Anda di halaman 1dari 3

Dekonstruksi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dekonstruksi adalah sebuah metode pembacaan teks. Dengan dekonstruksi ditunjukkan bahwa
dalam setiap teks selalu hadir anggapan-anggapan yang dianggap absolut. Padahal, setiap
anggapan selalu kontekstual: anggapan selalu hadir sebagai konstruksi sosial yang menyejarah.
Maksudnya, anggapan-anggapan tersebut tidak mengacu kepada makna final. Anggapan-
anggapan tersebut hadir sebagai jejak (trace) yang bisa dirunut pembentukannya dalam sejarah.

Jacques Derrida menunjukkan bahwa kita selalu cenderung untuk melepaskan teks dari
konteksnya. Satu term tertentu kita lepaskan dari konteks (dari jejaknya) dan hadir sebagai
makna final. Inilah yang Derrida sebut sebagai logosentrisme. Yaitu, kecenderungan untuk
mengacu kepada suatu metafisika tertentu, suatu kehadiran objek absolut tertentu. Dengan
metode dekonstruksi, Derrida ingin membuat kita kritis terhadap teks.

Metode dekonstruksi merupakan proyek filsafat yang berskala raksasa karena Derrida sendiri
menunjukkan bahwa filsafat barat seluruhnya bersifat logosentris. Dengan demikian,
dekonstruksi mengkritik seluruh proyek filsafat barat.

Teks (disambiguasi)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Teks)

Teks dapat merujuk pada:

representasi bahasa tulisan

Teks (teori sastra), sebuah konsep dalam teori sastra

Teks (lagu), sebuah lagu tahun 2010 yang dinyanyikan oleh Mann

Buku teks, buku instruksi standar

Teks layar, menampilkan alfanumerik dalam perangkat elektronik

Pesan teks, pesan singkat dalam perangkat pengiriman pesan singkat melalui telepon
seluler

TxT (film), sebuah film horor Filipina yang dirilis pada tahun 2006
Metafisika merupakan padanan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yakni : (meta)
= "setelah atau dibalik", dan (phsika) = "hal-hal di alam"). Metafisika
merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat
objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika
mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas?
Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?

Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di


alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas
pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan; kebendaan, sifat,
ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.

Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di
luar dunia fisik". Toko buku metafisika, sebagai contoh, bukanlah menjual buku
mengenai ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib atau sihir,
pengobatan alternatif, dan hal-hal sejenisnya.

Beberapa Tafsiran Metafisika

Dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran
metafisika. Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini
adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih
tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini
disebut pemikiran supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya
animisme.

Selain paham di atas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. Paham ini amat
bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme menganggap bahwa
gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena
kekuatan yang terdapat di alam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dapat diketahui.
Orang-orang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan seperti itu karena
standar kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal semata, sehingga mereka
menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu.

Dari paham naturalisme ini juga muncul paham materialisme yang menganggap bahwa
alam semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu pencetusnya ialah Democritus
(460-370 S.M).

Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari mengenai makhluk hidup. Timbul dua
tafsiran yang masing-masing saling bertentangan yakni paham mekanistik dan paham
vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya
merupakan gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah
sesuatu yang unik yang berbeda secara substansif dengan hanya sekadar gejala kimia-
fisika semata.

Berbeda halnya dengan telaah mengenai akal dan pikiran, dalam hal ini ada dua tafsiran
yang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni paham monoistik dan dualistik. sudah
merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang
zat (objek) yang ditelaahnya. Dari sini aliran monoistik mempunyai pendapat yang tidak
membedakan antara pikiran dan zat, keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam
gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama.
Pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik.

Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran)
yang bagi mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa yang
ditangkap oleh pikiran adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah pikiran,
sebab dengan berpikirlah maka sesuatu itu lantas ada.

Filsafat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis,
dan dijabarkan dalam konsep mendasar.[1] Filsafat tidak di dalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara
persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi
tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi
falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa.

Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal
itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping
nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran, dan ketertarikan. Filsafat juga
bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh
oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

Daftar isi

Anda mungkin juga menyukai