Anda di halaman 1dari 2

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lahan atau tanah merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan

penting dalam segala kehidupan manusia, karena lahan atau tanah diperlukan manusia

untuk tempat tinggal dan hidup, melakukan kegiatan pertanian, peternakan,

perikanan, kehutanan, pertambangan dan sebagainya. Karena pentingnya peranan

lahan atau tanah dalam kehidupan manusia, maka ketersediaannya juga jadi terbatas.

Keadaan ini menyebabkan penggunaan tanah yang tumpang tindih, misalnya tanah

sawah yang digunakan untuk perkebunan tebu, kolam ikan, atau penggembalaan

ternak atau tanah hutan yang digunakan untuk perladangan atau pertanian lahan

kering.

Kesuburan tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman karena asupan

nutrisi bagi tanaman disediakan oleh tanah, salah satu penentu kesuburan tanah ini

adalah jenis lahannya. Perbedaan jenis lahan akan turut serta menentukan jumlah

nutrisi yang ada di dalamnya. Salah satu jenis lahan ini adalah lahan kering.

Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta

hektar dan tersebar di Kalimantan, Sumatera, Maluku, Papua, Sulawesi, Jawa dan

Nusa Tenggara (Soebagyo,et al., 2004; Hidayat dan Mulyani, 2005), merupakan

potensi yang sangat besar untuk pembangunan pertanian. Namun produktivitasnya

umumnya rendah, kecuali sistem pertanian lahan kering dengan tanaman tahunan/

perkebunan. Pada usahatani lahan kering dengan tanaman pangan semusim,


2

produktivitas relatif rendah serta menghadapi masalah sosial ekonomi seperti tekanan

penduduk yang terus meningkat dan masalah biofisik (Sukmana, 1994). Pengelolaan

tanah pada lahan kering ini sangat penting terutama kesuburan tanahnya karena

potensi luasannya yang sangat besar.

Tanah marginal merupakan tanah yang memiliki mutu rendah karena

adanya beberapa faktor pembatas seperti topografi yang miring, dominasi bahan

induk, kandungan unsur hara dan bahan organik yang sedikit, kadar lengas yang

rendah, pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, bahkan terdapat akumulasi

unsur logam yang bersifat meracun bagi tanaman. Apabila dilakukan upaya

budidaya tanaman pada tanah tersebut hasilnya akan kurang menguntungkansebab

hanya jenis-jenis tertentu saja yang mampu beradaptasi di atas tanah tersebut. Sebagai

akibatnya, diperlukan biaya yang lebih besar dalam pengelolaan tanah marginal agar

dapat memberikan keuntungan.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengevaluasi

pengelolaan lahan marginal yang dilakukan oleh petani dan hubungan pertumbuhan

dan produksi tanaman nenas dengan pengelolaan lahan gambut.

Anda mungkin juga menyukai