Abstrak
Kota Manado merupakan salah satu lokasi kegiatan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di
Indonesia Timur di mana wajah bangunan yang dibangun pada waktu itu sangat dipengaruhi oleh
gaya arsitektur kolonial Belanda. Ada 3 bangunan bersejarah di sana dan masih berfungsi, meskipun
tidak lagi berfungsi sebagai mana tujuan bangunan itu dibangun. Bangunan-bangunan bersejarah
tersebut, adalah: a) Bank Indonesia (sebelumnya Javasche Bank); b) ex Bioskop "Benteng"; dan c)
bangunan Minahasaraad. Penelitian ini menggunakan pendekatan tipologi, melalui tahapan
penelitian sebagai berikut: (a) pengamatan pada lokasi pengamatan; (b) mengidentifikasi setiap
bangunan berdasarkan gaya arsitektur dan kemudian menyesuaikan dengan teori yang berkaitan
dengan tipologi wajah bangunan; (c) diklasifikasikan gaya bangunan; dan (d) mengambil kesimpulan.
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa ternyata gaya arsitektur transisi adalah gaya arsitektur kolonial
Belanda yang dominan memengaruhi 3 gaya bangunan bersejarah, melalui elemen yang berbeda,
yaitu: 67% elemen denah pada bangunan Bank bangunan Bank Indonesia (Javasche Bank) dan
bangunan ex Bioskop Benteng, dan 67% elemen tampak pada bangunan Minahasaraad.
pengaruh gaya arsitektur kolonial Belanda yang g. Rumah skala besar, biasanya terletak di
dirumuskan oleh Handinoto pada bangunan sebidang tanah dengan taman depan dan
bersejarah di kawasan kota tua Manado (Gbr 1). sisi belakang.
Denah lantai simetri, tidak ada teras, dan Bangunan ex Bioskop Benteng
menggunakan elemen penahan cahaya berben-
tuk atap datar yang terbuat dari beton. Dari Denah bangunan bioskop saat ini tidak simetris
hasil analisis elemen denah bangunan, menun- tetapi lebih bervariasi (Gambar. 4). Namun, jika
jukkan bahwa 67% dipengaruhi oleh gaya dilihat dalam bentuk awal, titik keseimbangan
arsitektur kolonial modern. bangunan ex bioskop Benteng, terletak di sisi
kiri dan kanan gedung. Sejak sekitar tahun 1952
Tampak bangunan aslinya adalah simetri, tapi -1954, bangunan itu dibangun kembali dan
sekarang bangunan ditutupi oleh sebuah mengubah bentuk dengan meletakkan titik
bangunan tambahan yang memiliki bentuk yang keseimbangan di tengah bangunan. Bangunan
tidak simetris. Di gedung terlihat asli, kolom dua lantai tanpa teras yang mengelilingi bangu-
yang melekat pada dinding bangunan. Dari nan dan menggunakan penahan sinar matahari
analisis variabel tampak bangunan, diperoleh meskipun tidak pada semua jendela. Dari
bahwa bangunan dipengaruhi oleh 33% gaya analisis elemen denah lantai bangunan, mem-
bangun rencana menunjukkan bahwa ex
bioskop "Benteng" dipengaruhi 67% gaya
arsitektur kolonial modern.
Daftar Pustaka