Anda di halaman 1dari 16

1.

Perkembangan PerencanaanTata Letak Fasilitas

Tata letak pabrik dan pemindahan bahan merupakan salah satu kegiatan rekayasawan industri
tertua. Dengan sejalan dan meluasnya pandangan rekayasawan industri ke arah fasilitas fisik,
sekarang ini reakayasawan menjadi paham bahwa semua kegiatan yang mempunyai arti akan
menuntut fasilitas fisik dan seringkali fasilitas itu harus direncanakan dan dirancang mengikuti
prinsip dan aturan yang hampir sama dengan yang digunakan dalam tata letak pabrik. Maka dari
sini mulailah digunakan metodologi dalam rancangan bagi tiap fasilitas fisik, sehingga
perancangan fasilitas merupakan suatu istilah yang penting bagi penyusunan unsur fisik untuk
pergudangan, kantor pos, toko, restoran, rumah sakit dan lain-lain.

Pada masa ini perancangan fasilitas memiliki tujuan secara keseluruhan untuk
mempertimbangkan masukan yang tepat dan merancang susunan yang dalam waktu tersingkat
dengan biaya yang wajar untuk mencapai keluaran yang diinginkan.

2. Definisi PerencanaanTata Letak Fasilitas

Perancangan tata letak didefinisikan sebagai perancangan lokasi dan konfigurasi departemen-
departemen, stasiun kerja, dan semua peralatan yang terlibat dalam proses konversi bahan baku
menjadi barang jadi .(Adam, 1989)

Perancangan tata letak pabrik sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen
suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator,
peralatan, dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman
produk jadi .(James M. Apple)

Facilities planning adalah berkaitan dengan desain, tata letak (layout), lokasi, dan akomodasi
orang, mesin, dan kegiatan dari sistem atau manufaktur/jasa yang menyangkut lingkungan atau
tempat yang bersifat fisik.

Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Wignjosoebroto, 1996). Pengaturan
tersebut akan memanfaatkan luas ruang untuk penempatan mesin-mesin, fasilitas produksi,
kelancaran aliran material, penyimpanan material baik yang bersifat sementara ataupun
permanen.
Perancangan tata letak yang dipakai adalah pengaturan konfigurasi stasiun kerja produksi yang

disusun ber

Gambar I Hirarki Perencanaan Fasilitas Pabrik

Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk
membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum tujuan dan manfaat dari adanya
perancangan tata letak fasilitas adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi investasi peralatan.

Perancangan tata letak akan memberi manfaat untuk menurunkan investasi dalam peralatan.
Penyusunan mesin-mesin dan fasilitas pabrik, dan departemen yang tepat, serta pemilihan
metode yang cermat, sedikit banyak akan dapat membantu menurunkan jumlah peralatan yang
diperlukan. Sebagai contoh adalah bila dua atau lebih komponen berbeda, dalam proses
pembuatannya memerlukan mesin yang sama, maka sebaiknya proses pembuatan tersebut dapat
dilewatkan pada mesin yang sama.

2. Penggunaan ruang lebih efektif.

Manfaat lain dari perncangan tata letak adalah penggunaan ruang yang lebih efektif. Penggunaan
ruang akan efektif jika mesin-mesin atau fasilitas pabrik lainnya disusun atau diatur sedemikian
rupa sehingga jarak antar mesin-mesin atau fasilitas pabrik tersebut dapat seminimal mungkin
tanpa mengurangi keleluasaan gerak para pekerja. Dengan jarak minimal maka akan menghemat
area yang digunakan. Penghematan area berarti juga penghematan biaya, karena setiap meter
persegi luas lantai akan memberi beban biaya.

3. Menjaga perputaran barang setengah jadi menjadi lebih baik.

Adanya perancangan tata letak yang baik akan menjaga perputaran barang setengah jadi menjadi
lebih baik. Suatu proses produksi dapat dikatakan lancar jika bahan melewati proses dengan
waktu sesingkat mungkin. Hal ini dapat terjadi jika suatu proses produksi dapat terhindar dari
adanya penumpukan barang setengah jadi. Suatu aliran produksi sedapat mungkin melalui proses
dimana penyimpanan barang setengah jadi diturunkan mendekati titik nol.
4. Menjaga fleksibilitas susunan mesin dan peralatan.

Ada kalanya suatu pabrik melakukan perbaikan atau penambahan fasilitas atau bangunan baru.
Untuk itu perancangan tata letak harus dapat menjamin atau menjaga fleksibilitas dari susunan
mesin-mesin atau fasilitas-fasilitas pabrik dari kemungkinan tersebut. perbaikan atau
penambahan fasilitas atau bangunan baru tidak serta merta akan mengubah atau mengganti
seluruh susunan yang telah ada.

5. Memberi kemudahan, keamanan dan kenyaman bagi karyawan.

Untuk maemberi kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi para karyawan, maka yang perlu
diperhatikan dalam proses perancangan tata letak adalah bagaimana mengatur lingkungan kerja
seperti pencahayaan atau penerangan, sirkulasi udara, temperatur, pembuangan limbah dan
sebagainya. Penempatan mesin-mesin dan peralatan lainnya harus dilakukan dengan
memperhatikan keselamatan dari para karyawan.

6. Meminimumkan material handling.

Perancangan tata letak tidak dapat dipisahkan dengan masalah penanganan bahan. Setiap proses
produksi tidak bisa dihindari adanya gerakan perpindahan bahan. Gerakan perpindahan bahan ini
akan memberikan beban biaya yang tidak sedikit. Lebih-lebih jika proses pergerakan
perpindahan bahan ini tidak menganut asas efektivitas, misalkan suatu proses operasi yang satu
dengan yang lain yang berurutan jaraknya relatif jauh. Hal ini akan membutukan waktu
tambahan sehingga total waktu pengerjaan suatu produk akan menjadi lebih lama. Demikian pula
biaya dalam perpindahan material ini juga akan semakin besar.

7. Memperlancar proses produksi.

Proses manufaktur akan menjadi lebih mudah jika telah dilakukan perancangan tata letak.
Dengan menggunakan beberapa metode atau tipe-tipe tata letak yang sesuai, proses produksi
akan berjalan sesuai dengan aliran proses yang telah digariskan.

8. Meningkatkan efektivitas penggunaan tenaga kerja.

Tata letak yang ada pada pabrik sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja.
Departemen yang disusun berdasarkan aliran produksi yang tepat, dengan peralatan pemindah
bahan yang lebih modern seperti conveyor, crane, hoist, dan peralatan modern lainnya akan
mengurangi waktu dan tenaga yang digunakan para pekerja dalam melakukan pergerakan.
Efektivitas pemakaian tenaga kerja dengan sendirinya akan lebih meningkat. Beberapa ukuran
performansi yang menjadi tujuan perancangan fasilitas manufaktur adalah:

Ongkos

Minimasi ongkos produk dan proyek merupakan kepentingan yang utama, walaupun dengan
ongkos yang minimum belum tentu memberikan hasil yang terbaik. Diperlukan pengaturan
anggaran (budgeting) dalam mengendalikan ongkos proyek.
Kualitas produk

Kualitas adalah hal yang kritis dan sulit untuk diukur. Upaya untuk mencapai tingkat kualitas
yang diinginkan adalah dengan memilih perlengkapan, merancang stasiun kerja, dan menyusun
metode kerja yang dapat menghasilkan produkproduk yang berkualitas.

Efektifitas penggunaan sumber daya

Penempatan kamar kecil, ruang ganti, dan kantin yang dapat berdampak pada produktivitas
tenaga kerja.

Karena ongkos pengadaan perlengkapan dan operasinya mahal, maka sebagian dari ongkos ini
harus dibebankan pada tiap produk yang diproduksi pada mesin-mesin.

Tinggi ruangan perlu dimanfaatkan sama seperti menggunakan lebar ruangan.

3. Peran Keilmuan Perencanaan Tata Letak Fasilitas Dalam Dunia Industri

Industri manufaktur selalu berada dalam persaingan yang ketat. Menghadapi kondisi ini, dimana
variasi produk tinggi, daur hidup produk yang pendek, permintaan yang berubahubah, dan
adanya tuntutan dalam hal pengiriman yang tepat waktu, menyebabkan perusahaan memerlukan
strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam menggunakan fasilitas. Suatu sistem manufaktur
harus dapat menghasilkan produk-produk dengan ongkos yang rendah dan kualitas tinggi, serta
dapat mengirimkannya tepat waktu kepada pelanggan. Suatu sistem juga harus dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari perancangan proses
maupun permintaan produk.

Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
merancang tata letak pabrik atau melakukan konfigurasi ulang tata letak pabrik. Menurut Nicol
dan Hollier 1983, perancangan tata letak tidak hanya diperlukan saat membangun perusahaan
baru, tetapi juga saat mengembangkan perusahaan, melakukan konsolidasi atau mengubah
struktur perusahaan. Perusahaan yang telah mapan membutuhkan perubahan tata letak
fasilitasnya setiap dua atau tiga tahun sekali.

Tata letak pabrik yang baik dan didukung pula dengan koordinasi kerja yang bagus antar setiap
departemen dalam perusahaan diharapkan membuat perusahaan tetap bertahan dan sukses dalam
persaingan industri di bidangnya.

4. Tipe Layout

4.1. Process Layout

Tata letak berdasarkan proses, sering dikenal dengan process atau functional layout, adalah
metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan kesamaan tipe atau fungsinya.
Mesin-mesin yang digunakan tata letak proses berfungsi umum (general purpose). Tata letak
proses umumnya digunakan untuk industri manufaktur yang bekerja dengan volume produksi
yang relatif kecil dan jenis produk yang tidak standar (Wignjosoebroto, 2000).

Keuntungan dari penggunaan process layout yaitu:

Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan peralatan produksi lainnya.

Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas produksi besar dan sanggup mengerjakan berbagai
macam jenis dan model produk.

Kemungkinan adanya aktivitas pengawasan yang lebih baik dan efisien melalui
spesialisasi pekerjaan.

Pengendalian dan pengawasan lebih mudah dan baik terutama untuk pekerjaan yang
sukar dan butuh ketelitian tinggi.

Mudah untuk mengatasi breakdown dari mesin, yaitu dengan cara memindahkan
prosesnya ke mesin lain tanpa banyak menimbukan hambatan yang signifikan.

Keterbatasan dari process layout antara lain:

Ketidakefisienan dalam proses disebabkan oleh adanya backtracking.

Adanya kesulitan dalam menyeimbangkan kerja dari setiap fasilitas produksi yang akan
memerlukan penambahan ruang untuk work-in-process storage.

Adanya kesulitan dalm perencanaan dan pengendalian produksi.

Operator harus memiliki keahlian yang tinggi untuk menangani berbagai macam aktivitas
produksi.

Produkstivitas yang rendah disebabkan setiap pekerjaan yang berbeda, masing-masing


memerlukan setup dan pelatihan operator yang berbeda.
Gambar II Process Layout

I.4.2. Product Layout

Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production line layout,
adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah
produk. Sistem ini dirancang untuk memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan
volume yang tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
memberikan produktivitas tinggi dengan ongkos yang rendah.

Keuntungan Product Layout ini yaitu:

Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana, logis, dan OMH-nya rendah.

Work-in-process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah diseimbangkan.

Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif singkat.

Kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi.

Memudahkan pekerjaan, sehingga memungkinkan operator yang belum ahli untuk


mempelajari dan memahami pekerjaan dengan cepat.

Keterbatasan dari Product Layout yaitu:

Kurangnya fleksibilitas dari tata letak untuk membuat produk yang berbeda.

Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi aliran
produksi.
Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin, baik dari segi jumlah
maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.

Kelelahan operator: operator mudah menjadi bosan disebabkan pengulangan tanpa henti
dari pekerjaan yang sama.

Ketergantungan dari seluruh proses terhadap setiap part: kerusakan pada suatu mesin atau
kekurangan operator untuk mengendalikan stasiun kerja bias menghentikan keseluruhan
hasil produksi pada satu line produk.

Gambar III Product Layout

I.4.3. Fix Position Layout

Tata letak posisi tetap, sering dikenal dengan fixed material location atau fixed position layout,
adalah metode pengaturan dan penempatan satsiun kerja dimana material atau komponen utama
akan tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia, serta
komponen lainnya bergerak menuju lokasi komponen utama tersebut.

Keuntungan dari Fix Position Layout yaitu:

Karena banyak bergerak adalah fasilitas produksi maka perpindahan material bisa
dikurangi.

Bila pendekatan kelompok kerja digunakan dalam kegiatan produksi, maka kontinyuitas
operasi dan tanggung jawab kerja bisa tercapai dengan sebaik-baiknya.
Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job enrichment) dengan mudah bisa
diberikan, selain itu juga dapat meningkatkan kebanggaan dan kualitas kerja karena
dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara penuh (do the whole job).

Fleksibilitas kerja tinggi

Keterbatasan Fix Position Layout yaitu:

Besarnya frekuensi perpindahan fasilitas produksi, operator, dan komponen pendukung


pada saat operasi kerja berlangsung.

Memerlukan operator dengan skill yang tinggi disamping aktivitas supervisi yang lebih
umum dan intensif.

Adanya duplikasi peralatan kerja yang menyebabkan dibutuhkannya lokasi untuk work-in
process.

Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya dalam penjadwalan
produksi.

Gambar IV Fix Position Layout

4.4. Group Technology Layout

Henry C.Co mendefinisikkan tata letak teknologi kelompok (group technology layout) sebagai
teknik untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan bersama komponen-komponen yang sama
atau berhubungan dalam proses produksi untuk mengoptimalkan aliran produksi.

Dalam konsep manufaktur, teknologi kelompok didefinisikan sebagai suatu filosofi manajemen
yang melakukan pengidentifikasian dan pengelompokkan part berdasarkan kemiripan dalam
perancangan dan proses manufaktur. Teknologi kelompok dimaksudkan untuk memperoleh
efisiensi yang tinggi pada tata letak produk dan fleksibilitas yang tinggi pada tata letak proses.

Penelitian tentang teknologi kelompok untuk sistem manufaktur pertama kali dimulai akhir tahun
1950. Pada saat itu para peneliti mulai menyadari bahwa beberapa part memiliki pendekatan
manufaktur yang sama secara umum. Selanjutnya mereka menyimpulkan bahwa part tersebut
bisa dikelompokkan dan diproses bersama, serupa dengan mass production. Berdasarkan
kesimpulan ini, mareka kemudian membuat kelompok-kelompok part yang sama dan kemudian
menggunakan kelompok mesin dan tools tertentu untuk memproduksinya, dengan tujuan untuk
mengurangi setup. Peneliti utama yang dikenal dengan teori ini adalah S.P Mitronov, seorang
peneliti asal USSR. Dalam tahun-tahun berikutnya, mulai berkembang beberapa klasifikasi dan
sistem koding (coding system) untuk menyusun part family. Pada awal tahun 1960 konsep
teknologi kelompok mulai diterapkan pada perusahaan untuk pertama kalinya, dan sejak saat
itulah konsep teknologi kelompok mulai diterima secara menyeluruh di dunia.

Beberapa persoalan muncul yang dalam penyusunan tata letak teknologi kelompok adalah
pengidentifikasian part family, pengidentifikasian machine cell dan pengalokasian part family
atau machine cell (atau sebaliknya). Disamping itu juga terdapat beberapa tujuan dan konstrain
yang penting dalam penyusunan teknologi kelompok, antara lain:

Cell independence

Yang menjadi tujuan utama dari formasi sel dalam teknologi kelompok adalah kebebasan antar
sel, dimana tidak ada lagi ketergantungan antar sel.

Cell flexibility

Fleksibilitas berhubungan dengan kemampuan untuk memproses part oleh mesin-mesin di dalam
sel (internal routing flexibility), kemampuan untuk mengirimkan part ke sel lain (external
routing flexibility), dan kemampuan sel untuk mengakomodasi part baru (process fleksibility).

Cell system layout

Saat tujuan utama, cell independence, tidak tercapai, maka akan terjadi perpindahan antar sel.
Oleh karena itu, pengaturan tata letak sel harus optimal karena akan mempengaruhi jarak
perpindahan dan pola aliran material.

Cell layout

Tata letak mesin didalam sel merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi jarak perpindahan,
pola aliran material.

Cell size

Ukuran dari sel merupakan jumlah dari mesin/tipe proses yang disediakan dalam suatu sel. Ini
merupakan variabel yang perlu dikontrol. Contohnya, ukuran sel tidak boleh terlalu besar karena
dapat menghambat lingkungan sosial (sociological environment) dalam sel dan menghambat
pengawasan.

Additional investment

Dengan adanya pengelompokkan mesin ke dalam sel untuk mengerjakan part family tentunya
akan ada investasi tambahan untuk mesin. Hal ini merupakan konstrain utama bagi perusahaan
dalam menyusun tata letak produksinya.

Beberapa keuntungan dari Group Technology Layout dibandingkan dengan tata letak yang lain
adalah sebagai berikut :

Pengurangan waktu setup. Suatu sel manufaktur dirancang untuk mengerjakan part-part
yang memiliki kesamaan bentuk ataupun proses. Pada sel tersebut, part-part dapat
dikerjakan dengan menggunakan alat bantu (fixture) yang sama, sehingga waktu untuk
mengganti alat bantu maupun peralatan lainnya dapat dikurangi.

Pengurangan ukuran lot. Jika waktu setup dapat dikurangi, maka ukuran lot yang kecil
menjadi mungkin dan ekonomis. Ukuran lot yang kecil juga dapat membuat aliran
produksi lebih lancar.

Pengurangan work-in-process (WIP) dan persediaan barang jadi. Jika waktu setup dan
ukuran lot menjadi kecil maka jumlah WIP dapat dikurangi. Part-part dapat diproduksi
menggunakan konsep just-in-time (JIT) dengan ukuran lot yang kecil sehingga waktu
penyelesaiannya lebih cepat.

Pengurangan waktu dan ongkos material handling (OMH). Pada tata letak seluler, tiap
part diproses seluruhnya dalam satu sel (jika dimungkinkan). Oleh karena itu, waktu dan
jarak perpindahan part antar sel lain menjadi minimal.

Perbaikan kulitas produk. Oleh karena part-part berpindah dari stasiun kerja satu ke
stasiun kerja yang lainnya dalam unit yang tunggal dan diproses dalam area yang relatif
kecil, maka penjadwalan dan pengendalian job akan lebih mudah. Masukan terhadap
perbaikan akan lebih cepat dan proses dapat dihentikan jika terjadi kesalahan.
Gambar V Group Technology Layout

Definisi Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Fasilitas dapat didefinisikan sebagai tempat
berkumpulnya orang, material,
mesin, dan sebagainya untuk mencapai tujuan dari suatu industri barang atau jasa.
Fasilitas harus dapat diatur dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan untuk
memproduksi produk atau menyediakan jasa dengan biaya rendah, kualitas tinggi,
dan menggunakan sumber daya yang minimal (Heragu, 1997).
Perencanaan fasilitas dapat diklasifikasikan ke dalam dua kegiatan, yaitu
perencanaan lokasidan perancangan fasilitas. Perencanaan lokasi adalah proses
menentukan daerah atau tempat untuk sebuah aktivitas atau fasilitas. Perancangan
fasilitas adalah proses membangun fasilitas sesuai dengan tujuan aktivitas. Perancangan fasilitas
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu perancangan ( sistem ) fasilitas, perancangan tata letak
fasilitas, dan perancangan sistem pemindahan bahan.
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti
aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagian perancangan fasilitas yang lebih
fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur-unsur fisik dapat berupa mesin, peralatan, meja,
bangunan, dsb.Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan
yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata
letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan
suatu sistem produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi
dengan biaya yang paling ekonomis.Dalam merancang tata letak fasilitas manufaktur atau tata
letak pabrik, unsur-unsur fisik yang perlu diperhatikan adalah mesin, peralatan, operator,dan
material. Umumnya, fungsi tujuannya adalah total biaya perpindahan yang minimum.
Hal demikian dicapai melalui pengaturan mesin mesin dan peralatan
sedemikian rupa sehingga jaraknya tidak jauh tanpa melanggar kaidah
-kaidah ergonomis.
1.2
Peranan Perancangan Tata Letak Fasilitas
Peranan perancangan tata letak fasilitas menurut Apple
(1990,p3),
perancangan tata letak fasilitas berperan penting sebagai berikut:
1.Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat untuk
mendapatkan produksi yang ekonomis.
2.Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik yang efektif.
3.Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi kenyataan yang
dinamis, menunjukan cara bagaimana suatu barang dipindahkan.
4.Susunan fasillitas yang efektif di sekitar pola aliran barang dapat
menghasilkan pelaksanaan yang efisien dapat meminimumkan biaya produksi.
5.Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.
1.3
Prinsip
-Prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak Fasilitas/Pabrik
Dalam perencanaan tata letak
fasilitas/pabrik ada enam prinsip dasar yang bisa dipakai, yaitu :
1.Integrasi secara menyeluruh semua faktor yang mempengaruhi faktor produksi.
2.Jarak perpindahan bahan diusahakan seminimal mungkin.
3.Aliran kerja berlangsung secara normal.
4.Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
5.Kepuasan kerja dan rasa aman bagi pekerja dijaga sebaik-baiknya.
6.Pengaturan tata letak harus fleksibel.
1.4
Faktor Pertimbangan dalam Penempatan Fasilitas
Penempatan fasilitas berkaitan dengan penentuan lokasi dari fasilitas yang
menunjang produksi dan distribusi barang atau jasa. Beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan dalam penempatan fasilitas yaitu:
1.Kedekatan lokasi sumber bahan baku.
2.Kedekatan dengan pasar (pelanggan dan supplier).
3.Faktor tenaga kerja, serta faktorlain yang menunjang seperti transportasi,
peraturan pemerintah,dan sebagainya.
1.5
Komponen Perancangan FasilitasKomponen perancangan fasilitas terdiri atas:
1.Perancangan sistem fasilitas, yang meliputi sistem struktur (gedung dan
perlengkapannya), sistem pencahayaan, listrik, komunikasi, sistem keselamatan kerja, sistem
sanitasi, dan sebagainya.
2.Perancangan tata letak, yaitu penempatan semua perlengkapan, mesin dan
peralatan penunjang pada lokasi-lokasi tertentu di lantai pabrik.
3.Perancangan sistem pemindahan material, yaitu mekanisme untuk memenuhi kebutuhan
interaksi antar fasilitas. Pada perancangan ini juga dilakukan pemilihan alat pemindahan
material.
1.6
Tujuan Perencanaan
Tata Letak Fasilitas Tujuan dari perencanaan Fasilitas adalah sebagai berikut :
1.Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik.
2.Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja.
3.Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar.
4.Meminimumkan hambatan pada kesehatan.
5.Meminimumkan usaha membawa bahan .
6.Meningkatkan return on assets (ROA) dengan meminimumkan persediaan dan memaksimalkan
terjadinya perputaran persediaan (inventory turns).
7.Meningkatkan return on investment (ROI) dari modal yang dikeluarkan.
8.Mengintegrasikan rantai persediaan (supply chain) melalui kemitraan dan
komunikasi.
9.Mengurangi ongkos dan menumbuhkan rantai persediaan yang
menguntungkan.
10.Meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi dan melakukan perawatan.
11.Menyediakan keamanan dan kepuasan kerja bagi operator.
Ada pun menurut Sritomo (1992, p53), secara garis besar tujuan
utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling
ekonomis untuk operasi produksi, aman, dan nyaman sehingga akan dapat
digunakan untuk menaikkan moral kerja dan performansi kerja dari operator. Lebih
spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan memberikan beberapa keuntungan-keuntungan
dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut:
1.Menaikkan Output ProduksiBiasanya tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output)
yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit, man hour yang lebih kecil, dan
mengurangi jam kerja mesin.
2.Mengurangi Waktu Tunggu (Delay)Mengatur keseimbangan antara waktu untuk
operasiproduksi dan beban dari masing
-masing departemen atau mesin sehingga akan mengurangi delay yang berlebihan.
3.Mengurangi Proses Pemindahan Bahan (Material Handling)Tata letak yang baik akan lebih
menekankan untuk meminimalkan aktivitas-aktivitas pemindahan bahan pada saat proses
4. Penghematan pemanfaatan area
Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian ruang yang

berlebihan.

5. Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi lainnya.

6. Proses manufaktur yang lebih singkat

Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle neck, maka waktu

yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat sehingga total waktu

produksi pun dapat dipersingkat.

7. Mengurangi resiko kecelakaan kerja


Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang

aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di dalamnya.

8. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman


Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan yang baik,

sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan tercipta sehingga moral dan

kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini berpengaruh pada kinerja karyawan yang

juga akan meningkat sehingga produktivitas kerja akan terjaga.

9. Mempermudah aktivitas supervisor


Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk mengamati jalannya

proses produksi.

produksi berlangsung. Hal ini akan mendapatkan penghematan akan biaya perpindahan bahan,
pendayagunaan yang lebih baik akan pemakaian mesin, tenaga kerja atau fasilitas
produksi,mengurangi work in process, menyingkatkan proses manufaktur, mengurangi
kemacetan dan lainnya.
1.7
Langkah untuk Merencanakan Tata Letak Fasilitas/PabrikSecara singkat langkah
-langkah untuk merencanakan tata letak fasilitas/pabrik adalah sebagai berikut :
1.Analisa produk, yaitu aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus
dibuat.
2.Analisaproses, adalah langkah untuk menganalisa macam dan urutan pro
ses pengerjaan produk.komponen.
3.Analisa macam dan jumlah mesin / peralatan serta luas area yang dibutuhkan.
4.Perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik. Langkah berikutnya adalah
menetapkan prosedur atau metode pengaturan tata letak /peralatan. Disini ada 4 macam tata
letak, yaitu :
1.Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (Product Layout)
Produk layout pada umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi
satu macam atau kelompok produk dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang
lama. Dengan layout berdasarkan aliran produksi maka mesin dan fasilitas produksi
lainnya akan diatur menurut prinsip mesin after mesin . Mesin disusun menurut
urutan proses yang ditentukan pada pengurutan produksi, tidak peduli macam/ jenis
mesin yang digunakan. Tiap komponen berjalan dari satu mesin ke mesin
berikutnya melewati seluruh daur operasi yang dibutuhkan.
Dengan layout dengan tipe ini, suatu produk akan dikerjakan sampai selesai
didalam departement tanpa perlu dipindah-pindah ke departement lain. Disini
bahan baku akan dipindahkan dari satu operasi ke operasi berikutnya secara
langsung sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama dari layout ini
adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan
dalam aktifitas produksi.
2.Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (Fixed Position Layout)
Merupakan metode pengaturan suatu fasilitas produksi seperti mesin, manusia, dan komponen
lainnya yang bergerak menuju komponen produk utama yang berada pada posisi tetap. Biasanya
tata letak ini digunakan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan produk -produk dengan
skala ukuran yang besar seperti pesawat terbang, kapal laut, dan lainnya.
3.Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk
Merupakan tata letak yang didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang akan
dibuat. Dalam hal ini pengelompokan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir, tetapi
dikelompokkan berdasarkan langkah pemprosesan, bentuk, mesin, atau peralatan yang dipakai.
4.Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses (Process Layout)
Merupakan metode pengaturan dan penempatan segala mesin dan peralatan produksi yang
memiliki tipe / jenis sama kedalam satu departemen. Jadi mesin dikelompokkan sesuai dengan
kesamaan proses atau fungsi kerjanya. Tata letak ini cocok untuk produksi produk dengan variasi
produknya tinggi dan volume produksinya rendah

DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum PFT 2013-2014

Apple, James, M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga, Terjemahan
Nurhayati, Mardiono. ITB. Bandung.

Bagus, Hendrajid. (2011). Usulan Rancangan Tata Letak Menggunakan Software Automated

http://www.daniriskayadi.blogspot.com/2012/02/sekilas-tentang-perancangan-tata-letak.html

http://mythologitheoden.blogspot.com/2012/09/perencanaan-tata-letak-fasilitas.html

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=670:tataletak&catid=25:industri&Itemid=14

Tompkins, White, Bozer, Frazelle, Tanchoco, Trevino. (1996). Facilities Planning 2nd edition,
John Wiley & Sons. New York.

Wignjosoebroto, Sritomo. (2000). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga.
Penerbit Guna Widya. Surabaya.

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=670:tataletak&catid=25:industri&Itemid=14

http://industri.blogdetik.com/2012/07/20/perancangan-perencanaan-fasilitas/

https://nendenwidha.files.wordpress.com/2014/09/rg_kelompok-5_algoritma-blocplan1.pdf

http://dirraputri.tumblr.com/post/87474762076/perencanaan-tata-letak-fasilitas

Anda mungkin juga menyukai