HIDROGEOLOGI Makalah
HIDROGEOLOGI Makalah
DISUSUN OLEH :
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu saya
dengan memberikan sumbangan berupa saran-sarannya.
Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca, untuk kedepannya saya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya meminta maaf atas
segala kekurangan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................................
1.2. RUMUSAN...........................................................................................................................
1.3. TUJUAN................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................
2.1. Pengertian Air Tanah..............................................................................................................
2.2. Jenis Jenis Air Tanah...........................................................................................................
2.3. Asal Usul Air Tanah Dan Proses Terbentuknya Air Tanah.....................................................
A. Pembentukan Air Tanah.........................................................................................................
B. Wadah Air Tanah....................................................................................................................
C. Pengaliran dan Imbuhan Air Tanah........................................................................................
D. Mutu Air Tanah......................................................................................................................
2.4. Polusi Air Tanah.....................................................................................................................
A. Pengertian Polusi Air Tanah.................................................................................................
B. Penyebab Polusi Air Tanah..................................................................................................
2.5. Penanggulangan Polusi Air Tanah........................................................................................
A. Remediasi............................................................................................................................
B. Bioremediasi........................................................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................
3.1. KESIMPULAN........................................................................................................................
3.2. SARAN....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. RUMUSAN
1.3. TUJUAN
1
Dari adanya makalah ini, penulis berharap :
a. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari air tanah
b. Pembaca dapat mengetahui jenis dari air tanah
c. Pembaca dapat mengetahui dari mana air tanah berasal dan proses
terbentuknya air tanah
d. Pembaca dapat mengetahui definisi polusi air tanah
e. Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara penanggulangan polusi air
tanah tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Air tanah adalah salah satu bentuk air yang berada di sekitar bumi kita dan
terdapat di dalam tanah. Air tanah pada umumnya terdapat dalam lapisan tanah baik
dari yang dekat dengan permukaan tanah sampai dengan yang jauh dari permukaan
tanah. Air tanah ini merupakan salah satu sumber air, ada saatnya air tanah ini bersih
tetapi terkadang keruh sampai kotor, tetapi pada umumnya terlihat jernih.
Air tanah yang jernih ini umumnya terdapat di daerah pegunungan dan jauh
dari daerah industri, sehingga biasanya penduduk dapat langsung mengkonsumsi air
2
ini, sedangkan air tanah yang terdapat di daerah industri sering kali tercemar, jika
pihak industri kurang peduli akan lingkungan, dan air tanah yang terdapat di daerah
perkotaan pada umumnya masih baik, tetapi tidak dapat langsung dikonsumsi.
Air tanah yang tercemar umumnya diakibatkan oleh ulah masusia yang kurang bahkan
tidak perduli akan lingkungan sekitar.
Input alami dari air tanah adalah serapan dari perairan permukaan, terutama
wilayah tangkapan air hujan. Sedangkan output alaminya adalah mata air dan serapan
menuju lautan.
B. Air tanah yang berasal dari dalam perut bumi, seperti Air Tanah Turbir (yaitu
air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen).
C. Air Tanah Juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas2 yang ada
dilepaskankan melalui mata air panas.
2.3. Asal Usul Air Tanah Dan Proses Terbentuknya Air Tanah
Lapisan di dalam bumi yang dengan mudah dapat membawa atau menghantar
air disebut lapisan pembawa air, pengantar air atau akuifer yang biasanya dapat
menghantarkan air yang baik ialah lapisan pasir dan kerikil, atau di daerah tertentu,
lava dan batu gamping. Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan
sifat-sifat air tanah adalah :
3
A. Pembentukan Air Tanah
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Sebagian besar air terdapat di lautan, danau,
sungai, dalam tanah (air tanah), dan organism, air tersebut mengalami penguapan yaitu
dalam proses yang dinamakan evaporasi dan transpirasi (evapotranspirasi), uap
tersebut bergerak ke atas karena dibawa oleh angin hingga pada titik tertentu
mengalami kondensasi (menjadititik-titik air karena uap bercampur dengan partikel
debu mikroskopik), ketika titik-titik air tersebut jenuh (udara tidak mampu lagi
menahan) akan jatuh sebagai hujan (presipitasi). Macam-macam Siklus Hidrologi :
Siklus pendek,
Dalam siklus ini hanya terdapat tiga unsur didalamnya yaitu evaporasi,
kondensasi, dan presipitasi.Hujan yang terjadi disini langsung turun di laut.
Siklus sedang,
Unsur yang terdapat dalam siklus ini adalah evapotranspirasi, kondensasi,
presipitasi, surface flow, run off, infiltrasi, dan perkolasi. Hujan yang terjadi
jatuh dipermukaan tanah yang sebagian menjadi surface flow (aliran
permukaan), run off, dan sebagian lagi meresapke dalam tanah (infiltrasi)
dan perkolasi.
Siklus panjang,
Yaitu terjadi evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi (hujan air taupun salju),
akumulasi salju butuh waktu beberapa lama untuk mencair yang akan
mengalami beberapa proses sebelum kembali ke laut.
Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi
dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur
hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan,
tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permukaan.Air tanah dan
air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi.
Setiap aksi (pemompaan,pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan
reaksi terhadap air permukaan,demikian sebaliknya.
4
Gambar siklus hidrologi
Air tanah dapat terbentuk atau mengalir (terutama secara horisontal), dari
titik /daerah imbuh (recharge), seketika itu juga pada saat hujan turun, hingga
5
membutuhkan waktu harian, mingguan, bulanan, tahunan, puluhan tahun,
ratusan tahun, bahkan ribuan tahun,tinggal di dalam akuifer sebelum muncul kembali
secara alami di titik/daerah luah (discahrge), tergantung dari kedudukan zona jenuh
air, topografi, kondisi iklim dan sifat-sifat hidrolika akuifer.
6
Daerah imbuhan atau recharge area adalah suatu kawasan pokok yang
menyediakan kecukupan air tanah. Daerah imbuhan alami yang baik adalah daerah
dimana proses perkolasi air permukaan berlangsung secara baik sehingga sampai
menjadi air tanah tanpa halangan. Apabila fungsi daerah imbuhan tidak berfungsi
dengan layak, maka boleh jadi tidak akan ada air tanah yang dapat disimpan atau
digunakan.
Selama ini di kota-kota besar di Indonesia,85 % air hujan menjadi limpasan
dan hanya 10 % yang masuk ke tanah dan menjadi air tanah. Air limpasan inilah
penyebab Jakarta digenangi air dimana-mana di kala hujan, sementara air tanah terus
disedot sehingga persediannya semakin minim bahkan mengancam Jakarta menjadi
tenggelam.
Jika biopori memasukkan air limpasan ke air tanah dangkal, maka artificial
recharge memasukkan air limpasan ke air tanah dalam. Sedangkan sumur resapan
diletakkan di bawah talang air rumah dan bioretensi merupakan kolam konservasi air
dengan fungsi serupa. Teknologi artificial recharge perlu diterapkan di berbagai
gedung bertingkat di Indonesia untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air tanah,
sekaligus pengendalian air limpasan penyebab banjir. Dengan teknologi ini air
limpasan hujan di perkotaan secara gravitasi dimasukkan ke dalam air tanah dalam.
Daerah lepasan adalah daerah keluaran air tanah yang berlangsung secara alamiah
pada cekungan air tanah.
Biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara
meningkatkan daya resap air pada tanah
7
Proses pengisian daerah lepasan
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara
alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang
dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Air tanah dangkal rawan (vulnerable)
terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar dari permukaan. Namun karena
tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran
terhadap air tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan
jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh,serta batuan penyusun
akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di
8
daerah-daerah perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya,menjadi sangat
rawan pencemaran, apabila air tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah
tercemar. Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal
dari air (water born diseases).
Bila air tanah dangkal dan air tanah dalam diambil secara berlebihan, maka
ssumber air tanah akan berkurang. Akibatnya, terjadi penurunan tanah (amblesan) dan
penerobosan air asin ke dalam air tanah (aintrusi air asin) untuk daerah pesisir.
Terjadinya intrusi air laut menyebabkan penyediaan air bersih terganggu karena air
tawar tercampur dengan air laut. Upaya untuk membersihkannya kembali memerlukan
waktu bertahun-tahuan. Oleh karena itu, berbagai cara harus dilakukan untuk
mencegah dan mengendalikan terjadinya intrusi air laut. Batas antara air tawar dan air
asin di dalam air tanah disebut interface. Interface ini akan bergerak sesuai dengan
keseimbangan antara air tawar dan air asin. Pengambilan air tanah yang berlebihan di
daerah pantai akan menyebabkan garis interface bergerak ke arah daratan atau air asin
mendesak air tawar sehingga air asin akan masuk ke dalam sumur-sumur di daerah
pantai.
9
Pencemaran air tanah merupakan sebuah kondisi yang mana tanah sebagai
tempat berkumpulnya air tercemar oleh polutan ( zat pencemar ) sehingga air yang
berada didalamnya juga ikut tercemar. Jenis polutan air tanah bermacam-macam
wujudnya, ada yang berwujud padat,cair ataupun gas. Tanda-tanda pencemaran air
dapat dilihat secara:
a. fisik
Terjadinya perubahan pada air yang bisa kita lihat dan rasakan langsung
menggunakan panca indra, seperti :
Bau
Air yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya
bau amis dapat disebabkan oleh adanya algae dalam air tersebut.
Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-
bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik
dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus),
maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan
mikroorganisne lain.
10
Rasa
Air biasanya tidak memberikan rasa (tawar). Air yang berasa
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
Efek yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan manusia tergantung pada
penyebab timbulnya rasa.
Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas, agar tidak terjadi pelarutan
zat kimia pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan,
menghambat reaksireaksi biokimia di dalam saluran/pipa, mikroorganisme
patogen tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum dapat
menghilangkan dahaga.Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang
(latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu, sirkulasi udara,
penutupan awan, aliran, serta kedalaman. Kisaran suhu optimum bagi
pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20 oC 30 oC.
Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna. Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Warna
pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-
ion metal alam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan
tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan,
sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau
kehitaman. Kalsium karbonat yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan
warna kehijauan pada perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin,
dan asam humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati
menimbulkan warna kecoklatan.
b. Kimia
Zat kimia yang menentukan pencemaran air ialah seperti :
Besi (Fe)
Besi atau Ferrum (Fe) merupakan metal berwarna putih keperakan,
liat, dan dapat dibentuk. Pada air yang tidak mengandung oksigen, seperti air
tanah, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup padat terlarut, sedangkan pada air
sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+ yang
11
sulit larut pada pH 6 sampai 8. Besi merupakan sumber makanan utama bagi
bakteri besi (crentothrix, leptothrix, dan gallionella) yang dapat menimbulkan
bau, bentuknya kotor, dan memiliki rasa yang aneh.
Flourida (F)
Fluor (F) merupakan salah satu unsur yang melimpah pada kerak bumi.
Fluorida anorganik bersifat lebih toksik dan lebih iritan daripada yang organik.
Keracunan kronis menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh
terganggu, terjadi fluorisasi gigi serta kerangka, dan gangguan pencernaan
yang disertai dengan dehidrasi. Pada kasus keracunan berat akan terjadi cacat
tulang, kelumpuhan, dan kematian.
Kesadahan
Kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air membentuk busa.
Semakin besar kesadahan air, semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa
karena terjadi presipitasi. Busa tidak akan terbentuk sebelum semua kation
pembentuk kesadahan mengendap. Pada kondisi ini, air mengalami pelunakan
atau penurunan kesadahan yang disebabkan oleh sabun. Endapan yang
terbentuk dapat menyebabkan pewarnaan pada bahan yang dicuci. Pada
perairan sadah (hard), kandungan kalsium, magnesium, karbonat, dan sulfat
biasanya tinggi. Jika dipanaskan, perairan sadah akan membentuk deposit
(kerak).
Klorida (Cl)
12
bervariasi berdasarkan iklim, penggunaannya, dan klorida yang hilang melalui
respirasi. Klorida dapat menimbulkan gangguan pada jantung/ginjal.
Mangan(Mn)
Mangan (Mn), metal kelabu-kemerahan, merupakan kation logam yang
memiliki karakteristik kimia serupa dengan besi. Jika perairan mendapat cukup
aerasi (proses penambahan oksigen/udara kedalam air), Mn2+ mengalami
reoksidasi membentuk Mn4+ yang selanjutnya mengalami presipitasi dan
mengendap di dasar perairan.
Natrium (Na)
Natrium (Na) adalah salah satu unsur alkali utama yang ditemukan di
perairan dan merupakan kation penting yang mempengaruhi kesetimbangan
keseluruhan kation di perairan. Natrium bagi tubuh tidak merupakan benda
asing, tetapi toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. NaOH atau
hidroksida Na sangat korosif, tetapi NaCl justru dibutuhkan olah tubuh.
pH
pH merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar
asam/basa dalam air. Penentuan pH merupakan tes yang paling penting dan
paling sering digunakan pada kimia air. pH standar untuk air minum sebesar
6,5 8,5.
c. biologi
Pemeriksaan air secara biologis sangat penting untuk mengetahui
keberadaan mikroorganisme yang terdapat dalam air. Berbagai jenis bakteri
patogen dapat ditemukan dalam sistem penyediaan air bersih, walaupun dalam
konsentrasi yang rendah. Tes dengan organisme petunjuk merupakan cara yang
paling mudah untuk menentukan pencemaran air oleh bakteri patogen dan
dapat dilakukan secara rutin. Salah satu tes dengan organisme petunjuk ialah :
Analisa Coliform
13
Prinsip analisa SPC dan penyaringan dengan membran adalah
berdasarkan sifat bakteri yang berkembang biak dalam waktu 24 sampai 72
jam pada suhu tertentu dan dalam suasana yang cocok yaitu pada media yang
terdiri dari agar-agar (dari bahan yang netral) yang mengandung beberapa jenis
zat kimia yang merupakan gizi bagi bakteri tertentu serta dapat mengatur nilai
pH.Prinsip Analisa MPN hampir sama dengan prinsip analisa SPC, tetapi
bakteri tidak berkembang pada media agar-agar, melainkan dalam media
tersuspensi pada kaldu (broth) yang mengandung gizi untuk pertumbuhannya.
Bakteri-bakteri tersebut dapat dideteksi karena mampu memfermentasikan
laktosa yang kemudian menghasilkan gas serta menyebabkan terjadinya
perubahan pH.
Banyak penyebab yang dapat mengakibatkan air tanah tercemar, misalnya saja
terdapat bahan-bahan buangan hasil dari kegiatan manusia yang terdapat pada sumur
dan tanah yang mencemari air didalamnya.Bahan-bahan tersebut dapat berupa :
1. Bahan Buangan Padat
Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat,
baik yang kasar maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila
dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan,
pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
Koloidal merupakan campuran 2 fase yang terdiri dari fase terdispersi dan
medium pendispersi. Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen
jika diamati dengan mikroskop ultra. Contoh : sabun,susu, santan,air yang
berlumpur,dll.
2. Bahan Buangan Organik dan Olahan Bahan Makanan
Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat
membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang
keperairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Seperti : sayur, bahan
makanan yang membusuk, buah-buahan, dan lain sebagainya.
3. Bahan Buangan Anorganik
14
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme,
umumnya adalah logam.Apabila masuk keperairan, maka akan terjadi
peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini
biasanya berasal dari limbah industri yang melibatkan unsur-unsur logam
seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.
4. Bahan Buangan Cairan Berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan
mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung
senyawa yang volatile (senyawa yang mudah menguap), maka akan terjadi
penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan
menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu.Lapisan
minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu,
tetapi membutuhkan waktu yang lama.
5. Bahan Buangan Zat Kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan
pencemaran air ini akan dikelompokkan menjadi :
15
ini dapat mempercepat reaksi kimia dalam air, mengurangi kelarutan oksigen
dalam air, mempercepat pengaruh rasa dan bau.
Terkontaminasinya sumber air tanah dangkal oleh zat-zat kimia yang
terkandung dalam lindi seperti misalnya nitrit, nitrat, ammonia, kalsium,
kalium, magnesium, kesadahan, klorida, sulfat, BOD, COD, pH yang
konsentrasinya sangat tinggi akan menyebabkan terganggunya kehidupan
hewan dan binatang lainnya yang hidup disekitar TPA. Disamping itu pula
tercemarnya air bawah permukaan yang diakibatkan oleh lindi berpengaruh
terhadap kesehatan penduduk terutama bagi penduduk yang bermukim di
sekitar TPA. Lindi yang semakin lama semakin banyak volumenya akan
merembes masuk ke dalam tanah yang nantinya akan menyebabkan
terkontaminasinya air bawah permukaan yang pada akhirnya akan
menyebabkan tercemarnya sumur-sumur dangkal yang dimaanfaatkan oleh
penduduk sebagai sumber air minum.
A. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan
ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
16
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak
yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
B. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Menurut Dr.Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang
berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza
(vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam
remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur
logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir
pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu,
jamur dan sebagainya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19