PENDAHULUAN
a. Penyebaran peroral
Cara ini terjadi jika bahan yang infeksius mengenai selaput lendir mulut.
Cara ini tidak sering menimbulkan infeksi. Agaknya penularan melalui mulut
hanya terjadi pada mereka dimana terdapat luka didalam mulutnya.
b. Penyebaran seksual
Cara ini terjadi melalui kontak dengan selaput lendir saluran ginjal, sebagai
akibat kontak seksual dengan individu yang mengandung HBsAg positip
yang bersifat infeksius. Infeksi dapat terjadi melalui hubungan seksual baik
heteroseksual maupun homoseksual. Hal ini dimungkinkan oleh karena
cairan sekret vagina dapat mengandung HBsAg.
Penularan perinatal ini disebut juga sebagai penularan maternal neonatal dan
merupakan cara penularan yang unik. Penularan infeksi virus hepatitis B
terjadi dalam kandungan, sewaktu persalinan, pasca persalinan.
3. Pemeriksaan HbsAg
Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik
untuk keperluan klinis maupun epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi
darah, serta digunakan pada evaluasi terapi hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga
bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh
virus B atau superinfeksi dengan virus lain.
HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi
virus hepatitis B akut. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif
menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi aktif. HBsAg positif
dengan IgG anti HBc dan anti-HBe positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B
kronis dengan replikasi rendah.
Pemeriksaan HbsAg secara rutin dilakukan pada pendonor darah untuk
mengidentifikasi antigen hepatitis B. Transmisi hepatitis B melalui transfusi sudah
hampir tidak terdapat lagi berkat screening HbsAg pada darah pendonor. Namun,
meskipun insiden hepatitis B terkait transfusi sudah menurun, angka kejadian
hepatitis B tetap tinggi. Hal ini terkait dengan transmisi virus hepatitis B melalui
beberapa jalur, yaitu parenteral, perinatal, atau kontak seksual. Orang yang berisiko
tinggi terkena infeksi hepatitis B adalah orang yang bekerja di sarana kesehatan,
ketergatungan obat, suka berganti-ganti pasangan seksual, sering mendapat transfusi,
hemodialisa, bayi baru lahir yang tertular dari ibunya yang menderita hepatitis B.
Ada tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan
diagnosa infeksi hepatitis B yaitu:
1) HBsAg (hepatitis B surface antigen): adalah satu dari penanda yang muncul
dalam serum selama infeksi dan dapat dideteksi 2 -8 minggu sebelum munculnya
kelainan kimiawi dalam hati atau terjadinya jaundice (penyakit kuning). Jika
HBsAg berada dalam darah lebih dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis.
Pemeriksaan HBsAg bisa mendeteksi 90% infeksi akut.
2) Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :
a. Indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B
b. Mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik
c. Tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet dll)
d. Skrining kehamilan
3) Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya
reaktif/positif menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis
B yang berasal dari vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.
4) Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B): terdiri dari 2 tipe yaitu
Anti HBc IgM dan Anti HBc IgG. Anti HBc IgM muncul 2 minggu setelah
HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga 6 bulan, berperan pada core window(fase
jendela) yaitu saat dimana HBsAg sudah hilang tetapi anti-HBs belum muncul.
Anti HBc IgG, muncul sebelum anti HBcIgM hilang, terdeteksi pada hepatitis
akut dan kronik, tidak mempunyai efek protektif. Interpretasi hasil positif anti-
HBc tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti-HBs.
4. kf
2.3 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan SOAP