OLEH:
NIM : 14.1.098
A; DEFINISI
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan (fitria, 2009). Perilaku kekerasan adalah
tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu
lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun
orang lain. Sering di sebut juga gaduh gelisah atau amuk di mana seseorang marah
berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol
(Yosep, 2007).
B. PENYEBAB
1. Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan
menurut teori biologik, teori psikologi, dan teori sosiokultural yang dijelaskan
oleh Towsend (1996 dalam Purba dkk, 2008) adalah:
a; Teori Biologik
2. Verbal
a; Bicara kasar
b; Suara tinggi, membentak atau berteriak
c; Mengancam secara verbal atau fisik
d; Mengumpat dengan kata-kata kotor
e; Suara keras
f; Ketus
3. Perilaku
a; Melempar atau memukul benda/orang lain
b; Menyerang orang lain
c; Melukai diri sendiri/orang lain
d; Merusak lingkungan
e; Amuk/agresif
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan
dan menuntut.
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
8. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
E; AKIBAT DARI PERILAKU KEKERASAN
F; PROSES MARAH
Pathway/ Patoflowdiagram
G. PERILAKU
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
; Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf
otonom beraksi terhadap sekresi epinephrin yang menyebabkan tekanan darah
meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, sekresi HCl meningkat,
peristaltik gaster menurun, pengeluaran urine dan saliva meningkat,
konstipasi, kewaspadaan juga meningkat diserta ketegangan otot, seperti
rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yang
cepat.
; Menyatakan secara asertif (assertiveness)
; Perilaku kekerasan
H; MEKANISME KOPING
I; PENATALAKSANAAN
Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk ada 2
yaitu:
1. Medis
a; Nozinan, yaitu sebagai pengontrol prilaku psikososia.
b; Halloperidol, yaitu mengontrol psikosis dan prilaku merusak diri.
c; Thrihexiphenidil, yaitu mengontro perilaku merusak diri dan
menenangkan hiperaktivitas.
d; ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenangkan klien bila
mengarah pada keadaan amuk.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a; Psikoterapeutik
b; Lingkungan terapieutik
c; Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
d; Pendidikan kesehatan
J. PERENCANAAN PULANG
Perawatan dirumah sakit akan lebih bermakna jika dilanjutkan dirumah.
Untuk itu semua rumah sakit perlu membuat perencanaan pulang. Perencanaan
pulang dilakukan sesegera mungkin setelah klien dirawat dan diintegrasikan
didalam proses keperawatan. Jadi bukan persiapan yang dilakukan pada hari atau
sehari sebelum klien pulang.
Tujuan perencanaan pulang:
a; Menyiapkan klien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial.
b; Klien tidak menciderai diri, orang lain dan lingkungannya.
c; Klien tidak terisolasi sosial
d; Menyelenggarakan proses pulang yang bertahap (Kelliat, 1992).
Klasifiaksi data
Data yang didapat pada pengumpulan data dikelompokkan menjadi 2
macam yaitu data subyektif dan data obyektif. Data subyektif adalah data yang
disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga. Data ini didapatkan melalui
wawancara perawat dengan klien dan keluarga. Sedangkan data obyektif yang
ditemukan secara nyata. Data ini didapatkan melalui obsevasi atau
pemeriksaan langsung oleh perawat.
Analisa data
Dengan melihat data subyektif dan data objektif dapat menentukan
permasalahan yang dihadapi klien dan dengan memperhatikan pohon masalah
dapat diketahui penyebab sampai pada efek dari masalah tersebut. Dari hasil
analisa data inilah dapat ditentukan diagnosa keperawatan.
Pohon masalah
2; Diagnosa Keperawatan
INTERVENSI (Rencana T
No Diagnosis
TUK/SP Tindakan
1 Resiko perilaku kekerasan TUM: Selama perawatan diruangan,Tindakan Psikot
pasien tidak memperlihatkan
a. Pasien
BHSP
perilaku kekerasan, dengan criteria
Ajarakan SP I:
hasil (TUK): Diskusikan penye
Dapat membina hubungan salingdilakukan pasien s
Latih pasien men
percaya
Dapat mengidentifikasi penyebab,memeukul bantal)
Masukkan dalam j
tanda dan gejala, bentuk dan akibat
Ajarkan SP II:
PK yang sering dilakukan Diskusikan jadwal
Dapat mendemonstrasikan caraLatih pasien meng
Latih pasien cara m
mengontrol PK dengan cara :
Masukkan dalam j
Fisik
Ajarkan SP III:
Social dan verbal
Diskusikan jadwal
Spiritual
Latih cara spiritua
Minum obat teratur
Masukkan dalam j
Dapat menyebutkan dan
Ajarkan SP IV
mendemonstrasikan cara mencegahDiskusikan jadwal
Diskusikan tentan
PK yang sesuai
Dapat memelih cara mengontrol PKobat secara teratur
Masukkan dalam j
yang efektif dan sesuai
Bantu pasien mem
Dapat melakukan cara yang sudah
Anjurkan pasien u
dipilih untuk mengontrl PK Masukkan cara m
Memasukan cara yang sudah dipilih
harian
dalam kegitan harian Validasi pelaksana
Mendapat dukungan dari keluargab. Keluarga
Diskusikan ma
untuk mengontrol PK
Dapat terlibat dalam kegiatanpasien PK
Jelaskan penger
diruangan
proses terjadinya
Jelaskan dan lati
Latih keluarga
langsung
Discharge plann
Tindakan psikofarma
Berikan obat-obat
Memantau kefekti
Mengukur vital sig
Tindakan manipulasi l
Singkirkan semua
Temani pasien se
mulai meningkat
Lakaukan pe
pengikatan/restrai
Libatkan pasien
dan realita
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI;
Jakarta.
Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan
Keperawatan, 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.
Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.
Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku
kedokteran EGC : Jakarta.
Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku kedokteran
EGC ; Jakarta.
Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.
Rasmun, 2001, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga,
Edisi 1, CV. Agung Seto; Jakarta.
Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit :
Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.
Townsend C. Mary , 1998, Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC ; Jakarta.
WF Maramis, 1998, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, penerbit : Buku Kedokteran EGC ;
Jakarta.
http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2013/12/laporan-pendahuluan-perilaku
kekerasan.html#.WIOPuatlPIU. Diakses pada tanggal 22 Januari 2017.
Pukul:08.00 WIB
http://abienaufal.blogspot.com/2015/02/lp-perilaku-kekerasan.html. Diakses pada tanggal
22 Januari 2017. Pukul:10.00 WIB