Anda di halaman 1dari 10

Mobilitas Sosial Dahlan Iskan

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami rahmat dan hidayahnya. Selawat
dan salam kami ucapkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta para sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman.

Hidup di Dunia yang dialami oleh setiap manusia tentu tidak begitu mulus tanpa
hambatan. Ada kemungkinan dimana yang diatas akan merasakan bagaimana
berada dibawah karena musibah. Mereka yang dibawah pun akan mendapatkan
kesempatan untuk merubah nasib dan merasakan berada diatas.

Mobilitas sosial adalah perpindahan status seseorang atau kelompok dari satu
kedudukan ke kedudukan lain. Mobilitas sscial sendiri terbagi menjadi dua,
horizontal dan vertikal. Kemudian vertikal dapat pula berupa vertikal naik atau
turun.

Kami akan mengambil satu contoh dari tokoh luar biasa Indonesia, yaitu Dahlan
Iskan.
1. PENDAHULUAN

1.1 Biograf
Dahlan Iskan

Magetan, 17 Agustus 1951

Nama Panggilan : Pak Dis

Agama : Islam

Nama Istri : Nafsiah Sabri

Nama Anak : Azrul Ananda & Isna Fitriana

Riwayat Pendidikan :

SDN Desa Bukur, Jiwan, Madiun

Madrasah Tsanawiyah Pesantren Sabilil Muttaqien, Takeran, Magetan

Madrasah Aliyah Pesantren Sabilil Muttaqien, Takeran, Magetan

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Samarinda, 2,5 tahun (DO)
Gelar Kehormatan :

Doktor Honoris Causa (2013)

Bidang Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo, Semarang

Doktor Honoris Causa (2013)

Doctor Of Humanism, University Of Arrelano, Phillipines

Professor Tamu (2013)

Universitas Malaya Perlis, Malaysia

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana mobilitas yang terjadi pada Dahlan Iskan?

2. Mengapa mobilitas sosial tersebut dapat terjadi pada Dahlan Iskan?


2. PEMBAHASAN

2.1 Mobilitas Dahlan Iskan

Dahlan Iskan kecil yang dibesarkan di lingkungan pedesaan dengan nuansa religius
dan kondisi serba kekurangan. Bahkan saat kecil, Ia hanya memiliki pakaian berupa
satu celana pendek, satu baju dan satu sarung. Kalau lapar mendera, dia terpaksa
mencuri tebu milik pabrik gula di dekat rumahnya.

Puluhan tahun kemudian, Dia diminta untuk menjadi pemimpin puluhan pabrik gula
yang sedang sekarat di seluruh Indonesia.

Padatahun 1975, Dahlan memutuskan untuk berhenti kuliah dan memilih menjadi
calon reporter Harian Mimbar Masyarakat di Samarinda. Dia juga aktif dalam
kewartawanan kampus dan organisasi pelajar Islam.

Saat Dahlan menjadi kepala biro majalah Tempo, Dia adalah satu satunya
wartawan yang meliput. Dia berhasil mendapat berita yang sempurna mengenai hal
tersebut dan setelah diterbitkan, serbuan pujian tertuju padanya.

Pada tahun 1982, Dahlan Iskan dipercaya untuk memimpin Koran Jawa Pos yang
dibeli oleh Eric Samola (Direktur Utama PT. Grafti Pers, penerbit Tempo). Pada saat
itu, pasar koran Surabaya dikuasai oleh Harian Surabaya Post dan Kompas. Jawa
Pos waktu itu hampir bangkrut dengan 6.800 eksemplar. Dalam waktu lima tahun
pertama (1982 - 1987), Dahlan berhasil membuat Jawa Pos mengalami peningkatan
dengan oplah 126.000 eksemplar dengan pendapatan Rp 10,6 miliar.

Pada tahun 1993, Dahlan Iskan memutuskan berhenti sebagai pemimpin redaksi
dan pemimpin umum Jawa Pos. Inisiatifnya untuk berhenti karena percaya
pentingnya regenerasi , memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk
berkarya. Alasan lain adalah karena ia ingin lebih fokus sebagai orang nomor satu
Jawa Pos News Network yang ia dirikan selanjutnya.

Pada tahun tersebut, selain Dahlan memimpin Grup Jawa Pos, Ia juga memimpin 2
perusahaan pembangkit listrik swasta, yaitu PT. Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan
Timur dan PT. Prima Electric Power di Surabaya.

Pada tahun 1997, Ia berhasil mendirikan Graha Pena, gedung perkantoran berlantai
20, dan menjadi salah satu gedung pencakar langit di Surabaya. Dahlan
mengembangkan bisnis medianya dengan membentuk Jawa Pos News Network
(JPNN) yang merupakan salah satu jaringan media terbesar di tanah air.

Dahlan mengidap penyakit kanker hati dan melakukan transpalasi hati pada tahun
2006. Kemudian Dahlan menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Pesantren
Sabilul Muttaqin (PSM).

Kemudian pada awal tahun 2009, Ia menjadi komisaris PT. Fangbian Iskan
Corporindo (FIC) yang membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL).

Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi Direktur Utama PLN menggantikan
Fahmi Mochtar. Selama kepemimpinannya, Dahlan membuat beberapa misi
diantaranya bebas bayar pet se-Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari
sejuta sambungan dan pembangunan PLTS di ratusan pulau.

Dua tahun menjabat sebagai Direktur Utama PLN, pada tanggal 17 Oktober 2011,
Dahlan Iskan ditunjuk oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri
BUMN. BUMN pun mengalami banyak peningkatan dan menjadi kebanggan
Indonesia berkatnya.
Terhitung sejak 30 Maret 2010, LHKPN KPK mencatat harta Dahlan Iskan mencapai
lebih dari Rp 48,8 miliar. Harta itu terdiri dari harta tidak bergerak senilai Rp 8,6
miliar berupa tanah dan bangunan, harta bergerak senilai Rp 2,5 miliar, surat
berharga Rp 120 miliar, giro dan setara kas lainnya senilai Rp 19,9 miliar. Jumlah
tersebut dikurangi utang Dahlan sebesar Rp 102,3 miliar.

2.2 Motivasi Dahlan Iskan

Dahlan Iskan, orang kebanggaan Negeri ini. Pemuda yang berlatar belakang
keluarga serba kekurangan saja mampu menggapai kesuksesan luar biasa tersebut.
Beruntung Ia berasal dari lingkungan religius dari desa maupun keluarganya.
Sehingga Ia memiliki kebiasaan yang baik, Dahlan selalu menunaikan kewajiban
sebagai muslim. Ia tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu, berdoa dan patuh
kepada kedua orang tua. Mungkin itu adalah salah satu keberuntungan dari
ketaatannya kepada Allah SWT. dan kedua orang tuanya, sehingga ridho Mereka
membawa kemudahan bagi Dahlan Iskan.

Hidupnya begitu teratur dan disiplin, setiap harinya selalu terjadi perubahan ke arah
yang lebih baik. Setiap apa yang ingin Ia kerjakan tertata. Nampaknya Dahlan
termasuk orang golongan beruntung karena kedisiplinannya sehingga hari
berikutnya lebih baik dari kemarin.

Meskipun Dahlan sempat mengidap kanker, Ia tetap semangat dan pantang


menyerah. Dia terus berusaha, "kerja, kerja, kerja" begitu mottonya dan percaya
akan apa yang telah dia lakukan itu adalah yang terbaik, selanjutnya tergantung
ridho-Nya. Percaya diri akan potensinya dan keimanannya kepada Allah SWT.
membuat hampir setiap hal yang Ia kerjakan hasilnya baik.
Meskipun Dahlan telah berhasil menjadi kepercayaan Indonesia, Ia tetap rendah diri
bukan karena pencitraan melainkan karena menurutnya hal itu adalah kewajiban.
3. KESIMPULAN

Mobilitas yang ditempuh selama hidupnya mulai dari bawah hingga sampai keatas
tidak terlalu rumit beliau menggapainya, bermula karena beliau sangat amanah dan
bijaksana sehingga dapat dipercaya memegang jabatan yang sangat berat. Beliau
juga sangat disiplin dan teratur dalam bekerja, jadi siapapun yang memberikan
amanah kepadanya, pasti beliau akan kerjakan semaksimal mungkin. Dan sekarang
beliau adalah orang kepercayaan Indonesia, beliau tetap rendah diri karena
menurut beliau itu adalah sebuah kewajiban

Anda mungkin juga menyukai