Anda di halaman 1dari 8

Nama : A.A.

Istri Sri Hartani Dewandari

NIM : 1308505034

SOAL:

1. Bagaimana hubungan aktivitas Hepatoprotektor suatu sampel uji dengan


aktivitas Antioksidan sampel tersebut? Apabila ada hubungan, bagaimana
mekanisme kerja sampel uji pada kedua aktivitas tersebut sehingga mempunyai
efek yang sinergis?
2. Sebutkan minimal 5 (lima) bahan alam yang telah diketahui mempunyai
aktivitas Hepatoprotektor dan jelaskan mekanisme bahan-bahan tersebut dalam
melindungi liver !
JAWAB
1. Hubungan aktivitas Hepatoprotektor suatu sampel uji dengan aktivitas
Antioksidan beserta dengan mekanismenya sehingga mempunyai efek yang
sinergis adalah :
Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan salah satu senyawa hapatotoksin
dimana CCl4 dapat mengakibatkan terjadinya peroksidasi lipid dengan
pembentukkan senyawa lain yang lebih reaktif yaitu radikal bebas CCl 3
(trichloromethyl) atau CCl3O2 (trichloromethylperoxy) yang akan menyebabkan
nekrosis hati. Radikal bebas CCl3 atau CCl3O2 ini dapat diredam dengan
senyawa yang bersifat antioksidan (Wahyuni, 2005).
Mekanisme kerja senyawa antioksidan dengan CCl4, metabolit reaktif
dari CCl4 yaitu CCl3- akan mengakibatkan peroksidasi lipid dan akan
mengaktifkan senyawa oksigen reaktif (ROS) misalnya LOO/LO/L atau O 2,
H2O2, CCl3O2 yang dalam jumlah berlebih akan merusak organel sel yaitu pada
lisosom dan mitokondria sehingga menyebabkan nekrosis sel. Senyawa
antioksidan akan memindahkan senyawa oksigen reaktif (ROS) yang ada
dalam tubuh menjadi produk non toksik atau non radikal. Selain itu, CCl 4 yang
masuk ke dalam tubuh akan sampai pada membran plasma dan meningkatkan
jumlah ion-ion dalam tubuh yaitu N+, K+, Fe2+, Cu2+. Ion-ion berlebih ini juga
akan mengakibatkan nekrosis pada sel-sel hati (Wahyuni, 2005).
Aktivitas antioksidan dalam meredam radikal bebas dikaitkan dengan
aktivitas hepatoprotektor karena antioksidan dapat mengeliminasi pengaruh
kereaktifan CCl4 yang dapat meningkatkan produksi ROS dengan menurunkan
energi ikatan antara radikal bebas dengan reseptor yang ada di dalam hati,
dimana ikatan tersebut awalnya menghasilkan produk yang berbahaya sehingga
hati akan mengalami kerusakan (Wahyuni, 2005).

2. Bahan alam yang memiliki aktivitas hepatoprotektor dan mekanismenya dalam


melindungi liver sebagai berikut:
a. Anredera cordifolia (Tenore) Steenis
Pengujian aktivitas hepatoprotektor dari daun binahong (Anredera
cordifolia) dilakukan dengan cara tikus diberikan jus daun binahong pada hari
ke-1 sampai hari ke-12, kemudian tikus diinduksikan dengan karbon
tetraklorida (CCl4) pada hari ke-13 sebagai agen hepatotoksik. Mekanisme
kerja CCl4 sebagai agen penginduksi hepatotoksisitas diduga dengan
bioaktivasi triklorometil radikal dan triklorometil peroksi radikal. Telah
diketahui bahwa CCl4 diaktivasi oleh sistem sitokrom P450. Metabolit initialnya
adalah triklorometil radikal bebas (CCl3) yang dipercaya dapat menginisiasi
substansi biokimia yang dapat menyebabkan terjadinya nekrosis hepar.
Triklorometil radikal dapat membentuk ikatan kovalen dengan protein dan
lipid, berikatan dengan O2 membentuk triklorometil peroksi radikal atau atom
hidrogen abstrak untuk membentuk kloroform. Sebagai respon dari cedera
hepatoseluler yang diinisiasi biotransformasi CCl4 menjadi radikal reaktif, sel
Kupffer di hepar yang sudah teraktivasi merespon dengan melepaskan Reactive
Oxygen Species (ROS) dan agen bioaktif lainnya dalam jumlah besar
(Orbayinah, 2008).
Mekanisme hepatoprotektif daun binahong diduga sebagai berikut : 1)
Proses detoksifikasi yang terjadi di hati pada sitokrom P-450 akan
menghasilkan metabolit radikal triklorometil (CCl3). Senyawa tersebut sangat
reaktif dan akan menyebabkan polyunsaturated fatty acid (PUFA) yang
merupakan bagian dari membran sel akan diserang oleh senyawa radikal
tersebut sehingga akan menghasilkan serangkaian reaksi rantai. Reaksi rantai
tersebut akan menghasilkan produk yang stabil yaitu malondialdehida (MDA)
dan juga akan menyebabkan kerusakan membran sel. 2) Peroksidasi lipid
tersebut dapat menyebabkan kerusakan membran sehingga akan terjadi
kebocoran membran. Kebocoran membrane ini mengakibatkan enzim yang
berada dalam sel akan keluar menuju peredaran darah. ALP banyak terdapat
dalam sel hati. Kerusakan sel hati akan berakibat keluarnya ALP menuju
peredaran darah (Orbayinah, 2008).
Daun binahong memiliki kandungan vitamin C yang merupakan agen
antioksidan yang sangat poten meredam radikal bebas yang terbentuk sehingga
mengurangi peroksidasi lipid dan kerusakan membrane bilayer. Pada induksi
CCl4, vitamin C bekerja pada tahap metobolisme oleh sitokrom P450. CCl 4
dimetabolisme oleh sitokrom P450 dan pada prosesnya kehilangan satu buah
electron sehingga terbentuk radikal triklorometil (CCl 3) dan ion klorida (Cl-).
Vitamin C akan mendonorkan satu buah electron sehingga tidak akan terbentuk
radikal triklorometil yang selanjutnya tidak akan terjadi reaksi rantai sehingga
kerusakan jaringan dapat dihindari. Vitamin C bersifat hidrofilik dan berfungsi
baik dalam lingkungan air. Sebagai zat penyapu radikal bebas, vitamin C dapat
langsung bereaksi dengan peroksidasi dan anion hidroksil serta berbagai
hidroperoksida lipid (Orbayinah, 2008).
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), memiliki kandungan
antioksidan golongan polifenol, salah satunya adalah flavonoid. Flavonoid
diketahui memiliki kemampuan mengubah atau mereduksi radikal bebas dan
juga sebagai antiradical bebas. Flavonoid merupakan antioksidan yang bekerja
dengan efektif karena kemampuannya dalam menetralkan radikal asam lemak
dan radikal oksigen. Mekanisme aksi antioksidan flavonoid adalah dengan
menekan pembentukan reactive oxygen species (ROS) misalnya dengan
inhibisi enzimatik, menetralkan ROS, dan memberikan proteksi terhadap
system pertahanan antioksidan tubuh. ROS adalah molekul yang sangat kecil
dan sangat reaktif karena memiliki elektron tidak berpasangan. ROS dapat
meningkat bila terjadi stres oksidatif. Flavonoid memenuhi sebagian besar
kriteria yang dibutuhkan untuk beraksi sebagai antioksidan. Oleh karena itu,
flavonoid memiliki pengaruh ganda yaitu menghambat enzim yang
bertanggung jawab atas produksi anion superoksida dan menghambat enzim
yang termasuk dalam generasi ROS seperti cyclooxigenase, lypoxigenase,
microsomal monoxygenase, dll. Dengan demikian, tidak akan terbentuk
metabolit reaktif yang dapat berikatan dengan makromolekul jaringan sehingga
kerusakan jaringan dapat dihindari (Orbayinah, 2008).
b. Imperata cylindrica
Pengujian aktivitas hepatoprotektor dari akar alang-alang dilakukan
dengan menginduksi hewan uji dengan paracetamol, dimana pemberian
paracetamol dosis tinggi menyebabkan kerusakan atau nekrosis pada hati
manusia, tikus, dan mencit (Gutierrez & Navarrow, 2007).
Aktivitas hepatoprotektor yang ditimbulkan ekstrak alang-alang diduga
diakibatkan oleh senyawa-senyawa fitokimia yang terdapat pada ekstrak akar
alang-alang, yaitu alkaloid dan triterpenoid. Senyawa-senyawa fitokimia ini
mampu memberikan perlindungan terhadap hati tikus yang terpapar oleh
senyawa hepatotoksik parasetamol. Senyawa alkaloid dilaporkan dapat dapat
mencegah kenaikan jumlah enzim ALT dan AST karena kemampuannya dalam
menangkap senyawa radikal bebas. Senyawa radikal bebas ini dapat
menyerang sel-sel hati sehingga terjadi kerusakan pada sel hati yang
mengakibatkan enzim-enzim yang terdapat di hati keluar dari dalam hati dan
masuk ke dalam darah (Benabdesselam et al, 2007). Senyawa triterpenoid yang
terdapat di dalam ekstrak akar alang-alang juga diduga memberikan efek
hepatoprotektor. Senyawasenyawa golongan triterpenoid diketahui memiliki
aktivitas biologis tertentu, seperti antijamur, antibakteri, antivirus, antidiabetes,
dan heaptoprotektor (Robinson 1995). Senyawa-senyawa golongan triterpenoid
yang terkandung pada akar alang-alang diantaranya adalah arundoin, cylindrin,
fernenlo, isoarbinol, dan simiarenol (Nishimoto et al, 1968). Aktivitas
hepatoprotektor senyawa golongan triterpenoid berkaitan dengan
kemampuannya dalam memelihara stabilitas membran sel hati dan sebagai
antioksidan sehingga memungkinkan senyawa ini berperan sebagai penangkap
radikal bebas (Arianti,2012).

c. Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg


Pengujian aktivitas hepatoprotektor dari daun sukun dilakukan dengan
menginduksi hewan uji menggunakan CCl4. Dalam retikulum endoplasma hati,
CCl4 dimetabolisme oleh sitokrom P450 2E1 (CYP 2E1) menjadi triklorometil
(CCl3). Triklorometil dengan oksigen akan membentuk triklorometil peroksil
(CCl3O2) yang dapat menyerang lipid membran retikulum endoplasmik dengan
kecepatan yang melebihi radikal bebas triklorometil. Selanjutnya, triklorometil
peroksil menyebabkan peroksidasi lipid sehingga mengganggu homeostasis
Ca2+, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian sel (Panjaitan dan Masriani,
2014). Antioksidan yang terdiri dari flavonoid, alkaloid dan saponin
menunjukan aktivitas antioksidatif menyebabkan peroksida lipid yang
ditimbulkan oleh radikal bebas berkurang, sehingga fungsi membran sel tetap
terjaga. Antioksidan yang bersifat hepatoprotektif terhadap diinduksi CCl 4 juga
berefek dengan mekanisme menurunkan lactate dehydrogenase (LDH),
glutamate oxalate transaminase (GOT), malondialdehyde (MDA), superoxide
dismutase (SOD) dan glutathione peroxidase (GSH-Px). Daun sukun dikatakan
memiliki aktivitas hepatoprotektor diakarenakan dapat menurunkan aktivitas
dari SGOT dan SGPT (Oktavia, 2015).
d. Polygonum minus Huds
Pengujian hepatoprotektor pada daun kesum dilakukan dengan
menginduksi hewan uji menggunakan cisplatin. Cisplatin merupakan obat anti
kanker yang penggunaannya dalam dosis tinggi dapat menyebabkan terjadinya
hepatotoksisitas. Mekanisme induksi hepatotoksisitas dari cisplatin adalah
melalui peningkatan produksi ROS yang dapat menyebabkan stress oksidatif
pada sel sehingga memacu terjadinya kematian sel. Mien dan Mohammed
(2001) telah mengidentifikasi flavonoid yang terkandung pada daun kesum
salah satunya yaitu kuersetin. Mekanisme penurunan kadar SGOT, SGPT dan
derajat kerusakan hati pada penggunaan cisplatin diduga karena adanya
kandungan senyawa antioksidan kuersetin pada daun kesum, dimana menurut
Janbaz et al (2004), mekanisme kerja kuersetin sebagai hepatoprotektor dalam
menurunkan kadar SGOT dan SGPT salah satunya melalui aktivitasnya sebagai
scavenger radikal bebas.
Mekanisme kerja kuersetin dalam menurunkan kadar SGOT dan SGPT
diduga karena aktivitasnya sebagai scavenger. Melalui mekanisme tersebut,
kuersetin dapat menurunkan akibat dari stres oksidatif dan mencegah
timbulnya kerusakan oksidatif seperti peroksida lipid dan DNA teroksidasi,
dengan bertindak sebagai scavenger ROS yang dihasilkan oleh penggunaan
cisplatin. Jika stres oksidatif yang disebabkan oleh cisplatin tersebut dapat
dicegah dan/atau diperbaiki oleh kuersetin, maka apoptosis dan/atau nekrosis
pada sel hati yang dapat memacu diproduksinya mediator-mediator
hepatotoksik seperti TNF-, IL-1 dan IFN- dapat dikurangi agar produksinya
di dalam hati seimbang dengan produksi mediator-mediator hepatoprotektor
seperti IL-6 dan IL-10, karena sel hati yang rusak dapat menyebabkan
keluarnya enzim-enzim ini dari sel dan masuk ke pembuluh darah melebihi
keadaan normal dan kadarnya yang meningkat di dalam darah, yang jika
kerusakan ini dapat diperbaiki atau dicegah, maka kadar enzim-enzim ini di
dalam darah akan kembali normal akibat adanya perbaikan pada sel hati
tersebut oleh kuersetin (Safitri, 2013).
e. Ganoderma lucidum
Mekanisme Ganoderma lucidum dalam melindungi liver dievaluasi
dengan cara menginduksi alkohol pada mencit. Alkohol menyebabkan
akumulasi ROS (superoksida, radikal hidroksil dan hidrogen peroksida). ROS
menyebabkan peroksidasi lipid membrane sel dan protein dan oksidasi DNA.
Ganoderma lucidum diduga memiliki kemampuan dalam mengurangi efek
stres oksidatif dan menurunkan akumulasi lipid yang disebabkan oleh alkohol.
Selain itu, Ganoderma lucidum bekerja dengan cara menekan apoptosis dengan
mengatur jalur endogen mitochondrial-damage-mediated yang menjadi salah
satu mekanisme penting untuk mencegah cedera liver yang diinduksi dengan
alcohol (Jang, et al., 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Arianti,Rini. 2012. Aktivitas Hepatoprotektor Dan Toksisitas Akut Ekstrak Akar
Alang-Alang (Imperata cylindrica). Naskah Publikasi Skripsi. Departemen
Biokimia, Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor.

Benabdesselam et al. 2007. Antioxidant activities of alkaloid extract of two


algerian species of Fumaria: Fumaria capreolata and Fumaria bastardii.
Rec Nat Prod. Vol.1. Pp: 28-35.

Gutierrez R.M.P. and Y.T.G. Navarro. 2010. Antioxidant And Hepatoprotective


Effect Of The Metanol Extract Of The Leaves Of Satureja macrostema.
Pharmacogn Mag. Vol 6(22). Pp: 125-131.

Janbaz, K.H., S.A. Saeed and A.H. Gilani. 2004. Studies on the protective effects
of caffeic acid and quercetin on chemical-induced hepatotoxicity in rodents.
Phytomedicine. Vol 11. Pp: 424430.

Jang, S. H., S. W. Cho., H. M. Yoon., K. J. Jang., C. H. Song., and C. H. Kim.


2014. Hepatoprotective Evaluation of Ganoderma Lucidum
Pharmacopuncture: In Vivo Studies of Ethanol-Induced Acute Liver Injury.
Journal of Pharmacopuncture. Vol. 17(3). pp: 016-024. ISSN: 2234-6856.

Mien, K.H. and S. Mohammed. 2001. Flavonoid (Myricetin, Quercetin,


Kaempferol, Luteolin, and Apigenin) Content of Edible Tropical Plants. J
Agric Food Chem Vol.49 No.6. Pp:3106-3112

Nishimoto K, Ito M, Natori S, Ohmoto T. 1968. The structures of arundoin,


cylindrin, and fernenol: triterpenoids of fernane and arborane groups of
Imperata cylindrica var. Tetrahedron. Vol 24: 735-752.

Oktavia, Sri., C.W. Pebriandini., H. Arifin. 2015. Uji Aktivitas Hepatoprotektor


Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) terhadap
Kerusakan Hati yang Diinduksi CCl4. Prosiding Seminar Nasional &
Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi & Klinik 5. Padang, 6-7
November 2015.

Orbayinah, Salmah dan A. Kartyanto. 2008. Efikasi Binahong (Anredera


cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap Kadar Alkaline Phosphatase. Mutiara
Medika. Vol.8 No 2. Hlm: 89-95.

Panjaitan, R.G.P dan Masriani. 2014. Gangguan Fungsi Hati Induk Bunting
Akibat Pemberian Tetraklorida.Jurnal Kedokteran Hewan.Vol 8 No 2.
Hlm:98-100.
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi Edisi ke-4. Bandung:
ITB Prees.

Safitri,Jihan. 2013. Uji Aktivitas Hepatoprotektor Fraksi Metanol Daun Kesum


(Polygonum minus Huds.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang
Diinduksi Cisplatin. Naskah Publikasi Skripsi. Program Studi Farmasi,
Universitas Tanjungpura Pontianak.

Wahyuni, S. 2005. Pengaruh Daun Sambiloto (Andrographis paniculata, Nees)


Terhadap Kadar SGPT dan SGOT Tikus Putih. GAMMA. Vol. 1(1). Hlm:
45-53.

Anda mungkin juga menyukai