BAB. I PENDAHULUAN
A. Lantar Belakang
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang
melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan. Pengertian
belajar dapat didefinisikan sebagai sesuatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, sering ditemukan beberapa siswa yang
mengalami hambatan belajar, sulit meraih prestasi di sekolah, padahal telah
mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Bahkan ditambah belajar
tambahan di rumah, tapi hasilnya tetap kurang memuaskan. Sehingga siswa
terkesan lambat melakukan tugas yang berhubungan dengan kegiatan belajar.
Akibatnya, banyak siswa yang kesulitan belajar siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan membuat dalam proses belajar mengajar tidak
mencapai ketuntasan belajar.
Fenomena kesulitan belajar yang dialami siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya prestasi akademik atau prestasi belajarnya. Selain prestasi
akademik, kesulitan belajar juga dapat dilihat dari perilakunya, diantarnya
seperti pemalas, mudah putus asa dan lain sebagainya. Ada dua sumber
utama yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar, yaitu berasal
dari dirinya sendiri dan dari luar diri siswa. Dari dalam diri siswa bisa berupa
gangguan otak,gangguan panca indra, cacat fisik dan gangguan psikis.
Sedangkan penyebab dari luar siswa berupa keadaan keluarga, sarana dan
prasarana sekolah, dan kondisi sosial masyarakat.
B. Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dari kesulitan belajar.
2. Apa saja penyebab kesulitan belajar.
3. Bagaimana cara mengenal anak didik yang mengalami kesulitan
belajar.
4. Usaha apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajat.
C. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan
1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar.
b. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari kesulitan belajar.
c. Untuk mengetahui cara mengenal anak didik yang mengalami
kesulitan belajar.
d. Dan untuk mengetahui usaha apa saja untuk mengatasi kesulitan
belajar.
2. Kegunaan penulisan
a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi penulisan khususnya
dalam mengatasi problematika anak didik.
b. Untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan studi di
Fakultas Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Rengat TA. 2013/2014.
BAB. II PEMBAHASAN
2. Faktor sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat pengabdian guru dan
rumah rehabilitasi anak didik. Sekolah ikut terlibat menimbulkan kesulitan
belajar bagi anak didik. Faktor-faktor dari lingkungan sekolah yang dapat
menimbulkan kesulitan belajar bagi anak didik adalah sebagai berikut:
a. guru dengan anak didik kurang harmonis.
b. Guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak.
c. Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha mendiagnosis kesulitan
belajar anak didik.
d. Cara guru mengajar kurang baik.
e. Alat media yang kurang baik.
f. Perpustakaan sekolah kurang memadai.
g. Suasana sekolah yang kurang menyenangkan.
h. Bimbingan dan penyuluhan yang tidak berfungsi.
i. Kepemimpinan dan administrasi yang kurang menunjang.
j. Waktu sekolah dan disiplin yang kurang.
3. Faktor keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan informal (luar sekolah) yang diakui
keberadaannya dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, ada beberapa faktor
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hal ini, ada empat strategi pokok yang diterapkan pemerintah, yaitu:
peraturan perundang-undangan yang menyatakan jaminan kepada setiap warga negara
Indonesia (termasuk ABK temporer dan permanen) untuk memperoleh pelayanan
pendidikan, memasukkan aspek fleksibilitas dan aksesibilitas ke dalam sistem
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Selain itu, menerapkan
pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan mengoptimalkan
peranan guru.
Oleh karena itu, dijelaskan beberapa strategi pembelajaran bagi anak
berkebutuhan khusus, antara lain:
1. Strategi Pembelajaran bagi Anak Tunanetra
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan
optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang
meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan
evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa
hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi
pembelajaran , antara lain: