Mioma Uteri
Disusun Oleh :
Ivana Maulidia
(1107101030322)
Pembimbing :
Dr. dr. Hasanuddin, Sp.OG (K)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
Mioma Uteri. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W. dan keluarganya.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada pembimbing penulis
yaitu dr. Hasanuddin, Sp.OGdan para dokter sertaperawatdi bagian/SMF Ilmu
Obgyn yang telah memberikan arahan serta bimbingan hingga terselesaikannya
laporankasusini.
Wassalam,
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA..............
2
2.1 Anatomi.................
2
2.2 Definisi.........................
4
2.3 Epidemiologi...............
4
2.4 Etiologi...........
5
2.5Klasifikasi Mioma Uteri.................
6
2.6 Gejala Klinis.................
8
2.7 Diagnostik.................
10
2.8 Penatalaksanaan.................
12
BAB III
LAPORAN KASUS
15
3.1 Identitas Pasien
15
3.2 Anamnesis...................................................................
15
3.3Riwayat Penyakit Sekarang
15
3.4Riwayat Penyakit Keluarga
15
3.5Riwayat Pengobatan
15
3.6 Riwayat Kebiasaan Sosial...........................................................
15
3.3 Pemeriksaan Fisik.................
16
3
3.4 Diagnosis Banding.................
17
3.5 Diagnosis Kerja.................
17
3.6 Pemeriksaan Penunjang.................
18
3.7 Tatalaksana .................
22
3.8 Prognosis .................
22
3.9 Follow Up .................
22
BAB IV
PEMBAHASAN
26
BAB V
KESIMPULAN
29
DAFTAR PUSTAKA ..
30
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Uterus (rahim) merupakan organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir,
yang sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam pelvis antara rektum
di belakang dan kandung kemih di depan. Ukuran uterus sebesar telur ayam dan
mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot polos. Ukuran panjang uterus
adalah 7-7,5 cm lebar di atas 5,25 cm, tebal 1,25 cm. Berat uterus normal lebih
kurang 57 gram. Pada masa kehamilan uterus akan membesar pada bulan-bulan
pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus,
disamping itu serabutserabut kolagen yang ada menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.
Setelah Menopause, uterus wanita nullipara maupun multipara, mengalami atrofi
dan kembali ke ukuran pada masa predolesen. (6)
Uterus memiliki tiga lapisan yang berbeda struktur dan fungsinya. Lapisan itu
diantaranya
a. Endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri.
Endometriumterdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan jaringan
dengan banyak pembuluh-pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Dalam
masa haid endometrium untuksebagian besar dilepaskan, untuk kemudian
tumbuh menebal dalam masa reproduksi pada kehamilan dan pembuluh
2
darah bertambah banyak yang diperlukan untuk memberi makanan pada
janin.
b. Miometrium (lapisan otot polos) di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan
disebelah luar berbentuk longitudinal. Diantara kedua lapisan ini terdapat
lapisan otot oblik, berbentuk anyaman. Lapisan otot polos yang paling
penting pada persalinan oleh karena sesudah plasenta lahir berkontraksi
kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang ada di tempat itu dan
yang terbuka.
c. Lapisan serosa (peritoneum viseral) terdiri dari lima ligamentum yang
menfiksasi dan menguatkan uterus yaitu:
- Ligamentum kardinale kiri dan kanan yakni ligamentum yang
terpenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan
ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral
dinding pelvis. Didalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara
lain vena dan arteria uterine.
- Ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan yakni ligamentum yang
menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks
bagian belakang kiri dan kanan kearah sarkum kiri dan kanan.
- Ligamentum rotundum kiri dan kanan yakni ligamentum yang menahan
uterus agar tetap dalam keadaan antofleksi, berjalan dari sudut fundus
uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal waktu berdiri cepat karena
uterus berkontraksi kuat.
- Ligamentum latum kiri dan kanan yakni ligamentum yang meliputi
tuba, berjalan dari uterus kearah sisi, tidak banyak mengandung
jaringan ikat.
- Ligamentum infundibulo pelvikum yakni ligamentum yang menahan
tuba fallopi, berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di
dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan
vena ovarika. (3,7)
2.2 Definisi
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-
seljaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.Mioma uteri disebut
jugadengan leiomioma uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat
3
karenajaringan ikat dan otot rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan
neoplasma jinakyang paling umum dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini
memperlihatkangejala klinis berdasarkan besar dan letak mioma. (3)
2.3 Epidemiologi
Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi
wanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20 tahun dan belum pernah
(dilaporkan) terjadi sebelum menarche, paling banyak ditemukan pada wanita
berumur 35-45 tahun (proporsi 25%). Setelah menopause hanya kira-kira 10%
mioma masih tumbuh. Proporsi mioma uteri pada masa reproduksi 20-
25%.Penelitian Nishizawa di Jepang (2008) menemukan insidens rates mioma
uteri lebih tinggi pada wanita subur yaitu 104 per seribu wanita belum menopause
dan 12 per seribu wanita menopause (P<0,001).(8)
Mioma uteri lebih banyak ditemukan pada wanita berkulit hitam, karena
wanita berkulit hitam memiliki lebih banyak hormon estrogen dibanding wanita
kulit putih. Pernah ditemukan 200 sarang mioma dalam satu uterus pada wanita
kulit hitam, dimana biasanya hanya 5-20 sarang saja. Penelitian Baird di Amerika
Serikat tahun 2003 terhadap 1364 wanita dengan usia 35-49 tahun, 478
diantaranya menderita mioma uteri yaitu dengan proporsi 35%.(3)
Penelitian Sela-Ojeme di London Hospital pada tahun 2008 melaporkan
proporsi penderita mioma uteri sebanyak 14,06% yaitu 586 orang dari 2.034 kasus
ginekologi.Management of Uterine Fibroid at The University of Nigeria Teaching
Hospital Enugu tahun 2006 melaporkan proporsi mioma uteri 9,8% dari seluruh
kasus ginekologi yaitu 190 kasus dari 1939 kasus ginekologi.Penelitian Gaym A
di Tikur Anbessa Teaching Hospital, Addis Ababa, Ethiopia tahun 2004 mencatat
penderita mioma uteri sebanyak 588 kasus. (9)
2.4 Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
merupakan penyakit multifaktorial. Mioma merupakan sebuah tumor monoklonal
yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Tumbuh
mulai dari benih multiple yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium sangat
4
lambat tetapi progresif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma
uteri:
a. Estrogen
Mioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De Snoo mengajukan
teori Cell nest atau teori genitoblast, teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinya
mioma uteri harus terdapat dua komponen penting yaitu: sel nest ( sel muda yang
terangsang) dan estrogen (perangsang sel nest secara terus menerus).
Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan
ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada
tempat lain dalam abdomen.19 Hormon estrogen dapat diperoleh melalui
penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal (Pil KB, Suntikan KB, dan
Susuk KB).Peranan estrogen didukung dengan adanya kecenderungan dari tumor
ini menjadi stabil dan menyusut setelah menopause dan lebih sering terjadi pada
pasien yang nullipara.
b. Progesteron
Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus
menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural dari
estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu:
mengaktifkan 17 - Beta hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor
estrogen pada tumor.Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa
faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
1) Umur
Proporsi mioma meningkat pada usia 35-45 tahun.Penelitian Chao-Ru Chen
(2001) di New York menemukan wanita kulit putih umur 40-44 tahun beresiko 6,3
kali menderita mioma uteri dibandingkan umur < 30 tahun (OR =6,3; 95% CI:3,5-
11,6). Sedangkan pada wanita kulit hitam umur 40-44 tahun beresiko 27,5 kali
untuk menderita mioma uteri jika dibandingkan umur < 30 tahun (OR=27,5; 95%
CI:5,6-83,6).
2) Paritas
5
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relative infertile,
tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma
uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah
keadaan ini saling mempengaruhi.Penelitian Okezie di Nigeria terhadap 190 kasus
mioma uteri, 128 (67,3%) adalah nullipara.
Penelitian yang dilakukan di Nigeria terhadap wanita dengan usia rata 44,9
tahun, 40,8 % nullipara dan 35% melahirkan 1-2 kali.Demikian juga dengan hasil
penelitian Buttrum memperoleh dari 1.698 kasus mioma uteri, 27% diantaranya
infertile dan 31% melahirkan 1-2 kali.
3) Faktor Ras dan Genetik
Pada wanita tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian
mioma uteri lebih tinggi.Penelitian Baird di Amerika yang dilakukan terhadap
wanita kulit hitam dan wanita kulit putih menemukan bahwa wanita kulit hitam
beresiko 2,9 kali menderita mioma uteri (OR=2,9; 95%CI:2,5-3,4).21 Terlepas dari
faktor ras, kejadian mioma juga tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada
yang menderita mioma uteri. (3,4)
6
Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila masih
kecil, tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan uterus
berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering
tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya
massa tumor di daerah perut sebelah bawah.
Perubahan Sekunder
1. Atrofi: sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan
mioma uteri menjadi kecil.
2. Degenerasi hialin: perubahan ini sering terjadi terutama pada
penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya
7
menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau
hanya sebagian kecil daripadanya, seolah-olah
memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok
lainnya.
3. Degenerasi kistik: dapat meliputi daerah kecil maupun luas,
dimana sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga
terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti
agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan
bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan
konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari
kistoma ovarium atau suatu kehamilan.
4. Degenerasi membatu (calcireous degeneration): terutama
terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya
gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan
garam kapur pada sarang mioma maka mioma
menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto
Rontgen.
5. Degenerasi merah (carneous degeneration): perubahan
ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas.
Patogenesis: diperkirakan karena suatu nekrosis subakut
sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat
dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna
merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan
hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi
pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit
demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan
nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada
putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.
6. Degenerasi lemak: jarang terjadi, merupakan kelanjutan
degenerasi hialin. (3)
8
komplikasi yang terjadi. Keluhan yang dirasakan mioma uteri sebagai keluhan
utama pada umumnya adalah:
1) Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,
menoraghi dan dapat juga terjadi metrorgia. Hal ini seringmenyebabkan penderita
juga mengalami anemia dan perdarahan yang terus menerus.
Mekanisme terjadinya perdarahan abnormal ini sampai saat ini masih
menjadi perdebatan. Beberapa pendapat menjelaskan bahwa terjadinya perdarahan
abnormal ini disebabkan oleh abnormalitas dari endometrium. Tetapi saat ini
pendapat yang dianut adalah bahwa perdarahan abnormal ini disebabkan karena
pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai
adenokarsinoma, permukaan endometrium yang lebih luas, atrofi endometrium di
atas mioma submukosa, dan miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena
adanya sarang mioma diantara serabut miometrium. Pada mioma uteri
submukosum diduga terjadinya perdarahan karena kongesti, nekrosis, dan ulserasi
pada permukaan endometrium.
2) Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma. Pada pengeluaran mioma submukosum yang
akan dilahirkan, pula pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis
dapat menyebabkan juga dismenore. Selain hal diatas, penyebab timbulnya nyeri
pada kasus mioma uteri adalah karena proses degenerasi. Selain itu penekanan
pada visera oleh ukuran mioma uteri yang membesar juga bisa menimbulkan
keluhan nyeri. Dengan bertambahnya ukuran dan proses inflamasi juga
menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada regio pelvis.
3) Efek penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan
oleh mioma uteri pada vesika urinaria menimbulkan keluhan-keluhan pada traktus
urinarius, seperti perubahan frekuensi miksi sampai dengan keluhan retensio urin
hingga dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. (3,4)
1) Degenerasi ganas
9
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-
0,6% dari seluruhkasusmiomauterisertamerupakan50-
75%darisemua sarkoma uterus.Keganasanumumnya baru
ditemukanpada pemeriksaan histologi uterus yang
telahdiangkat.Komplikasi ini dicurigai jika ada keluhan nyeri atau
ukuran tumor yang semakin bertambahbesar terutama jika
dijumpai pada penderita yang sudah menopause.
2) Anemia
Anemiatimbulkarenaseringkalipenderitamiomauterimengalamipe
rdarahanpervaginamyangabnormal.Perdarahanabnormalpadakas
usmiomauteri akanmengakibatkan anemia defisiensi besi
(Marjono, 2008)
3) Torsi
4) Infertilitas
2.7 Diagnostik
Untuk menegakkan diagnostik mioma uteri, dapat dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
1) Anamnesis
Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri sangat tergantung pada
10
lokasi, arah pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya
dijumpai pada 20-50% penderita saja kasus mioma uteri menimbulkan
keluhan, sedangkan sisanya tidak mengeluhkan apapun. Adapun hasil
anamnesis yang mungkin didapatkan yaitu gejala seperti adanya
perdarahan abnormal, nyeri, dan juga beberapa keluhan miksi.
2) Pemeriksaan Fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin
uterus. Diagnosa mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan
kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang licin, tetapi sering sulit
untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
3) Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini
disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan
zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin yang
pada beberapa kasus menyebabka polisitemia. Adanya hubungan
antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan
mioma terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik
ureter dan kemudian menginduksi pembentukan eritropetin ginjal.
b. Ultrasonografi
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam
menetapkan adanya mioma uteri. Mioma uteri secara khas
menghasilkan gambaran ultrasonografi yang mendemonstrasikan
irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Adanya kalsifikasi
ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan akustik.
Degenerasi kistik ditandai adanya daerah hiperekoik.
c. Histeroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri
submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut
sekaligus dapat diangkat.
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI sangat akurat dalam menggambarkan jumlah,ukuran dan lokasi
mioma, tetapi jarang diperlukan.Pada MRI, mioma tampak sebagai
massa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium
11
yang normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat
dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat
menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus -kasus yang tidak dapat
disimpulkan. (3,4)
Diagnosis banding
1.Adenomiosis
2.Neoplasma ovarium
2.8 Penatalaksanaan
2. Terapi pembedahan
12
(ACOG) dan American society for Reproductive Medicine (ASMR) indikasi
pembedahan pada pasien dengan myoma uteri adalah :
a) Miomektomi
13
Miomektomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi. Mioma
yang bertangkai diluar cavum uteri dapat diangkat dengan mudah secara
laparoskopi. Myoma subserosum yang terletak didaerah permukaan uterus juga
dapat diangkat secara laparoskopi. Resiko yang terjadi pada pembedahan
laparoskopi termasuk perlengketan, trauma terhadaporgan sekitar seperti usus,
ovarium, rectum serta perdarahan. Sampai saat ini miomektomi dengan
laparoskopi merupakan standart bagi wanita dengan myoma uteri yang masih
ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. (4,5,10)
b) Histerektomi
Pada TAH, jaringan granulasi yang timbul pada tungkul vagina dapat
menjadi sumber timbulnya secret vagina dan perdarahan paska operasi dimana
keadaan ini tidak terjadi pada pasien yang menjalani STAH. (9,10)
14
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas Pasien
Nama : Ny. V
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 34 Tahun
Alamat : Lueng Bata
No. CM : 1-09-76-30
Tanggal Masuk : 06-08-2016
Tanggal Pemeriksaan : 07-08-2016
3.2. Anamnesis
Keluhan Utama
Mules-mules sejak 2 jam yang lalu sebelum msauk rumah sakit.
Riwayat Menarche
15
Usia 11 tahun, teratur, 7 hari, Ganti Pembalut 2-3 x/hari. Dismenore (-)
Riwayat Pernikahan
1x. 20 Tahun
Riwayat Persalinan
Anak I : laki-laki 13 tahun, 3700 gram, PV di bidan
Anak II : laki-laki 7 tahun, 3500 gram, PV di bidan
Anak III : laki-laki 6 tahun, 3700 gram, PV di bidan
Anak IV : usia sesuai dengan kehamilan
Riwayat Pemakaian KB
Tidak Ada
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi:Stem fremitus kanan = Stem fremitus kiri
Perkusi:Sonor/Sonor
Auskultasi: Suara Pernapasan : vesikuler di seluruh lapangan paru.
Suara tambahan : Tidak dijumpai
Cor : BJ I >BJ II, reguler, bising (-)
16
Abdomen
Inspeksi : asimetris (+)
Palpasi : kesan uterus membesar, padat.Nyeri tekan (+)
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik (+)
17
Netrofil Batang 1 2-6 Menurun
Limfosit 25 20-40 Normal
18
Haemoglobin(Hb) 7,9 g/dl 13-16 Menurun
Hematokrit (Ht) 23 % 40-58 Menurun
Eritrosit 2900 /mm3 4700-61000 Menurun
Leukosit 11400/mm3 4000-11000 Meningkat
Trombosit 127000/mm3 150000-450000 Menurun
Eosinofil 0 0-6 Normal
Basofil 0 0-2 Normal
a. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Thorax PA 11-01-2016
Kesan: tidak tampak kelainan pada cor dan pulmo.
19
Gambar 2.USG Ginekologi
c. Patologi Anatomi
20
4 cm) warna putih abu-abu, konsistensi kenyal, 3 cup
3 blok, proses sebagian
Mikroskopik : - Tampak endometrium atrofi
- Cerviks dengan sebukan sel-sel radang limfosit
- Pada jaringan tumor tampak jaringan otot polos dan
jaringan ikat prolieratif membentuk susunan pusaran
air dan diantaranya tampak kelenjar dan stroma
endometrium
- Pada jaringan ovarium tampak pembuluh darah
melebar dengan sel-sel radang limfosit
- Tidak dijumpai tanda keganasan pada sediaan ini
Kesimpulan : - Adenomyoma uteri
- Cervicitis kronis
- Oophoritis kronis
3.7Tatalaksana
a. Medikamentosa
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj Ceftriaxone1gr/12 jam
- Inj Ranitidin 50 mg/12 jam
- Inj. Transamin 500mg/ 8 jam
- Inj. Ketorolac 3% 40mg / 8 jam
b. Supportif
- Menjelaskan tentang penyakit pasien dan halhal yang
akandilakukankepadapasien.
- Menyarankan kepada pasien untuk memakan makan yang sehat dan
mengurangi makanan yang mengandung karsinogen.
3.8Prognosis
Quo ad vitam : Dubia Ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia Ad Bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia Ad Bonam
21
3.9 Follow Up
Tanggal 7/1/2015
06.00
S/ Pasien mengeluhkan sesekali terasa nyeri pada benjolan
O/ KU: Baik, TD : 130/70, N : 78x/I, RR : 20x/I, T: 36.4 oC
Status generalisata : pada abdomen teraba massa dibagian perut bawah
10x11 cm, terfiksir, nyeri perut ada
Status Ginekologi :
I : V/U tenang, perdarahan aktif tidak ada
IO: tidak dilakukan
VT: tidak dilakukan
A/ Mioma Uteri
P/ Hemodinamik stabil : obs.KU, TTV, Perdarahan
Atasi Perdarahan : Inj. Kalnex 1 amp / 8 jam
Atasi nyeri : Inj. Ketorolac 3% 1 amp/8 jam
Multivitamin : Sohobion 1x1
Atasi nyeri ulu hati : Omeprazol 2x1 tab
Pasien rencana operasi miomektomi 8/1/2016
Tanggal 8/1/2016
06.00
S/ Pasien mengeluhkan sesekali terasa nyeri pada benjolan
O/ KU: Baik, TD : 140/80, N : 80x/I, RR : 25x/I, T: 36.5 oC
Status generalisata : pada abdomen teraba massa dibagian perut bawah
10x11 cm, terfiksir, nyeri perut ada, disertai udem
tungkai
Status Ginekologi :
I : V/U tenang, perdarahan aktif tidak ada
IO : tidak dilakukan
VT: tidak dilakukan
A/ Mioma Uteri
P/ Hemodinamik stabil : obs.KU, TTV, Perdarahan
Atasi Perdarahan : Inj. Kalnex 1 amp / 8 jam
Atasi nyeri : Inj. Ketorolac 3% 1 amp/8 jam
Multivitamin : Sohobion 1x1
Atasi nyeri ulu hati : Omeprazol 2x1 tab
Op hari ini
22
doek steril. Insisi kulit abdomen midline sampai dengan atas umbilikus lapis
demi lapis hingga rongga abdomen terbuka. Pada eksplorasi didapatkan
perlengketan hebat antara dinding abdomen dengan uterus, didapatkan
perlengketan hebat antara usus dengan uterus dan ovarium -> konsul bedah
digestif -> dilakukan pembebasan. Pada eksplorasi, didapatkan uterus
membesar setinggi pusat, ovarium kiri sudah tidak ada (riwayat post
pengangkatan kista tahun 2003). Dilakukan total abdominal histerektomi +
salphingoovorectomi dekstra + adhesiolisis dan pemasangan drain.
- Ligamentum Rotundum dekstra sinistra dipotong, diklem, dijahit, dibuat
bladder flap -> terdapat ruptur buli 3 cm -> konsul bedah urologi ->
dilakukan repair.
- Arteri uterina dekstra sinistra diklem, dipotong, dijahit
- Vena uterina dekstra sinistra diklem, dipotong, dijahit.
- Uterus dipotong sampai dengan serviks
- Stamp vagina dijahit depan belakang
- Rawat perdarahan
- Cuci cavum abdomen hingga bersih -> dipasang drain
- Cavum abdomen dijahit lapis demi lapis sampai dengan cavum abdomen
tertutup
Tanggal 9/1/2016
06.00
S/ Pasien mengeluhkan terasa nyeri pada pada daerah luka operasi, sesak,
batuk, dan jantung berdebar
O/ KU: Baik, TD : 130/70, N : 85x/I, RR : 20x/I, T: 36.5 oC
Status generalisata : pada abdomen tampak luka, tertutup perban, tidak
berdarah. Drain 80 cc.
Status Ginekologi :
I : V/U tenang, perdarahan aktif tidak ada
IO : tidak dilakukan
VT: tidak dilakukan
A/ POD I Post laparotomi + Total Abdominal Histerektomi +
Salphingoovorectomi dekstra + Adhesiolosis rectosigmoid + Pemasangan Drain
P/ Hemodinamik stabil : obs.KU, TTV, Perdarahan
Atasi Infeksi : Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
Atasi Perdarahan : Inj. Transamin 500 mg / 8 jam
Atasi nyeri : Inj. Ketorolac 3% 1 amp/8 jam
Multivitamin : Sohobion 1x1
Atasi stress ilcer : Inj. Ranitidin 1 amp / 12 jam
23
Rencana : -Cek darah lengkap post op. Bila Hb < 8 transfusi
PRC s/d Hb > 10
-Pertahankan kateter threeway 2 minggu
24
BAB IV
PEMBAHASAN
25
Rasa nyeri yang dikeluhkan pasien dapat disebabkan oleh
gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai
nekrosis setempat dan peradangan. Gejala penekananberupa
gangguan BAB dan BAK tidak didapatkan pada pasien karena
ukuran mioma yang tidak terlalu besar. (Hanifa dkk, 2008).
26
metrorrhagia,keluhan obstruksi pada traktus urinarius, dan
ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12-14minggu.
27
BAB V
KESIMPULAN
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel
jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagenMioma uteri merupakan
neoplasma jinak yang paling umum dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma
ini memperlihatkan gejala klinis berdasarkan besar dan letak mioma.
Secara garis besar, mioma uteri dibagi menjadi 3 yaitu mioma uteri
subserosum, mioma uteri intramural, dan mioma uteri submukosum. Sebagian
besar penderita mioma uteri tidak mengeluhkan gejala, adapun gejala yang
mungkin timbul seperti perdarahan abnormal, nyeri, dan adanya gangguan miksi
akibat drai penekanan. Penegakkan diagnosa mioma uteri yaitu berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan
mioma uteri yaitu diantaranya dengan terapi hormonal dan terapi pembedahan.
28
DAFTAR PUSTAKA
29