Tanggal Praktek :
NIM : G3A016080
Nama Pembimbing :
Saran Pembimbing :
2016
A. Pengkajian Fokus
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. M
b. Umur : 56 th
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Kawin
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
h. Tanggal Masuk : 14 September 2016
i. No. Registrasi : 8657217
j. Diagnosa Medis : Ca Ovari
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Nyeri
b. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
bawah sebelah kanan, nyeri sudah dirasakan sejak 5 tahun yang lalu.
c. Riwayat keperawatan dan kesehatan dahulu : Pasien mengatakan sebelum
dirawat di rumah sakit hanya diperiksakan di puskesmas dan hanya di
beri obat anti nyeri. Pasien mengatakan, setelah bertahun-tahun nyeripun
semakin bertambah dan perut semakin membesar.
d. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan bahwa tidak ada
anggota keluarga yang mempunyai permasalahan yang sama seperti
dirinya.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Pasien tampak lemah
b. Tingkat kesadaran : Composmetis
c. Tanda-tanda vital (Tanggal 20 September 2016, jam 16.00)
1) Suhu : 36,2 C
2) TD : 140/90 mmHg
3) RR : 22x / menit (terpasang O2) dan hanya 28x permenit
jika tidak terpasang O2.
4) Nadi : 88x / menit
d. Pengukuran antropometri
1) BB : 77 kg
2) TB : 152 cm
3) Lila : 20 cm
e. Kepala
1) Rambut : Hitam lurus jarang, terdapat beberapa helai rambut yang
rontok di bantal pasien.
2) Mata : Kemampuan penglihatan baik, pasien tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.
3) Hidung : Hidung terpasang kanul O2, tidak ada secret, tidak ada suara
napas cuping hidung.
4) Telinga : Pendengaran tidak mengalami gangguan, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran, tidak ada secret.
5) Mulut : Mukosa bibir kering pucat, gigi terlihat banyak sisa makanan,
bau mulut yang khas.
f. Jantung
1) Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda pembesaran jantung.
2) Palpasi :
3) Perkusi :
4) Auskultasi :
g. Paru-paru
1) Inspeksi : Pengembangan dada simetris, tidak ada luka pada
daerah dada.
2) Palpasi :
3) Perkusi :
4) Auskultasi :
h. Abdomen
1) Inspeksi : Perut tampak besar, terdapat luka kecil bekas tindakan
(fungsi) di perut kanan bawah. Luka bersih, tertutup balutan luka.
2) Auskultasi :
3) Perkusi :
4) Palpasi :
i. Genetalia : Tidak terkaji
j. Ekstremitas
1) Inspeksi kuku : Warna ujung kuku hitam, kotor, tidak ada edema.
2) Kemampuan ekstremitas : Kemampuan ekstremitas atas baik,
kemampuan ekstremitas bawah mengalami penurunan dengan
kondisinya saat ini.
3) Capillary refill : Normal 3 detik.
4) Terpasang infus tidak edema : Terpasang infus (NaCl 20 tpm), balutan
sekitar infus bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi di sekitar tusukan
infus.
k. Kulit
1) Warna : Sawo matang
2) Kelembaban : Tampak kering di bagian ekstremitas bawah, tidak
terdapat edema.
9. Therapy
a. Vit B complex 1 tab/12 jam po
b. Vit C 50 mg/12jam po
c. Sulfas Ferrosus 300 mg/12 jam po (Suplemen zat besi/ pembentukan
darah merah)
d. Dexametasone 20 mg Intravena (anti radang)
e. Diphenhydramine 50 mg Intravena
f. Ranitidin 50 mg Intravena
g. Doxorubicine 100 mg 80 menit intravena (agen anti kanker)
h. Corbosin 450 mg 2 jam Intravena (anti karsinoma ovarium)
B. Data Fokus
Hari/Tanggal Jam Data (DS dan DO) TT
Selasa, 20 Sept 2016
16.00 DS :
1. Pasien mengatakan sesak napas jika oksigen
dilepaskan.
DO :
1. TD : 140/90 mmHg
2. RR : 22x / menit dengan memakai O2 dan 28x
per menit jika tidak memakai O2
3. Nadi : 88x / menit
4. Suhu : 36,2 C
5. Wajah tampak menahan sakit saat akan
berpindah tempat
C. Analisa Data
Data (DS dan DO) Problem Etiologi
DS :
1. Pasien mengatakan sesak napas Pola napas tidak Nyeri abdomen
jika oksigen dilepaskan. efektif bagian bawah
DO :
1. TD : 140/90 mmHg
2. RR : 22x / menit dengan memakai
O2 dan 28x per menit jika tidak
memakai O2
3. Nadi : 88x / menit
4. Suhu : 36,2 C
5. Wajah tampak menahan sakit saat
akan berpindah tempat
D. Diagnosa Keperawatan
Pola napas tidak efektif b.d nyeri
E. Perencanaan
Pemberian oksigen 20 tpm sesuai advis dokter.
A. Pengertian
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak
masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila
kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel
otak secara permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk
mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam
metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber
energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan
cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen
(O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh (Tarwoto,W., 2006)..
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada
tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
1) Sistem Respirasi
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu
paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada,
otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen dan
pusat pernapasan di otak. Bernafas adalah pergerakan udara dari
atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke
luar tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,
perfusi paru dan difusi.
2) Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi
oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen.
Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar
dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari
aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri,
arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang
kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari
atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup pulmonalis
untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan
bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas
oksigen dan karbon dioksida.
3) Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan
dan karbon dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen
dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin
(Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah
mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat
molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul
oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan
Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3
difosfogliserat dalam darah merah. Dengan demikian besarnya Hb
dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.
G. Gangguan Oksigenasi
Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas
dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi
maupun fisiologi dari organ-organ respirasi. Gangguan pada sistem respirasi
dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker,
degeneratif, dan lain-lain. Gangguan tersebu akan menyebabkan kebutuhan
oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar,
gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Gangguan irama/frekuensi pernapasan
a. Gangguan irama pernafasan antara lain :
1) Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang amplitudonya
mula-mula dangkal, makin naik kemudian makin menurun dan
berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis
pernafasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti,
peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara
fisiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di
ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi
saat tidur.
2) Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan
cheyne-stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea, keadaan
pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.
3) Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman
meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat
ditemukan pada klien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.
b. Gangguan frekuensi pernafasan
1) Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlah nya
meningkat diatas frekuensi pernafasan normal.
2) Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernafasan
yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernafasan normal.
2. Insufisiensi pernafasan
Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus
b. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru.
c. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari
paru-paru kejaringan.
3. Hipoksia.
Hipoksia adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih tepat daripada
anoksia. Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan.
Hipoksia dapat dibagi kedalam kelompok yaitu :
a. Hipoksemia
b. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)
c. Overventilasi hipoksia
d. Hipoksia histotoksik
H. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam
paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan
masker. Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2. Nasal kateter, kanula, atau masker
3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)
Prosedur Kerja :
1. Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen ( oksigen central )
2. Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada tabung oksigen atau oksigen
dinding
3. Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton budd
atau tissue
4. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen dan
mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanul
kepunggung tangan perawat
6. Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat
7. Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak
8. Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu kencang dan jangan
terlalu kendor
9. Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman
10. Atur aliran oksigen sesuai dengan program
11. Alat-alat dikembalikan di tempat semula
12. Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan
13. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam
Evaluasi
1. Respon pasien 15 menit setelah dilakukan tindakan
2. Dokumentasikan:
a. Waktu pelaksanaan
b. Respon pasien
Daftar Pustaka