BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tournament (TGT)
a; Positive Interdepedence
yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara. Selain itu, tidak terdapat
penonjolan kekuatan individu. Akan tetapi, yang ada hanyalah pola interaksi dan
perubahan yang bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan oleh adanya
saling hubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi
Selain itu, Trianto (2012) mengatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam
kelompok.
dasar yang perlu ditanamkan pada diri siswa agar pembelajaran kooperatif dapat
berjalan lebih efektif menurut Lungren. Salah satu unsur dasar tersebut adalah
para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam
belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: 1) membantu
siswa yang membutuhkan bantuan; dan 2) siswa tidak dapat hanya sekadar
membonceng pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompok-nya.
d; Membutuhkan keluwesan.
kelompok belajar kooperatif tidak hanya pada penyelesaian tugas, akan tetapi juga
kelompok).
3
bekerjasama.
Tournament (TGT)
kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru
Adanya unsur permainan tersebut akan membuat siswa terlibat aktif, tidak
(Slavin, 2009):
1; Penyajian kelas
yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar
membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game
2; Kelompok (team)
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras. Fungsi kelompok
adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih
khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
3; Permainan (game)
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor
4; Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit
setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar
kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen.
team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi
kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan Super Team jika rata-rata skor
45 atau lebih, Great Team apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good Team
kepercayaan dalam tim dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk merasa
percaya diri ketika bersaing dalam turnamen (Desstya, 2012). Menurut Fauzi
(2011), meskipun proses belajar secara berkelompok tetapi prestasi belajar yang
diukur merupakan prestasi belajar individu. Dengan model ini diharapkan siswa
akan terpacu untuk belajar dan tidak takut atau malas untuk mempelajari materi
tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatakan keaktifan siswa kelas
pada indikator keaktifan bagian menjawab soal dan memberi gagasan. Meskipun
penyelesaian masalah oleh tim, game yang berfungsi utnuk menguji pemahaman
siswa terhadap materi, dan turnamen ternyata belum cukup efektif untuk membuat
oleh pembentukan kelompok setelah guru menyajikan materi, sehingga ada waktu
yang terbuang. Namun, disisi lain pembelajaran TGT memberikan pengaruh besar
TGT. Siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran terutama pada saat game dan
tournament.
sebagai pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi, dan
memberi petunjuk kepada guru di dalam kelas. Selain itu, model pembelajaran
dapat pula diartikan sebagai pola yang digunakan dalam merencanakan pem-
belajaran di dalam kelas maupun tutorial. Jadi, model pembelajaran dapat di-
belajaran.
model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam mengajar. Selain itu,
beliau juga mengatakan bahwa model pembelajaran konvensional ini sering di-
tersebut antara lain: a) siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan
sebagai penerima informasi secara pasif; b) siswa lebih banyak belajar secara
latihan-latihan; e) tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah nilai atau angka; f)
tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya, misalnya
sekadar untuk memperoleh angka atau nilai dari guru; g) pengetahuan yang
dimiliki setiap individu bersifat absolut dan final. Hal ini dikarenakan
konvensional adalah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam
a; Tahap Pembukaan
Pada tahap ini, guru mengondisikan siswa untuk memasuki suasana belajar
b; Tahap Pengembangan
Tahap ini merupakan tahap dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang
diisi dengan penyampaian materi secara lisan dan didukung dengan pengguna-
an media. Hal lain yang perlu dilakukan dalam ceramah adalah mengatur
irama suara, kontak mata, gerakan tubuh, dan perpindahan posisi berdiri untuk
c; Tahap Evaluasi
belajaran.
(2008) dalam (Moestofa dan Sondang, 2013) antara lain: a) dapat digunakan
untuk mengajar siswa dalam jumlah yang banyak secara bersamaan; b) tujuan
kan isi, arah, dan kecepatan pembelajaran; dan d) ceramah yang inspiratif dapat
(2008) dalam (Moestofa dan Sondang, 2013) antara lain: a) rumusan tujuan
menyatakan bahwa metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang
umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
Peta pikiran (mind map) dikenalkan pertama kali oleh Tony Buzan dari
sejak awal tahun 1970-an (Windura, 2013). Menurut Buzan (2005), mind map
adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan
dari otak. Mind map menggunakan warna, garis lengkung, simbol, kata, dan
gambar yang sesuai dengan cara kerja otak. Dengan mind map, daftar informasi
10
yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan
mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja otak dalam melakukan
berbagai hal.
Menurut Putra dkk (2014), mind map atau pemetaan pikiran merupakan
suatu cara mencatat kreatif yang memetakan sebuah informasi dan digambarkan
perpaduan warna dan gambar yang mengoptimalkan kerja otak kanan dan otak
kiri yang bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis
Menurut Windura (2013), peta pikiran adalah sistem belajar dan berpikir
yang mencerminkan secara visual apa yang terjadi pada otak saat belajar dan
berpikir, menggunakan otak sesuai dengan cara kerja alaminya, dan mengeluarkan
seluruh potensi dan kapasitas otak penggunanya yang masih tersembunyi. Peta
bersama. Peta pikiran dapat diterapkan untuk semua kegiatan belajar dan berpikir.
dalam gambar. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak
yang terdapat di dalam diri seseorang. Menurut Windura (2013) ada tiga cara kerja
alami otak, yaitu: (1) bahasa alami otak adalah gambar atau visual; (2) otak
memiliki pancaran pikiran yang tidak terbatas; (3) otak bekerja dengan kedua
belah otak (otak kanan dan otak kiri). Peta pikiran bekerja sesuai dengan tiga cara
11
kerja alami otak tersebut. Peta pikiran adalah sebuah peta atau gambar dari
pikiran, bekerja atas dasar pancaran pikiran dan memungkinkan otak anak untuk
menggunakan kedua belah otak. Dengan menggunakan otak sesuai cara kerja
alaminya, maka belajar dan berpikir akan cepat, mudah dan menyenangkan.
bila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur
kognitif yang dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik itu dapat
berikut:
3; Otak
12
2; Tentukan topik apa yang ingin dibuat menjadi peta pikiran. Biasanya, topik
tersebut adalah topik utama atau topik bab pelajaran dalam kegiatan
peta pikiran. Gambar pusat peta pikiran ini sering disebut dengan central
dari pusat peta pikiran. Cabang utama ini tugasnya untuk menyatukan dan
nya. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap cabang yang berbeda,
5; Informasi yang ditulis di atas cabang berupa 1 buah kata saja, yaitu berupa
kata kunci,
Menurut Buzan (2005), mind map atau peta pikiran dapat membantu dalam
peta pikiran memberikan banyak manfaat bagi anak dan siswa dalam belajar,
kita hadapi,
d; Ada hubungan antar informasi yang jelas sehingga setiap informasi terasosiasi
e; Ada hierarki antar informasi, mana yang lebih penting dan mana yang sifatnya
hanya detail,
terus-menerus, serta
Pikiran)
menunjukkan bahwa ada pengaruh media mind mapping terhadap kreativitas dan
hasil belajar kimia siswa pada pembelajaran advance organizer. Ada hubungan
antara kreativitas dengan hasil belajar kimia sebesar 0,363. Penelitian ini
Tingginya hasil belajar ini dipengaruhi oleh penggunaan mind mapping yang
Belajar merupakan kegiatan yang tidak hanya dilakukan oleh siswa di dalam
kelas, tetapi dapat juga dilakukan oleh setiap orang di mana saja dan kapan saja.
Menurut Roziqin dalam Kosasih dan Sumarna (2013) belajar adalah sebuah
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah
laku yang menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati
secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam
menyatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
bersifat kontinu dan interaktif serta membentuk integrasi murid. Djamarah (2012)
dengan lingkungannya.
memiliki hubungan positif antara satu dengan yang lainnya. Artinya, semakin
tinggi kualitas dan kuantitas belajar seseorang maka prestasi yang ia capai akan
semakin tinggi pula dan sebaliknya, semakin rendah kualitas dan kuantitas belajar
seseorang, maka prestasi yang ia capai juga semakin rendah. Sehingga pengertian
belajar dan prestasi belajar sangat sulit dipisahkan, karena setiap perbuatan belajar
Menurut Djamarah dan Aswan (2006), prestasi belajar adalah hasil yang
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Suprijono (2011) menjelaskan bahwa
16
pemikiran Gagne dalam Suprijono (2011), hasil belajar berupa informasi verbal,
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil
komprehensif.
Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas.
dalam individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Djamarah, 2012).
Prestasi belajar tidak hanya berguna bagi guru untuk mengetahui berhasil
atau tidaknya proses pembelajaran yang telah dilakukan, tetapi juga diperlukan
oleh siswa untuk melihat berhasil atau tidaknya siswa belajar yang secara
langsung dapat menjadi motivasi untuk siswa itu sendiri dalam mencapai prestasi
dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2010)
17
1; Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar.
a; Faktor Jasmaniah
1; Faktor Kesehatan
2; Cacat Tubuh
b; Faktor Psikologis
c; Faktor Kelelahan
2; Faktor ekstern
1; Faktor Keluarga
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah
belakang kebudayaan.
2; Faktor Sekolah
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
18
3; Faktor Masyarakat
Hidrolisis berasal dari kata hydro artinya air dan lisis artinya penguraian.
Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian dalam air. Hidrolisis garam adalah reaksi
penguraian garam dalam air membentuk ion positif dan ion negatif. Ion-ion
tersebut akan bereaksi dengan air membentuk asam (H3O+) dan basa (OH-)
penetralan. Reaksi penggaraman yaitu reaksi antara asam dengan basa yang
menghasilkan garam. Garam yang dihasilkan tidak selalu bersifat netral, tetapi
tergantung kekuatan asam dan basa pembentuk garam tersebut (Dyah, 2015).
mampu mengubah warna kertas lakmus. Perubahan warna kertas lakmus ini
Di dalam air, garam akan terionisasi dan apabila ion garam bereaksi dengan
air maka akan terjadi hidrolisis. Beberapa kemungkinan reaksi hidrolisis yang
bersifat asam.
bersifat basa.
c; Ion garam tidak bereaksi dengan air sehingga konsentrasi ion H + dan ion OH-
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam
air akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Anion tersebut
basa.
Contoh :
sehingga larutan bersifat basa. Dari dua ion yang dihasilkan oleh garam
tersebut, hanya ion CH3COO- yang mengalami hidrolisis, sedangkan ion Na+
tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap bereaksi, maka NaOH yang terbentuk
akan segera terionisasi menghasilkan ion Na+ kembali. Hidrolisis ini disebut
CH3COO-) yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi, garam yang berasal dari
asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat
basa.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam
air akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah. Kation tersebut
bersifat asam.
Contoh :
konsentrasi ion H+ di dalam air lebih banyak daripada konsentrasi ion OH-
sehingga larutan bersifat asam. Dari kedua ion yang dihasilkan oleh garam
tersebut hanya ion NH4+ yang mengalami hidrolisis, sedangkan ion Cl - tidak
bereaksi dengan air. Jika dianggap bereaksi, maka HCl yang terbentuk akan
segera terionisasi menghasilkan ion Cl- kembali. Hidrolisis ini juga disebut
mengalami reaksi hidrolisis. Jadi, garam yang berasal dari asam kuat dan basa
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah di dalam air akan
Contoh :
ion H+ dan ion OH-, maka sifat larutan garam ini ditentukan oleh nilai tetapan
kesetimbangan dari kedua reaksi tersebut. Hidrolisis garam yang berasal dari
asam lemah dan basa lemah merupakan hidrolisis total. Sebab kedua ion garam
mengalami reaksi hidrolisis dengan air. Sifat larutan ditentukan oleh nilai
tetapan kesetimbangan dari kedua reaksi tersebut. Jika Ka > Kb, maka larutan
akan bersifata asam, dan jika Ka < Kb maka larutan akan bersifat basa.
Ion-ion yang dihasilkan dari ionisasi garam yang berasal dari asam kuat
dan basa kuat tidak ada yang bereaksi dengan air, sebab jika dianggap bereaksi
semula.
Contoh :
Ion Na+ dan Cl- di dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air,
sebab jika dianggap bereaksi dengan air, maka ion Na+ akan menghasilkan
NaOH yang akan segera terionisasi kembali menjai ion Na +. Hal ini disebabkan
NaOH merupakan basa kuat yang terionisasi sempurna. Demikian pula jika ion
Cl- dianggap bereaksi dengan air, maka HCl yang terbentuk akan segera
terionisasi sempurna menjadi ion Cl- kembali. Hal ini disebabkan HCl
yang berasal dari asam kuat daan basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh karena itu,
22
konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak terganggu, sehingga larutan bersifat
netral.
Garam jenis ini yang terhidrolisis hanya anion dari asam lemahnya.
A- + H2O HA + OH-
OH
Kh = A
[ HA ]
+
H
H
Jika dikalikan dengan , didapatkan rumus sebagai berikut.
+
23
OH
+
H
A
+
H
Kh = A
+
H
OH
+
H
[ HA ]
Kw
Sehingga Kh =
Ka
K w [ HA ] [ OH ]
=
Ka [A ]
K w [ OH ]
=
Ka [A ]
2 Kw
[ OH ] = [A]
Ka
Dengan cara yang sama untuk larutan garam Bx yang berasal dari asam
1
Kh = x Kw
Kb
Dan karena bersifat asam maka dapat ditentukan nilai konsentrasi ion H+:
+
B
[H+] = Kw
Kb
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah terhidrolisis total.
Misalnya garam MZ yang berasal dari basa lemah MOH dan asam lemah HZ.
Reaksi hidrolisis
+ yang terjadi adalah:
M
M+(aq) + Z-(aq) + H2O(l) MOH(aq) + HZ(aq)
Kh = Z
[ MOH ] [HZ ]
25
+
H
OH
Jika dikalikan dengan + akan diperoleh :
H
OH
+
M
OH
+
H
Kh = [OH-]
Z
+
H
[ MOH ]
Kw
Kh =
K b x Ka
[H+] =
Ka x K w
Kb
Dari rumusan di atas maka nilai pH larutan garam yang berasal dari asam
lemah dan basa lemah tidak tergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam
larutan tetapi tergantung pada nilai Ka dan Kb dari asam dan basa
pembentuknya.
26
didominasi dengan kegiatan mencatat, menjawab pertanyaan dari guru jika guru
bertanya, mendengar penjelasan dari guru dan bertanya jika ada yang tidak
dimengerti. Siswa masih ditempatkan sebagai objek, bukan sebagai subjek dalam
dalam penyampaian materi kimia ini, kurang menarik perhatian siswa sehingga
menerima pelajaran terutama dalam mata pelajaran kimia yang dianggap sulit oleh
Guru khususnya guru kimia harus mempunyai strategi dan dituntut untuk
lebih kreatif dalam melakukan pembelajaran di kelas. Salah satu cara yang dapat
prestasi belajar siswa di kelas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Teams
adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam
memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Model
siswa untuk belajar secara kooperatif dengan kelompok mereka sehingga dapat
melatih kerja sama siswa dalam memecahkan masalah serta dapat menguji dan
siswa termotivasi untuk belajar dan berusaha memahami materi yang disampaikan
oleh guru.
dipelajari, siswa biasanya mencatat di buku pelajaran. Selama ini siswa membuat
catatan yang berbentuk kalimat-kalimat yang disusun secara linier ke bawah atau
biasa disebut linier note. Linier note kurang efektif jika digunakan dalam belajar.
bentuk peta pikiran. Peta pikiran sangat cocok diterapkan pada mata pelajaran
Peta pikiran dapat mengoptimalkan kerja otak kanan dan otak kiri,
sehingga belajar dan berpikir akan menjadi cepat, mudah, dan menyenangkan.
informasi yang telah dipelajari. Peta pikiran dapat mempermudah siswa untuk
Melalui kombinasi antara model pembelajaran TGT dan metode mind map,
permainan dapat berjalan dengan lancar dan berharap menjadi pemenang. Selain
itu dengan adanya simulasi permainan ini, dapat menciptakan suasana kelas yang
lebih rileks dan menyenangkan serta dapat meningkatkan interaksi siswa baik
dengan guru maupun dengan sesama siswa. Dengan demikian, penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan metode mind
untuk belajar kimia, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar kimia pada
Berdasarkan latar belakang dan kerangka berfikir di atas, dapat ditarik suatu
tipe Teams Games Tournament (TGT) dan metode mind map (peta pikiran)
SMAN 1 Gunungsari.