Operasi membran dapat diartikan sebagai proses pemisahan dua atau lebih
komponen dari aliran fluida melalui suatu membran. Membran berfungsi sebagai
penghalang (Barrier) tipis yang sangat selektif diantara dua fasa, hanya dapat
melewatkan komponen tertentu dan menahan komponen lain dari suatu aliran
fluida yang dilewatkan melalui membran (Mulder, 2012)[14].
Kinerja atau efisiensi membran ditentukan oleh dua parameter yaitu
selektivitas dan permeabilitas.
II.1.1 Permeabilitas
Kecepatan alir
Flux (J )=
Luas permukaan x Tekanan
II.1.2 Selektifitas
C f C p C
R= 100 =1 p 100
Cf Cf
Tidak menggunakan zat kimia tambahan dan tidak ada produk buangan.
Bersifat modular, artinya di scale-up dengan memperbanyak unitnya.
II.3 Lempung
Lempung merupakan sumber daya alam yang melimpah. Tanah lempung
secara geologis adalah mineral alam dari keluaraga silikat yang berbentuk kristal
dengan struktur berlapis (sering disebut dengan struktur dua dimensional), dan
mempunyai ukuran partikel lebih kecil dari 2 m, berwarna agak kecoklat-
coklatan dan mudah dibentuk dalam keadaan basah, serta mengeras dengan warna
kemerah-merahan jika dibakar. Di antara lapisannya terdapat kation-kation yang
berfungsi menyetimbangkan muatan negatif yang ada pada bidang lapisnya
(Wijaya dkk., 2010b)[16].
Lempung memiliki struktur dua dimensi lapisan yaitu lapisan atom silika
(lapisan silika) berbentuk tetrahedral dan atom aluminium (lapisan Al) dalam
bentuk octahedral. Tetrahedral silika terikat sebagai Si4O6(OH)4 sedangkan
oktahedra Al berikatan secara Al2(OH)4 yang berikatan secara Van der Waals
(fisik) membentuk lapisan alumino-silika karena kondisi terjadinya
memungkinkan terjadinya subtitusi Si oleh Al (bentuk tetrahedral) menyebabkan
mineral lempung kekurangan muatan (negatif) yang dinetralisir oleh logam
alkali dan alkali tanah. Ion logam tersebut berada di antara lapisan, sehingga dapat
dipertukarkan dengan ion lain sehingga menyebabkan lempung mempunyai sifat
penukar ion (Gambar II.2) (T. Las, 2008)[19] .
Gambar II.2 Struktur lempung (T. Las, 2008)[19]
Salah satu kekurangan dari lempung yaitu lempung ketika dihidrasi akan
mengalami swelling (pengembangan), tetapi ketika mengalami dehidrasi
(pemanasan) lapisannya akan mengempis dan lapisan dalam permukaannya
menjadi sempit sehingga tidak memungkin untuk terjadinya proses kimia. Untuk
mengatasi tersebut, dapat dilakukan pemilaran dengan menambahkan ion logam
ke dalam lempung tersebut (Mnasri-Ghnimi dan Frini-Srasra, 2014)[10].
II.5 Filtrasi
Filtrasi membran adalah metode pemisahan suatu zat dari campuran
homogennya dengan zat lain pada fase cair-cair dengan menggunakan sebuah
membran. Membran adalah lapisan tipis yang memisahkan dua fasa yang
membolehkan perpindahan spesi-spesi tertentu yang disukai dan menahan spesi
lain yang tidak disukai. Membran telah banyak digunakan dalam proses
pemisahan (filtrasi) (Samsudin dan Khoiruddin, 2009)[23].
Teknologi filtrasi membran merupakan salah satu teknologi filtrasi yang
menggunakan media penyaringan dari membran. Hal ini terjadi dengan
melewatkan cairan melalui suatu membran tipis yang bisa berbentuk seperti
piringan. Teknologi ini digunakan untuk memisahkan partikel yang tidak
diinginkan dan untuk pemurnian (Juansah dkk., 2009)[24].
Proses filtrasi terbagi menjadi dua yaitu filtrasi cross-flow dan filtrasi dead
end. Pada filtrasi cross flow umpan yang akan dipisahkan dilewatkan melalui
suatu membran, pada lapisan atas membran akan memisahkan semua material
yang berukuran lebih besar dari pori membran sedangkan material yang berukuran
lebih kecil akan lolos melewati pori membran dan akan ditampung sebagai
permeate dan yang tidak lolos akan keluar sebagai rentetat (El Rayess dkk., 2011)
[25], skema pemisahan molekul pada membran dapat dilihat pada gambar II.4.
Gambar II.4 Skema membran dead-end dan cross flow (El Rayess dkk.,
2011)[25].
Isoterm tipe I
Isoterm tipe II
Kurva jenis ini ditemukan pada adsorben berpori atau padatan berpori
besar (macroporous) dan terkadang terjadi pada material berukuran mikro.
Adsorpsi isoterm ini umumnya berlangsung pada adsorben tak berpori dan
adsorben berpori makro. Klasifikasi isoterm ini merupakan karakteristik dari
interaksi lemah antara adsorbat dengan adsorben. Interaksi lemah antara adsorbat
dan adsorben menyebabkan sedikit adsorbat yang teradsorp pada kondisi tekanan
relatif rendah. Pada tipe ini menunjukkan kuantitas adsorben semakin tinggi saat
tekanan bertambah.
Isoterm tipe IV
Isoterm tipe IV disebut juga hysteresis loop. Isoterm tipe ini umumnya
terjadi pada adsorben dengan ukuran pori berupa mesopori. Tipe isoterm ini
memiliki bentuk unik untuk tiap sistem adsorpsi.
Isoterm tipe V
Pada isoterm jenis ini merupakan karakteristik dari interaksi yang lemah
antara adsorbat dengan adsorben. Tipe isoterm ini terjadi pada padatan dengan
ukuran pori berupa mikropori atau mesopori.
Isoterm tipe VI
n = 2d sin
1 1 C1 P
= +
Po V m C V m C Po
V ( )1
P
Keterangan :
Lempung sebanyak 100 gram dengan ukuran 170 mesh yang diperoleh
dari preparasi lempung ditambahkan aquadest 1000 mL (10%), dilakukan
pengadukan dengan magnetic stirrer selama 24 jam pada suhu kamar.
C f C p C
R= 100 =1 p 100
Cf Cf
Kecepatan alir
Flux=
Luas permukaan x Tekanan
Tabel IV.1: Nilai basal spacing dan 2 untuk lempung alam dan
lempung terpilar Al pada berbagai suhu kalsinasi
Sampel 2 d ()
Lempung 5,86 15,08
Lempung terpilar Al 3,91 22,6
60oC
Lempung terpilar Al
4,38 20,7
200oC
Lempung terpilar Al
4,83 18,3
300oC
Lempung terpilar Al
4,80 18,4
400oC
Nilai basal spacing lempung adalah 15,08 . Nilai basal spacing berubah
untuk lempung terpilar Al yang dikalsinasi pada suhu 200 oC, 300 oC, dan 400C.
Pada lempung terpilar Al sebelum dikalsinasi memiliki basal spacing (d) yang
paling besar yaitu 22,6 , sedangkan pada suhu 200C mengalami penurunan
menjadi 20,7 , pada suhu 300C menjadi 18,3 , dan pada suhu 400C menjadi
18,4 . Terjadinya peningkatan basal spacing dari lempung alam ke lempung
terpilar Al menandakan bahwa lempung telah mengalami proses pilarisasi oleh
polikation Al yang mempunyai ukuran yang besar. Hasil yang diperoleh jarak
bidang yang dimiliki oleh lempung terpilar Al 300oC hampir sama dengan jarak
bidang lempung terpilar Al 400oC. Dari hasil gambar IV.3 lempung terpilar Al
yang dikalsinasi pada suhu 200oC memiliki basal spacing yang besar dikarenakan
pada suhu ini proses pemilaran belum terjadi secara sempurna, sedangkan pada
suhu 300o dan 400o terjadi penurunan basal spacing namun tidak signifikan.
Adanya peningkatan basal spacing dari lempung alam menjadi lempung terpilar
Al, menandakan keberhasilan proses pemilaran. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Okoye and Obi (Okoye dan Obi, 2011)[36] yang menunjukkan
peningkatan basal spacing dari 13 pada lempung alam dan setelah dipilar
dengan menggunakan poliokso kation Al mengalami peningkatan basal spacing
menjadi 18 . Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Azzallou, Mamouni,
Stieglitz, Saffaj, El Haddad and Lazar (Azzallou dkk., 2013)[37] melaporkan
bahwa proses pemilaran dengan polikation Al meningkatkan basal spacing
menjadi 18,7 pada lempung terpilar Al.
Analisis luas permukaan, volum pori, dan diameter pori pada membrane
support dapat dilakukan menggunakan alat SAA (Surface Area Analyzer). Untuk
menganalisis luas permukaan membrane support menggunkan metode BET
(Bernaun Emmet Teller), sedangkan untuk mengetahui volum pori dan diameter
pori menggunakan metode BJH (Barret Joyner Hallendra). Hal ini perlu dilakukan
karena volum pori dan diameter pori akan mempengaruhi kemampuan filtrasi
membrane support.
Tabel IV.2 : Hasil analisis SAA pada lempung terpilar Al dan lempung
alam
20
10
ppm
ppm
40 80
ppm ppm
Kinerja membrane support dapat ditunjukkan antara lain dari nilai rejeksi
(R) dan fluks yang dihasilkan. Membrane support yang baik yaitu jika nilai fluks
dan rejeksi yang diperoleh semakin besar.
Gambar IV.9 Grafik hubungan antara rejeksivitas dengan konsentrasi
metilen biru
Pengujian kinerja membrane support ini diperoleh nilai fluks dan rejeksi
maksimum pada konsentrasi 10 ppm yaitu nilai 1,43 x 10-5 Kg menit-1 m-2 Pa-1
dengan rejeksi 99,62 %. Hal ini disebabkan karena membrane support yang
digunakan belum mengalami fouling sehingga tidak ada penyumbatan oleh
molekul metilen biru pada permukaan maupun pori membrane support. Semakin
lama dan semakin besar konsentrasi metilen biru yang digunakan maka kinerja
dari membrane support semakin menurun.
Ukuran metilen biru lebih kecil (15-25 ) [40] dibanding dengan pori
pada membrane support (30,65 ). Pengujian kinerja yang dihasilkan
menunjukkan bahwa membrane support dapat digunakan sebagai alat untuk
memfiltrasi metilen biru dan mendapatkan hasil yang baik. Membrane support
yang dihasilkan mempunyai ketebalan 0,4 cm, sehingga pori-pori yang terdapat di
dalamnya mengalami penumpukan satu sama lain atau bertingkat-tingkat. Adanya
pori bertingkat pada membrane support menyebabkan ukuran pori membrane
support menjadi lebih kecil sehingga dapat melakukan proses filtrasi metilen biru,
sehingga molekul metilen biru akan mengalami proses filtrasi secara bertahap.
Pada proses filtrasi molekul metilen biru akan difiltrasi oleh pori paling besar,
setelah itu metilen biru akan melewati pori selanjutnya sampai pada pori paling
akhir hanya tersisa molekul air sebagai permeate seperti diilustrasikan pada
gambar IV.11 di atas.
BAB V
KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
Kinerja membrane support dapat ditunjukkan antara lain dari nilai rejeksi
(R) dan fluks (J). Membrane support memberikan hasil terbaik yaitu pada filtrasi
metilen biru 10 ppm dengan merejeksi metilen biru sebesar 99,62% dengan nilai
fluks yang dihasilkan sebesar 1,43 x 10-5 Kg menit-1 m-2 Pa-1.
V.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat diketahui pengaruh suhu
kalsinasi pada membrane support dari lempung terpilar Al dan pengaruh PEG
pada pori.
DAFTAR PUSTAKA
[1] K.P. Lee, T.C. Arnot, D. Mattia, A review of reverse osmosis
membrane materials for desalinationDevelopment to date and future
potential, Journal of Membrane Science, 370 (2011) 1-22.
[2] A. Harabi, F. Bouzerar, Fabrication of Tubular Membrane Supports
from Low Price Raw Materials, Using Both Centrifugal Casting and/or
Extrusion Methods, Expanding Issues in Desalination, (2011) 253-274.
[3] L. Gaiye, Q. Hong, F. Yiqun, X. Nanping, Toughening macroporous
alumina membrane supports with YSZ powders, Ceramics International,
35 (2009) 1641-1646.
[4] W. Liu, N. Canfield, Development of thin porous metal sheet as
micro-filtration membrane and inorganic membrane support, Journal of
Membrane Science, 409410 (2012) 113-126.
[5] Q. Chang, Y. Yang, X. Zhang, Y. Wang, J.-e. Zhou, X. Wang, S.
Cerneaux, L. Zhu, Y. Dong, Effect of particle size distribution of raw
powders on pore size distribution and bending strength of Al2O3
microfiltration membrane supports, Journal of the European Ceramic
Society, 34 (2014) 3819-3825.
[6] Q. Chang, Y. Wang, S. Cerneaux, J.-e. Zhou, X. Zhang, X. Wang, Y.
Dong, Preparation of microfiltration membrane supports using coarse
alumina grains coated by nano TiO2 as raw materials, Journal of the
European Ceramic Society, 34 (2014) 4355-4361.
[7] S. Sarkar, S. Bandyopadhyay, A. Larbot, S. Cerneaux, New clay
alumina porous capillary supports for filtration application, Journal of
Membrane Science, 392393 (2012) 130-136.
[8] M. Aleksyuk, A method for the strength prediction of porous
ceramics, Strength of materials, 33 (2001) 188-192.
[9] A. Gil, F.C.C. Assis, S. Albeniz, S.A. Korili, Removal of dyes from
wastewaters by adsorption on pillared clays, Chemical Engineering
Journal, 168 (2011) 1032-1040.
[10] S. Mnasri-Ghnimi, N. Frini-Srasra, Promoting effect of cerium on
the characteristic and catalytic activity of Al, Zr, and AlZr pillared clay,
Applied Clay Science, 8889 (2014) 214-220.
[11] S. Bahri, Muhdarina, Nurhayati, F. Andiyani, Isoterma dan
Termodinamika Adsorpsi Kation Cu2+ Fasa Berair pada Lempung
Cengar Terpilar, Jurnal Natur Indonesia, 14 (2012) 7-13.
[12] K. Wijaya, E. Sugiharto, M. Mudasir, I. Tahir, I. Liawati, Synthesis Of
Iron Oxide-Montmorillonite Composite And Study Of Its Structural
Stability Againts Sulfuric Acid, Indonesian Journal of Chemistry, 4
(2010) 33-42.
[13] M.E. Roca Jalil, R.S. Vieira, D. Azevedo, M. Baschini, K. Sapag,
Improvement in the adsorption of thiabendazole by using aluminum
pillared clays, Applied Clay Science, 71 (2013) 55-63.
[14] M. Mulder, Basic principles of membrane technology, Springer
Science & Business Media, 1996.
[15] S. Agmalini, N.N. Lingga, S. Nasir, Peningkatan Kualitas Air Rawa
Menggunakan Membran Keramik Berbahan Tanah Liat Alam dan Abu
Terbang Batubara Jurnal Teknik Kimia, Vol 19 (2013).
[16] K. Wijaya, I. Tahir, A. Baikuni, THE SYNTHESIS OF Cr 2 O 3-
PILLARED MONTMORILLONITE (CrPM) AND ITS USAGE FOR HOST
MATERIAL OF p-NITROANILINE, Indonesian Journal of Chemistry, 2
(2010) 12-21.
[17] Muhdarina, A.W. Mohammad, A. Muchtar, Prospektif Lempung
Alam Cengar Sebagai Adsorben Polutan Anorganik Di Dalam Air: Kajian
Kinetika Adsorpsi Kation Co(II), Reaktor, 13 (2010) 81-88.
[18] S. Sen Gupta, K.G. Bhattacharyya, Immobilization of Pb(II), Cd(II)
and Ni(II) ions on kaolinite and montmorillonite surfaces from aqueous
medium, Journal of Environmental Management, 87 (2008) 46-58.
[19] T. Las, H. Zamroni, Pemanfaatan Lempung Berpilar Untuk
Pengelolaan Limbah Radioaktif, VALENSI, 1 (2008).
[20] S. Arfaoui, N. Frini-Srasra, E. Srasra, Modelling of the adsorption of
the chromium ion by modified clays, Desalination, 222 (2008) 474-481.
[21] I. Fatimah, N. Narsito, K. Wijaya, Effect of Aluminium Content in
Aluminium Pillared Montmorillonite on Its Surface Acidity Properties,
Journal of Mathematical and Fundamental Sciences, 43 (2011) 123-138.
[22] R.D. Panda, Modifikasi Bentonit Terpilar Al Dengan Kitosan Untuk
Adsorpsi Ion Logam Berat, (2012).
[23] A.M. Samsudin, Khoiruddin, Ekstraksi, Filtasi Membran dan Uji
Stabilitas Zat Warna dari Kulit Manggis (Garcinia mangostana), in,
Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Diponegoro 2009.
[24] J. Juansah, K. Dahlan, F. Huriati, Peningkatan Mutu Sari Buah Nanas
dengan Memanfaatkan Sistem Filtrasi Aliran Dead-End dari Membran
Selulosa Asetat, Makara Sains, 13 (2009) 94-100.
[25] Y. El Rayess, C. Albasi, P. Bacchin, P. Taillandier, J. Raynal, M.
Mietton-Peuchot, A. Devatine, Cross-flow microfiltration applied to
oenology: A review, Journal of Membrane Science, 382 (2011) 1-19.
[26] H. Marsh, F.R. Reinoso, Activated carbon, Elsevier, 2006.
[27] R.E. Smallman, R.J. Bishop, Modern physical metallurgy and
materials engineering, Butterworth-Heinemann, 1999.
[28] R. Gautreau, W. Savin, Schaum's Outline of Modern Physics,
Erlangga, 1999.
[29] A. Mikrajuddin, Khairurrijal, Review: Karakterisasi Nanomaterial,
Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN, 1979 (2009) 0880.
[30] S. Rianto, S.N. Mujinem, Analisis Kerusakan Sistem Alat Surface
Area Sorptomatic 1800 Penentu Luas Muka Serbuk, in, Hasil-hasil
Penelitian EBN Tahun, 2007.
[31] P. Somasundaran, Encyclopedia of surface and colloid science, CRC
press, 2006.
[32] Masturi, Silvia, M.P. Aji, E. Sustini, Khairurrijal, M. Abdullah,
Permeability, Strength and Filtration Performance for Uncoated and
Titania-Coated Clay Wastewater Filters, American Journal of
Environmental Sciences, 8 (2012) 79-94.
[33] P. Suarya, Karakterisasi Adsorben Komposit Aluminium Oksida
Pada Lempung Teraktivasi Asam, Jurnal Kimia 6, 1 (2012) 93-100.
[34] M.V. Villar, R. Gmez-Espina, L. Gutirrez-Nebot, Basal spacings of
smectite in compacted bentonite, Applied Clay Science, 6566 (2012)
95-105.
[35] A. Gil, S.A. Korili, R. Trujillano, M.A. Vicente, A review on
characterization of pillared clays by specific techniques, Applied Clay
Science, 53 (2011) 97-105.
[36] I. Okoye, C. Obi, Synthesis and Characterization of Al-Pillared
Bentonite Clay Minerals, Research Journal of Applied Sciences, 6 (2011)
447-450.
[37] R. Azzallou, R. Mamouni, K. Stieglitz, N. Saffaj, M. El Haddad, S.
Lazar, Al-Pillared Ghassoulite Clay as a New Green Catalyst for the
Synthesis of Benzothiazoles and Benzimidazoles: Effect of Amine/CEC
Ratio, International Journal of Organic Chemistry, 3 (2013) 151.
[38] E.J. Henley, J.D. Seader, D.K. Roper, Separation process principles,
Wiley, 2011.
[39] R.W. Baker, Overview of membrane science and technology,
Membrane Technology and Applications, Second Edition, (2004) 1-14.
[40] Adhitiyawarman, A. Imawati, Kapasitas Adsorpsi Maksimum Ion Pb
(II) oleh Arang Aktif Ampas Kopi Teraktivasi HCl dan H3PO4, Jurnal
Kimia Khatulistiwa, 4 (2015).