Tata letak pabrik dan pemindahan bahan merupakan salah satu kegiatan rekayasawan industri
tertua. Dengan sejalan dan meluasnya pandangan rekayasawan industri ke arah fasilitas fisik,
sekarang ini reakayasawan menjadi paham bahwa semua kegiatan yang mempunyai arti akan
menuntut fasilitas fisik dan seringkali fasilitas itu harus direncanakan dan dirancang mengikuti
prinsip dan aturan yang hampir sama dengan yang digunakan dalam tata letak pabrik. Maka dari
sini mulailah digunakan metodologi dalam rancangan bagi tiap fasilitas fisik, sehingga
perancangan fasilitas merupakan suatu istilah yang penting bagi penyusunan unsur fisik untuk
pergudangan, kantor pos, toko, restoran, rumah sakit dan lain-lain.
Pada masa ini perancangan fasilitas memiliki tujuan secara keseluruhan untuk
mempertimbangkan masukan yang tepat dan merancang susunan yang dalam waktu tersingkat
dengan biaya yang wajar untuk mencapai keluaran yang diinginkan.
Perancangan tata letak didefinisikan sebagai perancangan lokasi dan konfigurasi departemen-
departemen, stasiun kerja, dan semua peralatan yang terlibat dalam proses konversi bahan baku
menjadi barang jadi .(Adam, 1989)
Perancangan tata letak pabrik sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen
suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator,
peralatan, dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman
produk jadi .(James M. Apple)
Facilities planning adalah berkaitan dengan desain, tata letak (layout), lokasi, dan akomodasi
orang, mesin, dan kegiatan dari sistem atau manufaktur/jasa yang menyangkut lingkungan atau
tempat yang bersifat fisik.
Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Wignjosoebroto, 1996). Pengaturan
tersebut akan memanfaatkan luas ruang untuk penempatan mesin-mesin, fasilitas produksi,
kelancaran aliran material, penyimpanan material baik yang bersifat sementara ataupun
permanen.
Perancangan tata letak yang dipakai adalah pengaturan konfigurasi stasiun kerja produksi yang
disusun ber
Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk
membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum tujuan dan manfaat dari adanya
perancangan tata letak fasilitas adalah sebagai berikut :
Perancangan tata letak akan memberi manfaat untuk menurunkan investasi dalam peralatan.
Penyusunan mesin-mesin dan fasilitas pabrik, dan departemen yang tepat, serta pemilihan
metode yang cermat, sedikit banyak akan dapat membantu menurunkan jumlah peralatan yang
diperlukan. Sebagai contoh adalah bila dua atau lebih komponen berbeda, dalam proses
pembuatannya memerlukan mesin yang sama, maka sebaiknya proses pembuatan tersebut dapat
dilewatkan pada mesin yang sama.
Manfaat lain dari perncangan tata letak adalah penggunaan ruang yang lebih efektif. Penggunaan
ruang akan efektif jika mesin-mesin atau fasilitas pabrik lainnya disusun atau diatur sedemikian
rupa sehingga jarak antar mesin-mesin atau fasilitas pabrik tersebut dapat seminimal mungkin
tanpa mengurangi keleluasaan gerak para pekerja. Dengan jarak minimal maka akan menghemat
area yang digunakan. Penghematan area berarti juga penghematan biaya, karena setiap meter
persegi luas lantai akan memberi beban biaya.
Adanya perancangan tata letak yang baik akan menjaga perputaran barang setengah jadi menjadi
lebih baik. Suatu proses produksi dapat dikatakan lancar jika bahan melewati proses dengan
waktu sesingkat mungkin. Hal ini dapat terjadi jika suatu proses produksi dapat terhindar dari
adanya penumpukan barang setengah jadi. Suatu aliran produksi sedapat mungkin melalui proses
dimana penyimpanan barang setengah jadi diturunkan mendekati titik nol.
4. Menjaga fleksibilitas susunan mesin dan peralatan.
Ada kalanya suatu pabrik melakukan perbaikan atau penambahan fasilitas atau bangunan baru.
Untuk itu perancangan tata letak harus dapat menjamin atau menjaga fleksibilitas dari susunan
mesin-mesin atau fasilitas-fasilitas pabrik dari kemungkinan tersebut. perbaikan atau
penambahan fasilitas atau bangunan baru tidak serta merta akan mengubah atau mengganti
seluruh susunan yang telah ada.
Untuk maemberi kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi para karyawan, maka yang perlu
diperhatikan dalam proses perancangan tata letak adalah bagaimana mengatur lingkungan kerja
seperti pencahayaan atau penerangan, sirkulasi udara, temperatur, pembuangan limbah dan
sebagainya. Penempatan mesin-mesin dan peralatan lainnya harus dilakukan dengan
memperhatikan keselamatan dari para karyawan.
Perancangan tata letak tidak dapat dipisahkan dengan masalah penanganan bahan. Setiap proses
produksi tidak bisa dihindari adanya gerakan perpindahan bahan. Gerakan perpindahan bahan ini
akan memberikan beban biaya yang tidak sedikit. Lebih-lebih jika proses pergerakan
perpindahan bahan ini tidak menganut asas efektivitas, misalkan suatu proses operasi yang satu
dengan yang lain yang berurutan jaraknya relatif jauh. Hal ini akan membutukan waktu
tambahan sehingga total waktu pengerjaan suatu produk akan menjadi lebih lama. Demikian pula
biaya dalam perpindahan material ini juga akan semakin besar.
Proses manufaktur akan menjadi lebih mudah jika telah dilakukan perancangan tata letak.
Dengan menggunakan beberapa metode atau tipe-tipe tata letak yang sesuai, proses produksi
akan berjalan sesuai dengan aliran proses yang telah digariskan.
Tata letak yang ada pada pabrik sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja.
Departemen yang disusun berdasarkan aliran produksi yang tepat, dengan peralatan pemindah
bahan yang lebih modern seperti conveyor, crane, hoist, dan peralatan modern lainnya akan
mengurangi waktu dan tenaga yang digunakan para pekerja dalam melakukan pergerakan.
Efektivitas pemakaian tenaga kerja dengan sendirinya akan lebih meningkat. Beberapa ukuran
performansi yang menjadi tujuan perancangan fasilitas manufaktur adalah:
Ongkos
Minimasi ongkos produk dan proyek merupakan kepentingan yang utama, walaupun dengan
ongkos yang minimum belum tentu memberikan hasil yang terbaik. Diperlukan pengaturan
anggaran (budgeting) dalam mengendalikan ongkos proyek.
Kualitas produk
Kualitas adalah hal yang kritis dan sulit untuk diukur. Upaya untuk mencapai tingkat kualitas
yang diinginkan adalah dengan memilih perlengkapan, merancang stasiun kerja, dan menyusun
metode kerja yang dapat menghasilkan produkproduk yang berkualitas.
Penempatan kamar kecil, ruang ganti, dan kantin yang dapat berdampak pada produktivitas
tenaga kerja.
Karena ongkos pengadaan perlengkapan dan operasinya mahal, maka sebagian dari ongkos ini
harus dibebankan pada tiap produk yang diproduksi pada mesin-mesin.
Industri manufaktur selalu berada dalam persaingan yang ketat. Menghadapi kondisi ini, dimana
variasi produk tinggi, daur hidup produk yang pendek, permintaan yang berubahubah, dan
adanya tuntutan dalam hal pengiriman yang tepat waktu, menyebabkan perusahaan memerlukan
strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam menggunakan fasilitas. Suatu sistem manufaktur
harus dapat menghasilkan produk-produk dengan ongkos yang rendah dan kualitas tinggi, serta
dapat mengirimkannya tepat waktu kepada pelanggan. Suatu sistem juga harus dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari perancangan proses
maupun permintaan produk.
Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
merancang tata letak pabrik atau melakukan konfigurasi ulang tata letak pabrik. Menurut Nicol
dan Hollier 1983, perancangan tata letak tidak hanya diperlukan saat membangun perusahaan
baru, tetapi juga saat mengembangkan perusahaan, melakukan konsolidasi atau mengubah
struktur perusahaan. Perusahaan yang telah mapan membutuhkan perubahan tata letak
fasilitasnya setiap dua atau tiga tahun sekali.
Tata letak pabrik yang baik dan didukung pula dengan koordinasi kerja yang bagus antar setiap
departemen dalam perusahaan diharapkan membuat perusahaan tetap bertahan dan sukses dalam
persaingan industri di bidangnya.
4. Tipe Layout
Tata letak berdasarkan proses, sering dikenal dengan process atau functional layout, adalah
metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan kesamaan tipe atau fungsinya.
Mesin-mesin yang digunakan tata letak proses berfungsi umum (general purpose). Tata letak
proses umumnya digunakan untuk industri manufaktur yang bekerja dengan volume produksi
yang relatif kecil dan jenis produk yang tidak standar (Wignjosoebroto, 2000).
Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan peralatan produksi lainnya.
Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas produksi besar dan sanggup mengerjakan berbagai
macam jenis dan model produk.
Kemungkinan adanya aktivitas pengawasan yang lebih baik dan efisien melalui
spesialisasi pekerjaan.
Pengendalian dan pengawasan lebih mudah dan baik terutama untuk pekerjaan yang
sukar dan butuh ketelitian tinggi.
Mudah untuk mengatasi breakdown dari mesin, yaitu dengan cara memindahkan
prosesnya ke mesin lain tanpa banyak menimbukan hambatan yang signifikan.
Adanya kesulitan dalam menyeimbangkan kerja dari setiap fasilitas produksi yang akan
memerlukan penambahan ruang untuk work-in-process storage.
Operator harus memiliki keahlian yang tinggi untuk menangani berbagai macam aktivitas
produksi.
Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production line layout,
adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah
produk. Sistem ini dirancang untuk memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan
volume yang tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
memberikan produktivitas tinggi dengan ongkos yang rendah.
Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana, logis, dan OMH-nya rendah.
Kurangnya fleksibilitas dari tata letak untuk membuat produk yang berbeda.
Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi aliran
produksi.
Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin, baik dari segi jumlah
maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.
Kelelahan operator: operator mudah menjadi bosan disebabkan pengulangan tanpa henti
dari pekerjaan yang sama.
Ketergantungan dari seluruh proses terhadap setiap part: kerusakan pada suatu mesin atau
kekurangan operator untuk mengendalikan stasiun kerja bias menghentikan keseluruhan
hasil produksi pada satu line produk.
Tata letak posisi tetap, sering dikenal dengan fixed material location atau fixed position layout,
adalah metode pengaturan dan penempatan satsiun kerja dimana material atau komponen utama
akan tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia, serta
komponen lainnya bergerak menuju lokasi komponen utama tersebut.
Karena banyak bergerak adalah fasilitas produksi maka perpindahan material bisa
dikurangi.
Bila pendekatan kelompok kerja digunakan dalam kegiatan produksi, maka kontinyuitas
operasi dan tanggung jawab kerja bisa tercapai dengan sebaik-baiknya.
Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job enrichment) dengan mudah bisa
diberikan, selain itu juga dapat meningkatkan kebanggaan dan kualitas kerja karena
dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara penuh (do the whole job).
Memerlukan operator dengan skill yang tinggi disamping aktivitas supervisi yang lebih
umum dan intensif.
Adanya duplikasi peralatan kerja yang menyebabkan dibutuhkannya lokasi untuk work-in
process.
Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya dalam penjadwalan
produksi.
Henry C.Co mendefinisikkan tata letak teknologi kelompok (group technology layout) sebagai
teknik untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan bersama komponen-komponen yang sama
atau berhubungan dalam proses produksi untuk mengoptimalkan aliran produksi.
Dalam konsep manufaktur, teknologi kelompok didefinisikan sebagai suatu filosofi manajemen
yang melakukan pengidentifikasian dan pengelompokkan part berdasarkan kemiripan dalam
perancangan dan proses manufaktur. Teknologi kelompok dimaksudkan untuk memperoleh
efisiensi yang tinggi pada tata letak produk dan fleksibilitas yang tinggi pada tata letak proses.
Penelitian tentang teknologi kelompok untuk sistem manufaktur pertama kali dimulai akhir tahun
1950. Pada saat itu para peneliti mulai menyadari bahwa beberapa part memiliki pendekatan
manufaktur yang sama secara umum. Selanjutnya mereka menyimpulkan bahwa part tersebut
bisa dikelompokkan dan diproses bersama, serupa dengan mass production. Berdasarkan
kesimpulan ini, mareka kemudian membuat kelompok-kelompok part yang sama dan kemudian
menggunakan kelompok mesin dan tools tertentu untuk memproduksinya, dengan tujuan untuk
mengurangi setup. Peneliti utama yang dikenal dengan teori ini adalah S.P Mitronov, seorang
peneliti asal USSR. Dalam tahun-tahun berikutnya, mulai berkembang beberapa klasifikasi dan
sistem koding (coding system) untuk menyusun part family. Pada awal tahun 1960 konsep
teknologi kelompok mulai diterapkan pada perusahaan untuk pertama kalinya, dan sejak saat
itulah konsep teknologi kelompok mulai diterima secara menyeluruh di dunia.
Beberapa persoalan muncul yang dalam penyusunan tata letak teknologi kelompok adalah
pengidentifikasian part family, pengidentifikasian machine cell dan pengalokasian part family
atau machine cell (atau sebaliknya). Disamping itu juga terdapat beberapa tujuan dan konstrain
yang penting dalam penyusunan teknologi kelompok, antara lain:
Cell independence
Yang menjadi tujuan utama dari formasi sel dalam teknologi kelompok adalah kebebasan antar
sel, dimana tidak ada lagi ketergantungan antar sel.
Cell flexibility
Fleksibilitas berhubungan dengan kemampuan untuk memproses part oleh mesin-mesin di dalam
sel (internal routing flexibility), kemampuan untuk mengirimkan part ke sel lain (external
routing flexibility), dan kemampuan sel untuk mengakomodasi part baru (process fleksibility).
Saat tujuan utama, cell independence, tidak tercapai, maka akan terjadi perpindahan antar sel.
Oleh karena itu, pengaturan tata letak sel harus optimal karena akan mempengaruhi jarak
perpindahan dan pola aliran material.
Cell layout
Tata letak mesin didalam sel merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi jarak perpindahan,
pola aliran material.
Cell size
Ukuran dari sel merupakan jumlah dari mesin/tipe proses yang disediakan dalam suatu sel. Ini
merupakan variabel yang perlu dikontrol. Contohnya, ukuran sel tidak boleh terlalu besar karena
dapat menghambat lingkungan sosial (sociological environment) dalam sel dan menghambat
pengawasan.
Additional investment
Dengan adanya pengelompokkan mesin ke dalam sel untuk mengerjakan part family tentunya
akan ada investasi tambahan untuk mesin. Hal ini merupakan konstrain utama bagi perusahaan
dalam menyusun tata letak produksinya.
Beberapa keuntungan dari Group Technology Layout dibandingkan dengan tata letak yang lain
adalah sebagai berikut :
Pengurangan waktu setup. Suatu sel manufaktur dirancang untuk mengerjakan part-part
yang memiliki kesamaan bentuk ataupun proses. Pada sel tersebut, part-part dapat
dikerjakan dengan menggunakan alat bantu (fixture) yang sama, sehingga waktu untuk
mengganti alat bantu maupun peralatan lainnya dapat dikurangi.
Pengurangan ukuran lot. Jika waktu setup dapat dikurangi, maka ukuran lot yang kecil
menjadi mungkin dan ekonomis. Ukuran lot yang kecil juga dapat membuat aliran
produksi lebih lancar.
Pengurangan work-in-process (WIP) dan persediaan barang jadi. Jika waktu setup dan
ukuran lot menjadi kecil maka jumlah WIP dapat dikurangi. Part-part dapat diproduksi
menggunakan konsep just-in-time (JIT) dengan ukuran lot yang kecil sehingga waktu
penyelesaiannya lebih cepat.
Pengurangan waktu dan ongkos material handling (OMH). Pada tata letak seluler, tiap
part diproses seluruhnya dalam satu sel (jika dimungkinkan). Oleh karena itu, waktu dan
jarak perpindahan part antar sel lain menjadi minimal.
Perbaikan kulitas produk. Oleh karena part-part berpindah dari stasiun kerja satu ke
stasiun kerja yang lainnya dalam unit yang tunggal dan diproses dalam area yang relatif
kecil, maka penjadwalan dan pengendalian job akan lebih mudah. Masukan terhadap
perbaikan akan lebih cepat dan proses dapat dihentikan jika terjadi kesalahan.
Gambar V Group Technology Layout
berlebihan.
Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle neck, maka waktu
yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat sehingga total waktu
sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan tercipta sehingga moral dan
kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini berpengaruh pada kinerja karyawan yang
proses produksi.
produksi berlangsung. Hal ini akan mendapatkan penghematan akan biaya perpindahan bahan,
pendayagunaan yang lebih baik akan pemakaian mesin, tenaga kerja atau fasilitas
produksi,mengurangi work in process, menyingkatkan proses manufaktur, mengurangi
kemacetan dan lainnya.
1.7
Langkah untuk Merencanakan Tata Letak Fasilitas/PabrikSecara singkat langkah
-langkah untuk merencanakan tata letak fasilitas/pabrik adalah sebagai berikut :
1.Analisa produk, yaitu aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus
dibuat.
2.Analisaproses, adalah langkah untuk menganalisa macam dan urutan pro
ses pengerjaan produk.komponen.
3.Analisa macam dan jumlah mesin / peralatan serta luas area yang dibutuhkan.
4.Perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik. Langkah berikutnya adalah
menetapkan prosedur atau metode pengaturan tata letak /peralatan. Disini ada 4 macam tata
letak, yaitu :
1.Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (Product Layout)
Produk layout pada umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi
satu macam atau kelompok produk dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang
lama. Dengan layout berdasarkan aliran produksi maka mesin dan fasilitas produksi
lainnya akan diatur menurut prinsip mesin after mesin . Mesin disusun menurut
urutan proses yang ditentukan pada pengurutan produksi, tidak peduli macam/ jenis
mesin yang digunakan. Tiap komponen berjalan dari satu mesin ke mesin
berikutnya melewati seluruh daur operasi yang dibutuhkan.
Dengan layout dengan tipe ini, suatu produk akan dikerjakan sampai selesai
didalam departement tanpa perlu dipindah-pindah ke departement lain. Disini
bahan baku akan dipindahkan dari satu operasi ke operasi berikutnya secara
langsung sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama dari layout ini
adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan
dalam aktifitas produksi.
2.Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (Fixed Position Layout)
Merupakan metode pengaturan suatu fasilitas produksi seperti mesin, manusia, dan komponen
lainnya yang bergerak menuju komponen produk utama yang berada pada posisi tetap. Biasanya
tata letak ini digunakan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan produk -produk dengan
skala ukuran yang besar seperti pesawat terbang, kapal laut, dan lainnya.
3.Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk
Merupakan tata letak yang didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang akan
dibuat. Dalam hal ini pengelompokan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir, tetapi
dikelompokkan berdasarkan langkah pemprosesan, bentuk, mesin, atau peralatan yang dipakai.
4.Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses (Process Layout)
Merupakan metode pengaturan dan penempatan segala mesin dan peralatan produksi yang
memiliki tipe / jenis sama kedalam satu departemen. Jadi mesin dikelompokkan sesuai dengan
kesamaan proses atau fungsi kerjanya. Tata letak ini cocok untuk produksi produk dengan variasi
produknya tinggi dan volume produksinya rendah
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum PFT 2013-2014
Apple, James, M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga, Terjemahan
Nurhayati, Mardiono. ITB. Bandung.
Bagus, Hendrajid. (2011). Usulan Rancangan Tata Letak Menggunakan Software Automated
http://www.daniriskayadi.blogspot.com/2012/02/sekilas-tentang-perancangan-tata-letak.html
http://mythologitheoden.blogspot.com/2012/09/perencanaan-tata-letak-fasilitas.html
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=670:tataletak&catid=25:industri&Itemid=14
Tompkins, White, Bozer, Frazelle, Tanchoco, Trevino. (1996). Facilities Planning 2nd edition,
John Wiley & Sons. New York.
Wignjosoebroto, Sritomo. (2000). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga.
Penerbit Guna Widya. Surabaya.
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=670:tataletak&catid=25:industri&Itemid=14
http://industri.blogdetik.com/2012/07/20/perancangan-perencanaan-fasilitas/
https://nendenwidha.files.wordpress.com/2014/09/rg_kelompok-5_algoritma-blocplan1.pdf
http://dirraputri.tumblr.com/post/87474762076/perencanaan-tata-letak-fasilitas