Anda di halaman 1dari 3

PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN

TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)

Dasar Teori

Sususnan peralatan untuk pengukuran titik beku terdiri dari bejana gelas pendingin
yang berfungsi sebagai bejana bagian luar, dan terdapat batang logam agitasi dan nampan
logam yang berfungsi sebagai tempat bejana pendingain. Terdapat sebuah bejana bagian
tengah yang letaknya ditengan yang berfungsi sebagai penyekat agar pendinginan terjadi
secara tidak langsung terhadap bejana bagian dalam yang berisi spesimen. Lapisan udara
yang terdapat antara bejana bagian dalam dan bejana bagian tengah, berfungsi agar proses
pendinginan terjadi secara perlahan. Dalam bejana bagian dalam ditempatkan termometer
beckmann, dan terdapat lubang samping untuk memasukkan spesimen. Terdapat juga batang
agitator bejana bagian dalam yang berupa kaca yang ditempatkan dalam bejana bagian dalam.
Komponen lain adalah termometer yang terletak pada bejana bagian luar sebagai perangkat
tambahan, pipet pelarut, dan sifon(alat untuk menyesuaikan tinggi caitan pendingin).
Titik beku dan titik didih larutan tergantung pada kesetimbangan pelarut yang berada dalam
larutan dengan pelarut padatan atau uap pelarut murni. Kesetimbangan yang lainnya adalah
antara pelarut dalam larutan dengan pelarut murni. Pada saat kesetimbangan itu terjadi, maka
pula titik beku maupun titik didihnya tercapai. Setiap pelarut memiliki harga tetapan K f
tertentu. Tetapan Kf ini menyatakan besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal. Air
memiliki harga Kf sebesar 1.86 sedangkan titik bekunya 0C (pada tekanan 1 atm).
Tetapan Kf hanya bergantung pada jenis besarnya penurunan titik beku untuk larutan 1
molal. Pada umumnya efek penurunan titik beku akan lebih besar daripada efek kenaikan titik
didih atau penurunan tekanan uap. Oleh karena itu penurunan titik beku relatif lebih banyak
digunakan dalam penentuan berat molekul.
Penurunan titik beku larutan tergantung pada konsentrasi dari zat terlarut di dalamnya.
Semakin berat larutan, maka titik bekunya semakin rendah sehingga perubahannya sebanding
dengan perubahan konsentrasi. Selain itu jumlah partikel zat terlarut juga akan
mempengaruhi penurunan titik beku.
Berat molekul dapat diketahui dengan persamaan menurut Hukum Clausius Claypeyron.
Konstanta penurunan titik beku dikalikan dengan berat zat terlarut dikalikan seribu. Hasilnya
dibagi penurunan titik beku larutan dan berat molekul terlarut. Harga penurunan titik beku
sebelumnya dapat dicari dengan selisih dari titik beku pelarut murni dan titik beku larutan.
Sedangan harga konstanta penurunan titik beku dapat dicari dengan persamaan dalam Hukum
Clausius Claypeyron.
I. Analisa Data

Pengukuran titik beku larutan

Massa tabung reaksi besar + gelas beaker = 125,52 gram

Massa tabung reaksi besar + gelas beaker + air = 155,52 gram

Massa air = 30,00 gram

Kf air = 1,86oC/m

Berat molekul urea = 60 gram

Tf = 10C

Massa urea yang seharusnya ditimbang yaitu 1,00 gram

gx 1000 xKf
Massamolar =
P x T f

gx 1000 x 1,86 /mol


60 gram/mol=
30,00 gram . 1

g = 0,9677 gram

Massa urea yang ditimbang = 0,9677 gram

Berat molekul urea dapat dihitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

gx 1000 xKf
Massamolar =
P x T f

0,9677 gram x 1000 x 1,86 /mol


Massamolar =
30,00 gram .1,03

Massa molar = 61,797 gram/mol

Jadi berat molekul urea hasil perhitungan yaitu = 61,797 gram


Penentuan titik beku larutan terhadap pelarut(Tf)
Tf = (Tf pelarut- Tf larutan)0C
= (2,89 C - 2,01 C)
= 0,88 C

Kemudian dapat dihitung persen kesalahannya sebagai berikut:

BM urea teoritisBM urea perhitungan


kesalahan= x 100
BM urea teoritis

60 gram61,797 gram
kesalahan= x 100
60 gram

2,995

Anda mungkin juga menyukai