Anda di halaman 1dari 8

310 ISSN 0216 - 3128 Bambang Galung Susanto

OPTIMASI RANCANGAN KAPASITAS PRODUKSI PABRIK


ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK MENDUKUNG PLTN DI
INDONESIA
Bambang Galung Susanto
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) BATAN

ABSTRAK
OPTIMASI RANCANGAN KAPASITAS PRODUKSI PABRIK ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK
MENDUKUNG PLTN DI INDONESIA. Optimasi kapasitas produksi rancangan pabrik elemen bakar nuklir
di Indonesia untuk mendukung pembangkit listrik tenaga nuklir telah dilakukan. Dari perhitungan dan
dengan menganggap bahwa PLTN yang akan dibangun sebanyak 12 buah dengan masing-masing kapasitas
1000 MW, kapasitas optimum produksi untuk pabrik elemen bakar nuklir adalah 710 ton UO2/tahun.
Kapasitas produksi optimum terpilih telah mempertimbangkan beberapa aspek seperti misalnya fraksi catu
(siklus, n=3), panjang siklus (18 bulan), nilai bakar (Bd) 35000 sampai 50.000 MWD/ton U, persen
pengayaan uranium yang akan dipakai di PLTN (3,22 % sampai 4,51 %), pengembangan pasar elemen
bakar ke depan, dan kecenderungan kapasitas produksi terpilih oleh negara-negara maju untuk membangun
pabrik elemen bakar nuklir tipe PWR.

ABSTRACT
PLANT DESIGN NUCLEAR FUEL ELEMENT PRODUCTION CAPACITY OPTIMATION TO
SUPPORT NUCLEAR POWER PLANT IN INDONESIA. The optimation production capacity for
designing nuclear fuel element fabrication plant in Indonesia to support the nuclear power plant has been
done. From calculation and by assumming that nuclear power plant to be built in Indonesia as much as 12
NPP and having capacity each 1000 MW, the optimum capacity for nuclear fuel element fabrication plant
is 710 ton UO2/year. The optimum capacity production selected, has considered some aspects such as
fraction batch (cycle, n =3), length of cycle (18 months), discharge burn-up value (Bd) 35,000 up 50,000
MWD/ton U, enriched uranium to be used in the NPP (3.22 % to 4,51 %), future market development for
fuel element, and the trend of capacity production selected by advances country to built nuclear fuel element
fabrication plant type of PWR.

PENDAHULUAN masuk program energi nasional pada tahun 2016


dan 2017. Pada saat itu akan beroperasi 2 PLTN

K ebutuhan energi listrik dari tahun ke tahun


terus meningkat tajam. Kenaikan itu sejalan
dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi, kecepatan
jenis PWR kapasitas masing-masing 1000 MW, dan
sampai tahun 2025 akan beroperasi PLTN ketiga
dan keempat dengan kapasitas masing-masing 1000
pertumbuhan penduduk dan kecepatan pertumbuhan MW, untuk memenuhi sasaran energi mix nasional
dalam sektor industri. Untuk memenuhi kebutuhan sekitar 2% pada tahun 2025.[6]
energi listrik tersebut, sangat sulit bila hanya
menggantungkan diri dari sumber minyak bumi Dari seminar tanggal 23 Februari 2006
yang cadangannya semakin terbatas. Oleh karena yang disampaikan oleh pihak Kementrian ESDM
itu pemerintah telah berusaha keras untuk justru memasukkan kontribusi dari PLTN sebanyak
mengoptimumkan pemakaian berbagai sumber 12000 MW (ada 12 PLTN kapasitas masing-masing
energi alternatif fosil dan non fosil (energi mix). 1000 MW) untuk mencapai target energi mix tahun
Berdasarkan blue print pengelolaan energi nasional 2025.[7]
2005-2025, sampai tahun 2025 diharapkan sumber Berdasarkan Peraturan Presiden Republik
energi fosil yang berasal dari minyak bumi semakin Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 pasal 2 ayat (2)
dikurangi perannya dan diganti dengan jenis energi huruf (b) disebutkan bahwa terwujudnya energi
alternatif lainnya.[6] (primer) mix yang optimal pada tahun 2025 bila
Dari Road Map Pembangunan Energi Nuklir peranan masing-masing jenis energi terhadap
tahun 2000 - 2025 diketahui bahwa PLTN akan konsumsi energi nasional sbb:1) minyak bumi
menjadi kurang dari 20 %; 2) gas bumi menjadi

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Bambang Galung Susanto ISSN 0216 - 3128 311

lebih dari 30 %; 3) batu bara menjadi lebih dari 33 pendek dan panjang. Jangka pendek memper-
%; 4) bahan bakar nabati (bio fuel) menjadi lebih hitungkan perubahan produksi sewaktu-waktu
dari 5 %; 5) panas bumi menjadi lebih dari 5 %; 6) seperti permintaan pasar, tersedianya bahan (musim-
energi baru dan energi terbarukan lainnya an) dan lain-lain. Jangka panjang berhubungan
khususnya biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga dengan tingkat prakiraan produksi jangka panjang.
surya, dan tenaga angin menjadi lebih dari 5 %; 7) Seringkali besar kapasitas yang diperlukan untuk
batu bara yang dicairkan (liquefied coal) menjadi memenuhi kebutuhan jangka pendek berbeda.
lebih dari 2 %.[3] dengan jangka panjang. Oleh karena itu sistim yang
akan dibangun harus dapat memberikan fleksibilitas
Berdasarkan hal-hal yang diterangkan diatas,
desain yang cukup tinggi agar faktor ekonomi/
pemakaian energi nuklir yang diproyeksikan sekitar
keuangan serta pengembangan pasar kedepan dapat
2 % dari penyediaan energi primer nasional, dan
diantisipasi.
bahkan mungkin lebih besar seperti yang
diperkirakan PLN, mengingat sumber energi Pada umumnya untuk memperoleh nilai
terbarukan tersebut belum dapat memberikan optimal kapasitas Produksi Pabrik Elemen Bakar
kontribusi yang lebih besar mengingat kapasitas Nuklir yang akan dibangun perlu mempertimbang-
pembangkitannnya yang tidak begitu besar. kan hal-hal sbb:
Kesinambungan operasi sebuah PLTN sangat 1. Jumlah dan kapasitas serta jenis PLTN,
tergantung dari tersedianya elemen bakar nuklir
2. Modus pemuatan kembali bahan bakar PLTN
dalam jangka panjang, tanpa terpengaruh atau
tergantung dari pemasok luar negeri. Oleh karena 3. Parameter nilai bakar (burn-up) per catu/siklus
itu keberadaan Pabrik Elemen Bakar Nuklir untuk dan persen pengayaan Uranium
mendukung beroperasinya PLTN di Indonesia
4. Perhitungan pengembangan pasar kedepan
dengan kapasitas yang sesuai dengan jumlah PLTN
yang akan dibangun, dan untuk prospek pengem- 5. Pengalaman beberapa pabrik elemen bakar
bangan pasar ke depan perlu dilakukan kajian yang nuklir yg dibangun di dunia.
sangat mendalam mengingat keberadaan pabrik
tersebut waktunya hampir berturutan dengan
pembangunan PLTN itu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Besar kapasitas produksi merupakan para-
meter penting yang dipakai sebagai masukan per- Kapasitas produksi pabrik elemen bakar
hitungan aspek ekonomi-finansial pada studi kela- nuklir yang akan dibangun sangat tergantung dari
yakan dan sebagai dasar untuk membuat desain jumlah dan kapasitas PLTN dan jenis PLTNnya.
engineering di tahap-tahap berikutnya. Pada umum- Dari Road Map Energi Nasional tahun 2005
nya makin besar produksi makin berkurang biaya diketahui bahwa PLTN akan masuk program energi
produksi per unitnya. Oleh karena itu dalam menen- nasional pada tahun 2016 dan 2017. Pada saat itu
tukan kapasitas suatu instalasi perlu dikaji seteliti akan dibangun 2 PLTN jenis PWR kapasitas
mungkin besarnya potensi penyerapan pasar, masing-masing 1000 MW. Dan sampai tahun 2025
persediaan bahan mentah, dan ongkos produksi akan dibangun 2 PLTN lagi dengan kapasitas
sebelum sampai kepada penentuan angka kapasitas. masing-masing juga 1000 MW. Jadi sampai tahun
Dalam kalangan industri dibedakan kapasitas desain 2025 akan ada PLTN sebanyak 4 buah dengan
dengan kapasitas efektif. Kapasitas desain adalah kapasitas total 4000 MW dari jenis PWR.
kapasitas menurut rancangan keteknikan, yaitu Dari seminar tanggal 23 Februari 2006 yang
maksimum keluaran yang dapat dicapai menurut disampaikan oleh pihak PLN justru memasukkan
perhitungan. Sedangkan kapasitas efektif adalah kontribusi dari PLTN sebanyak 12000 MW (ada 12
kapasitas yang sesungguhnya setelah memasukkan PLTN kapasitas masing-masing 1000 MW) untuk
parameter-parameter seperti faktor pelayanan, pe- mencapai target energi mix tahun 2025.
meliharaan, dan kondisi-kondisi lain yang dihadapi
dalam operasi. Pada umumnya kapasitas efektif Dari pertimbangan kapasitas rancangan yang
lebih rendah dari kapasitas desain, khususnya bila optimum opsi 12 PLTN yang akan dibangun dapat
unit telah beroperasi dalam waktu cukup lama.[8] menjadi pertimbangan yang akan dipilih untuk
menentukan kapasitas rncangan pabrik elemen
bakar nuklir yang akan dibangun di Indonesia.
CARA OPTIMASI PLTN jenis PWR nampaknya akan dipilih
Rancangan kapasitas suatu pabrik yang akan dibandingkan dengan jenis PLTN lainnya seperti
dibangun harus mempertimbangkan produksi jangka BWR, PHWR, GCR, RBMK maupun FBR.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
312 ISSN 0216 - 3128 Bambang Galung Susanto

Memilih PWR disebabkan pada saat sekarang ini sebanyak 441 pada tahun 2005, sebanyak 61 % atau
PLTN jenis PWR populasinya paling banyak sebesar 268 PLTN itu berasal dari jenis PWR.
dibangun (61 %) didunia (Gambar 1) dan dapat
Kalau dirinci lebih lanjut populasi PLTN di
menghasilkan fraksi Burnup percatu sangat tinggi
dunia sampai tahun 2005 dapat dilihat dalam
antara 35.000 s/d 55.000 MWD/metrik ton
Tabel 1[4] :
uranium. Dari keberadaan PLTN yang ada di dunia

Gambar 1. Komposisi PLTN di Dunia tahun 2005.[4]

Tabel 1. PLTN dan Tipenya Yang Beroperasi di Dunia Sampai Tahun 2005.(4)

Tipe Reaktor Negara Utama Jumlah GWe Bahan Bakar Pendingin Moderator

Pressurised Water US, Perancis, 268 249 UO2 diperkaya air air
Reactor (PWR) Jepang, Rusia

Boiling Water Reactor US, 94 85 UO2 diperkaya air air


(BWR) Jepang,Swedia

Gas-cooled Reactor UK 23 12 U alam (metal), CO2 grafit


(Magnox & AGR) UO2 diperkaya

Pressurised Heavy Kanada 40 22 UO2 alam Air berat Air berat


Water Reactor 'CANDU'
(PHWR)

Light Water Graphite Rusia 12 12 UO2 diperkaya air grafit


Reactor (RBMK)

Fast Neutron Reactor Jepang, Perancis, 4 1 PuO2 and UO2 Cairan Na -


(FBR) Rusia

TOTAL 441 381

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Bambang Galung Susanto ISSN 0216 - 3128 313

Bahan-Bakar nuklir biasanya dimuatkan Dengan : P = jumlah uranium yang diperlukan


secara catu bergiliran terdiri dari 1/n jumlah rakitan tiap siklus ( ton), Bd = keluaran nilai bakar
dalam teras (fraksi catu) . Biasanya harganya n (discharge burn-up) , MWD (th)/ton uranium
diantara 3 tau 4. Untuk penghitungan keperluan
bahan bakar uranium maka akan diambil n = 3, b. Hubungan antara Bd dan persen pengayaan
untuk penentuan kapasitas optimum terpilih. uranium dpt dihitung melalui persamaan
korelasi (thesis doctorl Zhiwen Xus 2003) yang
Bila n = 3 . Maka pemuatan kembali bahan
berlaku untuk pengayaan sampai 20%[1] :
bakar mengikuti pola sbb (hanya digambarkan
untuk 3 (tiga siklus) ditunjukkan pada Gambar 2.
Bila diambil referensi PLTN jenis PWR n +1
Xp = 0,41201 + 0,11508 Bd
kapasitas 1000 MW (ada 200 berkas elemen bakar n
dalam teras) dan diambil n (siklus) = 3, serta 2
(2)
n +1
panjang siklus 18 bulan maka ada pergantian + 0,00023937 Bd
elemen bakar baru sebanyak 1/3 teras atau n
sebanyak 1/3 jumlah uranium yang ada dalam teras
yang setara dengan 66 rakitan elemen bakar. dengan : Xp = persen pengayaan uranium
Parameter nilai Bakar (Burn-up) dan persen (antara 3 sampai 20 %), Bd = keluaran nilai
pengayaan uranium yang akan dipakai dalam PLTN bakar (discharge burn-up) dari bahan bakar
juga ikut menentukan kapasitas produksi dari pabrik MWD/ton, n = fraksi catu ( siklus).
EBN yang akan dibangun. Dengan menggunakan persamaan (1) dan (2)
a. Hubungan antara jumlah uranium (dalam ton) yang diuraikan diatas akan diperoleh hubungan
per siklus dengan nilai bakar (burn-up) dapat antara Bd, pengayaan uranium, dan jumlah total
dinyatakan dengan persaman sbb: uranium yang diperlukan per siklus seperti yang di
tunjukkan dalam Tabel (2). Bila Bd semakin besar
maka kebutuhan uranium pertahun semakin kecil.
1,49 10 6
P = ton uranium (1)
Bd

Gambar 2. Pola pemuatan kembali bahan bakar.

Tabel 2. Hubungan Nilai Bakar, Persen Pengayaan dan Jumlah Uranium


Yang Diperkaya dalam satu siklus/catu Bahan Bakar (18 bulan).

Nilai Bakar (Burn-Up) Persen Pengayaan U235 Ton Uranium per Siklus
MWD/ton U (18 bulan)
35.000 3,227 % 42.57
40.000 3,651 % 37,25
45.000 4.079 % 33,11
50.000 4,51 % 29,8
55.000 4,953 % 27,09
60.000 5,398 % 24,83

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
314 ISSN 0216 - 3128 Bambang Galung Susanto

Kalau diasumsikan bahwa PLTN yang akan Untuk Bd = 50.000 MWD/ton U


dibangun di Indonesia memakai skenario sebanyak 1. Pengisian teras pertama kali untuk 1 PLTN =
12 PLTN dengan kapasitas masing-masing 1000 29,8 3 ton U = 89,4 ton U
MW, dan dengan Bd antara 35.000 s/d 50.000
MWD/ton U, maka perhitungan kapasitas pabrik 2. Pemuatan kembali bahan bakar untuk 12
dengan pertimbangan (1) sampai (3) diatas PLTN = (12/18) 29,8 ton 12 = 238.4 ton
diperoleh keadaan sbb: U/tahun
Untuk Bd = 35.000 MWD/ton U Dianggap setelah tahun 2016 satu persatu PLTN
1. Pengisian teras pertama kali untuk 1 PLTN = kapasitas 1000 MW dibangun dan pada tahun 2024
dan 2025 selesai dibangun 2 PLTN tiap tahun. Maka
42,57 3 ton U = 127.71 ton U
diperoleh perkiraan kebutuhan uranium yng diper-
2. Reloading bahan Bakar untuk 12 PLTN = lukan untuk membuat Elemen bakar tersebut seperti
(12/18) 42,57 ton U 12 = 340.56 ton terlihat dalam Tabel 3 dan Tabel 4.( Untuk Bd
U/tahun. 35.000 MWD/ton U dan Bd 50.000 MWD/ton U).

Tabel 3. Jumlah Total Uranium diperkaya antara 3,227 % dan Bd = 35.000


MWD/ton U (dalam Ton/tahun).
Tahun Jumlah ton U dalam Jumlah Bahan Bakar Jumlah Bahan Bakar Jumlah Total ton
teras bahan bakar U untuk pengisian U untuk Pengisian Per U tiap tahun
pertama kali per 18 bulan tahun
2016 127.71 - 127.71
2017 127.71 42,57 28,38 156.09
2018 127.71 2 42,57 2 28,38 184.47
2019 127.71 3 42,57 3 28,38 212.85
2020 127.71 4 42,57 4 28,38 241.23
2021 127.71 5 42,57 5 28,38 269.61
2022 127.71 6 42,57 6 28,38 297.99
2023 127.71 7 42,57 7 28,38 326.37
2024 2 127.71 8 42,57 8 28,38 482.46
2025 2 127.71 10 42,57 10 28,38 539.22
2026 - 12 42,57 12 28,38 340.56
Jumlah kebutuhan Uranium sampai tahun 2025 untuk U 539,22 ton/tahun
diperkaya 3,227 %

Tabel 4. Jumlah Total Uranium diperkaya antara 4,51% dan Bd = 50.000


MWD/ton U (dalam Ton/tahun).
Tahun Jumlah ton U dalam Jumlah Bahan Bakar U Jumlah Bahan Bakar Jumlah Total ton
teras bahan bakar untuk pengisian per 18 U untukPengisian Per U tiap tahun
pertama kali bulan tahun
2016 89, 4 - 89,4
2017 89,4 29,8 19,87 109.27
2018 89,4 2 29,8 2 19,87 129.14
2019 89,4 3 29,8 3 19,87 149.01
2020 89,4 4 29,8 4 19,87 168.88
2021 89,4 5 29,8 5 19,87 188.75
2022 89,4 6 29,8 6 19,87 208.62
2023 89,4 7 29,8 7 19,87 228.49
2024 2 89,4 8 29,8 8 19,87 337.76
2025 2 89,4 10 29,8 10 19,87 377.5
2026 - 12 29,8 12 19,87 238.44
Jumlah kebutuhan Uranium sampai tahun 2025 untuk U 377,5 ton/tahun
diperkaya 4,51%

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Bambang Galung Susanto ISSN 0216 - 3128 315

Untuk keperluan perhitungan pengembangan yang sedang dalam tahap konstruksi ( Tabel 5) dan
pasar ke depan kapasitas pabrik harus memberikan dalam tahap perencanaan (Tabel 6) yang akan
peluang untuk keperluan ekspor ke luar negeri. memberikan prospek pemasaran dimasa yang akan
Disamping itu masih banyak PLTN baru jenis PWR datang.[5]

Tabel 5: PLTN jenis PWR yang sedang dalam konstruksi.[5]

RENCANA
MULAI ORGANISASI REAKTOR TIPE MWe (net)
OPERASI
2007 China, CNNC Tianwan 1 PWR *) 1000
2007 China, CNNC Tianwan 2 PWR *) 1000
2007 India, NPCIL Kudankulam 1 PWR *) 950
2008 Iran, AEOI Bushehr 1 PWR *) 950
2008 India, NPCIL Kudankulam 2 PWR *) 950
2009 Russia, Rosenergoatom Volgodonsk 2 PWR *) 950
2009 Jepang, Hokkaido Tomari 3 PWR *) 866
2010 Korea, KHNP Shin Kori 1 PWR *) 950
2010 China, Guangdong Lingao 3 PWR *) 935
2010 Rusia, Rosenergoatom Severodvinsk PWR x 2 *) 70
2011 Finland, TVO Olkiluoto 3 PWR *) 1600
2011 Rusia, Rosenergoatom Kalinin 4 PWR *) 950
2011 China, CNNC Qinshan 6 PWR *) 650
2011 Korea, KHNP Shin Wolsong 1 PWR *) 950
2011 China, Guangdong Lingao 4 PWR *) 935
2011 Pakistan, PAEC Chashma 2 PWR *) 300
2011 China, CNNC Qinshan 7 PWR *) 650
2012 Korea, KHNP Shin Wolsong 2 PWR *) 950
2012 Korea, KHNP Shin Kori 2 PWR *) 950
2012 France, EdF Flamanville 3 PWR *) 1630
2012 Jepang, Chugoku Shimane 3 PWR *) 1375
2012 Rusia, Rosenergoatom Leningrad 5 PWR *) 1200
2013 China, CNNC Sanmen 1 & 2 PWR *) 1100 masing2
2013 China, Guangdong Yangjiang 1 & 2 PWR *) 1100/1600 masing2
2013 Russia, Rosenergoatom Leningrad 6 PWR *) 1200
2013 Russia, Rosenergoatom Novovoronezh 6 PWR *) 1200
2013 Korea, KHNP Shin Kori 3 & 4 PWR *) 1350 masing2
2013 China, CNNC Hongyanhe 1 & 2 PWR *) 1080 masing2
*) Ada 29 PLTN tipe PWR akan beroperasi

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
316 ISSN 0216 - 3128 Bambang Galung Susanto

Tabel 6. PLTN jenis PWR yang sedang dalam tahap perencanaan atau di pesan.[5]

Rencana
Mulai MWe
Mulai Organisasi Reaktor Tipe
Konstruksi (Masing2)
Operasi

2012-13 2007 Japan, Tepco Fuikishima I - 7 & 8 PWR 1325


2013-14 2008 Bulgaria, NEK Belene 1 & 2 PWR 1000
2016-17 2010 Japan, JAPC Tsuruga 3 & 4 APWR 1500
2015 S Korea, KHNP Shin-Ulchin 1 & 2 APR-1400 1350
2017 Slovenia, NEK Krsko 2 PWR 1000

Oleh karena itu untuk keperluan perhitungan Dari pengalaman beberapa negara yang
kapasitas produksi bahwa antara 25 % sampai 60 % membangun pabrik elemen bakar untuk jenis LWR
dari kapasitas pabrik yang akan dibangun bisa atau PWR di dunia terdapat kecendrungan bahwa
dicadangkan untuk keperluan ekspor. Khususnya kapasitas pabrik yang dibangun ada diantara 100 ton
bila negara di kawasan ASEAN seperti Vietnam U/tahun s/d 1150 ton U/tahun. Dari populasi
juga mulai dengan program energi nuklir. tersebut kapasitas pabrik kebanyakan ada diantara
300 Ton U s/d 1150 ton U/tahun (lihat Tabel 7).[2]

Tabel 7. Pabrik elemen bakar tipe LWR/PWR komersial saat ini.[2]

TIPE KAPASITAS OPERASI


NEGARA TEMPAT OPERATOR TON PERTAMA
FUEL
U/TAHUN KALI
BELGIA Dessel FBFC LWR 500 1961
Brazil Resende INB LWR 100 1982
China Yibin CNNC LWR 100 1993
Perancis Romans FBFC LWR 800 1979
Jerman Lingen Advance Nuclear LWR 650 1979
Fuel GmbH
India Hyderabad DAE UO2 pellet 300 1998
Jepang Tokai Mura MNF PWR 440 1972
Kumatori-machi NFI PWR 284 1972
Korea Yusung KNFC PWR 400 1989
Federasi Rusia Elektrostal Mashino Stroitelny UO2 pellet 800 1996
Spanyol Jusbado Enusa LWR 300 1985
Swedia Vasteras ABB LWR 600 1971
Inggeris Springfields BNFL LWR 330 1996
USA Hematite ABB-CE LWR 450 1986
Columbia Westinghouse PWR 1150 1986
Lynchburg FC Fuels PWR 400 1982
Richland Frameatome ANP, LWR 700 1979
Inc

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Bambang Galung Susanto ISSN 0216 - 3128 317

Bila kapasitas untuk keperluan ekspor panjang siklus 18 bulan, nilai bakar (Bd) 35000
disediakan 60 % maka kapasitas PEBN terhitung sam pai 50000 MWD/ton U, persen pengayaan
menjadi: uranium yang akan dipakai dalam PLTN (3,27%
sampai 4,51%), pengembangan pasar ekspor ke
Kapasitas terhitung (Assumsi Bd = 50.000 MWD/
depan serta kecenderungan kapasitas produksi
ton U) = 377,5ton U 1,60 /tahun = 603.2 ton
yang dipilih oleh negara-negara maju yang telah
U/tahun
mempunyai pabrik elemen bakar nuklir tipe
Dibulatkan = 603 ton/tahun PWR.
Dalam bentuk UO2 = 270/238 603 ton UO2/tahun
= 684,075 ton UO2/tahun
Kalau dianggap kehilangan UO2 dan karena DAFTAR PUSTAKA
reject selama proses fabrikasi adalah 3,5 %, 1. ANONYM, Nuclear Energi Economics Policy
maka kebutuhan bahan baku UO2 diperkaya Analysis 2004, The Economics of the Nuclear
untuk fabrikasi : Fuel Cycle, Once Through Fuel Cycle.
Kebutuhan UO2 diperkaya 4,51 % = 684,075 ton
UO2/ 0,965 = 708,88 ton UO2/tahun. 2. ANOMYM, Nulcear Energi Agency, Trends in
The Nuclear Fuel Cycle, Economic, Environ-
Dibulatkan = 710 ton UO2/tahun. mental, and Social Aspects, Organization For
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa: KAPA- Economic Co-Operation and Development.
SITAS UNTUK PABRIK Elemen Bakar Nuklir 3. ANONYM, Peraturan Presiden Republik
(Konversi dan Fabrikasi) adalah masing-masing: Indonesia Nomor 5 Tahun 2005, Tentang
710 ton UO2/tahun. Kebijakan Energi Nasional, Jakarta 25 Januari
Kapasitas Pabrik sebesar 710 ton UO2/tahun dapat 2006.
mengatasi perubahan nilai bakar dan nilai peng- 4. ANONYM, World Nuclear Association,
kayaan yang lebih rendah (Bd 35.000 MWD/ton U, Information and Issue Brief, Nuclear Power
dan pengkayaan 3,227 %), karena ada kelonggaran Reactor, October 2005, http://www.world-
kapasitas, namun untuk keperluan ekspor akan nuclear.org.
turun.
5. ANONYM, World Nuclear Association,
Information and Issue Brief, Plans For New
Reactors Worldwide , February 2007,
KESIMPULAN http://www.world-nuclear.org..
Dari hasil perhitungan dan pembahasan yang 6. ANONYM, Blue Print Pengelolaan Energi
telah diuraikan diatas diperoleh kesimpulan bahwa Nasional 2005-2025, http://www.esdm.go.id..
sbb:
7. PERDANAHARI.,E., Dr., Energi Policy and
1. Dengan assumsi akan dibangun PLTN sebanyak Electric Power Regulation, Towards the
12 PLTN dan kapasitas masing-masing 1000 Introduction of First NPP into Indonesia,
MW, diperoleh kapasitas pabrik elemen bakar Seminar on Nuclear Power for Public
nuklir untuk memasok keperluan elemen bakar Information, Jakarta 23 February 2005.
sebesar 710 ton UO2/tahun.
8. SUHARTO IMAM, Manajemen Proyek Dari
2. Optimasi kapasitas produksi yang ditetapkan Konseptual Sampai Operasional, Penerbit
sebesar 710 ton UO2/tahun telah mempertim- Erlangga, Jakarta 1995.
bangkan beberapa aspek dari PLTN yang akan
dibangun nanti. Aspek tersebut antara lain, tipe
elemen bakar PWR, jumlah siklus (n) adalah 3,

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Anda mungkin juga menyukai