Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga
tahap ini berbeda, baik secara biologi maupun psikologi.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, contohnya
kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan
semangkin memburuk, gerakan lambat, dan figure tubuh yang tidak
proporsional.
WHO dan Undang-Undang nomor 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa
umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit,
tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dalam
kematian.
Teori-teori yang mendukung terjadinya proses penuaan, antara lain:
teori biologis, teori kejiwaan sosial, teori psikologis, teori kesalahan
genetik, dan teori penuaan akibat metabolisme.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian
terbanyak di Indonesia dengan persentase 59,5% pada tahun 2007, hal ini
berdasarkan data Menteri Kesehatan. Menurut World Health Organization
(WHO), pada tahun 2005 penyakit tidak menular merupakan penyebab
utama 58 juta kematian di dunia, meliputi penyakit jantung dan pembuluh
darah (30%), penyakit pernafasan kronik dan penyakit kronik lainnya
(16%), kanker (13%), cedera (9%) dan diabetes melitus (2%).

1
Berdasarkan data WHO (2011), kasus kematian akibat penyakit
tidak menular tertinggi, salah satunya berada di kawasan Asia Tenggara.
Selain dibebani dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat
penyakit tidak menular, negara-negara tersebut juga masih dibebani
dengan kasus penyakit menular. Salah satu negara yang mengalami beban
ganda tersebut adalah Indonesia. Hipertensi merupakan penyebab
kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur (6,8%), setelah
stroke (15,4%) dan tuberkulosis (7,5). Selain itu, hipertensi menduduki
peringkat kedua penyakit tidak menular yang banyak diderita di Indonesia.
Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi berada di
Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%). Depkes
RI (2008) dalam Riskesdas 2007 melaporkan bahwa provinsi di Indonesia
yang mempunyai hipertensi lebih tinggi dari prevalensi nasional (31,7%)
adalah Provinsi Jawa Timur, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Sulawesi
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Riau, Sulawesi Barat,
Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
Data dari Puskesmas Madurejo pada Januari sampai Desember
tahun 2015, jumlah kunjungan lansia keseluruhan sebanyak 4527 orang
dengan penyakit hipertensi sebanyak 671, diabetes melitus sebanyak 316
orang, gagal jantung sebanyak 30 orang. Angka tersebut menunjukkan
bahwa angka kunjungan dan penyakit tidak menular di Puskesmas
Madurejo cukup tinggi.
Atas uraian tersebut penulis bermaksud melaksanakan mini project
untuk menentukan apa saja yang melatarbelakangi program
pengembangan kesehatan lansia di Puskesmas Madurejo.

1.2. Rumusan Masalah


Apa yang melatarbelakangi pengembangan program kesehatan Lansia di
Puskesmas Madurejo?

1.3. Tujuan Penelitian

2
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui latar belakang pengembangan program
kesehatan Lansia di Puskesmas Madurejo
1.3.2. Tujuan Khusus
Mengetahui tingkat pendidikan dan pengetahuan usila di
wilayah kerja Puskesmas Madurejo
Mengetahui peran serta usila dalam pengembangan program
kesehatan lansia di Puskesmas Madurejo

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi penelitian selanjutnya
Merupakan bahan informasi dan perbandingan untuk
penelitian program kesehatan tersebut di masa yang akan datang.
1.4.2. Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan informasi tentang pengembangan
program kesehatan lansia yang diberikan oleh Puskesmas
Madurejo.
1.4.3. Bagi Puskesmas Madurejo
Agar dapat lebih mengoptimalkan pelayanan kesehatan
lansia, terutama dalam usaha promotif dan preventif.

Anda mungkin juga menyukai