PENDAHULUAN
A. Latar belakang
evolusi dari suatu populasi dengan tujuan memperbaiki sifat dari tanaman
merupakan hal yang menarik bagi pemulia tanaman. Pengertian tentang susunan
genetik populasi dan kekuatan yang mengubah frekuensi gen berguna dalam
secara acak atau berpasangan secara bebas berdasarkan populasi mendel. Populasi
tersebut dapat dilihat atau dihitung jumlah frekuensi alel dan frekuensi
Frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil,
beberapa asumsi dipenuhi, dengan kata lain frekuensi alel tidak berubah dari satu
sebanding dengan frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe zigot
akan sama dengan hasil kali dari frekuensi gamet-gemetnya. Keadaan demikian
116
disebut keseimbangan Hardy-Weinberg. Asumsi-asumsi dalam keseimbangan
Hardy-Weinberg adalah: perkawinan secara rambang, tidak ada seleksi, tidak ada
migrasi, tidak ada mutasi, tidak ada penghanyutan genetik rambang dan meiosis
baju yang telah disediakan lalu hasil perhitungan tersebut dianalisis untuk
B. Tujuan
117
Frekuensi merupakan perbandingan antara banyaknya individu dalam suatu
tertentu merupakan pengaruh dari gen-gen ganda (multiple gen atau poligen).
Poligen merupakan salah satu dari seri gen ganda yang menentukan pewarisan
tersebut atau dapat disimpulkan sebagai jumlah total seluruh karakter atau sifat,
misalnya warna, bentuk, tabiat, kerangka dan lain sebagainya (Pane, 1993).
Dalam suatu poulasi menurut hukum Hardy-Weinberg adalah tetap (tidak terjadi
beberapa asumsi terpenuhi, maka frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam
berikutnya. Tiap gamet yang terbentuk akan sebanding dengan frekuensi masing-
masing alelnya dan frekuensi dari tiap tipe zigot akan sama dengan hasil kali dari
1. Populasi itu tidak terbatas besarnya dan melakukan secara acak (panmiktis).
2. Tidak terdapat seleksi, yaitu setiap genotype yang dipersoalkan dapat
bertahan hidup sama seperti yang lain (tidak ada kematian diferensial).
3. Populasi itu tertutup yaitu tidak terjadi perpindahan (migrasi).
4. Tidak ada mutasi dari satu alelik kepada yang lain. Mutasi diperbolehkan jika
118
5. Terjadi meiosis normal, sehingga hanya peluang yang menjadi faktor operatif
dalam gametogenesis.
frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil, yaitu
tidak berubah dari generasi ke generasi berikutnya. Tiap gamet yang terbentuk
akan sebanding dengan frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe
zigot akan sama dengan hasil kali dari frekuensi gamet-gametnya (Stanfield,
1991).
Sifat kualitatif adalah sifat yang tidak dapat diukur tetapi dapat dibedakan
secara tegas misalnya warna bulu, ada tidaknya tanduk dan sebagainya. Sifat ini
dikendalikan oleh satu atau beberapa gen dan sedikit atau tidak sama sekali
et al (1990), sifat kualitatif adalah sifat luar yang tampak atau bahkan tak ada
119
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
dan alat. Adapun bahan yang dibutuhkan adalah polybag berisi kancing warna
120
dan polybag berisi kacang tanah. Alat yang dibutuhkan adalah neraca
A. Prosedur Kerja
Percobaan 1
1. Polybag yang berisi kancing warna merah (MM) dan kuning (mm) disiapkan
dalam tabel.
Percobaan 2
1. Polybag yang berisi kancing warna merah (MM) dan kuning (mm) disiapkan
Percobaan 3
disiapkan.
3. Pekerjaan tersebut dilakukan sebanyak 100 kali.
4. Warna dan bobotnya diamati.
5. Data dimasukkan ke dalam tabel dan dibuat grafiknya.
121
IV. HASIL DAN KESIMPULAN
A. Hasil
Percobaan 1
Frekuensi Alele
Z 57
q2 = 200 = 200 = 0,28
q = 0,28 = 0,53
p+q =1
p =1- q
p = 1 0,53
122
p = 0,47
Frekuensi Genotipe
1. PP = p2 x 100%
= (0,47)2 x 100 %
= 22,09 %
2. 2 pq = 2 (p) (q) x 100 %
= 49,82 %
3. qq = q2 x 100 %
= (0,53)2 x 100 %
= 28,09 %
= 100 %
pp : 2pq : qq
1 :2 :1
Tabel 22. Uji Chi Square persilangan percobaan 1 X tabel = 5,99
Karakteristik
MM Mm Mm
O 53 90 57 200
E x 200 = 50 2/4 x 200 = 100 x 200 = 50 200
(O - E)2 9 100 49 158
(OE )2
E 0,18 1 0,98 2,19
z 20
=0,2
q2 = 100 = 100
q= 0,2=0,45
123
p+q=1
p=1q
p = 1 0,45
p = 0,55
frekuensi Genotip
1. pp = p2 x 100 %
= (0,55)2 x 100 %
= 30,25%
2. 2pq = 2 (p)(q) x 100%
= 2 (0,55)(0,45) x 100%
= 49,5%
3. qq = (q)2 x 100%
= (0,45)2 x 100%
= 20,25%
pp: 2pq: qq
1: 2:1
124
Percobaan 3
Tabel 24. bobot kacang tanah (g)
jumlah 25
20
15
10
5
0
0.2 0.3 0.4 0.5
Berat (gr)
125
B. Pembahasan
informasi genetika) menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai ciri
atau sifat yang merupakan sifat milik individu di dalam kelompok itu. Populasi
pembedaan dan memelihara diri seperti yang dilakukan oleh organisme. Sifat-sifat
matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi yang dihasilkan dari
Menurut Suryo (2012) genetika populasi ialah cabang dari genetika yang
dari keturunan pada tingkat populasi. Pola pewarisan sifat tertentu pada manusia
sulit untuk dilakukan percobaan persilangan karena pola pewarisan suatu sifat
pewarisan sifat pada tingkat populasi dipelajari pada cabang genetika yang disebut
yang bereproduksi secara seksual, hidup di tempat tertentu pada saat yang sama,
126
akan memberikan kontribusi genetik ke dalam lungkang gen (gene pool), yaitu
populasi.
populasi berada dalam keseimbangan yang stabil frekuensi alelnya yakni dengan
dengan 1, yaitu : p2(CC) + 2pq (Cc) + q2(c) =1. Hubungan P2+ 2pq + q2 tetap,
tidak peduli besarnya frekuansi alel permulaan dan tidak bergantung dari
frekuensi alel permulaan dan tidak bergant ung dari frekuensi genotipe dari
frekuensi alel dan genotipe tidak berubah dari generasi kegenerasi asal syarat
1. Populasi itu tidak terbatas besarnya dan melakukan secara acak (panmiktis).
2. Tidak terdapat seleksi, yaitu setiap genotype yang dipersoalkan dapat
bertahan hidup sama seperti yang lain (tidak ada kematian diferensial).
3. Populasi itu tertutup yaitu tidak terjadi perpindahan (migrasi).
4. Tidak ada mutasi dari satu alelik kepada yang lain. Mutasi diperbolehkan jika
dalam gametogenesis.
127
Perubahan yang terjadi dalam suatu populasi dalam keseimbangan populasi
berdasarkan sifat kualitatif lebih mudah karena dapat dilaukan dengan cara
melihat langsung sifat yang tampak, misalanya warna dan bentuk. Sedangkan sifat
jumlah gen yang berkontribusi pada variabilitas fenotip dan derajat di mana
dapat diatur oleh banyak gen (mungkin 100 sampai 100 atau lebih), masing-
menjelaskan bahwa sifat kuantitatif terbentuk dari banyak gen dengan pengaruh
128
pengaruhnya kecil, fenotipe yang diatur oleh gen-gen ini dapat dipengaruhi oleh
gen yang mengatur sifat kuantitatif sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya
genetik sehingga memungkinkan orang membuat peta pautan genetik yang dapat
untuk menunjukkan situasi alelik pada bagian kromosom tertentu. Variasi alel
pada suatu penanda menjadi genotipe bagi kromosom atau kelompok pautan
sifat kualitatif dan kuantitatif ini betujuan untuk mengethui frekuensi alel dan
sifat kualitatif dan kuantitatif.Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini
antara lain polybag berisi kancing warna, dan polybag berisi kacang tanah, neraca
warna merah (MM), PUTIH (Mm), dan kuning (mm). Kemudian, kancing diambil
secara acak sebanyak 200 kali. Warna individu yang terpilih dicatat, lalu dihitung
frekuensi alel M dan alel m. Kemudian, data dimasukkan dalam tabel yang sudah
disediakan lalu dianalisis dengan uji X2. Hasil perhitungan dari percobaan 1 yaitu
129
perbandingan genotip pp : 2pq : qq adalah 1 : 2 : 1. Hasil dari ananlisis dengan X 2
yaitu X2 hitungnya sebesar 2,19 dan X2 tabelnya sebesar 5,99 maka dapat
disimpulkan bahwa X2 tabel lebih besar dari X2 hitung sehingga hasil signifikan
warna merah (MM), merah-kuning (Mm), dan kuning (mm). Kemudian, kancing
diambil secara acak sebanyak 100 kali. Warna individu yang terpilih dicatat, lalu
dihitung frekuensi alel M dan alel m. Kemudian, data dimasukkan dalam tabel
yang sudah disediakan lalu dianalisis dengan uji X 2. Hasil perhitungan dari
dengan X2 yaitu X2 hitungnya sebesar 1,58 dan X2 tabelnya sebesar 5,99 maka
dapat disimpulkan bahwa X2 tabel lebih besar dari X2 hitung sehingga hasil
Percobaa 3 dilakukan dengan cara individu dari kacang tanah yang telah
tersebut dilakukan sebanyaka 100 kali. Warna dan bobot diamati lalu dimasukkan
ke dalam tabel. Hasilnya yaitu pada bobot 0,2 berjumlah 3, bobot 0,3 berjumlah
40, bobot 0,4 berjumlah 47 dan pada bobot 0,5 berjumlah 10 dengan rata-rata
bobot dengan bobot rata-rata adalah 0,28. Pada percobaan ini bobot 0,4 lah yang
paling dominan.
130
Percobaan tersebut sesuai dengan literature, hal tersebut diperkuat dengan
pernyataan Campbell (2002), pola pewarisan sifat pada tingkat populasi, dalam
dalam arti genetika atau lazim disebut juga populasi Mendelian. Populasi
seksual, hidup di tempat tertentu pada saat yang sama, dan di antara mereka
kita mengetahui macam genotipe yang ada dan juga banyaknya masing-masing
genotipe tersebut. Sebagai contoh, di dalam populasi tertentu terdapat tiga macam
genotipe, yaitu AA, Aa, dan aa. Maka, proporsi atau persentase genotipe AA, Aa,
Adapun nilai proporsi atau persentase genotipe tersebut dikenal dengan istilah
frekuensi genotipe. Jadi, frekuensi genotipe dapat dikatakan sebagai proporsi atau
persentase genotipe tertentu di dalam suatu populasi. Dengan perkataan lain, dapat
(Campbell, 2002).
dapat mengubah frekuensi gen pada suatu populsi, dan populasi tersebut
131
frekuensi gen tersebut tidak akan mengalami perubahan (Muliadi Dudung dan
seimbang, maka baik frekuensi alel atau genotipe akan konstan dari generasi ke
nilai ekonomis yang berbeda, dan apabila ini terjadi maka diharapkan untuk
frekuensi alel tersebut mengontrol fenotipe yang diinginkan dan mengurangi alel
yang tidak diinginkan. Jika alel yang diinginkan ditetapkan (f=100%) dan alel
Bobot kacang tanah pada percobaan 3 dengan jumlah 3 biji yaitu 0,2 gram,
40 biji 0,3 gram, 47 biji 0,4 gram dan 10 biji seberat 0,5 gram. Menurut Halim,
Abdul (2004), produktivitas kacang tanah varietas gajah berkisar antara 1,6-1,8
ton per ha dengan umur panen 100 hari. Berat 100 biji varietas gajah ini 53 gram.
132
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Praktikum dilaksanakan untuk mendapatkan data sebagai berikut : pada
sehingga dapat diperoleh nilai q = 0,45 dan nilai p = 0,55 . Sedangan frekuensi
karena itu, hasil pengujian dikatan signifikan artinya pengujian sesuai dengan
tanah bobot 0,2 berjumlah 3, bobot 0,3 berjumlah 40, bobot 0,4 berjumlah 47
B. Saran
1. Alat dan bahan dalam praktikum diperbanyak lagi agar praktikm dapat
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta.
133
Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan, Edisi Indonesia. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Fitriani, L., Toekidjo, dan Setyastuti P. 2013. Keragaan Lima Kultivar Cabai
(Capsicum annum. L. ) Dataran Medium. Jurnal Vegetalika. Vol. 2 (2): 50-
6.
Halim, Abdul. 2004. Pengarih Jarak Tanam dan Pemberian Berbagai Dosis
Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) Varietas Gajah. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Muliadi Dudung dan Johar Arifin. 2010. Pendugaan keseimbangan Populasi dan
Heterozigositas menggnakan Pola Protein Albumin Darah pada Populasi
Domba Ekor Tipis (Javanese Thin Tailed ) di Daerah Indramayu. Jurna
Ilmu Ternak. Vol. 10 (2): 65-72.
Rohmad, 2012, Diktat Kuliah Genetika Ternak, Universitas Islam Kadiri, Kadiri
LAMPIRAN
134
BIODATA DIRI
135
Nama Lengkap: Retna Ayu Treansning Kusuma Devi
NIM : A1D015091
136