PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN II
ENZIM : PENGARUH PEMANASAN DAN INHIBITOR
Kelompok : II
Kelas :A
Hari : Rabu
Tanggal : 06 September 2017
Asisten :
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Asisten Commented [WU1]: Eka chlara budiarti nim
24030113120048
ABSTRAK Commented [WU2]: Ngapain bikin abstrak -.- kan belum
mulai praktikum
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Enzim : Pengaruh Pemanasan
dan Inhibitor terhadap Aktivitas Enzim. Tujuan dari percobaan ini yakni untuk
mengetahui pengaruh pemanasan dan inhibitor terhadap aktivitas enzim. Prinsipnya
adalah aktivitas enzimatis terhadap pengaruh eksternal dengan metode pemanasan
dan penambahan inhibitor. Hasil yang didapatkan adalah temperatur yang tinggi
(pemanasan) ataupun penambahan inhibitor akan mengakibatkan terhambatnya
aktivitas suatu enzim. Hasil percobaan dari uji aktivitas enzim amilase didapat
bahwa pada tabung yang direaksikan dengan iodine pada tabung I sampai III warna
yang terbentuk adalah ungu. Hal ini menunjukkan hasil positif. Sedangkan pada
tabung IV dan V warna yang terbentuk biru kehitaman. Hal ini juga menunjukkan
hasil positif mengandung amilum. Untuk tabung yang direaksikan dengan larutan
benedict kelima tabung menunjukkan hasil hasil negatif karena tidak menunjukkan
warna merah bata pada tabung. Sedangkan untuk uji aktivitas enzim lipase
pankreatik hasil yang didapat yaitu pada tabung I warna yang didapat sebelum
diinkubasi berwarna kuning pekat dan setelah diinkubasi berwarna kuning
memudar. Hal ini menunjukkan positif. Sedangkan pada tabung II sebelum dan
sesudah diinkubasi warna tetap sama yaitu kuing pekat. Hal ini menunjukkan hasil
negatif. Pada tabung III sebelum dan sesudah diinkubasi warna tetap sama yaitu
warna kuning sedikit kemerahan. Hal ini menunjukkan hasil negatif. Pada tabung
IV sebelum dan sesudah diinkubasi warna tetap sama yaitu kuning kemerahan. Hal
ini menunjukkan hasil negatif. Pada tabung V sebelum dana sesudah diinkubasi
warna tetap sama yaitu hijau muda. Hal ini menunjukkan hasil yang negatif.
I. Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh pemanasan dan inhibitor terhadap aktivitas enzim
II. Dasar Teori
2.1. Enzim Commented [WU3]: Teori enzim belum dimasukin ya?
Kayak lock and key
Protein adalah polimer yang terdiri dari antara 51 (insulin) dan 34 350 (titan)
residu asam amino. Mereka terdiri dari satu atau lebih rantai. Myoglobin terdiri dari
satu rantai sedangkan hemoglobin terdiri dari empat rantai. Urutan asam amino,
atau struktur primer, protein ditentukan oleh gennya. Struktur sekunder terdiri dari
-helices dan lembar lipit . Struktur tersier menggambarkan keseluruhan struktur
tiga dimensi, dan struktur kuartener menggambarkan bagaimana subunit protein
multimerik berinteraksi. Enzim seperti protease HIV atau protein kinase
menggunakan kimia tradisional untuk mengubah substrat menjadi produk.(
Roskoski,2014) (Journal International)
a. Inhibitor Enzim
Inhibitor adalah beberapa zat kimia yang dapat menghambat kerja
enzim, misalnya garam-garam dan logam berat seperti air raksa.
Inhibitor dapat dikelompokkanmenjadi tiga macam yaitu inhibitor
kompetitif, inhibitor non-kompetitif dan inhibitor umpan balik (Poedjiadi,
1994).
Inhibisi kompetitif klasik terjadi pada tapak pengikatan-substrat
(katalitik). Struktur kimia sebuah inhibitor analog-substrat (I) umumnya
menyerupai struktur kimia substrat (S). oleh karena itu, inhibitor tersebut dapat
berikatan secara reversible dengan enzim sehingga yang seharusnya
membentuk kompleks EnzS, justru membentuk kompleks enzim inhibitor
(Enzl).
Pada inhibisi nonkompetitif, tidak terdapat persaingan antara S dan I.
struktur inhibitor biasanya tidak atau hanya sedikit mirip dengan struktur S dan
dapat dianggap berkaitan dengan domain yang berbeda pada enzim. Inhibitor
nonkompetitif reversible menurunkan kecepatan reaksi maksimal yang
diperoleh pada pemberian sejumlah enzim (Vmaks yang lebih rendah), tetapi
biasanya tidak mempengaruhi nilai Km (Murray,2001).
b. Sifat-Sifat Enzim
Secara umum, sifat-sifat enzim sebagai berikut:
Sebagai biokatalisator yaitu dapat menggiatkan atau kadang-kadang
dapat menyebabkan memuainya proses dalam sel.
Enzim bekarja spesifik artinya untuk merubah atau mereaksikan suatu
zat tertentu memerlukan enzim tertentu pula.
Enzim dapat bekerja bolak-balik artinya suatu reaksi memerlukan enzim
yang sama juga mempengaruhinya adalah jumlah substrat dan jumlah
produksi.
Enzim bekerja sangat cepat.
Enzim tidak ikut bereaksi artinya enzim tidak berubah dan dapat dipakai
kembali setelah reaksi enzimatis berlangsung.
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu.
Enzim sensitif terhadap pH (Murray, 2001).
2.4 Kekhasan Enzim
Nama enzim disesuaikan dengan substratnya dengan penambahan
ase di belakangnya. Substrat adalah senyawa yang bereaksi dengan bantuan
enzim.
Contoh: enzim menguraikan substrat (urea) disebut urease.
Kelompok enzim yang mempunyai fungsi sejenis diberi nama menurut
fungsinya. Misalnya, hidrolase adalah kelompok enzim yang mempunyai
fungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis. Disamping nama trival (biasa)
maka oleh Commision On Enzimes of The International Union of
Biochemistry telah ditetapkan nama yang sistematis dan disesuaikan dengan
pembagian dan penggolongan enzim berdasar fungsi.
Kekhasan enzim terhadap suatu reaksi disebut kekhasan reaksi. Asam
amino tertentu sebagai substrat dapat mengalami berbagai reaksi dengan enzim
(Poedjiadi, 1994).
2.5 Dasar Kerja Enzim
Pada umumnya terdapat dua mekanisme kerja enzim yang mempengaruhi
reaksi katalis. Mekanismenya adalah :
a) Enzim meningkatkan kemungkinan molekul molekul yang bereaksi saling
bertemu dengan permukaan yang saling berorientasi. Hal ini terjadi karena
enzim mempunyai suatu afinitas yang tinggi terhadap substrat dan
mempunyai kemampuan mengikatnya walaupun bersifat sementara.
Penyatuan antara substrat dengan enzim tidak seenaknya, melainkan
substrat terikat dengan enzim sedemikian rupa sehingga setiap substrat
terorientasi secara tepat untuk terjadi reaksi.
b) Pembentukan ikatan yang sementara (biasanya ikatan non kovalen) antara
substrat dengan enzim menimbulkan penyebaran ini menyebabkan suatu
regangan pada ikatan kovalen spesifik dalam molekul substrat sehingga
ikatan kovalen tersebut menjadi mudah pecah. Dapat disimpulkan bahwa
enzim mempercepat laju reaksi agar keseimbangan reaksi tercapai, tetapi
tidak mempengaruhi konstanta keseimbangan.
Banyak faktor yang mempengaruhi laju reaksi suatu enzim diantaranya
yang penting adalah konsentrasi baik substrat maupun enzim. Faktor utama
lainnya antara lain : suhu, pH, kekuatan ikatan ionik dan adanya inhibitor
(penghambat reaksi). Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi enzim
yaitu
1) Suhu
Laju reaksi meningkat seiiring bertambahnya suhu, namun apabila suhu
terlalu tinggi, maka enzim akan rusak sehingga reaksi berjalan optimal.
Suhu normal untuk aktivitas enzim berkisar antara 25 - 370C.
2) Derajat Keasamam (pH)
Pengaruh pH terhadap suatu reaksi enzim menjadi rumit oleh beberapa
faktor yang dapat saling bersaing apabila aktifitas enzim mencapai
maksimum jika pH mencapai optimum, maka laju reaksi akan berkurang di
kedua sisi pH optimum. Untuk setiap kombinasi dari 3 aturan yang mungkin
:
Protein enzim terdenaturasi akibat pH ekstrem tinggi atau rendah.
Protein enzim dapat memerlukan gugus gugus amino yang
terionisasikan pada rantai samping yang mungkin di titik hanya pada
satu keadaan ionisasi.
Substrat dapat memperoleh protein dalam satu bentuk muatan.
3) Konsentrasi Enzim
Laju meningkat secara linier dengan bertambahnya konsentrasi enzim
jenuh lebih sedikit dari konsetrasi substrat.
4) Konsentrasi Substrat
Laju reaksi yang mengkatalisasikan dengan enzim mula mula berada
pada kesetimbangan, namun seiring konsentrasi substrat dinaikkan lebih
lanjut atau berlebih akan tercapai suatu laju limit atau laju maksimum suatu
reaksi hingga pada saat penambahan substrat lebih lanjut tidak
mempengaruhi reaksi (kinetika penjenuhan) ( Petrucci, 1997 ).
2.6 Fungsi dan Cara Kerja Enzim
2.6.1 Fungsi Enzim
Adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi
didalam maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 106
1011 kali lebih cepat dari pada bila reaksi tersebut berlangsung tanpa
katalis (Poedjiadi, 1994).
2.6.2 Cara Kerja Enzim
Enzim diduga menyesuaikan diri di sekitar substrat ( molekul yang
akan dikerjakan ) untuk membentuk kompleks enzim substrat. Ikatan
menjadi tegang oleh gaya terik antara substrat dan enzim. Ikatan tegang
mempunyai energi dam mudah terpatahkan sehingga reaksi berlangsung
lebih mudah dan menghasilkan kompleks enzim substrat.
E+S ES E+P
Aktivitas
Enzim
37o C Temperatur
( suhu optimum )
Gambar Grafik
Hubungan temperatur dengan aktivitas enzim
(Underwood, 1994)
Aktivitas
Enzim
7 pH
( suhu optimum )
Gambar Grafik
Hubungan pH dengan aktivitas enzim
(Poedjiadi, 1994)
2.8. Katalis
Katalis merupakan suatu zat yang mempengaruhi laju reaksi tanpa
adanya perubahan permanen pada zat tersebut. Katalis berfungsi untuk
meningkatkan kecepatan reaksi.
Katalis dibedakan menjadi:
a) Katalis Homogen
Katalis homogen adalah jenis katalis yang berfase sama dengan pereaksi.
b) Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah jenis katalis yang tidak berfase sama dengan
pereaksi (Keenan, 1984).
2.9. Katalis Enzimatis
Banyak reaksi dalam kimia sistem organik dilakukan dengan enzim
sebagai katalis. Enzim merupakan protein yang terdiri dari berbagai asam
amino sama seperti molekul lain. Katalis enzimatik melibatkan ikatan-ikatan
kimia yang digunakan dengan ikatan-ikatan pada reaksi kimia organik biasa.
Dalam pelaksanaannya, katalis enzimatik menggunakan struktur yang dibentuk
oleh berbagai gugus asam amino dan prostestik. Sejumlah protein bertindak
cepat sebagai katalis yang sangat reaktif, lebih reaktif dari senyawa lsin yang
dapat mempercepat sejumlah reaksi karena protein mampu dirakit menjadi
beberapa bentuk.
Dasar fungsi enzim adalah keefektifan katalis asam amino, gugus
karboksil dan gugus pengikat lain dinaikkan beberapa puluh kaki lipat dengan
menempatkannya dalam ruang tertentu sehingga dapat mengunci senyawa
yang dipengaruhi.
Suatu senyawanya dapat mengkatalis reaksi dari beberapa substrat yang
berbeda. Falam reaksi enzimatik gugus pengikat dan gugus-gugus katalistik
dan enzim bergabung dengan substrat membentuk kompleks enzim substrat/
kemampuan enzim prostate ( Poedjiadi, 1994 ).
2.10 Kinetika Katalis Enzim
Salah satu reaksi kimia yang paling sederhana adalah pengubahan
suatu molekul zat S, menjadi suatu molekul hasilnya P, dengan laju reaksi k.
2.19.2 Iodin
Sifat Fisik : Berat atom 126,90 gram/mol, nomor atom 53, berwarna
hitam kebiruan dengan uap ungu,digunakan sebagai bahan
antiseptic, katalis dan lain-lain.
Sifat Kimia : Larut dalam alkohol, kloform, eter, gliserol, dan karbon
disulfida, tidak larut dalam air (Basri, 1996).
2.19.3 Aquades
Sifat Fisik : titik didih 100C, titik beku 0C, memiliki Kb = 0,51
gram/mol.
Sifat Kimia : Memiliki rumus molekul H2O, merupakan senyawa berfasa
cair, tidak berwarna (Mulyono, 2005).
2.19.4 Saliva
Saliva adalah cairan yang lebih kental daripada air biasa. Tiap hari sekitar
1 1,2 liter saliva dikeluarkan oleh kelenjar saliva. Saliva terdiri dari
99,24% air dan 0,58% terdiri atas ion Ca2+, Na+, K+, PO4-, Cl, HCO3,
SO4 2-
dan zat zat organic, seperti enzim amilase dan ptyalin
(Milller,1993).
2.19.5 Enzim Amilase
Termasuk kelompok enzim hidrolase, yaitu enzim yang mengkatalis
hidrolisa substrat dengan molekul air. Enzim amilase, dapat memecah
ikatan peptide dalam amilum sehingga terbentuk maltose. Macam
macam enzim amilase, amilase, amilase, terdapat dalam saliva dari
pankreas (Poedjiadi, 1994).
2.19.6 Pereaksi Benedict
Terdiri atas larutan CuSO4, Na2CO3 dan Na2SO4, bila senyawa aldehid
dipanaskan dengan benedict, maka akan teroksidasi menjadi asam
karboksilat, benedict akan tereduksi menjadi endapan Cu2O (Suminar,
1994).
2.19.7 Minyak kelapa
minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses
dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa
bahan kimia dan RDB, adalah modifikasi proses pembuatan minyak
kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam
lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum (Basri, 1996).
2.19.8 Alkohol
Istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat
pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain (Basri, 1996).
2.19.9 Detergen
campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air (Basri, 1996).
2.19.10Na2CO3
Menyebabkan iritasi kulit, menyebabkan gangguan kelenjar lendir
(Basri, 1996).
III. Metode Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Gelas Beker - Kertas Saring
- Tabung Reaksi - Penangas air
- Pipet Tetes - Penjepit
- Corong - Rak tabung reaksi
- Gelas ukur
3.1.2. Bahan
Larutan Amilum 1% Aquadest
Larutan I dalam KI Larutan benedict
Alkohol Minyak kelapa
Saliva Na2CO3
Lipase Pankreatik Indikator fenol merah
(enzyplex tablet)
Deterjen Cair
3.2 Gambar Alat Commented [WU8]: Gausah gambar alat
Hasil
Tabung Reaksi 2
Hasil
Tabung Reaksi 4
Hasil
Tabung Reaksi 5
Diinkubasi pada suhu ruang
370C selama 30 menit
Pembagian menjadi 2 : bagian 1
diuji dengan larutan iodine dan
bagian 2 diuji dengan larutan
benedict (perlu pemanasaan)
Pengamatan
Hasil
Tabung reaksi
Penambahan 12 mL aquades, kocok dengan
cepat
Penambahan 1 mL indikator fenol merah
Penambahan 2 tetes Na2CO3 0,1 M hingga
campuran emulsi lemak berwarna merah
muda
Pengamatan
Hasil
Tabung reaksi I
Penginkubasian selama 30 menit pada suhu
370C
Pengamatan
Hasil
Tabung reaksi II
Penginkubasian selama 30 menit pada suhu
370C
Pengamatan
Hasil
Hasil
Tabung reaksi IV
Penginkubasian selama 30 menit pada suhu
370C
Pengamatan
Hasil
Tabung reaksi V
Penginkubasian selama 30 menit pada suhu
370C
Pengamatan
Hasil
Daintith, J. 1994, Kamus Lengkap Kimia, Oxford, edisi baru, Erlangga, Jakarta
Murray, R. K., 2001, Biokimia Harper, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Shahib. M. N., 1992, Seluk Beluk Biokimia dan Penerapan Enzim, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung