Contoh Makalah Manajemen Mutu
Contoh Makalah Manajemen Mutu
KATA PENGANTAR.............................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Budaya Mutu.................................................................................1
B. Lebih Tentang Budaya......................................................................................1
C. Budaya Mutu Berdasarkan Iso......................................................................... 2
D. Dasar Budaya Mutu..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Mengiatkan Perubahan Budaya Mutu.............................................................6
B. Perubahan Budaya...........................................................................................8
C. Landasan Kerja Manajemen Mutu.................................................................. 9
D. Evolusi Manajemen Mutu...............................................................................10
E. Elemen Budaya Mutu...................................................................................... 12
F. Penanggulangan Penolakan Terhadap Perubahan Budaya Mutu..................... 18
G. Penetapan Budaya Mutu................................................................................ 23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................III
BAB I
LATAR BELAKANG
Kepemimpinan
Pemimpin perusahaan hendaknya menyusun perencanaan strategi untuk mencapai
visi, misi, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui program-program yang telah
disusun. Mereka hendaknya menciptakan dan memelihara lingkungan internal yang
memungkinkan semua karyawan dapat melibatkan dirinya secara penuh dalam pencapaian
tujuan organisasi.
B. Perubahan Budaya
Kualitas yang telah disepakati dalam suatu organisasi akan menjadi budaya dalam
organisasi tersebut, untuk menuju kondisi tersebut memerlukan proses pergerakan ataupun
perlawanan para anggota organisasi tersebut. Proses menuju budaya kualitas sebagai berikut :
Mahal harganya
Dugaan dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam
menganalisa dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda dengan
kebiasan mendefinisikan "mutu" dengan cara membandingkan satu produk dengan produk
lainnya. Misalnya jam tangan Seiko lebih baik dari jam tangan Alba. Kedua pengertian mutu
tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat diramalkan dan
diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh pelanggan (custumer).
Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan
atau kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan. Manajemen mutu dapat
dianggap memiliki tiga komponen utama: pengendalian mutu, jaminan mutu dan perbaikan
mutu. Manajemen mutu berfokue tidak hanya pada mutu produk, namun juga cara untuk
mencapainya. Manajemen mutu menggunakan jaminan mutu dan pengendalian terhadap
proses dan produk untuk mencapai mutu secara lebih konsisten.
Penghargaan (atap)
A. Kesimpulan
budaya lebih terfokus pada pola pikir seseorang yaitu bagaiman cara menganalisa
sesuatu hal berdasarkan keyakinannya dan bagaimana langkah yang akan diambil dalam
rangka beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya untuk mencapai suatu harapan atau tujuan.
Sedangkan, kebudayaan itu sendiri lebih menyangkut pada tradisi yang dianut, symbol yang
dibentuk suatu kelompok tertentu dan nilai yang menjadi pedoman hidup dalam mengambil
tindakan apa yang dibenarkan sesuai dengan tradisi masing masing kelompok etnis.
Budaya adalah keyakinan bersama, nilai, sikap, lembaga, dan pola perilaku yang
menjadi ciri anggota komunitas atau organisasi. Dalam budaya bisnis yang sehat, apa yang
baik bagi perusahaan dan bagi pelanggan datang bersama-sama dan menjadi kekuatan
pendorong di belakang apa yang semua orang tidak suka.
Keberhasilan dapat tercapai jika penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen
yang dirancang dapat untuk memperbaiki kinerja mutu dan dapat memenuhi kepuasan
kebutuhan semua pihak berkepentingan (pengguna jasa mutu).
Pada zaman globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
yang semakin canggih terus menggelobal dan berdampak pada hampir semua sistem
kehidupan umat manusia di muka bumi dewasa ini. Lembaga ataupun organisasi merupakan
salah satu sistem juga tidak dapat terhindar dampak dari kemajuan tersebut, dengan demikian
maka disetiap lembaga maupun organisasi dituntut untuk dapat mengantisipasi berbagai
perubahan-perubahan tersebut.
Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan
atau kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan. Manajemen mutu dapat
dianggap memiliki tiga komponen utama: pengendalian mutu, jaminan mutu dan perbaikan
mutu. Manajemen mutu berfokue tidak hanya pada mutu produk, namun juga cara untuk
mencapainya. Manajemen mutu menggunakan jaminan mutu dan pengendalian terhadap
proses dan produk untuk mencapai mutu secara lebih konsisten.
Sebagian besar ilmuan sosial yang melakukan studi tentang organisasi setuju bahwa
budaya itu berasal atau bahkan terdiri dari kepercayaan atau nilai yang mendasar.
Kepercayaan dan nilai ini biasanya diciptakan dan diekspresikan oleh pemimpin dan di
tularkan pada anggotanya.
sulitnya mekanisme perubahan budaya dan penolakan terhadap perubahan budaya.
Manusia pada umumnya tidak mau berubah karena sudah merasa enak, dan kalau sudah
duduk malas untuk bangun. Diperlukan komitmen anggota organisasi terhadap perubahan
budaya tradisional menjadi budaya kualitas, memerlukan proses sosialisasi yang lama,
dituntut kesabaran dan sebagainya. Kesediaan warga organisasi menjadi tumpuan dalam
pembentukan budaya kualitas.
setiap orang mendefinisikan perusahaan tidak hanya sebagai bangunan, aset, dan
karyawan, tetapi juga pelanggan dan pemasok. Ini menyoroti bahwa kesejahteraan
perusahaan secara langsung terikat dengan yang pemasok, karyawan, dan
pelanggan. Tujuannya adalah konsisten menang-menang bagi semua pihak. Dalam jenis
budaya, orang-orang berbagi kepedulian untuk semua orang di perusahaan terus memperbaiki
apa yang mereka lakukan untuk kesejahteraan bersama antara perusahaan dan pelanggan, dan
mereka telah menyiapkan metode untuk melembagakan perbaikan proses.
Secara filosofis manajemen menekankan pada kepuasan pelanggan, layaknya sebuah
perusahaan yang selalu mengutamakan kepuasan pelanggan(customer). Yakni, institusi
memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa
yang diinginkannya. Pelayanan yang diberikan kepada pelanggan tentunya haruslah bermutu
sehingga dapat memuaskan pelanggan. Dengan demikian organisasi maupun lembaga selalu
dituntut untuk memperbaiki kualitas mutu demi tercapainya mutu yang baik dan kepuasan
pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Dorothea Wahyu Ariani, Manajemen Kuliatas, Edisi Pertama, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta,1999.
Dr. Ridwan Amirudi, SKM., M.Kes, Makalah Pendekatan Mutu dan Kepuasan
Pelanggan dalam Pelayanan Kesehatan, 2007 Buku Disarankan untuk Mempelajari Lebih
Banyak tentang Ide ini
Peter M. Senge, The Fifth Discipline: The Art & Practice Organisasi Belajar (New
York: Buku Mata Uang Doubleday, 1990).
Brian L. Joiner, Manajemen Generasi Keempat: Kesadaran Bisnis Baru (New York:
McGraw-Hill, 1994).
Hal F. Peters McFerrin Rosenbluth dan Diane, Nasabah Comes Kedua (New York:
William Morrow, 1992).
James C. Collins dan Jerry I. Porras, Built to Last: Kebiasaan Sukses Perusahaan
Visioner (New York: HarperCollins, 1994).
Charles C. Manz dan Sims P. Henry, Jr, Bisnis Tanpa Bos (New York: John Wiley &
Sons, 1993).
William Lareau, Amerika Samurai (New York: Warner Books, 1991).