Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Mutu pendidikan di suatu negara tidak bisa hanya ditentukan oleh prestasi
yang bersifat parsial, karena pada hakekatnya mutu pendidikan akan ditentukan
Maka dari itu tanggung jawab negara menjadi sangat besar dalam menentukan
pendidikan nasional, sedikitnya terdapat tiga hal yang telah dilakukan pemerintah,
mutu pendidikan; dan (3) membuat kebijakan baru dalam upaya peningkatan mutu
mengenal kekuatan dan kelemahan serta melakukan upaya yang terus menerus
akreditasi memiliki makna pada proses pendidikan. Disamping itu akreditasi juga
merupakan penilaian hasil dalam bentuk sertifikasi formal terhadap kondisi suatu
1
2
makna proses adalah penilaian dan pengembangan mutu suatu sekolah secara
tanggal 20 November 2000. Menyatakan bahwa salah satu kegiatan pokok dalam
akreditasi secara adil dan merata, baik untuk sekolah negeri maupun swasta.
menyatakan bahwa:
dan teknis. Namun walaupun demikian, tatanan yang telah dilakukan pihak
sekolah, karena proses dan hasil akreditasi sudah menjadi kebutuhan apabila
3
melihat peran, fungsi dan dampak positif akreditasi terhadap upaya peningkatan
(Sisdiknas), BAB XVI Bagian Kedua Pasal 60, tentang akreditasi yang berbunyi
sebagai berikut.
proses akreditasi dijelaskan bahwa proses akreditasi ini dilakukan secara berkala
dan terbuka dengan tujuan untuk membantu dan memberdayakan program dan
jauh dari apa yang diharapkan, sehingga hasil akreditasi sekolah perlu untuk
Apakah pencapaian nilai akreditasi yang dilakukan dan diperoleh oleh setiap
terutama kinerja kepala sekolah dan kinerja guru ?; (3) Apakah hasil pencapaian
nilai akreditasi yang diperoleh telah ditindaklanjuti oleh pihak sekolah sebagai
hakekat manfaat dari hasil akreditasi sekolah itu sendiri, dimana akreditasi
kinerja sekolah dibangun secara langsung oleh peran kepala sekolah dan peran
guru, atau kualitas kegiatan akademik dan kualitas kegiatan manajerial yang
dilakukan oleh organisasi sekolah. Permasalahan utama dalam hal ini adalah
sejauh manakah dukungan peran kepala sekolah dan peran guru yang secara
langsung bekerja pada sektor akademik dan sektor manajerial terhadap pencapaian
pandangan Guthrie & Reed (1986: 315) yang memandang bahwa efektivitas
Asesmen atau penilaian kinerja kepala sekolah, tidak saja dapat digunakan sebagai
sekolah.
Personil lain, selain kepala sekolah adalah guru, guru memegang peranan yang
sebelumnya. Tetapi dilain pihak peran kepala sekolah akan selalu mempengaruhi
peran guru, karena kepala sekolah memiliki tugas sebagai educator, manajer,
bentuk perangkat yang akan dinilai untuk memenuhi kriteria seperti yang
diantaranya:
(1) Tumbuhnya kesadaran dari warga sekolah untuk meningkatkan kinerja sesuai
akreditasi.
(3) Tumbuhnya kesadaran bekerjasama seluruh komponen sekolah untuk
misalnya terakreditasi A.
(1) Peningkatan kinerja dari komponen sekolah hanya sebatas ketika akan
ketergantungannya terhadap peran kepala sekolah dan peran guru. Oleh karena
itu, peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian secara khusus melalui judul
dihubungkan dengan kajian terhadap peran kepala sekolah dan peran guru pada
permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
sekolah.
(2) Peran guru terhadap pencapaian nilai akreditasi sekolah.
Tugas utama guru, berfokus pada manajemen pembelajaran, baik aspek
lanjut hasil pembelajaran, hal ini menunjukkan bahwa peran guru berkaitan
erat dengan 4 standar mutu pendidikan, diantaranya adalah standar isi, standar
proses, standar kelulusan dan standar penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa
guru memiliki peran yang tinggi dalam pencapaian standar nasional yang
sekolah.
(3) Pada pengkajian selanjutnya, dipandang bahwa kepala sekolah dan guru
signifikasi determinasi peran kepala sekolah dan guru pada pencapaian nilai
akreditasi sekolah.
peran kepala sekolah dan peran guru terhadap pencapaian hasil penilaian akreditai
(1) Apakah pengaruh peran kepala sekolah terhadap pencapaian nilai akreditasi
sekolah ?;
(2) Apakah pengaruh peran guru terhadap pencapaian nilai akreditasi sekolah ?
(3) Apakah pengaruh peran kepala sekolah dan peran guru terhadap pencapaian
sebagaimana dipaparkan di atas, maka secara umum tujuan dalam penelitian ini
peran kepala sekolah dan peran guru terhadap pencapaian hasil penilaian akreditai
sekolah pada SLB kategori baik (bernilai B) di wilayah Kabupaten Garut. Dengan
demikian maka tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
Hasil penelitian tentang pengaruh peran kepala sekolah dan peran guru
diharapkan memiliki nilai kegunaan baik secara teoritis atapun secara praktis.
dalam pandangan konsep dan teoritis hubungan antara peran kepala sekolah
BAB II
akreditasi.
kelayakan dan kinerja sekolah yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasionasl -
kriteria yang telah ditetapkan. Hasil dari penilaian tersebut diwujudkan dalam
akuntabilitas publik. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan dalam Kebijakan
akuntabilitas publik". Dan yang menjadi rasional atau alasan kebijakan akreditasi
yang mengacu pada SNP. Hal ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor
Seperti dinyatakan pada pasal 1 ayat (1) bahwa SNP adalah kriteria minimal
Indonesia. Oleh karena itu, SNP harus dijadikan acuan guna memetakan secara
utuh profil kualitas sekolah/madrasah. Di dalam pasal 2 ayat (1), lingkup SNP
meliputi:
bagi pertumbuhan pendidikan dan memberikan arahan untuk evaluasi diri sekolah/
sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan
sekolah yang dapat digunakan sebagai alat pembinaan dan pengembangan serta
individu atau organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi
(2) Prestasi atau hasil kerja yang disumbangkan oleh seseorang atau
dapat diperoleh dari hasil penilaian akreditasi sekolah, sebab tujuan utama
Establishing goals for spesiffic future time horizon, 3) Elaborating the human
holders).
evaluasi kinerja sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh gambar 2.1 dari
Gambar 2.1
Pengawasan dan Evaluasi
Penilaian kinerja sekolah melalui proses penilaian akreditasi sekolah
harus memiliki indikator yang dapat diukur dan dihitung sebab indikator ini
akan dijadikan tolak ukur dalam penilaian proses dan hasil dari kegiatan yang
nyata sekolah dengan standar yang telah ditetapkan. Dan sekolah merupakan
Kelima faktor tersebut merupakan kunci keberhasilan atau sesuatu yang harus
dicapai dengan baik sebagai criticall sucses factor atau key result area yang
April 2003, dan bertujuan untuk memberikan informasi kepada sekolah mengenai
kelayakan secara nasional untuk meningkatkan kinerja guru (peserta didik) dan
motivasi belajar siswal/Berkaitan dengan hal tersebut di atas dalam Kebijakan dan
Sekolah, guru, peserta didik dan masyarakat dalam pemetaan indikator kinerja
17
warga sekolah supaya menjadi dorongan bagi kinerja guru dan motivasi belajar
siswa.
terhadap kinerja sekolah yang dilihat dari peningkatan lulusan siswa dengan nilai
masyarakat tentang kelayakan dan kinerja sekolah, mutu layanan sekolah terhadap
peserta didik, mutu pendidikan sudah dapat memenuhi harapan atau belum, dan
juga hasil akreditasi dapat dijadikan acuan dalam rangka menentukan langkah-
(1) Sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu Sekolah / Madrasah dan
rencana pengembangan Sekolah / Madrasah;
(2) Sebagai motivator agar Sekolah / Madrasah terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat
kabupaten , provinsi, nasional dan internasional;
(3) Sebagai umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan
kinerja Sekolah/Madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi, dan program Sekolah/Madrasah;
(4) Membantu program Sekolah/Madrasah dalam rangka pemberian
bantuan pemerintah, investasi, donatur atau bentuk bantuan lainnya;
(5) Sebagai informasi bagi Sekolah/Madrasah kepada masyarakat untuk
meningkatkan dukungan belajar dalam hal profesionalisme;
(6) Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan dan mempermudah
kepindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran
guru, dan kerjasama yang saling menguntungkan.
suatu sekolah secara obeyektif, dan mampu memberikan informasi yang efektif,
secara komprehensif dan mandiri. Hal ini sebagaimana BAS Provinsi Jawa Barat
telah ditetapkan BAS agar tepat sasaran dan membuahkan hasil yang optimal.
Satuan pendidikan memiliki kurikulum yang harus relevan dengan situasi daerah
setiap warga negara Indonesia berhak mendapat pendidikan yang layak dan
bermutu. Untuk memenuhi pendidikan yang layak dan bermutu maka tiap
087/4/2002 tanggal 14 Juni 2002 tentang akrediatsi sekolah; (2) Surat Keputusan
Gubernur Jawa Barat No. 421/Kep. 1207, Yansos / 2002, tanggal 15 November
2002 tentang BAS Provinsi Jawa Barat; (3) Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidkan Nasional Bab XVI pasal 60 tentang akreditasi; dan (4)
dengan standar nasional pendidikan, yang dalam hal ini telah ditetapkan berupa
Instrumen Akreditasi yang baru ini terdiri dari 157 item mencakup 8
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
Petunjuk Teknis yang dapat digunakan sebagai panduan bagi sekolah dalam
mengisi instrumen evaluasi diri sekaligus juga menjadi pegangan bagi para asesor
Instrumen disusun dalam bentuk skala dengan lima option jawaban secara
jawaban dikhotomi (YA atau TIDAK), bentuk skala dengan jawaban lima option
ini tampaknya jauh lebih memungkinkan sekolah untuk dapat mengisi instrumen
evaluasi diri secara lebih objektif. Demikian pula, para asesor akan dapat
pemenuhan spesifikasi produk secara konsisten yang selalu baik sejak awal (right
first time every time). Quality assurance lebih menekankan tanggung jawab
tanpa cacat (zero depect/Plihip B.Crosby). Mutu produk/jasa yang baik dijamin
oleh sistem jaminan mutu yang memposisikan secara tepat bagaimana produksi
seharusnya berperan sesuai dengan standar mutu yang diatur oleh prosedur-
prosedur yang ada dalam sistem jaminan mutu. Secara umum yang dimaksud
dengan kata lain, quality assurance membuat sistem pemastian mutu. Kalau dari
sendiri, tetapi terkait dalam satu sistem yang saling memengaruhi. Mutu luaran
dipengaruhi oleh mutu masukan dan mutu proses. Secara eksternal, komponen
meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program secara terus menerus dan
bersangkutan.
atau instansi di luar satuan pendidikan yang secara formal memiliki tugas dan
mutu secara berkelanjutan. Empat unsur yang berperan dalam penjaminan mutu
2005, Pasal 4]. SNP dikembangkan oleh BSNP selanjutnya ditetapkan oleh
Tahun 2005, Pasal 76 dan 77]. SNP yang telah ditetapkan digunakan sebagai
2005, Pasal 92. Instansi atau lembaga tersebut membantu satuan pendidikan
sesuai kewenangannya.
Tahun 2005, Pasal 86 dan 87; serta Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005,
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 66 sampai 71]; (b) Uji Kompetensi
dan evaluasi kinerja oleh berbagai instansi menjadi masukan eksternal dalam
secara keseluruhan.
akuntabilitas (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 49 ayat (1)); (2)
Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 78]; (6) Satuan pendidikan wajib melakukan
berikut :
sebagai berikut :
adalah sebuah penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam usaha
Keberhasilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan tidak selalu sama antara satu
individu dengan lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik
individu. Di samping itu faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil adalah
faktor-faktor lain di luar individu atau dapat dikatakan faktor situasi kerjanya.
seberapa jauh sebuah sekolah telah mencapai target mutu yang telah ditetapkan.
pencipta iklim kerja dan penyelia, (PPPAWPP). Untuk itu perlu dipahami dan
dilaksanakan oleh kepala sekolah. Tugas pokok kepala sekolah adalah mengelola
berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, namun harus
nilai, yakni pembinaan mental, fisik, moral, dan artistik. Sedangkan menurut
tepat dan dalam memberikan tindak lanjut yang diperlukan terutama bagi
dua hal di atas, upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kinerja sebagai
pendidik, khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga pendidik dan peserta didik
pelajaran setiap minggu yang merupakan ciri khusus kepala sekolah sebagai
pendidik.
28
bekerja.
(4) Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan jalan
yang telah ditetapkan serta memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pembelajaran.
sekolah, khususnya tenaga guru dan tenaga kependidikan bagi pencapaian tujuan
(1999:110), bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus
29
kapasitas sekolah.
dilaksanakan dengan baik, dan mereka tetap senang dalam melakukan tugasnya.
munculnya ide-ide kreatif dan inovatif dalam mengelola sekolah. Ide-ide kreatif
dan pada saat yang sama memiliki kelebihan dari sisi potensi baik internal
pemerintah setempat.
kerja (non fisik), disiplin dan menerapkan prinsip reward (penghargaan) dan
aman dan tertib. Lingkungan nonfisik misalnya tercipta hubungan kerja yang
memberikan pengarahan teknis kepada guru dan staf memberikan solusi bagi
administrasi persuratan.
merupakan suatu yang akan dihitung, diukur serta digunakan sebagai dasar
(on-going) maupun pada tahap akhir setelah kegiatan seleksi dan berfungsi (ex-
keluaran.
d. Indikator manfaat (benefit), yaitu sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir
sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki peran organisasi.
Lebih lanjut, Nawawi menyebutkan ada enam tujuan khusus pengukuran kinerja,
yaitu:
(Depdibud , 1997) secara rinci peran dan fungsi tugas Kepala Sekolah adalah :
Dari uraian tugas dan fungsi kepala sekolah tersebut di atas yang menjadi
Wijaya (1998: 221) mengemukakan bahwa ada tiga tugas guru dan
Ketiga, sebagai administrator. Ketiga tugas tersebut merupakan tugas pokok guru.
Membagi tugas guru dalam lima bidang, yaitu : Pertama, Tanggung jawab
dalam pengajaran, Kedua, tangung jawab dalam memberikan bimbingan.
Ketiga, tanggungjawab dalam mengembangkan kurikulum. Keempat,
tanggung jawab mengembangkan profesi dan Kelima, tanggung jawab
dalam membina hubungan dalam masyarakat.
35
Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana peran dan tanggung jawab guru
tersebut di atas berjalan secara optimal perlu adanya system penilaian kinerja yang
berkaitan langsung dengan peran guru sebagai tenaga pendidik. Pengukuran peran
secara jelas dan spesifik dan sesuai dengan waktu yang tersedia. Pengukuran
yang aktual tergantung kepada jenis aktivitas yang sedang diukur. Kemudian
membandingkan hasil yang telah diukur dengan standar yang seolah sudah
ketentuan yang telah ditetapkan. Salah satu alat untuk mengukur peran guru
adalah DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) setiap jangka waktu satu
Ketentuan tersebut digunakan karena guru tergolong pada pegawai negeri sipil
yang penilaian kinerjanya memiliki persamaan unsur dengan pegawai negeri sipil
yang lainnya. Adapun faktor-faktor penilaian kinerja adalah : 1). Pengabdian, 2).
Kejujuran, 3). Kesetiaan, 4). Prakarsa 5). Kemauan bekerja. 6). Kerjasama, 7).
Prestasi Kerja, 8). Pengembangan, 9). Tanggungjawab, 10). Disiplin dan 11).
Kepemimpinan.
Itulah sebabnya dua orang guru yang mendapatkan latar belakang pendidikan
yang sama, lamamya pengalaman belajar yang sama, belum tentu profesionalitas
36
keguruannya sama. Profesionalisme yang tinggi dan etos kerja yang kuat seperti
dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai
oleh guru dari mulai perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi serta
program tindak lanjut yang berlangsung dalam suatu edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu yaitu pengajaran, hal ini sejalan dengan Usman (2000: 5) yang
menyatakan bahwa :
Pada hakikatnya suatu kegiatan direncanakan lebih dahulu, maka tujuan dari
kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil, begitu juga dalam
dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol terhadap diri sendiri agar dapat
memperbaiki cara pengajarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutopo dan
Soemanto (1984: 136), bahwa selain berguna sebagai alat kontrol, maka persiapan
mengajar juga berguna sebagai pegangan bagi guru sendiri. Sedangkan menurut
Sagala, (2002: 135) menjelaskan bahwa apa yang hendak dicapai dan dikuasai
bahan apa yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode pembelajaran yang
pelajaran
Jadi setiap guru harus memiliki keterampilan dalam pengelolaan kelas, desain
alat bantu / peraga, suarar yang menarik pembelajaran, tidak terlalu keras dan
tidak terlalu lemah, dengan materi yang sistimatis, dari mulai menyampaikan
pokok bahasasn / bahan kajian, apersepsi, dan tujuan pembelajaran khusus yang
38
akan diajarkan pada saat itu, dengan demikian maka akan tertarik dan termotivasi
Bahan atau materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari materi pelajaran
yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Secara
umum sifat bahan pelajaran dapat dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu :
menilai bahan yang akan diberikan pada siswa. Guru harus memilih bahan yang
perlu diberikan dan mana yang tidak perlu. Dalam menetapkan pilihan tersebut
Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam
karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses
belajar siswa, dengan kata lain, terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini
sebagai penerima / dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik, kalau siswa
lebih banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar
yang baik adalah mengajar secara bervariasi. Tugas guru ialah memilih metode
yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Ketetapan
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Metode dan alat
merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi
sebagai cara / teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai pada
tujuan. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
5) Pengelolaan Kelas
jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai
tempat konsentrasi, oleh karena itu perlu menciptakan suasana kelas yang dapat
menunjang kegiatan belajar yang efektif. Adapun tujuan pengelolaan kelas adalah
agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan
6) Mengajukan Pertanyaan
cukup jelas dan singkat, pemberian waktu berfikir, tingkat kesulitan pertanyaan,
suruhan umumnya menuntut respon siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
adalah setiap pertanyaan yang diajukan maupun respon yang diterima haruslah
bahwa aspek mengajukan pertanyaan sebagian besar telah dikuasai dengan baik
seperti jenis pertanyaan, alasan, tujuan ,tindakan nyata, prosedur, waktu dan siap
7) Menjawab Pertanyaan
kadang dilakukan tanya jawab, berilah kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang apa yang telah siswa pelajari dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-
41
hari. Pertanyaan tersebut dapat dijawab langsung oleh guru dan dapat juga
dilemparkan lagi kepada siswa yang lain / guru memberikan kesempatan pada
menjawab pertanyaan dan hal itu tampak bahwa mereka menyadari apa
Guru menjelaskan apa yang telah ditanyakan siswa secara baik. Para guru telah
memahami siapa yang perlu menjawab pertanyaan itu. Apabila yang mengajukan
pertanyaan adalah guru maka yang menjawab adalah siswa, tetapi sebaliknya
pertanyaan yang diajukan siswa maka guru menjawab dengan baik, disamping itu
ada juga guru yang memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk
menjawab terlebih dahulu, dan jika kurang tepat maka guru melengkapinya.
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan. Konsep dasar strategi belajar menurut Sagala (2003:221)
meliputi:
Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam melaksanakan strategi
mengajar yaitu : (1) tahapan mengajar, (2) penggunaan model atau pendekatan
mengajar, (3) penggunaan prinsip mengajar, Sagala (2003:225). Tahapan itu dapat
1 2 3
Gambar 2.2
Tahapan Proses Pengajaran
9) Memberikan Bimbingan Pembelajaran
memecahkan soal latihan yang diberikan, telihat bimbingan guru kurang sekali.
Guru hendaknya memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan tugas, baik
tugas yang dikerjakan dalam kelas, workshop, maupun pekerjaan rumah. Cara
memberikan bimbingan yang baik pada siswa adalah dengan jalan memberikan
penjelasan dan mengulangi lagi penjelasan tersebut bila siswa belum memahami
dengan siswa. Dengan bantuan guru siswa dapat mengenal dirinya dan
kebutuhannya.
Dalam memberikan motivasi belajar siswa, guru harus terus berupaya untuk
konsep dasar upaya memotivasi serta saat situasi yang tepat untuk memberikan
suatu kegiatan, menurut Dimyati dan Mujiono (1999:42), motivasi adalah tenaga
yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Hal ini sejalan dengan
the concept we use when describle the force action on or within an organism to
atau pesan dengan harapan hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama.
yang terjadi dalam hubungan antara pribadi guru dan siswa dalam kegiatan belajar
yang telah ditentukan. Alat yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi adalah
bentuk tes dan hasil kerja. Apapun alat evaluasi hasil belajar mempunyai
masih perlu ditingkatkan, dimana ternyata masih belum ada pengujian terhadap
Motivasi berprestasi adalah suatu bentuk yang lebih spesifik dari motivasi
Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri manusia itu
sendiri maupun dari luar manusia itu sendiri untuk melakukan suatu pekerjaan
pikirannya untuk dapat berperilaku yang baik dan mendapat umpan balik sehingga
dari hasil itu terwujud sesuatu yang sangat memuaskan, sehingga orang itu dalam
memiliki prestasi tidak hanya sampai kepada standar yang dimiliki oleh orang
45
lain, tetapi seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi selalu
berusaha dengan sungguh-sungguh ingin lebih dari orang lain, dengan perkataan
lain selalu ingin memiliki keunggulan. Seperti halnya orang yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi dalam suatu kelas ia tidak hanya berhasil dalam suatu
segi, tetapi hampir semua segi selalu kompetitif dan prestasinya selalu unggul
dalam segala bidang termasuk didalamnya prestasi belajar yang paling dominan.
kesimpulan bahwa prestasi seseorang berkaitan erat dengan kemampuan harga diri
sikap. Perubahan itu bersifat relatif, konstan dan berbekas. Belajar adalah
menetap, dan perubahan itu diperoleh melalui usaha. Adanya perubahan pada diri
prestasi dan belajar di atas maka penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah merupakan tarap kemampuan aktual yang dapat di ukur, baik secara
keterampilan serta sikap dari siswa. Kemampuan siswa yang merupakan tingkah
laku, sebagai bukti prestasi belajar dapat diklasifikasikan dalam dimensi atau
mengajar guru dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Informasi ini
meningkatkan kualitas pendidikan, dan tujuan ini bisa dicapai apabila ada tindak
(1) Ana Suhana, (2008), Pengaruh Kreativitas Kepala Sekolah dan Efektivitas
efektivita pembelajaran.
(2) Juna Saranangki (2011), Pengaruh Efektivitas Kegiatan Manajerial dan
Kedua hasil penelitian tersebut di atas, sudah cukup dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bahwa kajian pengaruh kinerja kepala sekolah dan guru serta
kepuasan akan produk atau layanan yang diberikan. Konsep jaminan mutu
(quality assurance) merupakan hasil dari sintesis ilmu manajemen murni. Konsep
48
ini lahir dari perkembangan ilmu manajemen setelah perang dunia ke dua dengan
lahirnya babak baru dunia industry di dunia. Pada saat itu, yang berkembang
baik sehingga dapat menghasilkan produk atau layanan yang baik juga. Seiring
dengan itu, maka pengembangan terus berlanjut ke arah sistem manajemen mutu.
Komponen peran kepala sekolah, yang lebih berfokus pada aspek garapan
manajerial dan komponen peran guru yang berfokus pada aspek garapan kegiatan
optimalisasi hasil penilaian akreditasi sekolah. Oleh karena itu untuk pengkajian
ini, dihubungkan dengan dua variable sebagaimana dijelaskan di atas, yakni peran
kepala sekolah dan peran guru dalam pencapaian standar nasional pendidikan.
Nilai Pencapaian
Akreditasi
Gambar 2.3
Kerangka Berpikir Konseptual
(1) Terdapat pengaruh positif peran kepala sekolah terhadap pencapaian nilai
akreditasi sekolah;
(2) Terdapat pengaruh positif peran guru terhadap pencapaian nilai akreditasi
sekolah;
(3)Terdapat pengaruh positif peran kepala sekolah dan peran guru secara