIKAN:
1. Setiap praktikan datang 5 menit sebelum pelaksanaan praktikum
2. Memakai pakaian rapi, jas lab dan safety shoes pada saat praktikum
3. Sebelum praktikum, praktikan mengumpulkan tugas pendahuluan untuk percobaan
yang akan dilakukan.
4. Setiap praktikan sebelum memulai praktikum harus menyerahkan laporan resmi
percobaan minggu sebelumnya.
5. Setiap praktikan mengumpulkan laporan sementara setelah melakukan praktikum
untuk mendapatkan persetujuan dari pembimbing praktikum
6. Setiap praktikan merapikan dan menyerahkan peralatan yang selesai dipinjam pada
petugas laboratorium.
7. Sebelum meninggalkan ruangan Lab, kelompok yang bertugas (piket) menyapu/
membersihkan Lab.

SANKSI PELANGGARAN:
1. Prakikan yang terlambat harus melapor pada dosen pembimbing untuk mendapat ijin
praktikum
2. Praktikan yang berhalangan hadir harus memberikan surat ijin tidak masuk
3. Praktikan yang tidak mengumpulkan tugas pendahuluan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
4. Praktikan yang merusakkan peralatan wajib mengganti sesuai alat yang dirusak.
5. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum secara keseluruhan dinyatakan tidak
lulus praktikum fisika.

Surabaya, 13 Pebruari 2013


Penyusun

Catatan:
Tugas pendahuluan dan laporan ditulis tangan pada kertas A4 dengan margin kiri 4cm, atas,
kanan dan bawah masing-masing 3cm.
GERAK BENDA PADA BIDANG MIRING
M1

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada praktikum M1, praktikan diharapkan:
dapat membaca dan menggunakan stopwatch dengan benar,
mampu menerapkan hukum gerak jatuh bebas
menentukan koefisien gaya gesek pada bidang miring baik permukaan
kasar atau licin
dapat memahami tentang gerak pada bidang miring.

II. TEORI
Dinamika Partikel adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gaya yang yang
menyebabkan sebuah benda bergerak. Pada modul ini, benda masih dianggap sebagai
partikel, artinya benda hanya dilihat sebagai satu titik pusat massa saja. Untuk itu gerak
translasi saja yang akan diperhatikan. Dengan demikian massa katrol diabaikan, karena
katrol bergerak melingkar. Karena massa katrol diabaikan, maka memen inersia katrol
juga diabaikan, sehingga katrol mengalami kesetimbangan momen. Tegangan tali
sebelum dan sedudah lewat katrol sama.
Dasar untuk menyelesaikan persoalan dinamika partikel diatas adalah
Hukum Newton I, II dan III. Yaitu:
Hukum Newton I : =0
Hukum Newton II : = .
Hukum Newton III : =
Ada beberapa gaya yang harus dikenali di bab ini, antara lain gaya normal ( ), gaya
gesek ( ), tegangan tali ( ), gaya berat ( = ) dll.
Bila suatu benda bergerak pada suatu bidang, dimana bidang tersebut tidak licin,
maka akan timbul gaya gesek. Gaya gesek timbul karena permukaan dua bidang yang
bersentuhan. Arah gaya gesekan pada benda berlawanan dengan arah gerak benda. Besar
gaya gesek dipengaruhi oleh benda dan koefisien gesek. Gaya gesekan terdiri dari :
1. Gaya gesekan statis ( ) yaitu gaya gesekan yang terjadi pada benda diam.

= s .
2. Gaya gesekan kinetis ( ), yaitu gaya gesekan yang terjadi pada benda bergerak.
=.

Gambar 1. Sudut 0o

m1 g m1 m2a
k (1) m2 g

N T T

m2g sin
f m2g cos m1
m2g

m1g
Gambar 2. Sudut

k m1gm2gsinm1 m2a
(2) m2 g cos dimana :

= gaya gesek statis ( )


= gaya gesek kinetis ( )
s = koefisien gesek statiss
= koefisien gesek kinetis
= gaya normal
= percepatan grafitasi = 9,81 m/s2
= percepatan gerak benda (m/s2 )

Untuk persamaan geraknya yaitu : s v0t at2 (3)


Dimana : = jarak tempuh (m)
0 = kecepatan awal (m/s)
= waktu menempuh jarak s (secon)

III. PERALATAN
1. Satu set peralatan gerak pada bidang
2. Stop watch
3. Satu set beban
4. Penggaris

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gb 1 dengan sudut 00
2. Catatlah panjang lintasan m2 dan catat waktu yang diperlukan untuk
menempuh panjang lintasan tersebut
3. Gantilah m2 dengan benda yang berbeda
4. Catatlah panjang lintasan m2 dan catat waktu yang diperlukan untuk
menempuh panjang lintasan tersebut
5. Ulangi langkah (1) sampai dengan (4) untuk sudut kemiringan 300 (seperti
Gb 2)

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Dapatkan rumus (1) dan (2) dari Hukum Newton II
2. Sebuah balok yang bermassa m1 = 10 kg, terletak pada bidang miring licin
seperti pada gambar dibawah. Balok ini dihubungkan oleh seutas tali melalui
katrol kecil tanpa gesekan dengan balok kedua yang bermassa m 2 = 20 kg
tergantung vertikal. Tentukan :
a. Percepatan masing-masing benda
b. Tegangan tali

N T T
o
53
m2g sin

f m2g cos
m1 m2g

m1g
VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Hitung koefisien gesekan antara bidang dengan benda yang berbeda untuk
setiap sudut dengan kemiringan yaitu sudut 00 dan 300
2. Hitung kecepatan akhir benda
3. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nomor percobaan : M 1 Nama percobaan : Gerak
No Nama NRP Tanda pada Bidang datar
Tangan
1 Kelompok :
2
3
Surabaya,
4 Mengetahui
5

(.)

m1 =
Sudut 00
No Aluminiu Kayu m2
m m2 = =

.. cm .. cm .. cm .. cm .. cm .. cm
1
2
3
Rata
rata
Sudut 300
No Aluminiu Kayu m2
m m2 = =

.. cm .. cm .. cm .. cm .. cm .. cm
1
2
3
Rata
rata

GAYA SENTRIFUGAL
M2
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikan diharapkan dapat mendefinisikan tentang gaya sentrifugal serta dapat membaca
dan menggunakan alat ukur. Praktikan dapat memahami tentang gaya sentrifugal dan
prinsip kerjanya. Praktikan juga diharapkan mampu membandingkan frekuensi
perhitungan dengan percobaan, serta mampu memberikan kesimpulan.

II. TEORI
Benda berotasi mempunyai percepatan yang arahnya ke pusat yang disebut
percepatan sentripetal (as) yang besarnya :

v2
as 2R (1)
R
Dan sesuai hukum Newton II, percepatan ini menyebabkan gaya sentripetal yang arahnya
ke pusat. Besarnya :

v2
Fs m m2R (2)
R
Dimana : v = kecepatan linier (m/s )
R = radius rotasi (m)
kecepatan sudut (rad/s)
m = massa benda (kg) g =
percepatan grafitasi bumi (m/s2)

Menurut hukum Newton III, setiap benda yang mendapat gaya, maka benda tersebut akan
memberikan gaya rekasi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Gaya reaksi dari
gaya sentripetal ini dinamakan gaya sentrifugal. Pada percobaan ini benda akan berputar
dengan besar kecepatan yang konstan, menimbulkan gaya sentrifugal sehingga mampu
mengangkat massa beban (M) yang berada di tengah/pusat.

Besar frekuensi yang diperlukan untuk mengangkat beban M.g ( Newton ) adalah :

f
1
Mm. gR
n i i (3)
2
i1
M

m1 m2

R1

R2

Gambar Peralatan Sentrifugal

III. PERALATAN
1. Satu set peralatan gaya sentrifugal
2. Tachometer

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Jalankan peralatan gaya sentrifugal dengan satu lengan beban (m 1 dan m2)
yang berpengaruh, sedangkan m3 dan m4 terkunci.
2. Naikkan frekuensi rotasi hingga beban M tepat bergerak naik dan catat
frekuensi f.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan menggunakan dua lengan beban (m 1, m2, m3
dan m4) berpengaruh semuanya.

VI. TUGAS PENDAHULUAN

Turunkan
persamaan f

Mm. gR 2
n i i

i1
VII. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Hitung frekuensi berdasarkan percobaan dan frekuensi secara perhitungan
2. Tentukan persentase error frekuensi tersebut
3. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan

LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI


SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nomor percobaan : M2 Nama percobaan : Gaya
No Nama NRP Tanda Sentrifugal
Tangan
Kelompok :
1
2
Surabaya,
3
Mengetahui
4
5

(.)

M = kg M2 = kg M4 = kg
M1 = kg M3 = kg
Salah satu lengan dikunci
No r1 ( cm ) r2 ( cm ) F
1.
1 2.
. . 3.
4.
5.
F rata rata =

No r1 ( cm ) r2 r3 r4 F
( cm ) ( cm ) ( cm )
1.
2.
2 . . . .
3.
4.
5.
F rata rata =
SISTEM KATROL (DINAMIKA PARTIKEL)
M3

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan percobaan dinamika pada katrol tunggal dan ganda
serta mampu melakukan pengukuran waktu dan perhitungan percepatan baik secara
praktek maupun teori.

II. Teori
Pada percobaan ini massa katrol, massa tali dan gesekan diabaikan. Dengan
menerapkan hukum Newton II dan asumsi m1 turun maka untuk sistem katrol
tunggal didapatkan persamaan
m1.g T = m1.a
T = m1.g m1.a
T m2.g = m2.a
(m1.g m1.a) m2.g = m2.a
katrol a

.g

tali

m2 dimana:
a = percepatan (m/s2)

m1 1 2
gm =, m percepatan grafitasi bumi (9,81 m/s = massa beban (kg)
T = tegangan tali (N)

Demikian juga untuk sistem katrol ganda, percepatan benda dapat dihitung dengan
penerapan hukum Newton:
T2
=
2T1
s1 =
T1 2s2
katrol a1 = 2 a2
katrol
T1 Dengan asumsi m1 turun dapat dirumuskan:
T1 m1
.g
tali
T2 T1
=
m2
m1 m1
.a1
T1
= m1.g - m1.a1
T1 = m1.g - m1.2a2
T2 m2.g = m2.a2
2T1 m2.g = m2.a2
2(m1.g - m1.2a2) - m2.g = m2.a2
2m1.g m2.g = m2.a2 + 4m1a2
(24mm11 mm22) .g a1
2(2mm111mm22) .g a2
2

III. Alat dan bahan


1. Dua buah katrol
2. Tali
3. Beban
4. Stopwatch

IV. Langkah Percobaan


1. Buatlah rangkaian percobaan seperti gambar katrol tunggal
2. Jika jarak yang ditempuh benda 1 = S 1 dan benda 2 = S2, catatlah waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak masing-masing (t1 dan t2)
3. Lakukan langkah (1) dan (2) untuk massa dan jarak yang sama sebanyak 5 kali
4. Lakukan langkah (1), (2) dan (3) untuk jarak yang sama tapi massa berbeda
5. Buatlah rangkaian seperti gambar katrol ganda
6. Lakukan langkah percobaan (2) s/d (4)
V. Tugas Untuk Laporan Resmi
1. Hitung percepatan benda 1 dan benda 2 secara teori dan praktek
2. Bandingkan kedua hasil perhitungan
3. Hitunglah tagangan tali

VI. Tugas Pendahuluan


Pesawat angkat sederhana untuk penanganan komponen kapal, konstruksinya
seperti gambar katrol ganda, dengan beban m2 adalah 500 kg dan massa m1 diganti
gaya F. Massa katrol diabaikan dan percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2.
a. Berapa gaya F tersebut yang harus diberikan agar sitem setimbang diam
atau bergerak dengan kecepatan konstan?
b. Jika kemampuan tali T1 menahan beban adalah 3000 Newton, berapa
percepatan maksimal mengangkat beban m2 sebesar 500 kg yang
menyebabkan tali tersebut rawan putus?

LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI


SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nomor percobaan : M3
Nama percobaan : Sistem
Katrol
Kelompok :
No Nama NRP Tanda
Tangan
1
2 Surabaya, Mengetahui
3
4
(.)

Gambar 1 (Katrol Tunggal)


SA = SB = S = .. m
No mA mB S (m) t1 T2 T3 Trata-
rata
(kg) (kg) (dt) (dt) (dt)

1
2

Gambar 2 (Katrol Ganda)

SA 1 SB aA 1 aB
2 2
No mA mB S (m) t1 T2 T3 Trata-
rata
(kg) (kg) (dt) (dt) (dt)

1
2
DINAMIKA ROTASI
M4

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum M4, praktikan diharapkan:
dapat membaca dan menggunakan stopwatch dengan benar
memahami prinsip kerja gerak melingkar pada roda dengan memperhatikan
momen inersianya
menghitung besar momen inersia, kecepatan sudut dan torsi.

II. TEORI
Dinamika yang dipelajari dalam modul ini berbeda dengan yang ada di modul M 1.
Dinamika pada modul ini adalah dinamika rotasi, dimana dalam dinamika rotasi benda
sudah dilihat keseluruhan sebagai benda pejal, atau sistem diskrit. Dalam dinamika rotasi
semua gerak benda, baik translai maupun rotasi sudah diperhitungkan. Sehingga kalau di
modul M1, massa katrol masih diabaikan, maka pada modul ini massa katrol sudah
diperhitungkan. Dengan demikian katrol mempunyai momen inersia, dan mengalami
gerak rotasi yang dirhatikan, dan dibuat persamaannya dalan hukum Newto II rotasi.
Momen inersia adalah sifat kelembamaan keengganan benda untuk berputar.
Untuk benda (sistem diskrit), yang terdiri dari beberapa partikel, maka momen inersia
bendanya adalah:
n

I m i Ri

(1) i1

Untuk benda-benda teratur nilai momen inersia dapat dicari dengan perhitungan
matematis.
Dimensi Persamaan Dimensi Persamaan
Cincin tipis diputar Slinder berongga
I m (R12
pada sumbu silinder I m.R2 diputar pada sumbu
R22) 2
silinder
Silinder pejal diputar Bola pejal diputar 2mR2
pada sumbu silinder pada diameter I
I m.R2
5

Apabila torsi bekerja pada benda yang momen inersianya adalah I, maka pada benda
akan timbul percepatan sudut sebesar ukum Newton II rotasi)

I (2)
Torsi juga bisa didefinisikan sebagai gaya x lengan

F.R (3)


r1 r2

T1 T2
T2
a1 T1 a2

m2
m1

m2 g
m1 g

1
s1 a1t12 (4)
2
1 = 2 =


a a
1 2




R1 R2
Gb 1 Roda Dengan Dua Beban

Tegangan tali dapat dihitung dengan menggunakan :


T1 = m1g - m1.a1 dan T2 = m2a2 + m2.g (7)

Momen Inersia sistem di atas yaitu :

I
T1R1 - T2R2 = I

T1R1 T2R2
I (8)

III. PERALATAN
1. Satu set peralatan gerak melingkar pada roda
2. Beban
3. Stopwatch
4. Penggaris

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Ikatlah tali pada roda besar dan roda kecil seperti pada gb (1)
2. Bebanilah kedua ujung tali yang telah diikatkan pada roda dengan massa m 1
untuk roda besar dan m2 untuk roda kecil
3. Ukurlah jarak yang ditempuh m1 (=S1) dan catat waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh jarak tersebut sebanyak 3 kali
4. Lakukan langkah (1) s/d (3) untuk massa berbeda dan jarak yang sama

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Dengan memperhatikan gb 1, benda 1 dengan massa 1,5 kg dan benda 2
dengan massa 1 kg hitunglah T1, T2 dan jika diketahui momen inersia roda
2 kgm2, jari-jari roda 1 = 40 cm dan jari jari roda 2 = 20 cm.
2. Sistem windlas menurunkan jangkar 300 kg pada kecepatan konstan 3 m/s.
Turunnya jangkar menyebabkan silinder windlas berdiameter 1 m ikut
berputar. Pada waktu tertentu dilakukan perlambatan sebesar 0,5 m/s 2 hingga
jangkar berhenti. Jika diketahui momen inersia silinder adalah 50 kg.m2,
percepatan grafitasi bumi 9,81 m/s2, dan besarnya gaya gesek diabaikan,
tentukan
a. Kecepatan sudut silinder saat jangkar turun berkecepatan konstan
b. Besar gaya pengereman, jika massa rantai jangkar pada kondisi
tersebut 50 kg!

VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitung percepatan benda 1 dengan menggunakan persamaan :

s at2
2. Hitung percepatan sudut roda
3. Hitung percepatan benda 2
4. Hitung besar tegangan dari kedua tali tersebut
5. Hitung momen inersia dari roda tersebut dengan persamaan (8)
6. Hitung momen inersia secara praktek
7. Tentukan persentase error momen inersia yang didapatkan secara teori dan
praktek.
8. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan

LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI


SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA

Nomor percobaan : M 4 Nama percobaan : Gerak


Melingkar Pada Roda
Kelompok :
No Nama NRP Tanda Tan
1
2
3
4
ganSurabaya,
Mengetahui

(.)

S1 = .. m
m 1 m 2 t1 t2 t3 trata-rata r1 r2 a1 a2
kg deti m m dt Rad/d
k t

AYUNAN MATEMATIS
M5

I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ayunan matematis adalah sebagai berikut:
praktikan mampu menggunakan alat ukur stopwatch
praktikan dapat memahami tentang perbedaan frekuensi dan periode getaran
praktikan dapat menentukan nilai percepatan gravitasi bumi
II. TEORI
Apabila sebuah bandul digantung dengan kawat dan diberi simpangan kecil
kemudian dilepaskan, maka akan berayun dengan getaran selaras, (Gb.1) Maka akan
berlaku persamaan :

Gambar 1. Ayunan dengan getaran selaras

1g
f
2 l

l
T 2
g

f= Jumlah getaran perdetik (det1) g=


percepatan grafitasi bumi (cm/ det2) l=
panjang kawat, satuan (cm)

III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

A. Bandul matematis dan fisis serta perlengkapannya 1 set


B. Beban setangkup 1 buah
C. Stop watch 1 buah

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Lihat Gambar rangkaian :


V. PROSEDUR KERJA

a. Atur alat seperti gambar rangkaian dengan panjang kawat 50 cm


b. Atur agar ujung bandul berada tepat ditengah
c. Beri simpangan kecil pada bandul dan lepaskan. Usahakan agar ayunan
mempunyai lintasan bidang dan tidak berputar.
d. Catat waktu yang dibutuhkan untuk lima kali getaran
Ulangi langkah (a) (d) sebanyak lima kali
e. Ulangi (a)-(e) dengan panjang kawat berbeda

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Hitung percepatan grafitasi bumi dengan persamaan (1) dan gunakan ralat
perhitungan.
2. Hitung dengan membuat grafik beserta hitungannya antara T^2 dengan l
pada bandul matematis
3. Hitunglah persentase kesalahan dari percobaan anda serta kesimpulan.

VII. TUGAS PENDAHULUAN


1. berdasarkan persamaan 1
bagaimana pengaruh panjang kawat terhadap periode (T)
bagaimana pengaruh berat bandul terhadap periode (T)

LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI


SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA

Nomor percobaan : M 5 Nama percobaan : Ayunan


Matematis
Kelompok :
No Nama NRP Tanda
Tangan
1
2
3
4
Surabaya,
Mengetahui

(.)
No Waktu
Panj 50 cm 60 cm 70 cm 80 cm
kawat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Rata-rata
T

AYUNAN FISIS
M6

I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ayunan fisis antara lain:
Praktikan mampu memahami tentang percepatan gravitasi bumi, prinsip
kerja ayunan fisis serta dapat menggunakan alat ukur dengan benar
Praktikan dapat menghitung besar momen inersia benda dengan
menggunakan bandul fisis. Praktikan mampu menentukan hubungan
amplitudo, massa dan panjang ayunan terhadap periode serta
menyelaraskan antara rumus eksperimen dengan hitungan.

II. TEORI
Untuk menghitung percepatan gravitasi bumi dapat menggunakan

persamaan:

1 mgd
f (1)
2 I

I
T 2 (2)
mgd

Dengan : d = Jarak pusat ayunan dan pusat massa


I = momen inersia benda jika diputar dengan pusat
putar di pusat ayunan

III. PERALATAN
1. Satu set peralatan ayunan fisis
2. Penggaris
3. Stopwatch

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Tentukan pusat massa
2. Tentukan pusat ayunan
3. Ayun batang dengan simpangan kecil, catat waktu untuk 6 kali getaran
sempurna
4. Ambil titik ayun yang lain dan ulangi langkah 3

V. TUGAS PENDAHULUAN
Sebuah batang kaku ringan dengan panjang l.5 m. Batang tersebut diayun dengan simpangan
10 dari sumbu normal dengan pusat ayunan adalah 0.2 m dari salah satu ujung
batang. Tentukan besar gravitasi yang mempengaruhi batang tersebut!

VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitung periode (T)!
2. Hitung percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan rumus yang ada!
3. Hitung persentase error gravitasi bumi yang didapatkan secara teori dan
praktek!
4. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan!

LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nomor percobaan : M6
Nama percobaan : Ayunan
Fisis
Kelompok :

No Nama NRP Tanda Surabaya,


Tangan Mengetahui
1
2
3
4

(.)

Momen Inersia benda = kg m2


D (cm) Waktu untuk 6 x Momen Inersia
ayun (g)
d1=................. t1= I=
.
d2=................ t2= I=

HUKUM ARCHIMEDES

F1
I. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan mampu memahami prinsip hukum
Archimedes dan menerapkannya pada benda setimbang di zat cair Praktikan juga dapat
menentukan rapat jenis fluida cair, menghitung besar gaya apung berdasarkan persamaan
Archimedes, dan dapat menentukan besar rongga dalam suatu benda.

II. TEORI
Jika suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya ke
atas sebesar berat zat cair yang dipindahkan. Secara matematis gaya Archimedes (gaya ke
atas), dapat dirumuskan sebagai berikut :

FA Vccg (1)
Dimana : FA = gaya ke atas yang dialami benda (N)
( dalam praktikum besar FA dapat dicari dengan dinamometer)
FA = w1 - w2
Vc = volume zat cair yang dipindahkan (m3)
c = massa jenis zat cair
(kg/m3) g = percepatan gravitasi bumi
(m/s2)

Ketentuan :
1. Jikabenda <cairan , maka benda akan mengapung
2. Jikabenda =cairan , maka benda akan melayang
3. Jikabenda >cairan , maka benda akan tenggelam

III. PERALATAN
1. Fluida cair (air, minyak, oli)
2. Beban
3. Dinamometer
4. Penggaris
5. Statip

IV. LANGKAH PERCOBAAN Percobaan I


1. Timbang dan catat massa benda yang digantungkan pada dinamometer (w 1)
(kayu yang tidak berongga)
2. Massa benda yang digantungkan pada dinamometer dimasukkan ke dalam zat
cair, timbang dan catat (w2)
3. Menghitung volume fulida yang dipindahkan
4. Dengan menggunakan persamaan hukum Archimedes, tentukan cairan
5. Ulangi langkah 1 4 untuk massa benda yang berbeda (logam)
6. Ulangi langkah 1 4 untuk fulida yang berbeda

Percobaan II
1. Tentukanlah volume balok kayu P
2. Tentukalah rapat massa dari kayu P
3. Ambil benda kayu RB timbang di udara
4. Hitunglah volume saharusnya balok RB dengan asumsi rapat massanya sama
dengan benda P
5. Hitunglah Volume sebenarnya
6. Hitunglah volume rongganya.

V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI Percobaan I


1. Hitunglah gaya apung berdasarkan percobaan
2. Hitunglah massa jenis zat cair
Percobaan II
1. Hitunglah volume rongga dari balok RB

VI. TUGAS PENDAHULUAN


1. Diketahui massa jenis air laut 1,2 ( gr/cm3), massa jenis es 0,8 (gr/cm3). Tentukan
Berapa bagian volume gunung es yang tercelup dalam air.
2. Sebuah kubus volumenya 125 m3 dengan atap terbuka dari plat dengan massa
jenis 7,2 kg/liter. Tentukan ketebalan plat agar kubus terapung di air dengan
kedalaman tercelup 1 m.
LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nomor percobaan : F 1 Nama percobaan : Hukum
Archimedes
No Nama NRP Tanda
Tangan Kelompok :
1
2 Surabaya, Mengetahui
3
4

(.)

Volume beban = .. cm3


Air Minyak Olie Volume
No Beban
W1 W2 W1 W2 W1 W2
(N) (N) (N) (N) (N) (N)
1
2
3

Benda Massa kg Volume m3 Rapat massa


kg/m3

Benda P
Benda RB

Volume seharusnya Benda RB = m3


Volume Rongga = m3

KALORIMETRI
P1

I. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum ini, praktikan diharapkan mampu memahami
prinsip kerja hukum Joule dan memahami konsep perubahan bentuk energy Praktikan
dapat menghitung besar energi listrik yang melalui suatu penghantar, menentukan energi
thermal (kalor) yang timbul di dalam kalorimetri dan membuktikan kebenaran hukum
Joule serta dapat menentukan kapasitas panas spesifik tembaga.

II. TEORI
Kalor adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan temperatur.
Kalor berpindah dari benda bertemperatur tinggi ke benda temperatur lebih rendah.
Jumlah kalor yang diserap benda sebanding dengan massa benda itu pada perubahan
temperaturnya. Secara matematis dirumuskan sebagai :
Q mcT CT (1)
Dimana : Q = Kalor yang diserap (Joule, erg, kalori)
m = massa benda (kg)
T = Perubahan temperatur yang terjadi
c = Kalor jenis ( joule/kg0C)
C = Kapasitas kalor ( joule/0C)
Pada percobaan ini, energi listrik akan diubah menjadi energi panas oleh tahanan kawat
spiral dan panas tersebut digunakan untuk menaikkan suhu air disekitarnya beserta wadah
tembaga. Besar energi listrik yang ditimbulkan oleh arus listrik sesuai dengan persamaan
:
W=v.i.t (2)
Dimana : W = Energi listrik (Joule)
v = Beda potensial (volt)
i = Arus listrik (Ampere)
t = waktus (detik)
Dengan asumsi semua energi listrik ditransfer sebagai energi panas dari wadah dan air,
maka dapat ditulis dalam persamaan matematis sebagai berikut :

W = mcTair m
cTwadah (3)

III. PERALATAN

1. Kalorimeter dengan insulasi panas Transformator


2. Stopwatch
A
3. Termometer AC

4. Travo V
5. Avometer Elemen
Pemanas

6. Kabel penghubung

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Timbanglah wadah tembaga (mw)
2. Isi wadah tembaga dengan air sampai 3/4 penuh, lalu timbang lagi (mt = ma +
mw)
3. Letakkan wadah tembaga dalam insulator yang sudah dipasang jaket, pasang
pengaduk, tutup dan pasang termometer.
4. Catat temperatur mula-mula
5. Hubungkan pemanas kalorimeter dengan arus AC 20 volt dan pasang avo
untuk membaca arus, lalu hidupkan stopwatch.
6. Catat pembacaan temperatur setiap selama 2 menit sampai dicapai temperatur
800C

V. TUGAS PENDAHULUAN
Air teh sebanyak 200 cm3 dengan suhu 950C dituangkan ke dalam cangkir gelas
(massa gelas 300 gr) yang suhunya 250C. Bila keseimbangan telah tercapai dan
tidak ada aliran kalor lain disekitarnya, tentukan suhu campurannya.
(Kalor jenis gelas 0,2 kal/gr0C, massa jenis air 1 gr/cm3, kalor jenis air 1 kal/gr0C)

VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Dengan asumsi semua energi listrik ditransfer sebagai energi panas dari wadah
dan air , tentukan kapasitas panas spesifik dari kalorimeter (tembaga) pada
rentang temperatur ( diketahui kalor jenis air : ca = 1 kalori/g0C):
a. dari T awal sampai T2
b. dari T2 sampai 800C
c. dari T awal sampai 800C

2. Tentukan persentase error kapasitas panas spesifik tembaga yang didapatkan


secara teori dan praktek
3. Buat grafik hubungan antara waktu (x) dan temperatur (y)
4. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nomor percobaan : P1
Nama percobaan :
Kalorimeter
Kelompok :

No Nama NRP Tanda Surabaya,


Tangan Mengetahui
1
2
3
4
(.)

V = 20 volt I = .. ampere
C air = 1 kal 0

gr C

No t ( menit ) T0 C
1
2
3
4
5
6
7
8
No t ( menit ) T0 C
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

TITIK KRITIS GAS


P2

I. Tujuan Praktikum
Pada praktikum ini akan diamati perubahan volume dan variasi tekanan dari gas
SF6 (Sulfur Hexaflouride) pada temperatur yang berbeda. Sehingga praktikan diharapkan
dapat mengetahui temperatur kritis, tekanan kritis, dan volume kritis dari suatu gas.

II. TEORI
Persamaan gas ideal menunjukkan hubungan antara tekanan, temperatur dan
volume dari gas. Persamaan gas ideal dinyatakan dengan:
PV n RT (1)
dimana P adalah tekanan, V adalah volume, n adalah jumlah mol gas, R = 8.314472
JK1mol1 adalah konstanta gas, dan T adalah temperatur.
Akan tetapi, gas tidak ideal (real gases) menunjukkan penyimpangan dari gas
ideal. Persamaan yang umum digunakan untuk real gases adalah Persamaan Van der
Waals, yang dinyatakan dengan:

a
P V m Vm b RT (2)
2

V
dimana Vm adalah volume molar. Nilai a dan b merupak konstanta yang
dapat n
dicari dari percobaan ketika suatu gas mencapai titik kritisnya.
Titik kritis suatu gas merupakan titik dimana suatu gas tidak dapat dibedakan lagi
fasenya, antara fase gas dan cair. Pada titik kritis, terdapat Temperatur kritis TCr, Tekanan
kritis PCr dan Volume kritis VCr. Ketika suatu gas dikompresi pada temperatur di bawah
temperatur kritis, maka gas akan mencair, sehingga fase gas dan cair dari gas dapat
dibedakan. Namun, pada temperatur kritis atau di atasnya, gas tersebut tidak dapat
dikondensasi, sehingga tidak lagi terdapat batas fasa dari gas. Kondisi suatu gas pada
temperatur, volume, dan temperatur tertentu umumnya ditunjukkan dengan diagram P-V.
Seperti pada Gambar 1, ditunjukkan diagram P-V untuk gas SF6.
Gambar 1 Diagram P-V Gas SF6
Pada Gambar 1, titik kritis untuk gas SF 6 terjadi pada temperatur 45,5 oC, tekanan
37 bar, dan volume 0,5 cm3. Dengan mengetahui nilai dari titik kritis, maka konstanta a
dan b untuk persamaan Van der Waals.

3 RTCr
VCr (3)
8 PCr

1
a R TCr VCr (4) b VCr (5)

III. PERALATAN
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah satu set peralatan titik kritis
(Critical Point Apparatus), yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Critical Point Apparatus


IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Pastikan katup pada selang air tertutup dan jarum suhu pada pemanas adalah
25 oC
2. Set volume gas sebesar 0,5 cm3 dengan memutar roda
3. Hidupkan pemanas air
4. Buka katup selang air untuk mengaliran air ke tabung gas (mercury) sampai
tabung mercury terendam
5. Atur suhu pada termostat (bejana) sebesar 37 oC
6. Tunggu sampai suhu air di tabung stabil 37 oC
7. Catat besar tekanan pada manometer
8. Ubah volume gas dengan perubahan tiap 0,4 cm2, catat nilai tekanan pada
manometer
9. Ulangi langkah 5-8 sampai volume gas mendekati 4 cm3

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan yang dimaksuk dengan titik kritis suatu gas!
2. Pilih salah satu jenis gas, tuliskan nilai temperatur kritis dan tekanan kritis nya,
kemudian tuliskan persamaan Van der Waals nya! (Setiap anggota kelompok
jenis gas-nya harus berbeda)

VII. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Plot diagram P-V untuk masing-masing temperatur, kemudian dapatkan nilai
TCr dan PCr!
2. Hitung nilai VCr menggunakan persamaan (3)!
3. Hitung konstanta Van der Waals a dan b menggunakan persamaan (4) dan (5)!
4. Dengan menggunakan nilai TCr dan PCr gas SF6 secara teori, hitung nilai VCr, a
dan b secara teori!
5. Hitung presentase kesalahan (percent error) untuk nilai VCr, a dan b!
LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nomor percobaan : P2
Nama percobaan : Titik Kritis
Gas
Kelompok :

No Nama NRP Tanda Surabaya,


Tangan Mengetahui
1
2
3
4

(.)

Gas SF6
No Volume Isoterm Isoterm Isoter Isoter Isoter
(cm3) 37 oC 40 oC m m m
43 oC 46 oC 49 oC
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
KONDUKTIVITAS TERMAL
P3

I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
a. Praktikan dapat menerapkan prinsip perpindahan panas
b. Praktikan mengetahui nilai konduktivitas termal dari beberapa jenis material

II. TEORI
Energi panas dapat dipindahkan dari suatu sistem yang bersuhu lebih tinggi ke
sistem yang bersuhu lebih rendah. Energi panas berpindah melalui mekanisme
perpindahan panas. Terdapat tiga jenis mekanisme perpindahan panas, yaitu radiasi,
konveksi dan konduksi.
Radiasi merupakan perpindahan energi dalam bentuk gelombang, melalui zat atau
ruang hampa. Sedangkan perpindahan panas konveksi terjadi pada cairan dan gas. Panas
berpindah melalui pergerakan partikel di dalam fluida. Partikel yang panas akan mengalir
sehingga menggantikan partikel yang lebih dingin.
Konduksi terjadi ketika energi panas berpindah melalui suatu material sebagai
akibat dari tumbukan antar elektron, ion, atom, dan molekul bebas material tersebut.
Setiap material memiliki kemampuan yang berbeda dalam melakukan konduksi, yang
ditunjukkan dengan nilai konduktivitas termal. Laju perpindahan konduksi dinyatakan
dengan:
Q T
kA (1)
t L
Q
dimana adalah laju konduksi, k adalah konduktivitas termal, A adalah luas t
penampang melingtang bahan, T adalah perbedaan temperatur bahan, dan L adalah
panjang bahan.
Q
Dalam SI, satuan untuk k adalah W/m.K dan adalah J/s atau Watt.
t
III. PERALATAN
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah satu set peralatan perpindahan
panas konduksi, yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Thermal Conductivity Apparatus

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Tanyakan kepada instruktur, apakah peralatan sudah tersambung dengan benar
2. Pastika lampu LED pada ITAC box berkedip
3. Pasang logam aluminium pada kotak Thermal Conduction Apparatus
4. Nyalakan kipas pada kotak Thermal Conduction Apparatus
5. Buka Program Conductoo
6. Atur waktu pengambilan data dengan mengatur pada menu Parameters
Acquisition (Time step = 1s; Total time = 600s)
7. Klik tombol Heating, untuk proses pemanasan

8. Klik tombol Continous Acquisition


9. Amati nilai suhu pada masing-masing sensor, catat nilai suhu setiap 2 menit
10. Proses akan berhenti secara otomatis setelah mencapai Total time
11. Ulangi langkah 3-9 untuk logam tembaga
VI. TUGAS PENDAHULUAN
1. Berikan contoh nilai konduktivitas termal dari salah satu material! (setiap
anggota kelompok harus material yang berbeda)
2. Jelaskan perbedaan antara konduksi, konveksi, dan radiasi!
3. Sebuah pelat logam setebal 4 mm memiliki perbedaan temperatur 32 oC antara
kedua permukaannya. Laju perpindahan panas pelat tersebut adalah sebesar
200 kkal/jam melalui suatu permukaan seluas 5 cm2. Hitunglah nilai
konduktivitas termal logam tersebut dalam W/m.K!

VIII. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Plot grafik hubungan antara posisi sensor dan rata-rata nilai temperatur untuk
masing logam!
2. Hitung nilai konduktivitas termal untuk masing-masing logam!
3. Hitung presentase kesalahan (percent error) nilai konduktivitas termal untuk
masing-masing logam!

LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI


SURABAYA (PPNS)

LAPORAN SEMENTARA
Nomor percobaan : P 3 Nama percobaan :
Konduktivitas Termal
Kelompok :

No Nama NRP Tanda Surabaya,


Tangan Mengetahui
1
2
3
4
(.)

Aluminium
Daya = W
No T1 oC T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8
oC oC oC oC oC oC oC
Jarak dari
T1
(cm)
1
2
3
4
5
Rata-
rata
Tembaga
Daya = W
No T1 oC T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8
oC oC oC oC oC oC oC
Jarak dari
T1
(cm)
1
2
3
4
5
Rata-
rata
TRANSFORMATOR
L1

VII. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum transformator antara lain:
Praktikan mampu membaca dan menggunakan alat ukur listrik serta merangkai transformator
dengan benar
Praktikan dapat mengetahui prinsip kerja transformator, menghitung besar efisiensi dan
membaca arus masuk dan keluar pada transformator

VIII. TEORI
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum faraday, yaitu Jika ada
kumparan listrik berada dalam medan magnet yang fluks-fluks magnetiknya berubah
terhadap waktu maka pada kkumparan tersebut akan muncul GGL Induksi.
Jika pada kumparan primer trafo diberi arus bolak balik, maka disekitar kumparan
ini terjadi medan magnet yang berubah-ubah, sehingga fluks-fluks magnetik yang ada
disekitar kumparan primer ini juga berubah. Menurut Faraday, Jika ada kumparan listrik
berada dalam medan magnet yang fluks-fluks magnetiknya berubah terhadap waktu maka
pada kkumparan tersebut akan muncul GGL Induksi. Maka terjadilah GGL induksi pada
kumparan sekunder.
Trasformator adalah peralatan yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan.
Daya dari sistem listrik dapat dihitung dari persamaan P = v.i =
i.R.i Dimana : P = Daya (watt) v = Tegangan (volt) i =
Arus (ampere)
R = Hambatan / resistansi (ohm)
Sedangkan efisiensi dari suatu transformator dapat dihitung dengan perbandingan daya
output dan input :

Pout x 100%
Pin
IX. PERALATAN
1. Avometer 5 buah
2. Variabel resistor
3. Transformator
4. Kabel penghubung

X. LANGKAH PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar berikut :

2. Pasanglah transformator untuk N1 = 1200 lilitan dan N2 = 300 lilitan


3. Catat i1, v1, i2, v2. Lakukan sebanyak 3 kali pengukuran dengan harga R
yang berbeda
4. Ulangi langkah 3 untuk N1 = 1200 lilitan dan N2 = 600 lilitan

XI. TUGAS PENDAHULUAN


1. Sebutkan fungsi transformator
2. Sebutkan bagian-bagian transformator dan macam-macam transformator
3. Sebuah transformator step-up mengubah tegangan dari 50 V menjadi 200 V. Jika efisiensi
transformator 75 % dan terdapat daya yang hilang 150 Watt.
Hitung kuat arus primer dan sekundernya.

XII. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitung daya input dan output
2. Hitung efisiensi transformator untuk N2 = 300 lilitan
3. Hitung efisiensi transformator untuk N2 = 600 lilitan
4. Tentukan persentase error efisiensi transformator yang didapatkan
secara teori dan praktek
5. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA

LAPORAN SEMENTARA
Nomor percobaan : L1
Nama percobaan :

No Nama NRP Tanda


Tangan
1
2
3
4
Transformator
Kelompok :

Surabaya,
Mengetahui

(.)

N1 = 1200 lilitan
No N2 = 300 N2 = 600 lilitan
lilitan
I1 V1 I2 V2 I1 V1 I2 V2 R
1
2
3

RANGKAIAN LISTRIK
L2

I. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum rangkaian listrik, oraktikan diharapkan mampu
memahami prinsip hukum Kirchoff dan memahami konsep Aliran Arus. Selain itu,
praktikan dapat menghitung besar Arus dan tegangan pada suatu rangkaian seri dan
paralel.

II. TEORI
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan
tertutup. Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik
terbatas pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub pada
kedua ujungnya.

ARUS LISTRIK
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang
mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i dengan kata lain arus adalah muatan yang
bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan
tersebut diam maka arus pun akan hilang. Arah arus searah dengan arah muatan positif
(arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran elektron. Suatu partikel dapat
menjadi muatan positif apabila kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila
menerima elektron dari partikel lain. Satuannya : Ampere (A)
Arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus
negatif mengalir sebaliknya. Macam-macam arus :
1. Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu,
artinya dimanapun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan
nilai yang sama

2. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)


Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu dengan
karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai perioda
waktu : T).

TEGANGAN
Tegangan atau beda potensial adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu
muatan (sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial
jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke
terminal lainnya.

Gambar Rangkaian Seri dan Pararel

(a) Rangakaian seri (b) Rangkaian pararel

i = i1 = i2 = i3 Vp= V1 = V2 = V3 Vs
= V1 + V2 + V3 i = i1 + i2 + i3
Rs = R 1 + R 2 + R 3 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

III. PERALATAN
1 Board tempat percobaan
2 Resistor
3 Avometer
4 Kabel penghubung

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Rangkailah percobaan I, ukurlah arus yang mengalir dan tegangan pada R 1
2. Rangkailah percobaan I, ukurlah arus yang mengalir dan tegangan pada R 2
3. Rangkailah percobaan I, ukurlah arus yang mengalir dan tegangan pada R 3
4. Rangkailah percobaan I, ukurlah arus yang mengalir dan tegangan pada titik A-B
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 dengan menggunakan rangkaian percobaan 2

A R1 R2 R3 B

Rangkaian Percobaan 1

Rangkaian Percobaan 2

VI. TUGAS PENDAHULUAN


Perhatikan gambar 1 dan gambar 2, diketahui R1 = 40 ohm, R2 = 60 ohm, R3 = 80 ohm,
V= 10 volt, Hitung Arus dan Tegangan pada R1, R2, R3 dan Titik A-B

VII. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitung arus dan tegangan secara teori pada R1, R2, R3 dan titik A-B
2. Bandingkan hasil (1) dengan hasil praktikum untuk rangkaian percobaan 1 dan
percobaan 2.
3. Tentukan persentase error arus dan tegangan yang didapatkan secara teori dan
praktek
4. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA

LAPORAN SEMENTARA

Nomor percobaan : L 2 Nama percobaan :


Rangkaian Listrik
No Nama NRP Tanda
Tangan Kelompok
1 :

2
3
4
Surabaya,
Mengetahui

(.)

Seri
No. R1 R2 R3 I1 I2 I3 IAB V1 V2 V3 VAB
1
2

Paralel
No. R1 R2 R3 I1 I2 I3 IAB V1 V2 V3 VAB
1
2

Contoh Cover:
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA
NAMA PERCOBAAN

KELOMPOK :
NAMA :
NRP :

NAMA PROGRAM STUDI


NAMA JURUSAN

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


2016

Anda mungkin juga menyukai