Anda di halaman 1dari 27

Tinjauan Konseptual Perencanaan

Standar Pelaksanaan
Tahapan Perencanaan

tedi last 09/16


TINJAUAN KONSEPTUAL PERENCANAAN AUDIT

Alasan utama auditor harus merencanakan


penugasannya dengan tepat:
1. Memudahkan auditor memperoleh bahan bukti
kompeten yang cukup untuk kondisi yang ada.
2. Menghindari kesalahpahaman dengan kliennya.
3. Memudahkan dalam menganggarkan biaya audit
agar tetap wajar.
Lanjutan manfaat perencanaan pemeriksaan

Secara konseptual, manfaat Perencanaan audit :


1. Untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup.
2. Membantu menentukan sumber daya yang diperlukan
dan biaya audit.
3. Menentukan prioritas (menetapkan prioritas pada
prosedur audit individual, dan tiap-tiap prosedur
diselesaikan sesuai dengan urutan prioritas dan tidak
melakukan prosedur audit pada pos- pos yang dianggap
aman.
4. Meningkatkan disiplin dalam penyelesaian proses audit,
dimana perencanaan audit merupakan gambaran target
yang harus dicapai oleh auditor.
5. Membangun kesepahaman antara auditor dengan
auditan.
Kategori perencanaan audit

Berdasarkan cakupannya, perencanaan audit dapat


dikategorikan dalam dua kelompok utama, yaitu :
1. Perencanaan organisasi audit. Perencanaan organisasi
audit dapat dirinci menjadi dua jenis perencanaan, yaitu
(1) perencanaan jangka panjang/perencanaan strategis, dan
; (2) perencanaan jangka pendek/perencanaan operasional.
Perencanaan organisasi merupakan metode yang
digunakan auditor untuk membagi waktunya pada
masing-masing penugasan dan pada masing- masing
auditan.
2. Perencanaan penugasan audit. Perencanaan penugasan
audit adalah perencanaan untuk setiap penugasan yang
dilakukan oleh tim audit.
lanjutan : kategori perencanaan audit

Perencanaan strategis meliputi kegiatan sbb :


1. Penetapan bidang-bidang yang secara potensial merupakan
bidang audit yang akan dipilih secara strategis. Pemilihan bidang
audit melibatkan berbagai pilihan strategis berkaitan dengan
konsekuensi keuangan dan sumber daya bagi lembaga audit.
Jumlah bidang-bidang potensial sangat banyak sedangkan
sumber daya lembaga audit terbatas. Oleh karena itu, pemilihan
ini harus dilakukan dengan hati- hati.
2. Penetapan kriteria yang akan digunakan untuk memilih bidang-
bidang yang akan diaudit. Kriteria seleksi utama umumnya
adalah kontribusi potensial dari audit terhadap penilaian dan
peningkatan berfungsinya lembaga pemerintah.
3. Identifikasi sumber-sumber informasi utama untuk audit
terhadap lembaga/bidang yang terpilih. Informasi yang mudah
didapat dan paling dipercaya adalah informasi yang didapat dari
survei dan studi yang telah dilakukan oleh lembaga audit itu
sendiri.
lanjutan : kategori perencanaan audit

Perencanaan operasional terdiri dari dua komponen


utama, yaitu :
1. Layanan audit yang diberikan. Layanan audit yang
diberikan adalah layanan yang akan disediakan pada
setiap tahun anggaran, yang meliputi aspek-aspek apa
yang akan diaudit dan jenis-jenis audit yang akan
dilaksanakan.
2. Sumber daya yang tersedia. Sumber daya yang
tersedia berkaitan dengan jumlah staf dan
kemampuan para pemeriksa.
lanjutan : kategori perencanaan audit

Sebelum awal tahun anggaran, Lembaga Audit perlu


membuat suatu kalender untuk setiap staf yang ada, dan
staf yang mungkin ada yang menunjukkan waktu diklat,
libur nasional (cuti bersama) dan cuti.

Kalender ini memiliki dua tujuan utama:


1. Menghasilkan estimasi yang seakurat mungkin
jumlah jam dan staf yang dapat digunakan.
2. Mengantisifasi potensi penggunaan waktu yang
tidak efektif (staf yang sakit/cuti/sedang diklat, atau
libur nasional).
lanjutan : kategori perencanaan audit.

Perencanaan operasional Lembaga Audit terdiri dari :


1. Rencana Kerja Tahunan. Rencana kerja tahunan biasanya
berisi kebijakan-kebijakan audit yang dipilih untuk satu
tahun anggaran. Rencana ini menjelaskan tujuan, aktivitas,
dan sumber daya yang diperlukan sesuai dengan kebijakan
dan strategi yang telah ditetapkan. Rencana kerja tahunan
biasanya berisi kebijakan-kebijakan audit yang dipilih
untuk satu tahun anggaran. Rencana ini menjelaskan
tujuan, aktivitas, dan sumber daya yang diperlukan sesuai
dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan.
2. Rencana Kerja Audit. Rencana kerja audit berisi informasi
mengenai entitas-entitas yang akan diaudit, auditor-
auditor yang ditugaskan, orang hari atau durasi audit dan
biaya yang diperlukan sesuai dengan kebijakan-kebijakan
yang tertera dalam rencana kerja tahunan.
STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
SPKN PSP 02 / SPAP PSP 02 :
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
(1) Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika
digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya

(2) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus


diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

(3) Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi,


pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diperiksa

Catatan : tenaga asisten ydm adalah staf pemeriksa yang harus


disupervisi seperti anggota tim
...lanjutan : standar pelaksanaan

Dalam perencanaan pemeriksaan keuangan negara,


terdapat standar pelaksanaan tambahan, yaitu :
1. Komunikasi pemeriksa
2. Pertimbangan thd hasil pemeriksaan sebelumnya
3. Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi
terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan, kecurangan (fraud), serta
ketidakpatutan (abuse)
4. Pengembangan temuan pemeriksaan
5. Dokumentasi pemeriksaan
(1) Komunikasi Pemeriksa

Pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang


berkaitan dengan sifat, saat, lingkup pengujian,
pelaporan yang direncanakan, dan tingkat keyakinan
kepada manajemen entitas yang diperiksa dan atau
pihak yang meminta pemeriksaan (DPR/DPRD, Dewan
Komisaris, Komite Audit, Dewan Pengawas, atau pihak
lain yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab
dalam proses pelaporan keuangan).
...lanjutan : komunikasi pemeriksa

Tujuan komunikasi pemeriksa :


1. Memperoleh pemahaman mengenai entitas yang
diperiksa
2. Mengidentifikasi kemungkinan adanya pembatasan
dalam pelaporan
3. Mengurangi risiko salah interpretasi atas laporan
hasil pemeriksaan

Pemeriksa mengkomunikasikan informasi yang


dipandang perlu dengan cara memuatnya dalam
Program Pemeriksaan
(2) PERTIMBANGAN
THD HASIL PEMERIKSAAN SEBELUMNYA
Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan
sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang signifikan
dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang sedang
dilaksanakan.

Hal tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi langkah koreksi


yang berkaitan dengan temuan dan rekomendasi signifikan.

Manfaatnya untuk menentukan :


1. Periode yang harus diperhitungkan dalam pemeriksaan
2. Lingkup pekerjaan pemeriksaan yang diperlukan untuk
memahami tindak lanjut temuan signifikan yang
mempengaruhi pemeriksaan
3. Pengaruhnya terhadap penilaian risiko dan prosedur
pemeriksaan dalam perencanaan pemeriksaan
(3) Merancang Pemeriksaan
untuk mendeteksi Penyimpangan
Dalam merencanakankan pemeriksaan, pemeriksa
harus merancang program audit yang dapat mendeteksi
:
1. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berpengaruh langsung dan material
terhadap penyajian laporan keuangan
2. Indikasi kecurangan yang berpengaruh signifikan
terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan
3. Indikasi ketidakpatutan (abuse) yang berpengaruh
signifikan terhadap kewajaran penyajian laporan
keuangan
(4) Pengembangan Temuan Audit
Pemeriksa harus merencanakan dan melaksanakan prosedur
pemeriksaan untuk mengembangkan unsur-unsur temuan
pemeriksaan

(5) Dokumentasi Pemeriksaan


Dokumentasi berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan,dan pelaporan.
Informasi yang didokumentasikan harus mendukung
opini, temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksaan

Dokumentasi dilakukan dengan membuat :


Kertas Kerja Pemeriksaan
TAHAPAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN
(aplikasi pemeriksaan keuangan)

1. Menerima Klien dan Melaksanakan Perencanaan Audit


Awal.
2. Memahami Bidang kegiatan/operasional entitas yang akan
diperiksa,
3. Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan
4. Menetapkan Materialitas serta menetapkan Risiko Bawaan
Dan Risiko Akseptabilitas Audit.
5. Memahami Struktur Pengendalian Intern dan Menetapkan
Risiko Pengendalian
6. Menggabungkan Informasi dan Menetapkan Risiko Fraud
7. Mengembangkan Rencana Audit dan Program Audit
Menyeluruh
Lanjutan : tahap perencanaan audit keuangan keuangan

(1) Menerima Klien dan Melaksanakan Perencanaan Audit


Awal.

Hal yang harus diputuskan auditor dalam bagian ini, yaitu:


1. Menerima klien baru atau melanjutkan klien lama ;
2. Identifikasi alasan klien untuk diaudit ;
3. Memperoleh kesepakatan/kesepahaman dengan klien
(Memperoleh Surat Penugasan) ;
4. Memilih staf untuk penugasan ;
5. Mengidentifikasi kemungkinan kebutuhan akan tenaga
spesialis dari luar.
...lanjutan : tahapan perencanaan audit keuangan

(2) Memahami Bidang kegiatan/operasional


entitas yang akan diperiksa,
dengan cara:
1. Memahami lingkungan eksternal entitas yang akan diperiksa ;
2. Memahami operasi/kegiatan dan proses usaha (pada BUMN),
dengan cara meninjau ke kantor/lapangan ( hal ini memungkinkan
auditor untuk dapat mengamati secara langsung kegiatan entitas yg
akan diaudit, memberikan kesempatan bagi auditor untuk bertemu
dengan pegawai kunci, dan mengamati fasilitas fisik yang ada) dan
mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
3. Memahami Manajemen dan Kepemerintahan, dengan cara;
menelaah peraturan perundang-undangan yg relevan, dan menelaah
Notulen Rapat ;
4. Memahami rencana strategis, rencana tahunan, dan anggaran entitas
yang akan diperiksa, untuk memudahkan dalam memahami tujuan
klien terkait pelaporan keuangan yang bisa diandalkan, mengukur
efektifitas dan efisiensi operasi, dan pemenuhan hukum dan
peraturan, dan ;
5. Memahami Ukuran dan kinerja entitas yang akan diperiksa.
...lanjutan : tahapan...

(3) Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan


Prosedur Analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan
dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non
keuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan
ekspektasi auditor.
Tujuan Prosedur Analitis pada tahap perencanaan :
(a) Memahami bidang operasi/kegiatan/pelayanan klien,
(b) Menilai kelangsungan hidup (tingkat ketergantungan) entitas,
(c) Mengindikasikan kemungkinan salah saji, dan
(d) Mengurangi pengujian rinci

// Ada 5 jenis Prosedur Analitis :


(1) Membandingkan data klien dengan data serupa pada tahun
sebelumnya ;
(2) Membandingkan data klien dengan data rata-rata entitas lain ;
(3) Membandingkan data klien dengan ekspektasi klien ;
(4) Membandingkan data klien dengan ekspektasi auditor, dan ;
(5) Membandingkan data klien dengan hasil perhitungan data-data non
keuangan.
...lanjutan : tahapan perencanaan audit keuangan

(4) Menetapkan Materialitas serta


Menetapkan Risiko Bawaan Dan Risiko Akseptabilitas Audit.

Materialitas adalah salah saji yang bersifat material dalam laporan keuangan yang
dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang rasional.

Tujuan penetapan materialitas adalah untuk membantu auditor merencanakan


pengumpulan bahan bukti yang cukup.

Prosedur penetapan tingkat materialitas pada tahap perencanaan, yaitu:


1. Menetapkan nilai materialitas awal. Jika auditor menetapkan tingkat
materialitas yang rendah maka diperlukan bukti yang lebih banyak daripada
jika auditor menetapkan tingkat materialitas yang lebih tinggi.
2. Mengalokasikan penentuan materialitas awal kepada berbagai bidang atau
segmen.
3. Mengestimasikan kesalahan pada setiap segmen.
4. Mengestimasikan kesalahan secara total.
5. Membandingkan estimasi kesalahan total dengan penetapan materialitas awal
atau yang sudah direvisi.
lanjutan : tahapan perencanaan audit keuangan

Risiko yang harus dipahami oleh seorang auditor :


(1) Risiko Akseptabilitas Audit (Risiko Audit yang Dapat Diterima),
yaitu suatu ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa
laporan keuangan (LK) mungkin saja salah saji material setelah audit
selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian dikeluarkan.
(2) Risiko Inheren (Risiko Bawaan), yaitu suatu ukuran penilaian auditor
atas kemungkinan terdapat salah saji material dalam saldo akun,
sebelum mempertimbangkan efektifitas pengendalian intern.

Selain kedua risiko tersebut, auditor juga harus memperhitungkan Risiko


Deteksi yang Direncanakan (risiko bahwa bukti yang dikumpulkan dalam
segmen audit gagal menemukan salah saji yang melewati jumlah yang
dapat ditoleransi), dan Risiko Pengendalian (risiko adanya
kekeliruan/salah saji dalam segmen audit yang melewati batas toleransi,
yang tidak terdeteksi/dicegah oleh pengendalian intern.

Penilaian terhadap risiko tersebut penting dalam perencanaan audit


karena akan mempengaruhi jumlah bahan bukti yang harus
dikumpulkan dan staf yang harus ditugaskan.
...lanjutan : tahapan perencanaan audit keuangan

(5) Memahami Pengendalian Intern dan Menetapkan Risiko


Pengendalian
pemahaman atas pengendalian intern dan mendapatkan bukti
tentang efektivitas pengendalian intern untuk tiga tujuan, yaitu:
1. Menilai risiko pengendalian.
2. Menentukan sifat, saat dan ruang lingkup pengujian-
pengujian yang dilakukan atas pengendalian, ketaatan dan
substantif.
3. Menyatakan pendapat atau membuat laporan atas
pengendalian intern berkenaan dengan laporan keuangan dan
ketaatan.

Penilaian risiko pengendalian adalah proses mengevaluasi


kelayakan rancangan dan efektivitas pelaksanaan pengendalian
intern dalam mencegah/menemukan kesalahan material dalam
laporan, ketaatan terhadap regulasi/peraturan, serta efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan kegiatan operasional entitas auditan.
lanjutan : tahapan perencanaan audit keuangan

(6) Menggabungkan Informasi dan Menetapkan Risiko


Fraud
Dalam perencanaan audit keuangan, auditor harus
merancang prosedur audit tambahan untuk
memberikan keyakinan yang memadai guna mendeteksi
salah saji material yang disebabkan oleh ketidakpatuhan
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
serta kemungkinan adanya situasi dan/atau peristiwa
yang merupakan indikasi kecurangan dan/atau
ketidakpatutan yang berpengaruh langsung dan
material terhadap penyajian laporan keuangan.
lanjutan : tahapan perencanaan audit keuangan.

(7) Mengembangkan Rencana Audit dan Program


Audit Menyeluruh
Dalam praktek, perencanaan audit secara rinci lebih
difokuskan pada setiap siklus transaksi, dimana setiap siklus
memiliki program audit tersendiri yang dirancang
berdasarkan tipe pengujian yang akan dilakukan.

Tipe pengujian, yaitu :


1. Prosedur Penilaian Risiko (Prosedur untuk memperoleh
pemahaman atas Pengendalian Internal) Risk Assesment
Procedures
2. Pengujian Pengendalian Tests of Control
3. Review Analitis Analytical Procedures
4. Pengujian Substantif atas transaksi Substantive Tests of
Transactions
5. Pengujian terinci atas saldo Tests of Details of Balances.
lanjutan : tahapan perencanaan audit keuangan.

Program Audit memuat informasi sebagai berikut:


1. Auditan/Judul/Tanggal.
2. Tujuan-tujuan audit dan urutan tujuan-tujuan tersebut.
3. Format pelaporan (menjelaskan rincian sistem pelaporan yang
konsisten dengan setiap tujuan audit).
4. Staf auditor (berisi daftar staf auditor berikut keahliannya)
5. Staf auditan (berisi daftar staf auditan yang akan bekerja sama
dalam audit, berikut dengan rincian tanggung jawab mereka).
6. Jadwal audit.
7. Hal-hal penting berkenaan dengan audit (misal : kelemahan
pengendalian, program kerja utama auditan, area/bidang yang
retan thd fraud, dll)
8. Angka-angka (ringkasan laporan keuangan) yang akan diaudit
termasuk rasio keuangan penting
9. Tingkat Materialitas.
10. Prosedur audit rinci (merupakan bagian yang paling
komprehensif dari suatu program audit).
TAHAPAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN
(Aplikasi Pemeriksaan Kinerja)

1. Mempertimbangkan signifikansi masalah dan kebutuhan


potensial pengguna laporan hasil pemeriksaan.
2. Memperoleh pemahaman mengenai program yang
diperiksa (organisasi, program, dan fungsi pelayanan
publik).
3. Mempertimbangkan pengendalian internal.
4. Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi
penyimpangan dari peraturan perundang-undangan,
tindak kecurangan (fraud), dan ketidakpatutan (abuse).
5. Mengidentifikasi kriteria yang diperlukan untuk
mengevaluasi hal-hal yang harus diperiksa.
.lanjutan : perencanaan audit kinerja

6. Mengidentifikasi temuan dan rekomendasi signifikan dari


hasil pemeriksaan terdahulu yang dapat mempengaruhi
tujuan pemeriksaan yg sedang direncanakan.
7. Mempertimbangkan apakah pekerjaan pemeriksa/ahli lain
dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam
pemeriksaan.
8. Menyediakan pegawai/staf yang cukup dan sumber daya lain
untuk melaksanakan pemeriksaan.
9. Mengkomunikasikan informasi mengenai tujuan, dan
informasi umum lainnya yang berkaitan dengan rencana dan
pelaksanaan pemeriksaan kepada manajemen auditan, atau
pihak lain yg terkait.
10. Mempersiapkan perencanaan pemeriksaan secara tertulis yang
meliputi program pemeriksaan, metodologi pemeriksaan yang
memadai, dan dokumentasi mengenai dasar-dasar yang
digunakan pemeriksa untuk pengambilan keputusan.
Perencanaan tertulis tsb dapat disesuaikan dengan
memperhatikan perubahan signifikan dari kondisi auditan.

Anda mungkin juga menyukai