PENILAIAN FORMASI
134
pelaksanaan logging tersebut. Dari beberapa peralatan logging yang biasa dipakai
maka yang paling banyak dipengaruhi oleh lumpur pemboran adalah log Listrik.
Lumpur pemboran dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu: lumpur yang
bersifat menghantarkan arus listrik (Konduktif) dan lumpur yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik (Non-konduktif).
1. Fluida Pemboran Konduktif
Yang termasuk dalam fluida pemboran konduktif ini adalah lumpur
pemboran yang komponen dasarnya air atau sering disebut water base
muds. Water base mud ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu lumpur dengan
komponen dasar air tawar (fresh water muds) dan lumpur dengan komponen
air asin (salt water muds).
a. Lumpur Air Tawar (fresh water muds)
Merupakan lumpur pemboran yang kadar garam (salinitas) yang kecil.
b. Lumpur Air Asin (Salt Water Muds)
Lumpur ini mempunyai kadar garam yang cukup tinggi.
135
B. Sifat Jenis Batuan Reservoir
Sifat jenis batuan reservoir juga merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan khususnya dalah hal penilaian formasi yang menggunakan metode
Logging. Sifat Jenis batuan reservoir tersebut yang perlu diketahui antara lain :
1. Sifat Kelistrikan Batuan
Yang dimaksud sifat kelistrikan batuan adalah sifat - sifat dari batuan
apabila batuan tersebut diberi arus listrik. Sebagian besar batuan reservoir
pada umumnya adalah batuan sedimen yang bersifat non-konduktif yang
menenempati rongga pori - pori batuan tersebut, maka batuan tersebut
menjadi batuan konduktif.
136
Sifat radioaktif batuan dapat ditimbulkan oleh adanya kandungan zat
radioaktif dalam batuan tersebut, yang biasanya banyak terdapat pada
batuan sedimen terutama clay. Ada tiga seri unsure - unsur radioaktif yang
terdapat dialam, yaitu seri Uranium (U), seri Thorium (Th) dan seri
Actinium (K). dalam batuan sedimen terdapat tiga komponen utama
gamma-ray spectrum, yaitu Pothasium, uranium dan thorium.
Kandungan radioaktif pada batuan sedimentasi dapat dibagi menjadi 4
golongan, yaitu:
i. Radioaktif yang sangat rendah, meliputi anhidrit, salt, dan coal
ii. Radioaktif yang rendah, meliputi : pure limestone, dolomite dan sandstone.
iii. Medium radioaktif, meliputi : arkose, granite, shaly sand, shaly limestone
dan shaly dolomite.
iv. High radioaktif, meliputi : shale, vulkanik,dan bentonite.
137
4.2. Metode Well Logging
Log adalah suatu grafik kedalaman dari satu set data yang menunjukkan
parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur
(Harsono, 1997). Logging memberikan data berupa sifat sifat batuan dan cairan
untuk mengevaluasi secara kuantitatif banyaknya hidrokarbon di lapisan pada
situasi dan kondisi sesungguhnya. Menurut Ellis & Singer (2008) membagi
metode yang digunakan untuk memperoleh data log menjadi dua macam, yaitu:
a. Wireline logging dilakukan setelah proses drilling menggunakan wireline
unit dengan menggunakan kabel setelah pengeboran dilaksanakan dan pipa
pengeboran telah diangkat
b. Logging while driiing adalah logging yang dilaksanakan bersamaan dengan
pemboran. Sensor dimasukkan kelubang sumur dengan peralatan didalam
drill colar. LWD pada dasarnya berguna untuk member informasi
(resistivitas, porositas dan gamma ray) sedini mungkin pada saat pemboran.
138
A. Spontaneous Log (SP Log)
SP log merupakan pencatatan perbedaan potensial antara elektrode tetap di
permukaan dengan elektrode yang bergerak didalam lubang bor, terhadap
kedalaman lubang bor. Kurva yang terjadi dihasilkan dari sirkuit sederhana yang
terdiri dari dua buah elektroda dan sebuah galvanometer. Elektrode referensi (N)
ditanam dipermukaan dan elektroda satunya lagi (M) diturunkan kedalam lubang
sumur. Sebuah batrai dan sebuah potensiometer dipasang untuk menguatkan
potensial yang konstan pada kedua elektrode tersebut.
Sebaiknya SP log diturunkan didalam kondisi water base mud, hal ini
karena SP log hanya dapat bekerja pada kondisi lumpur yang konduktif. SP log ini
juga tidak dapat digunakan di dalam lubang bor yang sudah dicasing.
139
Bentuk kurva SP log dengan berbagai kondisi batuan dan kandungan
didalamnya adalah sebagai berikut :
a. Pada lapisan shale, kurva lapisan konstan dan mengikuti suatu garis lurus
yang disebut dengan shale base line.
b. Pada lapisan permeable mengandung air asin, defleksi akan berkembang ke
arah kiri dari garis shale atau negatif.
c. Pada lapisan permeable mengandung hydrocarbon, defleksi akan
berkembang negatif.
d. Pada lapisan permeable mengandung air tawar, defleksinya positif (ke arah
kanan pada garis shale base line).
140
Gambar 4.2. Interpretasi SP Log (Darling, 2005).
B. Resistivity Log
Kurva yang berbentuk pada resistivity log adalah sebagai akibat dari
pengukuran tahanan listrik formasi dengan dua atau tiga elektroda yang
diturunkan kedalam lubang bor. Fungsi umum dari resistivity log, yaitu:
a. Menentukan kandungan fluida batuan reservoir.
b. Mengetahui nilai Rw :
i. Archie Eq.
ii. Indonesia Eq.
iii. Picket Plot, etc.
c. Menentukan zona permeable.
d. Menentukan kontak fluida (GOC, WOC, GWC).
Dewasa ini banyak sekali jenis - jenis dari resistivity log, diantaranya adalah :
a. Normal Log Device
Pada log resistivity yang lazim, arus dialirkan melalui elektrode tertentu (A),
menembus kedalam formasi dan voltage ini berguna dalam penentuan harga
resistivity formasinya.
b. Lateral Log
141
Lateral Log device ini mempunyai tiga elektrode yang dimaksudkan untuk
mendeteksi tahanan formasi yang tidak terinvasi oleh lumpur bor (Rt).
Normal Log dan lateral Log sering disebut konvensional resistivity log,
yang hanya dapat digunakan dalam lumpur jenis water base mud. Harga
tahanan yang dicatat oleh konvensional resistivity log adalah harga tahanan
semu bukan tahanan yang sebenarnya.
c. Induction Log
Pengukuran tahanan listrik batuan formasi dengan konvensional resistivity
log memerlukan adanya lumpur bor yang bersifat konduktif agar dapat
digunakan untuk menghantarkan arus listrik ke formasi. Akibatnya tidak
satupun peralatan tersebut yang dapat digunakan apabila lubang bor kosong,
terisi minyak, gas, oil base mud atau udara. Untuk mengatasi hal - hal
semacam ini, maka dikembangkan peralatan khusus yang dapat digunakan
tanpa terpengaruh oleh kondisi - kondisi tersebut diatas. Peralatan tersebut
adalah induction Log.
Tujuan utama dari induction log adalah menghasilkan suatu daerah
investigasi yang jauh didalam lapisan tipis untuk menentukan Rt dan kadang
- kadang untuk korelasi, tanpa memandang jenis lumpur yang digunakan.
d. Laterolog (Guard Log)
Laterol log digunakan untuk menghitung Rt, terutama pengukuran Rt
dengan induction log banyak mengalami kesalahan, disamping itu juga
dapat digunakan untuk korelasi batuan. Laterolog ini hanya dapat digunakan
dalam lumpur jenis water base mud.
e. Micro Resistivity Log
Micro resistivity log dirancang untuk memperoleh harga tahanan formasi
pada daerah flush zone (Rxo) dan sebagai indikator untuk mengetahui
adanya lapisan porous dan permeable yang ditandai dengan adanya mud
cake.
142
Hampir semua batuan sedimen mengandung jejak - jejak garam radioaktif,
sebagai akibatnya garam - garam ini dapat menimbulkan radiasi radioaktif secara
alamiah. Batuan sedimen dengan butiran halus lebih banyak mengandung unsur
radioaktif dibandingkan dengan yang berbutir kasar. Salah satu keuntungan log
radioaktif adalah bahwa log tersebut dapat digunakan pada sumur yang sudah
dicasing, tidak seperti pada log listrik yang hanya dapat digunakan pada sumur
yang belum dicasing. Jenis log Radioaktif yang biasa digunakan dilapangan
adalah :
a. Gamma Ray Log
b. Neutron Log
c. Density Log
143
Gambar 4.4. Prinsip Kerja GR Log (Harsono, 1997).
Gamma ray log dapat digunakan untuk mengukur porositas, untuk korelasi
dan untuk mengontrol kedalaman lubang sumur untuk perforasi , Selain itu juga
untuk mengindikasi adanya lapisan shaly-sand pada intepretasi log listrik.
B. Neutron Log
Merupakan log yang dapat membaca hydrogen index yang terkandung
dalam batuan dengan cara menembakan neutron kedalam formasi, dimana
semakin tinggi hidrogen indeksnya maka neutron yang dipantulkan kembali
144
kedalam detektor dalam logging tools akan semakin sedikit (log neutron
menunjukan nilai yang rendah) dan sebaliknya. Fungsi utama dari neutron log
adalah sebagai berikut :
i. Untuk menentukan porositas total.
ii. Untuk mendeteksi adanya formasi gas dan identifikasi HC setelah
dikombinasikan porosity tool lainnya (Density Log).
145
C. Density Log
Log density adalah kurva yang menunjukkan besarnya densitas bulk density
(RHOB) dari batuan yang ditembus oleh lubang bor. Log densitas digunakan
untuk mengukur densitas semu formasi menggunakan sumber radioaktif yang
ditembakkan ke formasi dengan sinar gamma yang tinggi dan mengukur jumlah
sinar gamma rendah yang kembali ke detektor. Fungsi utama dari density log
adalah sebagai berikut :
i. Untuk mengukur porositas batuan.
ii. Untuk mengidentifikasi mineral batuan.
iii. Untuk mengidentifikasi shaly sand dan lithologi batuan yang kompak.
iv. Identifikasi litologi.
4.2.3.Log Akustik
A. Sonic Log
Sonic log dirancang untuk mengukur porositas batuan formasi dengan cara
mengukur interval transite time, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh gelombang
suara untuk merambat dalam batuan formasi sejauh satu feet. Peralatan sonic log
menggunakan sebuah transmitter (pemancar gelombang suara) dan dua buah
receiver (penerima).Jarak antara keduanya adalah satu feet. Fungsi utama dari
sonic log adalah sebagai berikut :
i. Mendeteksi adanya fracture.
ii. Mengetahui elastisitas kontak batuan.
iii. Mengetahui porositas batuan.
iv. Membatu interpretasi seismic record, teruma untuk maksud kalibrasi
kedalaman formasi.
146
1. Sifat dari fluida, termasuk densitas, gas oil ratio, API gravity, resistivitas air
dan kegaraman, suhu dan tekanan
2. Seting geologi, dimana termasuk kemiringan stratigrafi atau struktur,
karakteristik fasies, heterogenitas dan reservoir.
4.5.1.Interpretasi Kualitatif
147
Interpretasi log kualitatif guna memperkirakan kemungkinan adanya lapisan
porous permeabel dan ada tidaknya fluida. Untuk memperoleh hasil yang lebih
akurat harus dilakukan pengamatan terhadap log yang kemudian satu sama
lainnya dibandingkan. Tujuan dari interpretasi kualitatif adalah identifikasi
lithologi dan fluida hidrokarbon yang meliputi identifikasi lapisan porous
permeabel, ketebalan dan batas lapisan, serta kandungan fluidanya.
148
defleksi menunjukkan intensitas radioaktif rendah menunjukkan lapisan
permeabel.
4.5.2.Interpretasi Kuantitatif
Didalam analisa logging secara kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan
lithologi batuan, tahanan jenis air formasi (R w), evaluasi shaliness, harga porositas
(), saturasi air (Sw) dan permeabilitas (K).
149
Gambar 4.7. Skema Proses Interpretasi Kuantitatif.
A. Zonasi
Zonasi merupakan zona yang dipilih berdasarkan pengendapan pada lapisan
batuan. Zonasi ini dipilih melalui log gamma ray. Cara megetahuinya adalah dari
nilai gamma ray yang besar sampai nilai gamma ray yang kecil lalu kembali pada
nilai gamma ray yang besar, itu disebut sebagai satu kali pengendapan. Dari
sumur yang dilakukan logging dengan log gamma ray didapatkan sebelas layer.
Namun yang dinyatakan prospek hanya enam layer. Pemilihan enam layer ini juga
dipengaruhi oleh pengukuran dari log resistivity log, Density log dan Neutron log.
Pada layer yang prospek memiliki gamma ray log yang rendah dan resistivity
yang tinggi, dan pada density log dan neutron Log terdapat crossover yang dapat
diindikasikan mengandung hidrocarbon.
B. Cut-Off
Cut off merupakan perpotongan yang dicari pada log gamma ray. Log untuk
menentukan batas shalestone dan sandstone. Dimana jika nilai gamma ray nya
tinggi maka diindikasikan sebagai shalestone dengan warna hijau dan jika gamma
ray bernilai rendah maka diindikasikan sebagai sandstone dengan warna kuning.
150
Pencarian cut off yaitu menjumlahkan nilai GR max dan GR min pada log gamma
ray lalu dibagi dengan dua.
Gr Min+ Gr Max
Cut Off = ...................................................................................
2
..(1.2)
C. V Shale
V shale perlu diketahui agar kita dapat mengetahui seberapa besar
kandungan shale yang terdapat pada batuan reservoir kita. Dimana nilai V Shale
ini mempengaruhi pada porositas kita, semakin besar V Shale maka porositas kita
semakin kecil. Kemudian dihitung dengan persamaan :
GrGr min
V Shale= ..................................................................................
Gr MaxGr Min
....(1.3)
D. Porositas
Porositas harus ketahui agar kita tahu seberapa besar kemampuan batuan
untuk menyimpan fluida. Pada log untuk menghitung porositas kita harus
menentukan nilai Log RHOB dan NPHI. Setelah kita menentukan nilai RHOB,
selanjutnya kita menghitung Density dengan persamaan:
maRHOB
Density= ....................................................................................
maf
...(1.4)
151
E. Saturasi Air
Saturasi air perlu diketahui untuk mengetahui pada zona interest berisi
minyak atau air, dengan mengetahui saturasi air maka bisa menentukan persentasi
air pada zona tersebut.
BVW x ( 1Vsh )
Sw irr= .......................................................................................
eff RHOB
...(1.6)
F. Permeabilitas
Permeability batuan perlu diketahui agar kita tau seberapa besar
kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida.
75 x eff RHOB3 2 .................................................................................
K eff =( )
Sw irr
..(1.7)
152
defleksi yang lebih besar daripada kurva RHOB, maka zona tersebut
dianggap sebagai zona minyak bumi
c. Berdasarkan dua kurva tersebut (GR dan
Resisitivitas) yang memperlihatkan sinar gamma bernilai rendah dan
resistivitas bernilai tinggi maka kemungkinan terdapat kandungan sand pada
formasi tersebut. Berdasarkan litologinya yaitu sand, dapat diketahui bahwa
zona ini merupakan zona prospek hidrokarbon, sebab minyak dan gas selalu
bertumpuk dibebatuan pasir (sand).
d. Kurva log porositas yaitu log densitas (RHOB)
dan log neutron (NPHI) dapat mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon
atau air di suatu formasi. Kedua kurva ini memperlihatkan bentukan kolom
separasi (+) cross over yang kecil, hal ini menandakan jenis fluida adalah
minyak. Terlihat pada kurva RHOB bentukan garis mengarah pada
pengurangan porositasnya (semakin kekanan) dan penambahan densitas
(semakin ke kiri). Sedangkan kurva log NPHI memperlihatkan hal yang
sebaliknya, dimana terlihat kurva mengarah pada pertambahan porositasnya
(semakin ke kiri).
153
Berdasarkan litologinya yaitu sand, dapat diketahui bahwa zona ini
merupakan zona prospek hidrokarbon.
e. Kurva log porositas yaitu log densitas (RHOB) dan log neutron (NPHI)
dengan harga resistivitas yang tinggi maka zona itu merupakan zona gas.
Kedua kurva ini memperlihatkan bentukan kolom separasi (+) cross over
yang besar (membentuk seperti butterfly effect), hal ini menandakan jenis
fluida adalah gas dengan harga porositas neutron yang jauh lebih kecil dari
harga porositas densitas.
154