Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA

MASA REFORMASI PEMERINTAHAN BJ HABIBIE

OLEH:

ARI GUNAWAN CAESAR P. (C1A415133)


FAKHRUR ROZI (C1A415123)
YUNA TIARA YUNUS RAPI (C1A415085)
ISLAMI YANTI (C1A415093)
RICKO YUSUF (C1A415029)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


HUBUNGAN INTERNASIONAL (A)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

KENDARI

2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Turunnya Soeharto dari jabatan kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998 menjadi awal
lahirnya era Reformasi di Indonesia. Perkembangan politik ketika itu ditandai dengan
pergantian presiden di Indonesia. Segera setelah Soeharto mengundurkan diri, Mahkamah
Agung mengambil sumpah Baharuddin Jusuf Habibie sebagai presiden.
Masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie berlangsung dari tanggal 21 Mei 1998
sampai 20 Oktober 1999. Pengangkatan Habibie sebagai presiden ini memunculkan
kontroversi di masyarakat. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah
konstitusional, sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa Habibie sebagai kelanjutan
dari era Soeharto dan pengangkatannya dianggap tidak konstitusional1.
Pada masa pemerintahan B.J. Habibie, kehidupan politk di Indonesia Mengalami beberapa
perubahan. Ia banyak mengubah struktur kebijakan dari Soeharto itu sendiri. Meskipun
Beliau hanya menjabat kurang dari 2 tahun, tapi ia telah mampu membuat kebijakan-
kebijakan yang cukup berani. Masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie ditandai dengan
dimulainya kerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu dalam
proses pemulihan ekonomi. Selain itu, B.J. Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap
media massa dan memberikan kebebasan dalam berekspresi. Beberapa langkah perubahan
diambil oleh B.J. Habibie, seperti liberalispartai politik, pemberian kebebasan pers,
kebebasan bependapat, dan pencabutan UU Subversi.

1 Supriyadi, Masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie, 7 April 2014,


http://www.sejarah-negara.com/2014/04/masa-pemerintahan-presiden-bj-
habibie.html. dikases pada 28 Mei 2017
BAB II
PEMBAHASAN

1. PEMERINTAHAN HABIBIE
Pemerintahan B..J. Habibie dimulai sejak lengsernya Soeharto dari kedudukannya
sebagai presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Masa pemerintahan Habibie
ini hanya berlangsung selama satu tahun, karena naiknya Habibie menggantikan Soeharto ini
diterima dengan hati kecewa dan cemas di kalangan yang amat luas di kalangan masyarakat.
Kabinet yang dibentuk oleh Habibie diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan.2
Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara, Presiden
Soeharto meletakkan jabatannya sebagai presiden dihadapan ketua dan beberapa anggota dari
Mahkamah Agung. Pada tanggal itu pula, dan berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Presiden
menunjuk Wakil Presiden B.J. Habibie untuk menggantikannya menjadi presiden, serta
pelantikannya dilakukan di depan Ketua Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka sejak
saat itu, Presiden Republik Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3.

Naiknya Habibie menjadi presiden menggantikan Presiden Soeharto menjadi polemik


dikalangan ahli hukum. Sebagian ahli menilai hal itu konstitusional, namun ada juga yang
berpendapat inkonstitusional. Adanya perbedaan pendapat itu disebabkan karena hukum yang
kita miliki kurang lengkap, sehingga menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda. Diantara
mereka menyatakan pengangkatan Habibie menjadi presiden konstitusional, berpegang pada
Pasal 8 UUD 1945 yang menyatakan bahwa Bila Presiden mangkat, berhenti atau tidak
dapat melakukan kewajibannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya.
Tetapi yang menyatakan bahwa naiknya Habibie sebagai presiden yang inkonstitusional
berpegang pada ketentuan Pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa Sebelum presiden
memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau
DPR. Sementara, Habibie tidak melakukan hal itu dan ia mengucapkan sumpah dan janji di
depan Mahkamah Agung dan personil MPR dan DPR yang bukan bersifat kelembagaan.

2 Kencana Syafiie, PEMERINTAHAN MASA REFORMASI,


http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:mVDyZoBYY_cJ:mstita.weebly.com/uploads/1/3/9/8/13983625/tahapan_
pembangunan_inonesia.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses pada 30 Mei
2017
Dalam ketentuan lain yang terdapat pada Tap MPR No. VII/MPR/1973,
memungkinkan bahwa sumpah dam janji itu diucapkan didepan Mahkamah Agung. Namun,
pada saat Habibie menerima jabatan sebagai presiden tidak ada alasan bahwa sumpah dan
janji presiden dilakukan di depan MPR atau DPR, Artinya sumpah dan janji presiden dapat
dilakukan di depan rapat DPR, meskipun saat itu Gedung MPR/DPR masih diduduki dan
dikuasai oleh para mahasiswa. Bahkan Soeharto seharusnya mengembalikan dulu
mandatanya kepada MPR, yang mengangkatnya menjadi presiden.

Apabila dilihat dari segi hukum materiil, maka naiknya Habibie menjadi presiden
adalah sah dan konstitusional. Namun secara hukum formal hal itu tidak konstitusional, sebab
perbuatan hukum yang sangat penting yaitu pelimpahan wewenang atau kekuasaan dari
Soeharto kepada Habibie harus melalui acara resmi yang konstitusional. Apabila perbuatan
hukum itu dihasilkan dari acara yang tidak konstitusional, maka perbuatan hukum itu menjadi
tidak sah. Pada saat itu memang DPR tidak memungkinkan untuk bersidang, karena Gedung
DPR/MPR diduduki oleh puluhan ribu mahasiswa dan para cendekiawan. Dengan demikian,
hal ini dapat dinyatakan sebagai suatu alasan yang kuat dan hal itu harus dinyatakan sendiri
oleh DPR.

Diikalangan mahasiswa sikap atas pelantikan Habibie terbagi atas tiga kelompok,
yaitu : Pertama, menolak Habibie karena merupakan produk orde baru, kedua bersikap netral
karena pada saat itu tidak ada pemimpin Negara yang diterima semua kalangan sementara
jabatan presiden tidak boleh kosong. Ketiga mahasiswa berpendapat bahwa pengalihan
kekuasaan ke Habibie ialah sah dan konstitusional. Masa pemerintahan Presiden B.J Habibie
berlangsung dari tanggal 21 Mei 1998 sampai 20 Oktober 1999.pengambilan sumpah beliau
sebagai presiden RI dilakukan di Credential Room, Istana Merdeka. Dalam pidato yang
pertama setelah pengangkatannya B.J habibie menyampaikan hal-hal sebagai berikut
pertama, mohon dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, kedua akan melakukan reformasi
secara bertahap dan kontitusional di segala bidang, Ketiga akan meningkatkan kehidupan
politik pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik KKN dan ke empat akan menyusun
kabinet yang sesuai dengan tuntutan zaman.3

3 Hayatun Naimah, PERALIHAN KEKUASAAN PRESIDEN DALAM LINTASAN


SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA, diakses pada 30 Mei 2017
Habibie yang menjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan Indonesia yang serba
parah, baik dari segi ekonomi, politik, sosial dan budaya. Oleh karena itu, langkah-langkah
yang dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi dan politik.
Dalam menghadapi krisis itu, pemerintah Habibie sangat berhati-hati terutama dalam
pengelolaannya, sebab dampak yang ditimbulkannya dapat mengancam integrasi bangsa.
Untuk menjalankan pemerintahan, presiden habibie tidak mungkin dapat melaksanaknnya
sendiri tanpa dibantu oleh menteri-menteri dan kabinetnya. Oleh karena itu, Habibie
membentuk kabinet.

Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie
membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu
terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI),
Golkar, PPP, PDI. Pada tanggal 25 Mei 1998 diselenggarakan pertemuan pertama kabinet
habibie. Pertemuan ini berhasil membentuk Komite untuk merancang undang-undang politik
yang lebih longgar dalam waktu satu tahun dan menyetujui pembatasan masa jabatan
presiden yaitu maksimal 2 periode (satu periode lamanya 5 tahun). Upaya terebut mendapat
sambutan positif, tetapi dedakan agar pemerintah Habibie dapat merealisasikan agenda
reformasi tetap muncul4.

Tugas pokok Kabinet tersebut adalah menyiapkan proses reformasi:

a) Di bidang politik antara lain dengan memperbaharui berbagai perundang-undangan


dalam rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yang bernuansa pada
pemilu sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN);
b) Di bidang hukum antara lain meninjau kembali Undang- Undang Subversi;
c) Di bidang ekonomi dengan mempercepat penyelesaian Undang-Undang yang
menghilangkan praktik-praktik monopoli dan persaingan yang tidak sehat.

Prioritas utama Kabinet Reformasi Pembangunan adalah mengatasi krisis ekonomi dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya dengan dua sasaran pokok, yaitu: (a) Ketersediaan dan
keterjangkauan bahan makanan dan kebutuhan pokok; dan (b) Berputarnya kembali roda
perekonomian nasional. Untuk mencapai sasaran tersebut, ada tiga hal yang gariskan oleh
presiden Habibie, yaitu: Penyediaan sembilan bahan pokok (sembako) dengan harga yang
4 Munirah Amran, MASA PEMERINTAHAN BJ HABIBIE, Kamis, 14 Februari 2013,
http://munirah-amran.blogspot.co.id/2013/02/masa-pemerintahan-bj-habibie.html.
diakses pada 31 Mei 2017
terjangkau; Stabilitas nilai tukar rupiah pada tingkat yang wajar dan pengendalian laju inflasi;
Mengembalikan kepercayaan dunia usaha, khususnya investor luar negeri, antara lain dengan
melaksanakan kesepakatan dengan IMF5.

Dalam pemerintahannya B.J. Habibie berusaha untuk melakukan pembaharuan-


pembaharuan dalam beberapa bidang demi untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang
sejahterah dan sesuai dengan UUD 1945.

B. PERMASALAHAN DAN KEBIJAKAN PRESIDEN BJ HABIBIE


Kebijakan pertamanya adalah membentuk kabinet pada tanggal 22 Mei 1998 dengan nama
Kabinet Reformasi Pembangunan ( berdasarkan keputusan presiden no 122 / M tahun 1998
) di Istana Merdeka. Dengan keputusan presiden tersebut, presiden habibie memberhentikan
dengan hormat para menteri Negara pada kebinet Pembangunan VII. Kabinet Reformasi
pembangunan ini terdiri atas 36 Menteri yaitu 4 Menteri Negara dengan tugas sebagai
menteri koordinator, 20 Menteri Negara yang memimpin Departemen, 12 Menteri Negara
yang bertugas menangani bidang tertentu. Sebanyak 20 Menteri diantaranya adalah muka
lama dari kebinet pembangunan VII , dan hanya 16 Menteri baru. Kabinet ini mencerminkan
suatu sinergi dari semua unsur-unsur kekuatan bangsa yang terdiri dari berbagai unsur
kekuatan sosial politik dalam masyarakat. Jabatan Gubernur Bank Indonesia harus
mempunyai kedudukan yang khusus dalam perekonomian, bebas dari pengaruh pemerintah
dan pihak manapun berdasarkan UU. Pada tanggal 23 Mei 1998 pagi, presiden Habibie
melantik menteri- menteri Kabinet reformasi Pembanguna. Presiden habibie mengatakan
bahwa Kabinet Reformasi pembangunan disusun untuk melaksanakan tugas pokok reformasi
total terhadap kehidupan ekonomi, politik dan hukum6.

Pada bidang politik, Habibie melakukan Pembebasan Tahanan Politik, dalam rangka
meningkatkan legitimasi baik di dalam maupun diluar negeri. Hal ini terlihat dengan
diberikannya amnesti dan abolisi yang merupakan langkah penting menuju keterbukaan dan

5 Dony Setyawan, KABINET REFORMASI PEMBANGUNAN, 23 FEBRUARI 2016,


HTTP://WWW.DONISETYAWAN.COM/KABINET-REFORMASI-PEMBANGUNAN/. DIAKSES PADA
TANGGAL 30 MEI 2017

6 Kabinet Reformasi Pembangunan Presiden Habibie,


http://www.mediasiswa.com/pembentukan-kabinet-reformasi-pembangunan/. Diakses
pada tanggal 30 Mei 2017
rekonsiliasi. Diantara yang dibebaskan tahanan politik kaum separatis dan tokoh tua mantan
PKI, yang telah ditahan lebih dari 30 tahun. Amnesti diberikan kepada Mohammad sanusi
dan orang-orang lain yang ditahan setelah Insiden tanjung Priok. Selain tokoh itu tokoh
aktivis petisi 50 ( kelompok yang sebagian besar terdiri dari mantan jenderal yang menuduh
Soeharto melanggar prinsip pancasila dan DWI Fungsi ABRI). Dr Sri Bintang Pamungkas,
Ketua Partai PUDI dan Dr. Mochatar pakpahan Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia dan
K.H Abdurrahman Wahid merupakan segelintir dari tokoh tokoh yang dibebaskan
Habibie.Selain itu Habibie mencabut Undang undang Subversi dan menyatakan
mendukung budaya oposisi serta melakukan pendekatan kepada mereka yang seklama ini
menentang Orde Baru.

Selanjutnya pemerintah memberikan kebebasan bagi pers di dalam pemberitaannya,


sehingga semasa pemerintah Habibie ini banyak sekali bermunculan media masa. Kebebasan
pers ini dilengkapi pula oleh kebebasan berasosiasi organisasi alternative seperti
AJI( Asosiasi Jurnalis Independen) dapat melakukan kegiatannya. Cara Habibie memberikan
kebebasan pers ialah dengan mencabut SIUPP.

Perubahan dalam bidang politik diantaranya mengeluarkan UU NO.2 Tahun 1999


tentang partai politik. UU No 3 Tahun 1999 tentang pemilu, UU No 4 Tahun 1999 tentang
MPR dan DPR. Setelah reformasi pemilihan umum dilaksankan bahkan menjelang pemilu
1999, parpol yang mendaftar mencapai 141 dan seteklah diverifikasi oleh tim 11 Komisi
Pemilihan Umum menjadi sebanyak 98 partai, namun yang memenuhi syarat hanya 48
Parpol.

Selanjutnya dalam hal politik lainnya Habibie menyelesaikan masalah timor timor,
Habibie mengambil sikap pro aktif dengan menawarkan dua pilihan yaitu memberikan status
khusus dengan otonomi luas atau memisahkan diri dari RI. Otonomi luas berarti diberikan
kewenangan atas bidang seperti : politik ekonomi budaya dan lain-lain kecuali dalam
hubungan luar negeri. Pertahanan dan keamanan serta moneter dan fiscal. Sedangkan
memisahkan diri berarti secara demokratis dan konstitusional serta secara terhormat dan
damai lepas dari NKRI, Habibie membebaskan tahanan Timor-Timu, seperti Gusmao dan
Ramos Horta.

Pada tanggal 21 April 1999 di Dili, kelompok pro kemerdekaan dan pro intergrasi
menandatangani kesepakatan damai yang disaksikan oleh panglima TNI wiranto, wakil ketua
komnas HAM Djoko Soegianto dan Uskup Baucu Mgr Basilio do Nascimento. Tanggal 5
Mei 1999 di New York Menlu Ali Alatas dan Menlu Portugal Jaime gama disaksikan oleh
sekjen PBB koffi Annan menandatangani kesepakatan melaksanakan penentuan pendapat di
Timor-Timur untuk mengetahui sikap rakyat Timor- Timur untuk mengetahui sikap rakyat
Timor- Timur dalam memilih kedua opsi diatas. Pada tanggal 4 September 1999 yang
menyebutkan bahwa sekitar 78,5 rakyat Timor-Timur memilih merdeka. Lepasnya Timor-
Timur dari NKRI berdampak pada daerah lain yang ingin juga melepaskan diri dari NKRI
seperti tuntutan dari GAM di Aceh, dan OPM di irian Jaya, selain itu pemerintah RI harus
menanggung pengungsi Timur-Timor yang pro Indonesia di perbatasan yaitu di Atambua.

Dalam bidang politik juga dengan Intruksi Presiden No 30 / 1998 tanggal 2 Desember
1998 telah mengintruksikan jaksa Agung Baru, Andi Ghalib segera mengambil tindakan
hukum memeriksa Mantan Presiden Soeharto karena diduga telah melakukan Praktik
KKN.dan memberikan gelar pahlawan Reformasi pada para mahasiswa korban Trisakti yang
menuntut lengsernya Soeharto pada 12 Mei 1998, penghargaan ini merupakan bentuk
penghormatan kepada perjuangan dan pengorbanan mahasiswa sebagai pelopor Reformasi.

Didalam bidang ekonomi pemerintahan berhasil menekan laju inflasi dan gejolak
moneter dibanding saat awal terjadi krisis, namun langkah dalam kebijakan ekonomi belum
sepenuhnya menggembirakan karena dianggap tidak mempunyai kebijakan yang konkrit dan
sistematis seperti sektor riil belum pulih. Banyak kasus penyelewengan dana Negara dan
bantuan Indonesia kehilangan momentum pemulihan ekonomi7.

Pada tanggal 21 agustus 1998 pemerintah membekukan operasional Bank Umum Nasional,
Bank Modern, dan Bank Dagang Nasional Indonesia. Awal tahun selanjutnya pemerintah
melikuidasi 38 bank swasta. 7 Bank diambil alih pemerintah dan 9 Bank mengikuti program
rekapitulasi, selain itu harga beras juga meningkat, ditemukan penyelundupan beras keluar
negeri dan penimbun beras.

Dalam bidang ekonomi, pemerintahan Habibie berusaha keras untuk melakukan


perbaikan. ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie untuk
meperbaiki perekonomian Indonesia antaranya :

Merekapitulasi perbankan
Merekonstruksi perekonomian Indonesia.

7 Abdul Hakim, PERBANDINGAN PEREKONOMIAN DARI MASA SOEKARNO HINGGA


SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (1945 - 2009), diakses pada tanggal 1 April 2017
Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
Menaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga
di bawah Rp.10.000,-
Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF8.
Pada bidang Manajemen internal ABRI, terutama dalam tatanan konsep dan organisatornya.
Pertimbangan yang mendasar yang melatar belakangi keputusan politik dan akademiks
reformasi internal TNI, antara lain, pertama karena prediksi tantangan TNI kedepan di abad
XXI begitu besar, komplek dan multidimensional, atas dasar itu TNI harus segera
menyesuaikan diri. Kedua karena TNI senantiasa harus mau dan mampu mendengar serta
merespon aspirasi rakyat . ketiga karena TNI mengakui secara jujur , jernih dan obyektif.
Sebagai komponen bangsa yang lainnya, bahwa dimasa lalu ada kekurangan dan distorsi
sebagai konsekuensi logis daei formal politik orba9.

Pada masa transisi di bawah Presiden B.J. Habibie, banyak perubahan-perubahan penting
terjadi dalam tubuh ABRI, terutama dalam tataran konsep dan organisatornya. ABRI telah
melakukan kebijakan-kebijakan sebagai langkah perubahan politik internal, yang berlaku
tanggal 1 April 1999. Kebijakan tersebut antara lain: pemisahan POLRI dari ABRI,
Perubahan Stat Sosial Politik menjadi Staf Teritorial, Likuidasi Staf Karyawan, Pengurangan
Fraksi ABRI di DPR, DPRD I/II, pemutusan hubungan organisatoris dengan partai Golkar
dan mengambil jarak yang sama dengan parpol yang ada, kometmen dan netralitas ABRI
dalam Pemilu dan perubahan Staf Sospol menjadi komsos serta pembubaran Bakorstanas dan
Bakorstanasda.

Perubahan di atas dipandang positif oleh berbagai kalangan sebagai upaya reaktif
ABRI terhadap tuntutan dan gugatan dari masyarakat, khususnya tentang persoalan eksis
peran Sospol ABRI yang diimplementasikan dari doktrin Dwi Fungsi ABRI10.

8 Aris Gunawan, Pemerintahan Habibie,


https://id.scribd.com/doc/53621213/Pemerintahan-Habibie. diakses pada tanggal 1 April
2017

9 RIFQA DENI AMANAH, POLITICS MILITARY IN POST NEW ORDER INDONESIA,


diakses pada tanggal 1 April 2017

10 Jaleswari Pramodhawardani, 2009, Reformasi Tentara Nasional Indonesia, hal


23. Diases pada tanggal 1 April 2017
C. BERAHIRNYA MASA PEMERINTAHAN BJ.HABIBIE

Salah satu kesalahan yang dinilai pihak oposisi terbesar adalah setelah menjabat sebagai
Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur
(sekarang Timor Leste), ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu
mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih
tetap menjadi bagian dari Indonesia.

Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999.
Lepasnya Timor Timur di satu sisi memang disesali oleh sebagian warga negara Indonesia,
tapi disisi lain membersihkan nama Indonesia yang sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran
HAM di Timor Timur.

Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang
Habibie semakin giat menjatuhkan Habibie. Upaya ini akhirnya berhasil dilakukan pada
Sidang Umum 1999, ia memutuskan tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan
pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR11.

11 ASTALOG, Sebutkan Penyebab Jatuhnya Presiden Habibie,


http://www.astalog.com/7112/sebutkan-penyebab-jatuhnya-presiden-habibie.htm. diases
pada tanggal 1 April 2017
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Turunnya Soeharto dari jabatan kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998 menjadi awal
lahirnya era Reformasi di Indonesia. Perkembangan politik ketika itu ditandai dengan
pergantian presiden di Indonesia. Segera setelah Soeharto mengundurkan diri, Mahkamah
Agung mengambil sumpah Baharuddin Jusuf Habibie sebagai presiden.

Pemerintahan B..J. Habibie dimulai sejak lengsernya Soeharto dari kedudukannya


sebagai presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Masa pemerintahan Habibie
ini hanya berlangsung selama satu tahun, karena naiknya Habibie menggantikan Soeharto ini
diterima dengan hati kecewa dan cemas di kalangan yang amat luas di kalangan masyarakat.

Habibie yang manjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan Indonesia yang


serba parah, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Langkah-langkah yang
dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk dapat mengatasi krisis ekonomi dan politik.
Untuk menjalankan pemerintahan, Presiden Habibie tidak mungkin dapat
melaksanakannya sendiri tanpa dibantu oleh menteri-menteri dari kabinetnya. Pada tanggal
22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J.Habibie membentuk cabinet
baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang
menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.

Kebijakan yang diambil pada masa pemerintahan BJ Habibie di antaranya sebagai berikut:
1. Kebijakan dalam bidang politik dan hukum.
2. Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan.
3. Mengatasi masalah dwifungsi ABRI.
4. Mengadakan Sidang Istimewa.
5. Kebijakan dalam bidang ekonomi.
6. Kebijakan menyampaikan pendapat dan pers.
7. Pelansanaan Pemilu.
Pada tanggal 14 Oktober 1999 Presiden Habibie menyampaikan pidato
pertanggungjawabannya di depan Sidang Umum MPR namun terjadi penolakan terhadap
pertanggungjawaban presiden karena Pemerintahan Habibie dianggap sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari Rezim Orba. Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1999, Ketua MPR
Amien Rais menutup Rapat Paripurna sambil mengatakan, dengan demikian
pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie ditolak. Pada hari yang sama Presiden habibie
mengatakan bahwa dirinya mengundurkan diri dari pencalonan presiden.

Anda mungkin juga menyukai