Menurut Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia
untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya, karena
belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.
Penelitian Bruner banyak meliputi persepsi manusia, motivasi, belajar, dan berpikir.
Dalam mempelajari manusia, beliau menganggap manusia sebagai pemroses, pemikir, dan
pencipta informasi. Bruner sependapat dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif anak-
anak adalah melalui peringkat-peringkat tertentu. Namun, Bruner lebih menekankan
pembelajaran secara penemuan yaitu mengolah apa yang diketahui peserta didik itu kepada
satu corak dalam keadaan baru (lebih kepada prinsip konstruktivisme).
Dalam pembelajaran, menurut Bruner (Ratumanan, 2002) belajar akan melibatkan 3 (tiga)
proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu sebagai berikut:
Sejalan dengan pernyataan sebelumnya, maka untuk mengajar sesuatu sebaiknya tidak
ditunggu sampai anak mencapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran
harus ditata dengan baik maka dapat diberikan pada peserta didik. Dengan kata lain,
perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan
dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Lama tidaknya
masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi,
motivasi, dan minat siswa. Untuk mengatur kegiatan kognitif digunakan sistematika alur
pikir dan sistematik proses belajar itu sendiri. Orang yang menggunakan alur pikir dalam
pemecahan masalah, maka akan mampu berfikir sistematis dan dapat mengkontrol kegiatan
kognitifnya, sehingga pembelajaran akan lebih efisien
Jadi dalam belajar penemuan, guru tidak begitu mengendalikan proses pembelajaran.
Guru hendaknya mengarahkan pelajaran pada penemuan dan pemecahan masalah.
a. Konsep belajar ini menuntut peserta didik untuk memiliki kesiapan dan kematangan
mental. Peserta didik harus berani dan berkeinginan mengetahuai keadaan disekitarnya.
Jika tidak memiliki keberanian dan keinginan tentu proses belajar akan gagal.
b. Konsep ini kurang berhasil apabila di laksanakan didalam kelas yang besar.
c. Konsep ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterampila bagi peserta didik.
d. Konsep ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk bepikir secara kreatif
Dari beberapa penjelasan tentang kelebihan dan kelemahan konsep penemuan menurut
Jerome Bruner, tentu kita harus mampu mempergunakan konsep belajar ini sesuai dengan
KESIMPULAN
1. Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif.
Mengenai daftar riwayat hidup dan perjalanan karirnya, tokoh yang memiliki nama lengkap
Jerome Seymour Bruner ini, dilahirkan di New York City pada tanggal 1 Oktober 1915. Ia
berkebangsaan Amerika. Dalam mempelajari manusia, Bruner mengganggap manusia
sebagai pemroses, pemikir, dan pencipta informasi.
2. Bruner berpendapat bahwa proses belajar yang analistik lebih dominan digunakan oleh
sekolah daripada proses belajar yang intuitik. Peserta didik hanya dilibatkan sebagai pemeran
pasif dalam pembelajaran, sedangkan proses belajar intuitif yang mengedepankan
keterlibatan siswa dalam memperoleh informasi malah dianggap tidak perlu dan bahkan
ditinggalkan. Bruner menyatakan bahwa siswa yang mendapatkan informasi dari
penemuannya sendiri akan lebih efektif dan tertanam dalam memori jangka panjang.
3. Bruner mengemukakan bahwa terdapat empat tema pendidikan, yaitu tema pertama yang
mengemukakan pentingnya struktur pengetahuan, tema kedua yang mengemukakan
10 | T e o r i B e l a j a r P e n e m u a n