Anda di halaman 1dari 3

APPLIKASI KLINIS

1. Hepatitis C
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh yang berwarna
merah kecokelatan dan mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya
dalam membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem
pencernaan. Metabolisme pigmen empedu dengan cara eritrosit pada masa akhir
hidupnya (yang sudah terlalu rapuh dalam sirkulasi) membran dengan reduksi.
Bilirubin (bebas) yang bersirkulasi dalam plasma terikat albumin (karena terlarut
dalam lemak). Ketika memasuki hati albumin melepaskan ikatan dengan bilirubin
dan memasuki hepatosit. Sekitar 80% albumin dikonjugasi oleh asam glukoronat
melalui mekanisme yang melibatkan bilirubin UDP glukuronosil transferase
menjadi bilirubin terkonjugasi (larut air), 10% dikonjugasi dengan sulfat
membentuk bilirubin sulfat, dan 10% lainnya berikatan dengan zat lain (Guyton,
2007).
Hepatitis C merupakan penyakit peradangan hati yang dapat menular yang
disebabkan oleh hepatitis C virus. Hepatitis virus terdiri dari lima jenis yaitu
hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E. Penyakit ini
menjadi salah satu masalah besar di Indonesia. Penanganan penyakit hepatitis C
virus di Indonesia dengan pemberian antivirus dan pegilated interferon. Serum
Glutamic Oxaloacetic Transaminase/Serum Glutamic Piruvic Transaminase
(SGOT/SGPT) dan bilirubin merupakan salah satu produksi dari hati yang dimana
jika terjadi kerusakan hati maka akan terjadi kelainan pada hasil enzim hati dan
bilirubin (Hanafiah, 2013).

2. Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)


Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) merupakan spektrum kelainan hati
dengan gambaran khas berupa steatosis (perlemakan) makrovesikular yang muncul
pada pasien yang tidak mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang dianggap
berbahaya bagi hati (kurang dari 20 gram etanol per minggu). Spektrum kelainan
dimulai dari steatosis sederhana (tanpa inflamasi dan fibrosis), steatosis dengan
inflamasi dengan atau tanpa fibrosis dan dapat berlangsung menjadi sirosis
(Dowman, 2012).
Konsentrasi ALT (SGPT) dan atau AST (SGOT) biasanya mengalami
peningkatan ringan sampai sedang, mencapai 1-4 kali dari batas atas nilai normal
dengan rasio AST/ALT kurang dari 1. Rasio tersebut khas bagi NAFLD walaupun
hal tersebut tergantung pada keparahan penyakit; dimana sebaliknya yaitu rasio
AST/ALT lebih dari 1 berhubungan dengan fibrosis dan progresi penyakit. Namun,
perlemakan hati alkoholik yang tidak terlalu parah juga memiliki rasio AST/ALT
kurang dari 1, oleh karena itu hal ini dapat berguna untuk membedakan perlemakan
hati alkoholik dari non-alkoholik namun diperlukan interpretasi yang hati-hati
(Chalasani, 2012).

3. Sirosis Hepatik
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses
peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan
usaharegenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan
sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat
dan nodul tersebut (Maryani, 2013).
Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit
hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati yang akan menyebabkan penurunan
fungsi hati dan bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penekanan
pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta yang akhirnya
menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba
kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan (Emiliana, 2013)

Guyton A.C., Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke-9. Jakarta: EGC

Mohd Hanafiah K, Groeger J, Flaxman AD, Wiersma ST. 2013. Global


epidemiology of hepatitis C virus infection: new estimates of age-specific antibody
to HCV seroprevalence. Hepatology. 57(4):1333-42
Dowman JK, Tomlinson JW, Newsome PN. 2012. Systematic review: the diagnosis
and staging of non-alcoholic fatty liver disease and non-alcoholic steatohepatitis.
Aliment Pharmacol Ther. 33: 525-540.

Chalasani N, Younossi Z, Lavine JE, et al. AASLD practice guidelines: The


Diagnosis and Management of Non-Alcoholic Fatty Liver Disease: Practice
Guideline by the American Association for the Study of Liver Diseases, American
College of Gastroenterology, and the American Gastroenterological Association.
Hepatology 2012; 55: 2005-2023.

Maryani S. Sirosis Hepatis. Jurnal Penyakit Dalam. 2013; 25:11-15

Emiliana W. 2013. Sirosis Hepatis Child Pugh Class dengan Komplikasi Asites
Grade III dan Hiponatremia. Jurnal Medula Unila.2013;1(5):5157

Anda mungkin juga menyukai