Anda di halaman 1dari 4

Rivan Sagitha/1A D4 Keuangan/24

Vietnam "Harimau Asia " di Tepi Jurang


Bertahun lamanya, Vietnam dianggap sebagai negara yang perekonomiannya sedang
booming. Namun salah urus di jajaran pemerintahan dan krisis ekonomi perlahan membawa
kehancuran.

Pembangunan di Vietnam

Tuan adalah pemuda berpendidikan dari Hanoi, Vietnam. Pertumbuhan ekonomi di Vietnam
dalam beberapa tahun terakhir turut menyokong kesejahteraan hidupnya. Keluarganya tinggal
di rumah baru dan kini ia mempertimbangkan untuk membeli sebuah mobil. Sebagai pejabat
di pemerintahan kabupaten, ia memperoleh gaji yang baik. Sebagai tambahan, ia
menanamkan modal di sektor perumahan dan sebuah perusahaan teknologi televisi.

Namun pada tahun-tahun terakhir ini, Tuan merasa takut akan ketidakpastian dan masa
depannya. Untuk membeli mobil, ia tak merasa khawatir. Namun ia merasa cemas bila
tabungannya menipis dan anjloknya harga rumah: Saya tak tahu bagaimana seterusnya.
Utang telah membuat negara ini lumpuh, dan pada akhirnya kita semua terkena dampaknya.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi Vietnam

Harga properti turun hingga 30 persen. Inflasi meningkat dan pada Oktober lalu mencapai
tujuh persen. Bursa saham Vietnam HNX berada pada titik terendah sejak stau tahun terakhir.
Lembaga rating Moody's dan Standard & Poor's memperkirakan iklim investasi di Vietnam
sangat fluktuatif.

Bahaya Penurunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi melambat empat hingga lima persen. Dengan situasi ini, sulit dapat
menciptakan lapangan kerja baru bagi pertumbuhan penduduk. Belum lagi, banyak warga
berusia muda yang akan memasuki pasar tenaga kerja. Lambannya pertumbuhan ini
signifikan bagi suatu rezim yang legitimasinya didasarkan pada pertumbuhan ekonomi, ujar
Adam Fforde, dari Universitas Victoria, Melbourne.

Dalam dua tahun terakhir, satu juta orang di Vietnam kehilangan pekerjaannya, demikian
menurut taksiran Fforde. Dan di negara ini, tidak ada sistem jaminan keamanan sosial.

Upaya Penyelamatan Pemerintah Diragukan

Melihat perkembangan yang cukup dramatis akhir-akhir ini, Tuan mengatakan banyak warga
Vietnam, termasuk dia, tak yakin akan membaiknya situasi ke depan, Saya berharap
pemerintah mencari jalan keluar. Kita membutuhkan kepastian."
PM Vietnam Nguyen Tan Dung

Banyak yang skeptis atas kemampuan pemerintah untuk mencari jalan keluar dari krisis.
Demikian dikatakan pakar Vietnam. Fforde. Sebaliknya, banyak yang memandang
pemerintah malah berperan dalam menyumbangkan kesengsaraan ekonomi ini.

Pada tahun 1986, ada program politik ekonomi yang disebut Doi Moi atau Pembaruan.
Awalnya, program ini mengalami keberhasilan besar, namun kesuksesan itu tidak langgeng.
Pada tahun 2007 program itu kehilangan keseimbangannya, papar Fforde.

Salah Kelola dan Korupsi

Walau agak lambat, Vietnam ikut terpukul keras akibat krisis ekonomi tahun 2007, sebab
ekonomi negara di Asia Tenggara itu amat tergantung pada sektor ekspor. Para pemuka bisnis
di Hanoi mengajukan permohonan paket stimulus ekonomi yang amat mahal. Sebagian
dananya kemudian dikorupsi dan terjadi salah manajemen dalam pengelolaan dananya. Yang
tersisa hanyalah defisit anggaran negara, bank dan perusahaan.

Kongres partai di Vietnam

Sementara itu, dalam beberapa bulan terakhir, terjadi perpecahan di jajaran pucuk pimpinan
partai. Ini menunjukan bahwa pemimpin partai telah menyadari betapa seriusnya situasi ini,
papar Jrg Wischermann, pakar urusan Vietnam dari Berlin. Pimpinan partai pertama-tama
lebih mementingkan kekuasaannya, baru kemudian negaranya. Ditambah lagi, banyak dana
yang dijarah aparat keamanan yang represif.
Solusi untuk mengatasi krisis ini adalah, Vietnam harus membangun kelas menengah yang
solid. Dibutuhkan pengembangan sistem pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, ujar pakar
urusan Vietnam, Adam Fforde. Di samping itu, sektor agraria juga harus lebih digiatkan.
Hingga saat ini hak-hak petani atas tanah masih dibatasi.

Anda mungkin juga menyukai