Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATERIAL ANORGANIK

LEMPUNG (CLAY)

Di Susun Oleh :

1. Isharyanti 24030112130132
2. Rahmi Bunga A. 24030112140138
3. Mohammad Rizal S. 24030112120003
4. Dwi Lestari H. 24030112120026
5. Riris Nur Aini 2403011420041
6. Hartina Ningsih 2403011420042
7. Rikno Budiyanto 2403011420043
8. Masthoah 2403011420044
9. Maulina Dwi H. 2403011420046

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah,
khususnya dibidang mineral yang ditandai banyaknya aktivitas tambang. Wilayah
darat Indonesia khususnya di Provinsi Riau mengandung begitu banyak kandungan
mineral yang terdapat pada wilayah yang menyebar di seluruh daerah seperti batubara
dan lempung. Lempung alam dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, diantaranya
sebagai adsorben, resin penukar ion, katalis, komposit, membran dan bahan pembuat
keramik (Hartono,1979). Akan tetapi, lempung alam memiliki kelemahan yaitu
struktur lapisnya mudah rusak dan porositasnya dapat hilang bila mengalami
pemanasan pada suhu tinggi.
Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau
aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur
yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan
batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.
Mineral lempung merupakan kekayaan alam di Indonesia yang berlimpah dan
belum dimanfaatkan secara optimal. Tanah lempung secara geologis adalah mineral
dari suatu kelompok silika yang memiliki bentuk kristal dengan truktur
terlapis.Bentonit mempunyai kemampuan daya yang koloid yang kuat, bila
bercampur dengan air maka dapat mengembang. Prinsip mengubah permukaan dan
pori-pori bentonit adalah dengan melarutkan logam-logam yang terdapat pada pori-
pori menjadi lebih luas.Lempung bentonit sangat menarik untuk diteliti karena
lempung ini mempunyai striktur berlapis dengan kemmpuan mengembang atau
(Swelling) dan mempunyai kation-kation yang dapat ditukarkan. Meskipun lempung
bentonit sangat berguna untuk adsobsi, namun kemampuan adsorbsinya
terbatas.Kelemahan lempung alam dapat diatasi dengan melakukan aktivasi secara
kimia dan fisika. Aktivasi lempung secara kimia dilakukan dengan menggunakan
asam (Butar-butar, 1998), basa (Sirait, 2012), kation surfaktan dan polihidroksikation.
Kelemahan tersebut dapat diatasi melalui proses aktivasi menggunakan asam HCl,
H2SO4, dan HNO3 sehingga dihasilkan lempung dengan kemampuan adsobsi yang
lebih tinggi. Aktivasi secara fisika dapat dilakukan melalui pemanasan, yaitu
kalsinasi. Proses kalsinasi bermanfaat untuk menjaga stabilitas termal lempung dan
memperbesar pori-pori permukaannya (Sukamta dkk., 2009). Lempung kalsinasi
memiliki beberapa kelebihan antara lain stabilitas termal yang lebih tinggi hingga
suhu 600oC, volume pori dan luas permukaan yang lebih besar.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana asal-usul berdasarkan data geologi material lempung serta lokasi
penemuannya?
1.2.2 Dimana material lempung banyak ditemukan ?
1.2.3 Bagaimana struktur kimia material lempung?
1.2.4 Bagaimana sifat fisika maupun sifat kimia material lempung?
1.2.5 Apa manfaat dari material lempung?
1.2.6 Bagaimana peluang usaha yang dapat dikembangkan dari material lempung?
1.2.7 Apa saja perusahaan yang berkembang dibidang material lempung?
1.2.8 Bagaimana permasalahn yang dapat diangkat dari material lempung?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan asal-usul berdasarkan data geologi material lempung serta lokasi
Penemuannya
1.3.2 Menjelaskan struktur kimia material lempung
1.3.3 Menjelaskan sifat fisika maupun sifat kimia material lempung
1.3.4 Menjelaskan manfaat dari material lempung
1.3.5 Menjelaskan peluang usaha yang dapat dikembangkan dari material lempung
1.3.6 Menjelaskan perusahaan yang berkembang dibidang material lempung
1.3.7 Menjelaskan permasalahn yang dapat diangkat dari material lempung

BAB II
ISI

2.1 Asal-usul Lempung / Clay

Lempung / Clay adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang


berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan
silica dan/ alumunium yang halus. Unsur-unsur ini silicon, oksigen, dan
alumunium adalah unsure yang paling banyak menyusun kerak bumi.
Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silica oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila
basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang
mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan
lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya.

a. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida
aluminium
b. Golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang
mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan
2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan
memuai saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah
dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.

Tanah Liat atau tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


1. Tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan
lahan pertanian.
2. Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basah dan
kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya.
3. Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara
halus.
4. Merupakan bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan tangan
lainnya yang dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu di atas
10000C.

1. Tanah Liat Primer


Tanah liat primer (residu) adalah jenis tanah liat yang dihasilkan dari
pelapukan batuan feldspatik oleh tenaga endogen yang tidak berpindah
dari batuan induk (batuan asalnya), karena tanah liat tidak berpindah
tempat sehingga sifatnya lebih murni dibandingkan dengan tanah liat
sekunder. Selain tenaga air, tenaga uap panas yang keluar dari dalam
bumi mempunyai andil dalam pembentukan tanah liat primer. Karena
tidak terbawa arus air dan tidak tercampur dengan bahan organik seperti
humus, ranting, atau daun busuk dan sebagainya, maka tanah liat
berwarna putih atau putih kusam. Suhu matang berkisar antara 1300 0C
1400 0C, bahkan ada yang mencapai 17500C.
Tanah liat primer antara lain: kaolin, bentonite, feldspatik, kwarsa
dan dolomite, biasanya terdapat di tempat-tempat yang lebih tinggi
daripada letak tanah sekunder. Pada umumnya batuan keras basalt dan
andesit akan memberikan lempung merah sedangkan granit akan
memberikan lempung putih. Mineral kwarsa dan alumina dapat
digolongkan sebagai jenis tanah liat primer karena merupakan hasil
samping pelapukan batuan feldspatik yang menghasilkan tanah liat
kaolinit.

Tanah liat primer memiliki ciri-ciri:


warna putih sampai putih kusam
cenderung berbutir kasar,
tidak plastis,
daya lebur tinggi,
daya susut kecil
bersifat tahan api
Dalam keadaan kering, tanah liat primer sangat rapuh sehingga mudah
ditumbuk menjadi tepung. Hal ini disebabkan partikelnya yang terbentuk
tidak simetris dan bersudut-sudut tidak seperti partikel tanah liat
sekunder yang berupa lempengan sejajar. Secara sederhana dapat
dijelaskan melalui gambar penampang irisan partikel kwarsa yang telah
dibesarkan beberapa ribu kali. Dalam gambar di bawah ini tampak kedua
partikel dilapisi lapisan air (water film), tetapi karena bentuknya tidak
datar/asimetris, lapisan air tidak saling bersambungan, akibatnya partikel-
partikel tidak saling
menggelincir.
2. Tanah liat Sekunder
Tanah liat sekunder atau sedimen (endapan) adalah jenis tanah liat hasil
pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari batuan induknya
karena tenaga eksogen yang menyebabkan butiran-butiran tanah liat
lepas dan mengendap pada daerah rendah seperti lembah sungai, tanah
rawa, tanah marine, tanah danau. Dalam perjalanan karena air dan angin,
tanah liat bercampur dengan bahan-bahan organik maupun anorganik
sehingga merubah sifat-sifat kimia maupun fisika tanah liat menjadi
partikel-partikel yang menghasilkan tanah liat sekunder yang lebih halus
dan lebih plastis.

Jumlah tanah liat sekunder


lebih lebih banyak dari tanah
liat primer. Transportasi air mempunyai pengaruh khusus pada tanah liat,
salah satunya ialah gerakan arus air cenderung menggerus mineral tanah
liat menjadi partikel-partikel yang semakin mengecil. Pada saat kecepatan
arus melambat, partikel yang lebih berat akan mengendap dan
meninggalkan partikel yang halus dalam larutan. Pada saat arus tenang,
seperti di danau atau di laut, partikel partikel yang halus akan
mengendap di dasarnya. Tanah liat yang dipindahkan bisaanya terbentuk
dari beberapa macam jenis tanah liat dan berasal dari beberapa sumber.
Dalam setiap sungai, endapan tanah liat dari beberapa situs cenderung
bercampur bersama. Kehadiran berbagai oksida logam seperti besi, nikel,
titan, mangan dan sebagainya, dari sudut ilmu keramik dianggap sebagai
bahan pengotor. Bahan organik seperti humus dan daun busuk juga
merupakan bahan pengotor tanah liat.
Karena pembentukannya
melalui proses panjang dan
bercampur dengan bahan
pengotor, maka tanah liat mempunyai sifat: berbutir halus, berwarna
krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, suhu matang antara 900 0C-
14000C. Pada umumnya tanah liat sekunder lebih plastis dan mempunyai
daya susut yang lebih besar daripada tanah liat primer.
Semakin tinggi suhu bakarnya semakin keras dan semakin kecil
porositasnya, sehingga benda keramik menjadi kedap air. Dibanding
dengan tanah liat primer, tanah liat sekunder mempunyai ciri tidak murni,
warna lebih gelap, berbutir lebih halus dan mempunyai titik lebur yang
relatif lebih rendah. Setelah dibakar tanah liat sekunder biasanya
berwarna krem, abu-abu muda sampai coklat muda ke tua.

Tanah liat sekunder memiliki ciri-ciri:


Kurang murni.
Cenderung berbutir halus.
Plastis.
Warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, kuning muda,
kuning kecoklatan, kemerahan, kehitaman.
Daya susut tinggi.
Suhu bakar 12000C13000C, ada yang sampai 14000C (fireclay,
stoneware, ballclay).
Suhu bakar rendah 9000C11800C, ada yang sampai 1200 0C
(earthenware).
Warna tanah tanah alami terjadi karena adanya unsur oksida besi dan
unsur organis, yang biasanya akan berwama bakar kuning kecoklatan,
coklat, merah, wama karat, atau coklat tua, tergantung dan jumlah oksida
besi dan kotoran-kotoran yang terkandung. Biasanya kandungan oksida
besi sekitar 2%-5%, dengan adanya unsur tersebut tanah cenderung
berwarna Iebih gelap, biasanya matang pada suhu yang lebih rendah,
kebalikannya adalah tanah berwama lebih terang atau pun putih akan
matang pada suhu yang lebih tinggi.
Mineral lempung merupakan silikat yang berlapis; struktur kristal
mineral-mineral tersebut tersusun dari lapisan tetrahedron SiO 4. Di tengah
tetrahedron SiO4 yang bergelang-6 biasanya terdapat ion hidroksil (OH).
Mineral-mineral lempung, terutama terdiri dari silikat aluminium
dan/atau besi dan magnesium. Beberapa diantaranya juga mengandung
alkali atau tanah alkalin sebagai komponen dasarnya. Mineral-mineral ini
terutama terdiri dari kristalin di mana atom-atom yang membentuknya
tersusun dalam suatu pola geometrik tertentu (Gambar 1.). Sebagian
besar mineral lempung mempunyai struktur berlapis. Beberapa
diantaranya mempunyai bentuk silinder memanjang atau struktur yang
berserat. Cluster adalah tumpukan satuan yang berlapis tipis atau
kumpulan satuan silinder atau serat. Massa tanah biasanya mengandung
campuran beberapa mineral, lempung yang diberi nama sesuai dengan
mineral lempung yang Iterbanyak dengan berbagai jumlah mineral bukan
lempung lainnya.

2.2 Keberadaan Lempung / Clay

Persebaran tanah liat berada di daerah Pulau Jawa dan Sumatera


sedangkan sebagian berada di Sulawesi, dan Kalimantan. Lokasi lain yang
sedang dieksploitasi tanah liat nya adalah Tasik-malaya, Leuwiliang,
Nanggulan, Pangkalan Brandan, Soro-langun-Bangko, Boyolali.

2.3 Struktur Lempung atau Clay


struktur dasar dari mineral lempung terdiri dari silika tetrahedron dan aluminium
oktahedron. Satuan-satuan dasar tersebut bersatu membentuk struktur lembaran.
a. Struktur Tetrahedron Silika
Struktur tetrahedron silika tersusun dalam sebuah jaringan
heksagonal
b.

Struktur Oktahedral
Sebuah unit oktahedron tunggal, dalam gibsit Al dikelilingi oleh 6 oksigen

Umumnya
partikel-partikel lempung mempunyai muatan negatif pada permukaannya. Hal ini
disebabkan oleh adanya substitusi isomorf dan oleh karena pecahnya keping partikel pada
tepi-tepinya. Muatan negatif yang lebih besar dijumpai pada partikel-partikel yang
mempunyai spesifik yang lebih besar. Jika ditinjau dari mineraloginya, lempung terdiri dari
berbagai mineral penyusun, antara lain mineral lempung (kaolinite, montmorillonite dan illite
group) dan mineral-mineral lain yang mempunyai ukuran sesuai dengan batasan yang ada
(mika group, serpentinite group).

a. Kaolinite
Kaolinite merupakan hasil pelapukan sulfat atau air yang mengandung karbonat pada
temperatur sedang. Warna kaolinite murni umumnya putih, putih kelabu, kekuning-kuningan
atau kecoklat-coklatan. Kaolinite disebut sebagai mineral lempung satu banding satu (1:1).
Bagian dasar dari struktur ini adalah lembaran tunggal silika tetrahedral yang digabung
dengan satu lembaran alumina oktahedran (gibbsite) membentuk satu unit dasar dengan tebal
kira-kira 7,2 (1 =10-10 m). Gambar diagram sistemati dan struktur atom kaolinite :
b. Montmorillonite
Montmorillonite disebut juga mineral dua banding satu (2:1) karena
satuan susunan kristalnya terbentuk dari susunan dua lempeng silika
tetrahedral mengapit satu lempeng alumina oktahedral ditengahnya. Struktur
kisinya tersusun atas satu lempeng Al2O3 diantara dua lempeng SiO2. Karena
struktur inilah Montmorillonite dapat mengembang dan mengkerut menurut
sumbu C dan mempunyai daya adsorbsi air dan kation lebih tinggi. Tebal
satuan unit adalah 9,6 (0,96 m). Gambar diagram sistematik dan struktur
atom Montmorillonite :

c. Illite
Mineral illite mempunyai hubungan dengan mika biasa, sehingga
dinamakan pula hidrat-mika. Illite memiliki formasi struktur satuan kristal, tebal
dan komposisi yang hampir sama dengan montmorillonite. Perbedaannya ada
pada :
Pengikatan antar unit kristal terdapat pada kalium (K) yang berfungsi
sebagai
penyeimbang muatan, sekaligus sebagai pengikat.
16
Terdapat 20 % pergantian silikon (Si) oleh aluminium (Al) pada lempeng
tetrahedral.
Struktur mineralnya tidak mengembang sebagaimana montmorillonite
Gambar diagram sistematik illite :
2.4 Sifat Lempung

Lempung mempunyai beberapa sifat diantaranya :

1. Ukuran butir halus kurang dari 0,002 mm


2. Permeabilitas rendah
3. Kenaikan air kapiler tinggi
4. Sangat kohesif
5. Terdehidrasi
6. Proses konsolidasi lambat
7. Tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk
dijadikan lahan pertanian.
8. Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan
basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu
dengan lainnya.
9. Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah
secara halus.

2.5 Manfaat Lempung

Lempung dapat dimanfaatkan sebagai :

a. Bidang Kerajinan
Gerabah dan tembikar
b. Bidang Kecantikan
Tanah liat bermanfaat untuk mengencangkan kulit dan
memuluskan kulit dipakai sebagai masker atau lulur tubuh.
c. Bidang Kesehatan
Sebagai obat sakit perut, karena tanah liat memiliki zat seperti
sponge yang berfungsi menyerap racun dalam tubuh.
d. Dapat meringankan rasa sakit pada luka, karena sifat tanah liat
yang meimiliki kandungan zink dan zat besi yang membantu
penyembuhan luka.
e. Sebagai adsorben
Sebagai adsorben misalnya lempung dimanfaatkan untuk mengadsorpsi pengotor-
pengotor pada minyak sayur (Franchi dkk, 1991). Dengan melakukan modifikasi
strukturnya lempung dapat diolah menjadi material baru dengan sifat-sifat fisik
dan kimia lebih baik dari sebelumnya. Salah satu cara untuk memodifikasi
struktur lempung adalah dengan melakukan interkalasi agen pemilar ke dalam
antarlapis silikat lempung sehingga diperoleh senyawa lempung terpilar (pillared
clay).
f. Sebagai katalis
Sebagai katalis misalnya lempung dimanfaatkan untuk proses perengkahan
minyak bumi fraksi berat (Corma, 1997).
g. Sebagai bahan penukar ion
Pengolahan air laut menjadi air bersih dengan metode penukar ion. Kelebihan dari
metode ini adalah kemampuannya dalam menangkap logam berat dengan efisiensi
yang tinggi. Media penukar ion yang digunakan pada metode pertukaran ion ini
adalah tanah lempung. Kemampuan lempung sebagai penukar ion karena di dalam
mineral lempung mengandung senyawa alumunium silikat (Sunardi, 2011).

2.6 Peluang Usaha Lempung

Lempung dapat dijadikan sebagai eluang usaha diantaranya :

a. Kerajinan lempung

Kerajinan lempung yang bentuknya lucu dan unik umumnya dipakai


orang sebagai salah satu pernik dekorasi ruangan agar ruangan
terlihat cantik dan menarik.

b. Aksesoridanpernak-pernik

Tanah liat dapat dijadikan aksesori yang mampu menarik konsumen


seperti hiasan dinding, meja ular tangga, mug, kalung, gelang,
cincin, anting, dan magnet.
c. Keramik hias

Masyarakat Yogyakarta banyak yang membangun usaha keramik


hias dengan berbagai desain yang lucu dan menarik.

2.7 Perusahaan di bidang Lempung

Beberapa perusahaan terkait dengan material lempung :

1. PT CV Mitra Usaha Mandiri


Nama Produk : Jual Clay Merah Dan Clay Putih
Fungsi : Untuk Menstabilkan proses granulasi pupuk majemuk atau Npk.
Digunakan untuk Campuran Bahan Refractory,dan campuran pembuatan briket dll.

2. PT. MAYKY LOVIC TANGGUH PERKASA


Nama Produk : Clay Graphite
Fungsi : Clay graphite digunakan dalam bahan bakar dan menengah / tungku
induksi frekuensi tinggi

3. PT ARROYAN
Nama Produk : Tepung Clay
Fungsi : sebagai pernak pernik hiasan rumah yang menarik dan mudah
dibentuk

4. PURPLE CRAFT
Nama Produk : Souvenir Clay Tepung
Fungsi : sebagai pernak pernik dan hiasan dengan bentuk yang beraneka
ragam dan bisa disesuaikan dengan pesanan dan kado ulang tahun.

5. CV. GLOBALINDO TEKNIK MANDIRI


Nama produk : Clay Auger
Fungsi : Clay auger adalah bor tanah yang digunakan untuk jenis tanah liat
atau lempung. Clay auger di desain karena sifat tanah yang kohesif, sehingga
meminimkan gesekan pada tanah. Clay auger dibuat menggunakan material stainless
agar membantu untuk mencegah kontaminasi dari sampel tanah.

6. PT CV. Restoe Bumi


Nama Produk : Brown Clay
Fungsi : digunakan sebagai binder granul pupuk dan keramik

7. PT CV DEWI
Nama Produk : Clay merah dan putih dan dolomite
Fungsi : sebagai pupuk

2.8 Permasalahan dibidang material Lempung

Permasalahan Tanah Ekspansif Pada Struktur Bawah Tanah di Surabaya Barat


Tanah ekspansif merupakan salah satu tanah bermasalah yang mendominasi area
Surabaya Barat dan sedang berkembang pesat. Perencanaan konstruksi bangunan ataupun
pembangunan struktur bawah tanah di area Surabaya Barat, akan banyak mengalami
permasalahan diantaranya akan memberikan tekanan pengembangan ke arah atas, akibat
adanya pembasahan oleh air, tanah ekspansif juga akan mengalami penurunan kuat
gesernya(pelunakan,softening). Sebaliknya, pada saat terjadi penurunan kadar air akibat
penguapan, tanah ekspansif akan mengalami penyusutan/ pemampatan tanah yang tentunya
berpotensi menyebabkan kerusakan struktur diatas maupun dibawah permukaan tanah.

Sehingga, Untuk mereduksi besarnya tekanan pengembangan (swelling pressure) dan


potensi pengembangan (swelling potential) tanah ekspansif di Surabaya Barat, diperlukan
investigasi dan studi kelayakan pada lokasi setempat, akuisisi data-data dengan kualitas dan
kuantitas yang mencukupi, perencanaan dan analisis yang komprehensif, dan tindakan-
tindakan antisipatif (perbaikan tanah, perkuatan struktur, dll.) yang perlu dilakukan sebelum
dan selama proses konstruks.

.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket


apabila basah terkena air . Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral
lempung yang mendominasinya . Mineral lempung digolongkan
berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium
yang membentuk kristalnya.

2. Struktur komposisi lempung terdiri dari kallonite, hallosyte,


montmorillonite, dan illet yang memiliki struktur yangberbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Butar-butar, A, 1998, Kemungkinan Pemanfaatan Lempung Alam Sebagai Alternatif


Pengganti Resin Penukar Katio, Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas
Riau, Pekanbaru.
Corma, A., 1997, From Microporous to Mesoporous Molecular Sieve Materials and
Their Use in Catalysis,Chem. Rev., 2373 2419.
Franchi, J.G., Mangialardo, R.C., Lazzari, R.T., Vog, J.C., Fernandez, J.L., Yoshida,
R., 1991, In Industrial Minerals 92; Ciminelli, R.R., Ed; ABIM; Belo
Horizonte, Brazil, 39.
Hardiyatmo, H.C., 1999, Mekanika Tanah I, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Hartono, J. M.V, 1979, Lempung: Informasi Teknologi Keramik dan Gelas, Andi
Offset, Yogyakarta.
Holtz, R.D. and Kovacs, W.D., 1981, An Introduction in Geotechnical Engineering,
Prentice Hall Civil Engineering ang Engineering Mechanic Series.
Sukamta, Budiman, A., Sutijan, Bening, A., & Budiharto, S, 2009, Pemecahan
Senyawa Kompleks dalam Kaolin dan Pengambilan Alumina dengan Metode
Kalsinasi dan Elutrasi,Jurnal Teknologi Technoscienta,1 (2): 1-5.

Anda mungkin juga menyukai