Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh puasa selama Ramadan terhadap status klinik

penderita diabetes melitus tipe 2


Yosephine*, Rajaselvam**, Artati**, Inestia**, Nailahj**, Adi Hidayat**
* Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Tebet Jakarta Selatan
** Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

1. Abstrak
Puasa Ramadhan kewajiban bagi setiap muslim tidak terkecuali bagi penderita DM
tipe 2. Penelitian ini dilakukan pada penderita DM tipe 2 untuk diukur kadar gula
darahnya menggunakan alat asure. Kadar gula darah sewaktu sebelum puasa 194,05
84,70 mg/dl dan selama puasa Ramadan 200,40 89,03 mg/dl. Dari hasil pengukuran
dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar
gula darah sewaktu sebelum dengan selama puasa Ramadan, oleh karena itu, untuk
penderita DM tipe 2 diperbolehkan untuk puasa Ramadan.

2. Pendahuluan
Saat ini, masyarakat memiliki pola kebiasaan yang dapat
memberikan dampak negatif terhadap kesehatan. Kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang tidak sehat menjadi pemicu timbulnya
penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (DM). Penyebab utama
DM adalah berkurangnya produksi insulin atau insulin yang diproduksi
tidak bekerja optimal. Penderita DM harus mengatur pola makan agar
gla darahnya tidak semakin tinggi. Namun, ketika bulan Ramadan
kaum muslim harus menjalankan puasa termasuk penderita DM. Saat
puasa, pola makanpun berubah. Penderita DM harus makan dua porsi
besar saat sahur dan berbuka. Penelitian ini bertujuan untuk menilai
pengaruh puasa Ramadan terhadap status klinik penderita DM
meliputi gula darah sewaktu dan gejala-gejala klinik yang dialami
penderita DM.

3. Metode
Rancangan penelitian
Menggunakan observasional prospektif .
Seleksi sampel
Penderita DM Muslim yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Kecamatan Tebet
Jakarta Selatan dengan kriteria inklusi : menderita DM tipe 2, tidak hamil,
menggunakan obat oral anti diabetic (OAD) dan melaksanakan ibadah puasa selama
bulan suci Ramadan 1421 H (15 November 2001 - 4 Januari 2002).
Pengumpulan data
Kuesioner terdiri dari 24 pertanyaan yang meliputi karakteristik responden dengan
DM. Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dilakukan dua kali yaitu, sebelum dan
sesudah melaksanakan ibadah puasa selama bulan suci Ramadan menggunakan alat
pengukur darah sewaktu ASURE.
Analisis data
Untuk menilai pengaruh puasa terhadap gula darah sewaktu digunakan uji-t pasangan,
sedangkan uji McNemar digunakan untuk menilai pengaruh puasa terhadap gejala-
gejala hipoglikemia yang dialami sebelum dan selama puasa Ramadan serta kegiatan
olah raga sebelum dan selama puasa. Analisis regresi sederhana digunakan untuk
menguji pengaruh lama berpuasa terhadap kadar gula darah sewaktu selama berpuasa.
Program SPSS versi 10,0 dipakai untuk melakukan analsis data dan tingkat
kemaknaan yang digunakan untuk menguji hipotesa adalah 0,05.

4. Hasil
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa puasa ramadha tidak
mengganggu status klinik penderita dm tipe 2, justru semakin lama
penderita berpuasa semakin baik pula hasil dari pemeriksaan darah
sewaktu pasien, walaupun ketika puasa kegiatan olahraga dari pasien
berkurang secara bermakna tetapi hasil pemeriksaan gula darah
menunjukan kadar gula dalam darah tergolong baik, penggunaan obat
oral anti diabetik juga yang diminum selama puasa juga menunjukan
hasil efektif untuk mengendalikan gula darah pasien, penyuluhan bagi
pasien yang menggunakan OHO golongan sulfida untuk meminum
obat ketika berbuka puasa bukan ketika sahur dan juka menggunakan
OHO dosis terbagi maka dosis sebelum berbuka lebih tinggi dari pada
ketika sahur, OHO bagi penderita yang berpuasa terbuki aman dan
hanya membutuhkan penyesuaian dosis yang digunakan.

5. Pembahasan
Responden yang berhasil dikumpulkan sejumlah 57 orang dengan
rata-rata usia 54 tahun. 78,9% respon berjenis kelamin perempuan.
Dan didapatkan 8 orang responden mengalami hipoglikemi , 46 orang
melakukan kegiatan olahraga dan 41 orang mengkonsumsi OAD
sebelum puasa.
Sewaktu puasa ramadan terjadi peningkatan responden yang
mengalami gejala hipoglikemi. Namun, hasil uji McNemar tidak
didapatkan perbedaan yang bermakna antara kadar GDA sebelum dan
selama berpuasa (table 3). Selama puasa terjadi perubahan jumlah
responden yang melakukan kegiatan olahraga, dari hasil uji McNemar
didapatkan perbedaan yang bermakna antara kegiatan olahraga yang
dilakukan sebelum dan selama berpuasa (tabel 4). Berdasarkan lama
waktu puasa didapatkan data 10 responden berpuasa selama 1-10
hari, 32 orang berpuasa selama 11-20 hari dan 15 orang berpuasa
selama 15-30 hari. Dari hasil analisis regresi diketahui lama waktu
puasa berpengaruh terhadap kadar gula responden.(tabel 5)
6. Kesimpulan
Studi ini membuktikan bahwa penderita DM tipe 2 dapat melakukan puasa
ramadan dengan aman. Karena tidak ada efek yang berhubungan antara puasa ramadan
dengan penderita DM tipe 2. Sehingga penderita DM tipe 2 dengan mengkonsumsi obat
anti diabetes dapat menjalankan puasa ramadan sebagaimana di lakukan oleh masyarakat
muslim lainnya .

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dina Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dina Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Dina Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Dina Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Dina Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • CVA Bab I
    CVA Bab I
    Dokumen1 halaman
    CVA Bab I
    Dina Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Lalala Ahhaha
    Lalala Ahhaha
    Dokumen3 halaman
    Lalala Ahhaha
    Dina Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Kejang Demam
    Kejang Demam
    Dokumen12 halaman
    Kejang Demam
    Dina Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Resume (1) JHJ
    Resume (1) JHJ
    Dokumen3 halaman
    Resume (1) JHJ
    Dina Sanjaya
    Belum ada peringkat