kerjasama dengan
.8
JICA
~
J apan International Cooperation Agency (JICA)
(DEMS Project)
2006
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya sehingga
penyusunan Pedoman Umum Pemantauan Kualitas Air ini dapat diselesaikan.
Penyusunan pedoman ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka
mengoptimasikan pelaksanaan pemantauan kualitas air d engan memberikan referensi yang
bisa digunakan dalam pelaksanaan pemantauan kualitas air di Indonesia. Pedoman
pemantauan ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam upaya pelaksanaan
pemantauan kualitas air yang optimal sehingga diperoleh data yang mewakili dan dapat
dipertanggung jawabkan. Dalam pedoman umum pemantauan kualitas air ini diinfonnasikan
mengenai proses keseluruhan dalam pelaksanaan pemantauaq mulai dari penentuan t ujuan
pemantauan, pembuatan d isain studi pemantauan, program s'ampling d i 1apangan, program
analisis di laboratoril.lm, anal isis dan interpretasi data serta pelaporan pemantauan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih atas kerjasama dan
masukan yang dibenkan dari instansi dan seluruh pihak yang terlibat baik secara l~mgsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian penyusunan pedoman pemantauan ini.
Kami menyadari bah\va penyusunan pedoman ini masih jauh dari sempuma, untuk itu
perbaikan-perbaikan masih mungkin dilah.'1lkan, sehingga masukan yang membangun sangat
diharapkan demi perbaikan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat bennanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya air, khususnya
untuk pelaksanaan pemantauan kualitas air.
4tz
DAFTARISI
Daftar Tabel ...... .. . ... . . . .. . ... ............ .. . ... ......... ...... ... .. . . ....... ... . . . . . . . . .... ii
Definisi dan Isti'l~h" ...... .... ... . . . . ................... ... . .. ........... ..... . . ...... . ........ vi
............................................................................ x
BAB I. PENDAHULUAN 1
3.1.1.1.Kajian Baseline........................................... 11
Salnp/illg)~... ............................................ .
3.3.1.3.Sampling Sistematik................................... 15
11
Pedoman Umum Pemanlauan Kualilas Air
4.1.I.PersoniL........................................................... 30
4.1.2.Prosedur............................................................ 30
4.1.4.Wadah...... ......................................................... 31
Sampel.................................................................. 38
4.6.3. Sampel........................................................... 41
III
Pedoman Umum Petna'llatNm Kuaitas Air
Kedapatulangan)....................................... 49
5.4.6.2.Identifikasi.................. ............................ 51
5.4.7.4.Blanko..................................... ............. 52
5.4.8.2.Pengayakan Sampel.................................... 53
5.4.8.3.Penghomogenan Sampel............................. 53
IV
P9doman Umum Pemantauan Kuai/as Air
v
Pecfornan Umurn Pemanlauan Kuailas Air
DAFTAR TABEL
Halaman
TabeI5. Contoh Prosedur Pencucian Wadah I Botol untuk Sampel Air ..... 32
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Air.......................................................................... 2
vii
Pedoman Umum Pemantauan Kualitas Air
DAFTAR GAMBAR
Ha1aman
Air.......................................................................... 2
vii
Pedoman Umum Peman/auan Kualtas Air
Aquifer; Satu lapisan kulit bumi yang menahan air, dimana lapisan tersebut berpori dan
terletak diantara dua lapisan kedap (tidak tembus air)
Degradasi : l.Perusakan tanah karena erosi yang disebabkan oleh ali ran air, oleh tekanan
manusia. atau pengelolaan secara berlebihan. 2. Pengurangan elevasi secara umum.
Diffusi: Gerakan gas, zat eair atau padat sebagai hasil dari gerak thermal sembarang air
partikel-partikelnya (atom atau molekul) .
Epilimnion: lapisan air teratas di danau yang dikarakteristikan dengan suhu yang
seragams eeara esensial yang umumnya adalah hangat dari lokasi lain di danau, dan
dengan peneampuran yang relatif sera gam oleh angin atau arah gelombang.
Estuari : Badan perairan yang setengah tertutup pinggiran daratan, sehingga terpengaruh
pasang surut air laut. Aimya payau karena air laut tercampur dengan dari daratan,
biasanya berbentuk sebagai corong sungai yang masuk laut, teluk laut dan rawa pasang
surut
Eutrofikasi : pelimpahan air dengan nutrienl unsure hara, mayoritasnya fosfor yang
dapat menyebabkan kelimpahan pertumbuhan tanaman akuatik dan sering mendorong
teIjadinya penurunan musiman dari DO.
Hidrologi : Ilmu yang mempelajari sifat-sifat distribusi dan peredaran (sirkulasi) air
dipermukaan tanah atau dibawah tanah, tennasuk sungai, rawa, danau,mata air dan salju
Hipolimnion : zona badan air yang berada dari bawah termoklin sampai ke dasar danau;
sehingga jauh dari pengaruh permukaan dan biasanya dingin dan relatiftidak terganggu .
Mangrove: Hutan bakau atau pohon yang tumbuh biasanya didaerah pantai yang banyak'
sedimentasi Lumpur didaerah hutan ekuator, dan tumbuh ditanah yang digenangi air
viii
dengan dahan-dahan yang terbentang lebar kesamping dan dahan-dahannya
menjatuhkan akamya
Nitrifikasi : Pemberian oksigen pada ammonia untuk diubah menjadi nitrit dan
kemudian menjadi nitrat oleh mikroorganisme. Didalarn tanah, fase pertama
pengubahan ini dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan fase kedua dilakukan
oleh bakteri Nitrobacter, proses ini penting dalam siklus nitrogen, karena hanya dalam
bentuk nitrase saja nitrogen dapat digunakan langsung oleh tanaman.
Termoklin : Zona transisi antara epilirnnion dingin dari badan-badan air yang tersusun
berJapis-lapis. Perubahan suhu sarna dengan atau melebihi 10 Celcius untuk setiap meter
kedalaman.
IX
Pedoman Umum Pemantauan Kuallas Ail:
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pedoman umum pemantauan kualitas air ini disusun untuk memberikan acuan dalam
pelaksanaan pemantauan kualitas air mulai dari penyusunan program pemantauan yang
meliputi penentuan tujuan pemantauan, penentuan disain pemantauan. sampai pada
pelaksanaan program sampling lapangan, program analisis di laboratorium, analisis dan
interpretasi data serta pelaporan yang meliputi penyusunan dan penyebaran infonnasi.
Pedoman ini juga memberikan infonnasi dalam penilaian kualitas air tawar, tennasuk
air tanah, danau dan sedimen.
Dengan acuan dari pedoman ini diharapkan data pemantauan yang dihasilkan dapat
menginfonnasikan kondisi kualitas air yang sebenamya, dapat dipertanggungjawabkan,
serta dapat menjawab masalah yang ada.
Pemantauan sendiri merupakan suatu sed kegiatan yang terencana dan sistematik dalam
pengukuran. pengamatan yang hasilnya dianalisis dan dilaporkan degan tujuan untuk
menyediakan infonnasi dan pengetahuan tentang badan air. Pemantauan kualitas air ini
sangat penting dalam program kebijakan pengelolaan sumber daya air.
Pembuatan disain pemantauan diawali dengan pemilihan tipe kajian yang sesuai dengan
tujuan pemantauan yang telah ditetapkan. Dengan didukung oleh survei pendahuluan,
cakupan kajian yang meliputi batas ruang, skala dan jangka waktu serta pertimbangan
disain sampling ditentukan. Dalam pertimbangan disain sampling mencakup
pertimbangan penentuan titik sampling, frekwensi sampling, keragaman ruang,
pemilihan parameter, presisi dan akurasi sampe! serta efektifitas biaya. Kemudian
ditentukan spe.sifikasi data yang diperlukan.
Data yang dihasilkan perlu dilakukan pengelolaan tennasuk analisis serta interpretasi,
misal dibandingkan dengan baku mutu yang ada atau dilihat trend pencemaran, dsb.
Dalam hal ini maka perlu dipilih program analisis data yang tepat untuk masing-masing
tujuan yang berbeda. Hasil pemantauan tersebut dilaporkan terhadap pihak yang
berkepentingan dalam bentuk laporan yang sesuai dengan form,at umum yang berlaku
yang telah disesuaikan dengan pengguna laporan terse but. Hasil laporan dapat
dipublikasikan dengan berbagai cara seperti semil1ar, web pages, dsb.
x
Pedoman Umum Pemantauan Kuallas Air
BABI
PENDAHULUAN
Salah satu upaya pengelolaan kualitas air yang penting dilakukan adalah pelaksanaan
pemantauan kualitas air. Pemantauan kualitas air penting dilaksanakan agar diperoleh data
pemantauan yang dapat digunakan untuk menilai kondisi kualitas air, sehingga dari hasil
penilaian kualitas air tersebut dapat dilakukan tindakan pengelolaan yang tepat. Dalam
kaitan ini, dengan adanya data pemantauan yang akurat dan mewakili kondisi kualitas air
yang sesungguhnya maka kebijakan yang ditetapkan akan lebih terarah da'n dapat
dilaksanakan,
Pemantauan ,yang dilakukan hanya didasarkan pada pegumpulan data saja tanpa
pemahaman pentingnya pemenuhan syarat-syarat yang diperlukan dalam proses
pengumpulan data atau pelaksanaan pemantauan itu sendiri, baik mulai dari tahapan
penentuan tujuan, perencanaan, sampai pelaksanaan dan interpretasi data yang dihasilkan,
maka akan menghasilkan data yang tidak dapat mewakili kondisi yang sebenarnya
sehingga data pemantauan tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan yang menjadi isu
yang sebenarnya.
Untuk dapat menghasilkan data pemantauan yang representatif maka perlu dibuat suatu
pedoman umum pemantauan kualitas air, yang dapat dipakai sebagai aeuan oleh semua
pihak yang berkepentingan dengan berbagai tujuan dalam rangka pengelolaan sumber
daya air.
1
1.2. Pemantauan Kualitas Air
Pemantauan kualitas air dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengumpulan
informasi yang aktual pada lokasi tertentu dan interval yang teratur untuk menghasilkan
data hasil pemantauan yang dapat digunakan untuk menyatakan kondisi saat itu.
Berhasilnya suatu program pemantauan kualitas air sangat erat kaitannya dengan tahapan
pelaksanaan yang harus dilalui agar kesinambungan pekerjaan dapat menyajikan data
secara integral untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, tidak ada pekerjaan yang harus
diulang kembali karena ada satu tahap pekerjaan yang terlampaui yang berpengaruh
terhadap tahap berikutnya. Tahapan pemantauan yang perJu dilaksanakan secara berurutan
meliputi penentuan tujuan pemantauan, pembuatan disain kajian pemantauan, program
sampling di lapangan, analisis laboratorium, pengolahan data dan pelaporan.
.------------------"'"
.' { Survei oendahuluan :
,--_ ... _-- ... --,
.. -: Sumber
2. Pembuatan Disain Pemantauan I... -------------------, :: :
t I .Pencemar:I ....
~-.- . .,
: : r-----------, ,
i--------------~ : f--: Penggunaan : ......... i ,
'Pemantauan: : : : Air :
,, Hidrologi :, ,: ~------------:
3. Operasional di Lapangan
(Sampling)
-------r-------- I ~-----------,
: : Peraturan &
I. - : Kebijakan
, __ ... _ - - ______ 1
.. I
:
:
.. '" ....:
t
4. Operasional di Laboratorium
t- .. - ... - - - - - - - - - - - - - i
: Penilaian Disain : _._ .. I
,
# 1 ______ - - - - - - - - - - - -
" :- ...... ""-------------- ...
" 'If: Pengelolaan ~ --- r
... "",
.-... -.......... --- --------
&_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ...... _ _ _ _ ...
I t
... .
.
:
l _ ... ___ ... __ ... _ _ _ _ _ _ .................
'
_.!.
,
Gambar 1. Langkah-langkah Pelaksanan Program Pemantauan Kualitas Air
2
Pedoman Umum Pemantauan Kualilas Ail
Pemantauan kualitas air yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah tersebut diatas
diharapkan akan diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sehingga
pelaksanaan pemantauan tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
1.3.Tujuan
Tujuan pembuatan pedoman umum pemantauan ini adalah untuk menyediakan acuan
dalam pelaksanaan pemantauan kualitas air sehingga diharapkan hasil dari pelaksanaan
pemantauan tersebut dapat diperoleh data pemantauan yang optimal, representatif dan
dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dapat membatu dalam penetapan kebijakan
pengelolaan sumber daya air
BABII
Penentuan tujuan pemantauan merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk
ditetapkan dalam merencanakan suatu program pemantauan. Tujuan tersebut harus jelas
sehingga dapat diketahui bagaimana pemantauan tersebut dilaksanakan.
Secara garis besar, penentuan tujuan pemantauan dapat diperoleh melalui langkah-Iangkah
sebagai berikut :
Penentuan isu (identifikasi masalah)
Pengumpulan informasi yang mendukung isu yang telah diidentifikasikan.
Pemahaman sistem dan model formulasi proses konseptual (MPK)
o Pengenalan Proses Kunci
o Hipotesis teruji dan model konseptual
Penetapan tujuan pemantauan
Identifikasi masalah atau isu bisa diperoleh dari pengamatan, wawancara, informasi, kasus,
informasi sekunder dari penduduk atau informasi dari hasil diskusi dengan stakeholder.
Contoh isu umum program pemantauan adalah :
Peledakan populasi alga (algae blooming)
Peningkatan salinitas air, menyebabkan air menjadi tidak dapat digunakan untuk air
minum, pertanian, dan mempunyai efek pada ekologi aquatik
Pencemaran mikroba dari kotoran manusia atau hewan yang menyebabkan air
sungai tidak bisa digunakan untuk air minum atau penggunaan rekreasi.
Pengaruh perubahan temperatur
Pengaruh perubahan pH, dB.
4
Pedoman Umum Pemanlauan Kualtas Air
Pengumpulan informasi juga meliputi hal berikut yang berkaitan dengan aktifitas yang
berpengaruh secara langsung dan tak langsung terhadap kualitas air berdasarkan :
Faktor alam, yaitu gambaran geografis area: topografi, relief, luas area, meteorologi,
iklim. penggunaan tanah, hidrologi, dB
Penggunaan air termasuk bendungan, kana!, aktifitas kota dan industri, pertanian,
navigasi, rekreasi, perikanan, dll
Sumber pence mar (sekarang dan masa datang) termasuk !imbah domestik, industri,
pertanian, dan fasilitas pengolahan limbah.
Peraturan dan kebijakan.
Beberapa contoh informasi yang mungkin dapat diperoleh untuk mendukung isu antara
Daya dukung badan air dalam menerima limbah tanpa menyebabkan pencemaran
Kesesuaian dan efektifitas langkah strategi pengendalian pencemaran
Perubahan tretld kualitas air akibat aktifitas manusia di daerah tangkapan
#
5
Parameter kimia dan biologi dalam air yang menyebabkan air tidak sesuai dengan
peruntukannya
Bahaya terhadap kesehatan manusia akibat kualitas air yang buruk .
Pengembangan daerah tangkapan yang berpengaruh terhadap kualitas air.
Dampak penurunan kualitas air terhadap kehidupan tanaman dan binatang di dalam
atau dekat badan air.
Pengumpulan informasi penting dilakukan untuk menghemat biaya agar tidak tetjadi
pengulangan pelaksanaan pemantauan pada lokasi atau isu yang sarna. Selain itu,
pengumpul informasi harus berinteraksi dengan pengguna akhir informasi dan stakeholder
untuk daerah tersebut. Stakeholder bisa sebagai perorangan, kelompok, industri,
pemerintah.
Setelah diformulasikan, maka model proses tersebut dapat digunakan untuk membantu
dalam menentukan :
Komponen yang penting dalam sistem .
Proses kunci
Hubungan sebab akibat
Pertanyaan yang penting ditujukan
Batas ruang
Parameter yang penting untuk proses yang terkait
Pemilihan lokasi
Pertimbangan waktu dan musim
6
Model yang dibuat tersebut merupakan diagram ilustrasi sederhana dari komponen yang
terkait dengan sistem yang dipantau. Sebagai contoh pada kajian eutrofikasi, nutrien
biasanya sebagai faktor penentu, sedangkan kloropil atau sel alga adalah sebagai akibat.
Model tidak harus menyeluruh dan menyebutkan semua komponen dari sistem tetapi harus
mempunyai batasan yang menyebutkan problem atau pertanyaan yang akan dikumpulkan.
..........-. .
0.....
7
Pertumbuhan organisme, produktivitas utama,
Daur ulang nutrien, kehilangan, transformasi, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
Pada skala yang lebih luas, hams diperhatikan sumber dan transportasi kontaminan dari
daerah tangkapan aliran air, sungai dan muara. Pada gam bar 2 diberikan eontoh bentuk
model sumber kontaminan logam berat di tingkungan aquatik.
Bila model proses konseptual yang digunakan salah, maka model tersebut perlu dikaji
ulang dan dimodifikasi berdasarkan informasi yang dikumpulkan serta asumsi utama
yang valid. Jika perlu, model tersebut hams diubah untuk merefleksikan perspektifbarn.
8
Pada umumnya tujuan pemantauan dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tujuan tunggal
atau multi t ujuan Dalam prakteknya, program pemantauan mengkombinasikan banyak
tujuan dan data yang dihasilkan digunakan untuk berbagai maksud. Pemantauan dengan
banyak tujuan umumnya dilakukan dan ditetapkan sebagai program nasional suatu negara.
Beberapa contoh umum tujuan pemantauan kualitas air adalah sebagai berikut :
Untuk mengukur kualitas air
Untuk memberikan kepastian bahwa air tersebut memenuhi standar untuk
penggunaantertentu
Untuk penyelidikan kenapa air tersebut tidak memenuhi standar
Untuk menilai beban material yang masuk ke badan air dari daerah tangkapan air
Untuk mengetahui karakteristik biota dalam air
Untuk menilai status lingkungan.
Untuk menilai efektifitas pengendalian pencemaran air.
Untuk identifikasi trend kondisi badan air.
Untuk pengembangan standar kualitas air dan peraturan pembuangan limbah
Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk membantu dalam penetapan tujuan
pemantauan adalah :
Mengapa pemantauan akan dilaksanakan? Apakah untuk inforrnasi dasar,
perencanaan atau inforrnasi kebijakan, inforrnasi operasional atau pengelolaan,
peraturan dan penaatan, penilaian sumber, atau maksud lain.
Inforrnasi apakah yang diperlukan pada kualitas air untuk berbagai penggunaan?
Bagaimana ketersediaan sumber daya manusia dan sumber dana?
Siapa pengguna data pemantauan dan apa yang dapat dilakukan dari inforrnasi
tersebut? Apakah hasil tersebut digunakan untuk mendukung keputusan
pengelolaan, menjamin pentaatan, identifikasi prioritas untuk tindakan, peringatan
dini terhadap problem dimasa datang atau mendeteksi perbedaan pengetahuan yang
ada sekarang
BABIIl
DISAIN PEMANTAUAN
Disain pemantauan pedu dibuat agar pelaksanaan pemantauan dapat dilakukan secara
terencana sehingga program sampling dan analisis dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pembuatan disain pemantauan diawali dengan pemilihan tipe kajian yang sesuai dengan
tujuan yang tdah ditetapkan. Dalam hal ini terdapat tiga tipe kajian yang dapat
memasukkan tujl1an pemantauan yang telah ditetapkan dalam salah satu golongan tipe
kaj ian tersebut.
+
Penen'u,n ruang lingkup peman"uan (batas ruang, skala d,n durasi) y-"'-""-"
j pendahuluan
10
3.t.Tipe Kajian
Secara garis besar, tujuan pemantauan dapat dimasukkan dalam tiga kelompok tipe kajian
yang berbeda yaitu :
Kaj ian deskriptif.
Kajian pengukuran perubahan.
Kajian yang meningkatkan pemahaman sistem (sebab dan akibat).
Kajian deskriptif ditujukan untuk pengumpulan data yang dapat menyatakan keadaan dari
suatu sistem. Dalam kajian deskriptif, umumnya dilakukan pengukuran distribusi ruang
atau kadang distribusi waktu terhadap komponen tertentu dalam badan air untuk tujuan:
Survei pengamatan,
Mengetahui kondisi dan laporan lingkungan,
Penilaian kecocokan dengan standar kualitas air.
Dari kajian ini dapat ditentukan rona awal atau kondisi awal konsentrasi suatu komponen
sebelum adanya gangguan atau perkembangan yang tidak diharapkan. Yang termasuk
dalam kajian deskriptif adalah kaj ian baseline.
12
gangguan dalarn sis tern sungai. estuari. badan air yang berdekatan. atau ternpat dengan
beberapa tingkat gangguan (rnisal ternpat dengan jarak yang rnakin jauh dari titik surnber).
Disain ini juga rnernerlukan ahli statistik untuk rnengklarifikasi apakah lokasi sudah
rnewakili untuk asurnsi yang digunakan dalam analisis statistik, atau syarat data yang
diperlukan.
13
3.2.2. SkaJa
Skala merupakan kisaran ruang dan waktu yang diperlukan untuk pengamatan sebuah
proses dalam sistem yang diamati. Setiap proses yang berbeda memerlukan ruang dan
waktu (s kala ) yang berbeda pula. S ebagai contoh proses penyuburan nutrien mungkin
terjadi pada kisaran ruang berkilometer dan responnya memerlukan kisaran waktu
mingguan. Sedangkan untuk melihat trend kualitas air sungai maka dapat
dipertimbangkan waktu tahunan sedangkan kisaran ruang bisa meliputi jarak dari hulu
sampai ke hilir sungai.
14
pola pengambilan sampel sebenamya sangat bervariasi tergantung dati tujuan pemantauan
dan heterogenitas titik sampling. Ada tiga pendekatan utama pola sampling yaitu sampling
aeak sederhana, sampling aeak bertingkat dan sampling sistematik
Sampling aeak bertingkat secara substansial lebih efisien dibandingkan sampling acak
Dalam sampling aeak bertingkat, sistem yang akan disampling dibagi dalam bagian-bagian
atau tingkatan dimana masing-masing varia bel dimungkinkan seragam. Jumlah unit
sampel yang dialokasikan pada tiap tingkat dapat disesuaikan dengan ukuran (area,
Strata d apat berupa ruang atau waktu. Sebagai eontoh dalam estuari d apat distratakan
berdasarkan tingkat kadar garam. Seeara waktu misainya kadar peneemar Iebih bervariasi
dalam satu musim dibandingkan dengan musim lain, maka sampling dapat dilakukan lebih
banyak pada musim yang lebih bervariasi tersebut, khususnya jika perkiraan konsentrasi
tahunan atau beban peneemar tersebut menjadi fokus program. Kadang-kadang strata bisa
dihasilkan dari gabungan ruang dan waktu. Sebagai contoh jika mengumpulkan ikan dari
danau untuk kaj ian tentang akumulasi kontaminasi kimia, dalam hal ini penting untuk
mempertimbangkan mobilitas, umur dan ukuran ikan. Ikan yang lebih tua sering
mengakumulasi kontaminan lebih banyak. Umur ikan berhubungan dengan ukuran yang
kemudian bisa menjadi strata sampling, sebagai pengganti lokasi geografi atau periode
waktu tertentu.
Dalam sampling sistematik, lokasi dan waktu sampling dibuat suatu poia yang teratur,
sehingga sampel diambil dalam interval lUang dan waktu yang teratur. Pada saat
.
perencanaan dan pelaksanaan yang sebenamya, sampling yang sistematik dapat dianggap
15
sebagai sampling acak, dari segi biaya dapat lebih murah. PerIu kehati-hatian untuk
menjamin bahwa bias tidak terjadi atau diminimisasi pada saat sampling. Sebagai contoh
jadual sampling yang regular mungkin bertepatan dengan waktu terjadinya gangguan yang
dimonitor (seperti pembuangan dari pabrik mungkin secara konsisten sedikit di pagi had
dan lebih banyak saat sebelum dimatikan di petang hari). Diperlukan deskripsi yang jelas
berdasarkan latarbelakang informasi s ehingga sampling yang sitematik d apat e fektif dan
tidak bias. PerIu dibuat suatu asumsi dan altematif saat menentukan aturan sampling.
16
hasil tidak berbeda secara signifikan maka satu titik sampling dapat ditentukan di tengah
aliran a tau t itik 1ain yang mudah pengambilannya. B ita h asil anaJisis berbeda n yata d ari
satu titik dengan yang lainnya maka perlu diambil sampel dari beberapa titik yang melewati
aliran. Umumnya semakin banyak sampel yang dikumpulkan. akan semakin mewakili.
Pada pertemuan dua sungai, maka penentuan titik sampling ditempatkan agak kearah
bagian hilir agar diperoleh daerah yang cukup homogen dengan pertimbangan data yang
dibutuhkan tetap sesuai dengan lokasi yang diinginkan. Untuk sungai yang cukup besar,
sangat d imungkinkan terjadi p ergeseran titik sampling jauh d ari lokasi yang d itetapkan
karena penambahan debit air sehingga jarak percampuran juga bertambah jauh. Dalam
kondisi terse but dapat dilakukan pengambilan sampel secara komposit tempat, melintang
kearah lebar sungai. Sampel tersebut kemudian dihomogenkan.
Rata-Rata Lebar (111) Kedalaman (m) Perkiraan iarak untuk pencampuran sempuma (km)
5 1 0.08-0.7
2 0.05-0.3
3 0.03-0.2
10 1 0.3-2.7
2 0.21.4
.3 0.1-0.9
4 0.08-0.7
5 0.07-0.5
20 1 1.3-11.0
3 0.4-4.0
5 0.3-2.0
7 0.2-1.5
50 1 8.0-70.0
3 3.0-20.0
5 2.0-14.0
10 0.8-7.0
20 0.4-3.0
17
Gambar 4 merupakan contoh penentuan titik sampling dari suatu daerah aliran sungai yang
dimanfaatkan secara luas. Penentuan titik sampling tersebut berdasarkan tujuan dad
penilaian kualitas air
- -
l8r! ''''''0-':\
........::-
18
Dari contoh penenruan titik sampling tersebut diatas dapat ditegaskan kembali bahwa
penentuan titik sampling sangat tergantung pada rujuan dari pemantauan yang dilakukan,
misal:
Untuk melihat baseline ( kondisi awal) maka titik sampling ditentukan pada lokasi
yang belum dipengaruhi kegiatanlaktifitas
Untuk melihat kualitas air sungai pada satu ali ran sungai maka sebaiknya lokasi
sampling dipilih minimal yang dapat mewakili hulu air sungai sebelum aktifitas,
tengah dan h ilir air sungai setelah a da a ktifitas. T itik sampling untuk m elihat
kualitas air sungai ditetapkan pada aliran air sungai yang homogen atau sudah
tercampur sempurna, sehingga harus dihindarkan pemilihan titik sampling dekat
titik pernbuangan sumber pencemar industri atau kegiatan lain yang belum
homogen dengan air sungai.
Untuk melihat pengaruh atau tingkat pembuangan spesifik (untuk pengawasan)
maka titik sampling ditetapkan minimal setelah sumber pembuangan, dsb.
Secara umum, berdasarkan SNI 06-2421- 1991, lokasi pengambilan sampel air pada daerah
pengaliran sungai adalah sebagai berikut :
Pada sumber air alamiah, diambil pada lokasi di tempat yang belum rnengalami
pencemaran atau mengalami pencemaran ringan;
Sumber air tercemar diambil pada lokasi yang telah mengalami perubahan atau
dihilir sumber pencemar
Sumber 'Iir yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pad a tcmpat pemanfaatan sumber air
tersebut.(misal : sumber air untuk PDAM, rekreasi, air untuk perikanan dan
pertanian).
Sedangkan untuk penentuan titik sampling sungai di satu lokasi sampling dapat dilakukan
berdasarkan pertimbangan debit air (SNI 06-2421-1991):
Sungai dengan debit kurang dari 5m3/det, contoh diambil pada satu titik di tengah
sungai pada O,5x ke dalam dari permukaan air
Sungai dengan debit antara 5-150m3/det, contoh diambil pada dua titik, masing
masing padajarak 1/3 dan 2/31ebar sungai pada 0,5 x ke dalam dari permukaan air
Sungai dengan debit antara 150m3/det, contoh diambil minimum pada enam titik,
mas!ng-masing pada jarak 1/4 dan 112 dari lebar sungai pada 0,2x dan 0,8 x
kedalaman dari permukaan.
19
3.3.2.2. Pemilihan Titik Sampling di Danau
Danau merupakan hadan air yang mudah terpengaruh kualitasnya oleh perubah~ln tempat
dan waktu. Oleh karena itu, diperIukan investigasi pendahuluan untuk menjamin titik
sampling benarbenar mewakili dari badan air tersebut. Ketika aliran anak sungai atau
efluen masuk k e danau mungkin akan terjadi I okalisasi air p ada area t ertentu k arena air
yang masuk belum tercampur dengan badan air utama. Arah angin atau bentuk danau akan
mendukung ketidakhomogenan. Cekungan yang terisolasi dimungkinkan mengandung air
dengan kualitas yang berbeda dari bagian danau lainnya. Misal, jika angin hanya
mengarah pada satu sudut maka ada kemungkinan terjadi konsentrasi alga pada satu sudut
danau tersebut.
Oleh karena itu secara umurn sampling pada danau diutarnakan pada titik:
Ternpat masu1cnya sungai ke danaulwaduk
Di tengah danaulwaduk
Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan tertentu
Ternpat keluamya air danau/waduk
lika terjadi percampuran h orisontal yang baik, maka t itik sampling t unggal dekat p usat
bagian yang paling dalam umumnya cukup rnewakili untuk rnelihat trend jangka panjang.
Namun jika danau tersebut luas dan mempunyai banyak lekukan dan beberapa cekungan
yang dalam ~aka diperlukan lebih dari satu titik sampling. Berdasarkan luas danau maka
jumlah titik sampling dapat ditentukan dengan pendekatan log 10 dari Iuas danau dalam
km 2 Jadi pada danau dengan luas 10 km2 rnembutuhkan satu stasiun sampling sedangkan
100 km2 mernbutuhkan dua stasiun sampling, dan seterusnya. Pendekatan jurnlah titik
sampling tersebut banya berdasarkan luas danau saja belum dipertimbangkan kondisi yang
lain. Sebaiknya untuk danau yang mempunyai tepian yang tidak beraturan periu dilakukan
investigasi mengenai perbedaan kualitas air yang teIjadi sebelum menentukan jumlah titik
sampling yang tetap.
Hal yang p~nting mengenai gambaran air danau adalah zone panas, yang bertingkat secara
vertikal. Stratifikasi titik sampling dapat dideteksi dengan rnembaca temperatur pada
20
kedalaman 1 m dibawah pennukaan kemudian 1 m diatas dasar danau. Jika ada perbedaan
yang signifikan (eontoh lebih dari 3e) an tara pennukaan dan dasar danau maka ada
lapisan termoklin (lapisan dimana temperatur berubah seeara cepat berkaitan dengan
kedalaman) dalam danau yang parameter penentuan kualitas aimya berbeda.
Konsekuensinya, diperlukan lebih dari satu sampel untuk menggambarkan kualitas air.
Untuk danau yang kedalamannya 10m atau lebih, maka perlu ditentukan tennoklin dengan
carn mengukur temperatur pada satu kolom air pada beberapa kedalaman dengan jarak
tertentu. Sampel untuk analisis kualitas air seharusnya diambil berdasarkan pada posisi
dan jangkauan (kedalaman) dari termoklin. Sebagai pedoman umum. maka berdasarkan
kedalaman danau, dalam satu lokasi sampling minimum sampel seharusnya terdiri dari :
1 m dibawah permukaan air
tepat diatas kedalam termoklin
tepat dibawah kedalaman tennoklin
1 m diatas dasar sedimen danau (atau lebih ke dalam lagi jika pengambilan sampel
tersebut tidak mengganggu sedimen)
Jika tennoklin lebih dalam sampai melewati beberapa meter kedalaman, perlu ada
tambahan sampel pada tennoklin agar dapat mengetahui hubungan kualitas air dengan
kedalaman. Secara umum, danau pada iklim tropis dimana kedalamannya kurang dari 10
m maka minimum lokasi sampling adalah 1 m dibawah permukaan dan 1 m diatas dasar
sedimen danau.
Untuk air permukaan dengan aEran yang deras, biasanya komposisinya sang at tidak
merata, dan kadang-kadang temperatumya pun mengalami perubahan sehingga perlu
dilakukan pengambilan pada beberapa kedalaman.
21
Danaulwaduk dengan kedalaman lebih dari 100m, titik pengambilan contoh dapat
Mata air juga dapat d igunakan sebagai t itik sampling air tanah a kan t etapi harus d ijaga
bahwa mata air tersebut tidak terkontaminansi oleh air pennukaan. Mata air sering berasal
dari akuifer yang dangkal dan mungkin dapat berubah setelah terdapat curah hujan yang
tinggi. Kemungkinan titik sampling yang lain adalah dengan membuat lubang bor untuk
menginvestigasi gambaran akuifer, namun hal ini membutuhkan biaya yang mahal.
22
Pedoman Umum Pemantauan Kuali!as Air
Untuk melihat trend kualitas air pada periode \Vaktu tahunan atau untuk melihat.ratarata
tahunan kualitas air maka pengambilan sampel dilakukan dengan frekwensi minimal setiap
bulan sekali atal1 minimal 12 kali pertahun pada \Vaktu yang sarna ( minggu dan hari yang
sarna), sedangkan untuk tujuan pengendalian, diperIukan sampling mingguan. Jika ditemui
perbedaan yang signifikan, maka sampel hams dikumpulkan harian atall berkelanjutan.
Jika memungkinkan sampeJ dapat juga diambil secara komposit, akan tetapi harus
dipertimbangkan sesuai dengan dengan tujuan. Sampling secara komposit tidak dapat
digunakan untuk penentuan variabel yang tidak stabil seperti DO. Sampel individu yang
diambil dari stasiun yang telah ditentukan, jika memungkinkan sebaiknya diperoleh pada
perkiran waktu yang sam a karena kualitas air dapat bervariasi dalam sehari.
Untuk membandingkan dengan pedoman atau standar maka sampling dapat dilakukan
harian, mingguan atau empat bulanan. Perbedaan musim juga mempakan pertimbangan
dalam frekuensi sampling.
23
Statistik atau alat lain yang akan digunakan untuk interpretasi data, contoh untuk
anal isis sed waktu.
Pengetahuan bahwa proses tidak dapat diukur jika kejadian berlangsung lebih lama
daripada waktu pengukuran.
Base flow dan point source discharge
Runoff(air larian) dan non-point source
Berikut ini adalah contoh kondisi lingkungan dan parameter spesifik yang diukur:
Limbah organik yang terkandung dalam limbah rumah tangga, tempat pemotongan
hewan, pengolahan makanan, dan industri pertanian yang sejenis perlu diukur BOD,
COD, TOe, Nitrogen organik terlamt, total fosfor dan total faecal coliform.
Hasil e utrifikasi oleh n utrien yang memasuki air permukaan dari I ahan p ertanian
perIu diukur NH3. N03, N02, total Fosfor, total N, transparasi dan Khlorophil a
Pertariian dan irigasi dapat menghasilkan konscntrasi tinggi terhadap parameter
tertentu seperti nitrat dan fosfat dari pemupukan, pestisida dan herbisida. Tingginya
24
Contoh pemilihan parameter kunci di sungai dan danau adalah sebagai berikut:
Pemilihan parameter kunci pada hulu air sungai meliputi temperatur, pH, DO,
BOD, COD, DHL, TSS, E-coli, Total-Coliform.
Pemilihan parameter kunci pada hilir sungai meliputi temperatur, pH, DO, BOD,
COD, .DHL, TSS, E-coli, Total-Coliform, ditambahkan parameter spesifik sesuai
dengan sumber pencemar.
Pemilihan parameter kunci pada danau dengan aktifitas industri meliputi, pH, DO,
BOD, COD, DHL, TSS, E-Coli, Total Coliform, Klorofil-a, Total P, Total N, NO:\,
N0 2, NH3 ditambahkan parameter spesifik sesuai dengan sumber pencemar.
Pertimbangan dalam pemilihan parameter juga sangat berguna sebagai bahan untuk teknik
pengelolaan dan analisis data tingkat lanjut seperti pembuatan model
(pemodelanJmodeling)suatu perairan. Model kualitas air dibuat dan digunakan untuk
melakukan simulasi terhadap respon ekosistem akuatik pada kondisi yang bervariasi.
Modeling ini dapat digunakan untuk membantu dalam menerangkan dan memprediksi
pengaruh aktifitas manusia pada sumber air seperti eutrofikasi danau, konsentrasi DO di
sungai dsb.
25
1 aLI!;" J. -
. :bangan dalam Pemilihan P
------. ,
Relevansi Apakah parameter pengukuran langsung relevan dengan isu yang menjadi pcrhatian
Validitas Apakah parameter pengukuran dapat menjawab perubahan d i I ingkungan dan dapat
menjelaskan hal tsb
Nilai diagnostik Parameter pcngukuran harus dapat mendeteksi perubahan dan trend kondisi pada masa
tcnentu. Apakah sejumlah perubahan dapat dinilai secara kuantitas atau kualitas.
. Responslf apakah parameter pengukuran memberikan respon terhadap pengelolaan I ingkungan
serta merefleksikan perubahan yang terjadi
Kepereayaan Parameter harus dapat diukur dengan eara yang dapat dipertanggungjawabkan.
mempunyai reprodusibiliti dan bi~.-lang efektif
Kesesuaian Apakah parameter pengukuran tc:.e.at untuk skala ruang dan waktu kajian
Tabel4. Contoh Parameter Pengukuran Umum untuk Penilaian Kesehatan Sistem Aquatik
.
Parameter Masukan I Efek yang potensial
Konduktivitas Garam : Hilangnya biota yang sensitif
Total fosfor fosfor Eutroftkasi (gangguan alga)
BOD Karbon dalam bahan organik Gangguani respirasi organisme (ikan mati)
Turbiditas Sedimen Perubahan habitat ekosistem, kehilangan spesies yang
. sensitif, pcrubahan iklim ringan yang mempengaruhi
produktifttas serta hubungan predator dan mangsanya
SS Sedimen Perubahan habitat ekosistem, hilangnya spesies yang
sensitif
Klorofil Nutricn , Eutrofi kasi
PH , l3uangan asam I Hilangnya biota yang sensitif
Logam, senyawa Bahan toksikI I
Hilangnya spesies yang sensitif
orgamc i
26
Pecloman Umum Pemantauan Kuaitas Ail
Uji toksisitas dengan menggunakan biota uji yang sensitif (sensitive bioassay).
Bioassay dengan bakteri, alga, invertebrata dan ikan adalah umum digunakan
untuk menilai dampak lingkungan dari bahan kimia yang ada di air dan sedimen.
Pengujian biomarker
Biomarker adalah variasi didalam sistem sel atau komponen atau proses biokimia,
struktur atau fungsi yang dapat diukur dalam sistem atau sampel secara biologi.
Yang temasuk dalam biomarker adalah perubahan dalam aktifitas enzim,
perubahan biokimia, perubahan physiologi, perubahan histopatologi dan kelainan
fisiko Biomarker digunaan sebagaialat skrening untuk deteksi pemaparan dari
kontaminan .
Pengukuran Bioakumulasi
Bioakumulasi dan biomagnifikasi dapat digunakan untuk membantu mendeteksi
kontaminasi bahan kimia yang konsentrasinya sangat kecil (trace level) di
ekosistem.
Deteksi dini dari suatu perubahan
Uji sub letal merupakan bagian dari program yang bertujuan untuk deteksi dini
suatu perubahan.
27
dihasilkan dari penilaian ini cocok untuk sk~la luas dalam audit atau tujuan skrening
dan untuk skala luas pengelolaan dan digunakan dalam sistem peringatan dini.
penilaian Ekologi Ekosistem Keseluruhan
Konservasi, perawatan, rehabilitasi dan restorasi dari ekosistem akuatik yang sehat
dan integritas biotik menjadi tujuan yang penting dari pengelolaan air secara global.
Istilah sehat dalam hal ini didefinisikan dalam istilah integritas secara ekologi. Yaitu
kemampuan ekosistem akuatik untuk mendukung dan melestarikan proses eko10gi
yang penting dan komunitas organisme dengan komposisi spesies, diversitas.
Indeks Diversitas
Indeks diverSitas di1akukan dengan perhitungan jumlah total individu dan
penghitungan total tiap taksa. Diversitas yang tinggi. (keberadaan jumlah taksa yang
lebih banyak) memberikan arti penting pada ekosistem yang sehat. Kelemahan
sistem ini adalah datam pengukuran membutuhkan keahlian taksonomi dan
membutuhkan jumlah sampel yang banyak untuk memenuhi perhitungan secara
statistik. Keuntungan penggunaan indeks diversitas sebagai parameter pengukur
bagi kesehatan ekosistem adalah :
o Merupakan cara untuk meringkas data yang komp1ek dan membantu
interpretasi
o Orang dengan sedikit kemampuan dibidang biologi dengan mudah
memahami, dan dapat mengolah data
o Merupakan a1at ukur umum dibandingkan dengan pengukur fisika dan kimia
Indeks Biotik
Indeks biotik digunakan untuk menilai dampak kontaminan. Umumnya di lakukan
disungan dan spesifik pada tipe lokasi dan tipe kontaminan.
Pengukuran Similaritas (kemiripan)
Komllnitas organisme pada dua lokasi dapat dillkur dan dilihat kemiripannya dan
dihubungkan pada kualitas air yang telah dinilai menggunakan parameter lain
seperti fisika atau kimia.
Pengukuran fungsi kelompok cara makan (feeding group)
Menggambarkan kondisi pencemaran berdasarkan pada asumsi perbandingan
keberadaan jumlah kelompok organisme dengan cara makan tertentu (contoh pada
kondisi terkontaminasi, organisme pengumpu! atau kolektor akan lebih melimpah
dari pada pencabik). Ketidakseimbangan fungsi kelompok cara makan pada
umumnya mengidentifikasikan kondisi tertekan (stress).
28
Pedoman Umum Pemantauan Kuaftas Air
Persyaratan data termasuk parameter, skala, tokasi geografi, lamanya kajian, frekuensi,
akurasi dan presisi. Hal ini berguna sebagai komponen yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan dalam tehnik analisis data dan untuk disain program sampling dan analisis.
mungkin tetapi memenuhi tuj uan yang ditentukan. Pertimbangan efektifitas biaya ini akan
hipotesis dengan biaya yang digunakan untuk perolehan data. Biaya untuk memperoleh
data ditentukan oleh jumlah titik sampling, frekuensi sampling, replikasi, biaya sampling
(petugas, transportasi, bahan habis pakai), biaya analisis dan biaya penanganan serta
Seluruh tahap dalam program pemantauan perIu mempunyai kerangka waktu tertentu
untuk masing-masing bagian dan harus dipertimbangkan juga untuk jadual peJaporannya.
Pemantauan kisaran aliran air sungai sebagai contohnya akan memerlukan waktu bulanan
atau tahunan; dengan anal isis laboratorium dan pelaporan yang bervariasi, tergantung dari
analitnya. Proses disain juga harus mempertimbangkan kebutuhan pelaporan dan harapan
29
BABIV
Program pengambilan sam pel yang telah direncanakan dengan baik akan mendukung
pelaksanaan pengambilan sampel yang optimal. Pengambilan sampel memegang peranan
yang sangat penting, karena selain ketelitian penguji, ketelitian sistem pegambilan sampel
akan menentukan terhadap data hasil analisis. Bila terdapat kesalahan dalam pengambilan
sampel, m aka contoh yang d iambil tersebut t idak mewakili, s ehingga ketelitian analisis
dan peralatan yang baik akan sia-sia dan kesimpulan yang diperoleh juga salah.
Pengambilan sampel yang benar- benar telah direncanakan diharapkan dapat menghasilkan
data yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagai dasar penentu kebijakan.
4.1 Persiapan
Dalam persiapan pengambilan sampel, petugas sampling telah mempunyai perencanaan
pengambilan sampel yang sesuai dengan disain pemantauan yang telah dibuat. Kesiapan
dalam pengambilan sampel meliputi ;
4.1.1 Pcrsonil
Personil mempakan kunci dalam pengambilan sampel, karena personil sebagai pelaksanan
pengambilan sampel yang memegang peranan benar atau tidaknya cara pengambilan
sampel, yang berakibat terhadap mutu hasil uji. Pengambilan sampel perlu dilakukan oleh
personil yang pernah mengikuti pelatihan pengambilan sampel atau setidaknya
berpengalaman dalam pengambilan sampel sesuai prosedur yang benar. Personil
pengambil sampel hams memahami tujuan pengambilan sam pel.
4.1.2 Prosedur
Prosedur pengambilan sampeJ harns tersedia pada saat pengambilan sampel dan dipahami
serta diikuti oleh personil pengambil sampeL
4.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk sampling perlu disiapkan dengan melakukan pencucian
sesuai dengan p rosedur yang berlaku untuk m enghindari kontaminasi. Misalnya untuk
sampling logam alat harns dibersihkan dengan asam, untuk sampling organik alat
dibersihkan dengan detergen dan pelamt organik. Untuk logam kelumit (trace), hindari
.
menggunakaan alat sampling yang komponenya menyebabkankontaminasi logam kelumit.
30
Untuk sampling nutrien harus dijaga agar sampler bebas dari residu asam nitrat atau fosfat
dari deteIjen pada saat peneueian awal. dsb.
Alat sampling seharusnya seeara signifikan tidak mengganggu lingkungan yang akan
disampling atau sampel yang akan diambil karena bila ini terganggu maka sampel tidak
akan merefleksikan k ondisi I apangan yang s ebenarnya. Pengambilan sampel juga harus
menggunakan alat yang tidak mempengaruhi parameter yang akan diuji. mudah dieuei dari
bekas sebelumnya, sampel mudah dipindahkan, sehingga tidak ada suspensi yang tertinggal
di dalamnya, mudah dan aman dibawa.
d) grab sampler;
e) core sampler;
4.1.4 Wadah
Wadah bisa sebagai sumber kontaminanjika tidak disiapkan dengan benar. Wadah sampel
tersebut juga harus digunakan hanya untuk sampel air tidak baleh digunakan untuk
menyimpan bahan kimia atau cairan lain. Wadah yang digunakan untuk sampel hanls
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
terbuat dari bahan gelas atau plastik tergantung pad a jenis parameter yang diperiksa
dapat ditutup rapat, mudah dicuei dan tidak mudah pecah
tidak menyerap zat-zat kimia sampel; dan tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam
sampel serta tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan sampel.
Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam penggunaan wadah (botol) bekas, karena dapat
mengkontaminasi sampeL Beberapa eara peneueian umumnya diaplikasikan pada wadah
sebelum digunakan.
31
Cara pcncucian
Pliranicter yang akau di analisa Wadahlbotol anj ur.ln
Arsen
Kalsium Kckeruhan \000 ml polietilen cuei :
Klorida, Wama tiga kali dengan air keran, satu kali dengan
Fluorida, Residu terlarut asam krornat, tiga kali dengan air keran, satu
pH Magnesium kali dengan asam nittat perbandingan I: 1,
kemudian 3 kali denRan air sulin!Z
Nittogen:ammonia 250 ml polietilen cuei :
Nitrogen: nitrit, nitra! tiga kali dengan air keran, satu kali dengan
Nitrogen: total asam !cromat, liga kali dengan air keran,
Carbon. lotalorf.l.anik kemudian 3 kali dengan air sulin2 I
Fosfat total 50 ml glas (sovirel) cuei : I
tiga kali dengan air keran. salu kali dengan
asam kroma!, tiga kali dengan air keran,
kemudian 3 kali dengan air sulin2
Krom.
Aluminium. Cadmium. 500 -1000 ml polietilen cuei:
Sesi.
Antimon, Nikel. Mangan. (tergantung padajumlah liga kali dengan air keran, satu kali dengan
Berilium, Selenium, unsur Iogam yang akan asam kromat, tiga kali dengan air keran, satu
Seng.
Chromium. Linum, Barium. dianalisa danjumlah eontoh kali dengan asam nitrat perbandingan I: \,
Tembaga Cobalt. Timbal, yang akan diperlukan) kemudian 3 kali dengan air suling
Jangan mencuci dcngan menggunakan asam kromat bila akan menganalisa unsur krom.
32
pada interval waktu yang tetap sehingga memungkinkan untuk kajian trend waktu dengan
dana yang cukup efektif.
Untuk parameter yang tidak b e11lbah s elama t ransportasi dan p enyimpanan, analisis b isa
dilakukan di laboratorium. Untuk sampel yang dianalisis di laboratorium dapat dilakukan
pengawetan dan penyimpanan di tempat dingin selama transportasi agar dapat meminimasi
pe11lbahan.
Pengambilan sampel air dan sedimen di satu lokasi diutamakan untuk melakukan
Beberapa pertimbangan perlu diberikan pada lintasan lingkungan yang dilalui oleh alat
sampling, sehingga tidak ada kesalahan sampling yang disebabkan oleh kontak antara alat
sampling dengan media yang bLlkan menjadi target. Contohnya dalam pengumpulan sampel
air di lapisan bawah permukan untuk analisis hidrokarbon, maka a lat sampling tersebut
hams masuk dalam kondisi tertutup, jika tidak maka hidrokarbon dari lapisan permukaan
yang akan diambil. Sebaliknya jika air yang dangkal akan disampling maka harus hati~hati
Jangan sampai mengadLlk air di dasar keatas.
.
yang sejenis. Tipe pengambilan sampel tersebut meliputi grab dan komposit.
a. Pengambilan sampel sesaat (grab sampel) adalah pengambilan sampel yang
33
menunjukkan sifat dan kondisi sampel pada saat diambil. Hal ini dapat mewakili
hanya untuk komposisi dari sumber air" tersebut pada waktu dan lokasi itu saja. Tetapi
jika sumber air diketahui betul betul komposisinya tidak bernbah selama periode waktu
yang cukup lama, sampel air tersebut dapat dikatakan sebagai sampel air yang
mewakili. Kadang jika sampel hanya sedikit dan banyak analisis harns dilakukan
maka dua grab sampling bisa dilakukan kemudian dicampur pada satu wadah.
b. Pengambilan Sampel Komposit
Pengambilan sampel komposit merupakan kombinasi dari pengambilan banyak sampel.
Sampling komposit sering digunakan untuk mengurangi biaya anal isis sejumlah besar
sampel dan dapat memberikan keuntungan jika sampel yang diambil dari berbagai
lokasi atau populasi dianalisis hanya untuk mengetahui apakah komponen itu ada.
Keterbatasan sampling komposit adalah :
o Bila tujuan dari program pemantauan adalah untuk evaluasi pendahuluan,
komposit mungkin mengencerkan analit pada level dibawah limit deteksi.
o Ketika mempertimbangkan banyak analit dalam komposit, informasi
berdasarkan hubungan analit dalam sampel individual akan hHang.
o Jika komposit sampel mengurangi jumlah sampel yang dibutuhkan sesuai
dengan syarat statistik yang dibutuhkan.
Pengambilan sampel komposit dapat terdiri dari :
komposit waktu adalah p engambilan sampel p ada t empat yang sarna pada waktu
yang berbeda, dengan j umlah sampel dan cara pengambilan yang sama
komposit tempat a dalah pengambilan sam pel pada waktu yang sama dan tempat
yang berbeda dengan jumlah sampel dan cara pengambilan yang sarna (biasanya
dengan kedalaman yang sarna)
Komposit kedalaman adalah pengambilan sampe\ pada dua atau lebih kedalaman
dengan jarak tertentu dan permukaan ke dasar.
Gabungan komposit waktu dan tempat (sampling terintegrasi). Sampling integrasi
waktu mengurangi biaya analisis dan mendapatkan nilai rata-rata yang dikalkulasi
dengan sederhana. Akan tetapi integrasi sampling tidak direkomendasikan jika
tujuan penilaian adalah untuk mengetahui variasi kualitas air.
34
ekstrirn terkonsentrasi air laut. Kualitas tersebut tergantung dari geologi dari aquifer dan
dapat rnenjadi subyek kontaminasi dari bahan -bahan yang masuk atau kontak dengan
tanah. Pupuk, pestisida. hasil petrolium. landfil, pertambangan, rumahtangga dan pertanian
dan limbah industri s emuanya mengkontaminasi air t anah d alam t ingkat yang b ervanasi
bahkan lebih parah dibandingkan denga air perrnukaan.
$ ampe 1 air tanah umumnya diperoleh dan sumur bor, sumur gali atau mata air. Jika
sumber air tanah mengalir kemata air, atau sumur yang dilengkapi dengan pompa, sampel
dapat diambil pada titik pangeluaran. Sampel untuk ana1isis DO seharusnya diambil
dengan rnemasukkan ujung tabung plastik pada pip a pengeluaran dan ujung lainnya
dimasukkan dalam botol sam pel. Air seharusnya dibiarkan mengalir dengan waktu yang
cukup untuk menghilangkan oksigen.
Pada air yang dalam umumnya digunakan grab atau dredge untuk mengambil sejumlah
besar sedimen pennukaan sedangkan untuk air dangkal dapat digunakan sekop atau
spatula.
Pengambilan dan penyimpanan sampel sedimen untuk analisa kualitas sedirnen khususnya
jika penguklU'an konsentrasi yang sangat rendah ( ppb (ng/g) atau ppm (ug/g memerlukan
penaganan yang khusus agar tidak terjadi kontaminasi. Penanganan pengambitan sampel
35
tergantung dari target parameter yang akan dianalisis. Direkomendasikan untuk sampling
sedimen supaya mengikuti protokol dan prosedur yang telah diterima secara intemasional
sebagai contoh acuan dari APHA,WMO dsb.
Metode secara ekologi dapat menggunakan tehnik sampling yang kisaranya luas dari
pengumpulan secara kualitatif (misa! pemilihan macrophytes dengan tangan) sampai
metode semi-kuantitatif (seperti pengumpulan organisme bentik menggunakan tchnik
jaring tangan standar), sampai tehnik kuantitatif yang penuh (seperti boto! sampel untuk
plankton atau sampe! grab untuk organisrne bentik).
Organisme I\letode
Plankton Grab sampelljaring Qlankton
Ikan Jaring, Peran~kap.pemancing elektrik
Bentik makroinvertebrata dan alga Bottom ;ab/sam~ler/jarring
Makroin vertebrata Jaring, tangan, kuadrat, lang handle pole with net (air dalam)
Protozoa Grab sampel
A~a Grab sampel. Jaring
BivaJva Kurungan, keranjang sampel, tangan
Jamur Grab sampel
Bakteri Grab sampel
36
Sebelum mengumpulkan sampel. pastikan bahwa titik sampling sudah benar. Jika
sampling harus dilakukan dengan kapal maka titik sampling harus diberi tanda.
Dalam pengambilan sampel, hindarkan bagian yang tidak homogen dalam sampel
seperti daun dsb. Hindari menyentuh dan mengganggu dasar badan air ketika
mengambil sam pel air yang dalam karena hal ini akan menyebabkan partikel yang
tersuspensi terbawa sehingga memerlukan penyaringan sampeJ air sebelum
ditempatkan dibotol.
Kedalaman sampling diukur dari pennukaan air sampai pertengahan alat sampling.
SampeJ yang diambil untuk menggambarkan profil vertikal seharusnya diambil
secara berkelanjutan yang dimulai dari pennukaan dan berahkir di dasar. Jika
mengambil sampel pada kedalaman maksimum, penting untuk menjamin dasar alat
sampling paling sedikit 1 m di atas dasar.
Jangan menurunkan alat sampling pada kedalaman tertentu terlalu cepat. Diamkan
alat tersebut pada kedalaman yang telah ditentukan selama 15 detik sebelum
melepaskan penutup sampler. Penurunan tali seharusnya vertikal pada saat
pengambilan sampel. Pada air yang mengalir, perlu diperhitungkan penurunan
mencapai kedalaman yang diinginkan.
Semua pengukuran yang diambil dilapangan harus dicatat langsung dilapang sebelum
meninggalkan lokasi sampling.
Semua informasi pendukung harus dicatat sebelum meninggalkan lokasi sampling
seperti temperatur udara ambien, cuaca. keberadaan ikan mati yang mengapung,
lapisan minyak, pertumbukhan alga, atau pemandangan yang tidak umum ataupun
bau. Catatan tersebut akan sangat membantu alam interpretasi hasil analisis.
Sampel harus dipindahkan ke botol sampel secara cepat setelah pengambilan bila
sampel tersebut akan ditransportasikan. Jika analisis dilakukan di lapangan maka
pengerjaannya harus dilaksanakan sesegera mungkin.
Untuk sam pel biologi ditambahkan dengan hal berikut :
Sampel untuk parameter biologi harus ditempatkan pada wadah yang steril dan
pengambilan sampeJ biologi dilakukan sebelum pengambilan sampel untuk
analisis yang lain.
Perlu dilakukan secara hati-hati agar bagian dalam wadah sampeJ tidak terkena
tangan atau alat lain yang terkontaminasi.
37
Botol untuk sampel biologi hams diperlakukan secara khusus dalam
pengumpulan dan transportasinya sesuai dengan tujuannya.
Tabel 7. Strategi Pengawetan dan Penyimpanan untuk Sampel Fisika, Kimia dan Biologi
Penguapan
Tanpa head space
Difusi
Presipitasi
Speciation
Biologi Dif!&!nkan pada suhu 4oC. Tambahkan fixing agent.
Aksi Mikrobiologi Kurangi pH, saring, tambah bakterisida, conloh untuk sulfite
tambahkan :line acelale;j ika ada ch/orill tambahkan t hiosulfat.
beri sedikit ruangan udara untuk mengawetkan viability, hindari
sinar, dinginkan pada suhu 4 "C
Degradasi sel ~ekukan._ tambahkan flxinS_ agent contoh formaldehida, ethanol
---- ---
-
38
prosedur yang didisain untuk mencegah. mendeteksi dan mengkoreksi masalah dalam
proses pengambilan sampel dan untuk mengkarasteristik kesalahan secara statistik melalui
pengendalian mutu sampel. Kesalahan umum yang harns dihindari adalah kegagalan
pengoperasian alat sampling, perubahan sampel sebelum dilakukan analisis (kontaminasi,
perubahan kimia atau biologi), dan salah dalam pemberian label pad a sampel.
Semua peralatan dan instrumen lapangan harus dijaga dalam kondisi bersih dan siap pakai,
dan kalibrasi serta perawatan perlu dicatat riwayatnya. Semua perbaikan pada peralatan
atau instrumen pedu dicatat sebagaimana bila ada kejadian yang mempengaruhi reliabilitas
alat Ketika alat sampling otomatis digunakan. mekanisme waktunya harus dikalibrasi
untuk menjamin sampel mencapai interval yang ditentukan. Hal ini khususnya penting bila
secara hidrologi atau kondisi lain menghasilkan variasi konsentrasi yang signifikan dalam
waktu singkat.
39
4.6.2. Blanko
Pengendalian mutu penting dilakukan untuk menjamin kualitas pengambilan contoh di
lapang agar dihasilkan data sampling yang representatif dan dapat dipercaya. Pengendalian
mutu di Japans memerlukan sampel pengendalian mutu lapangan yaitu blanko. Data
anaIisis yang berasal dari blanko ini dibutuhkan untuk menilai operasi di lapangan, melihat
kemumian bahan pengawet, kebersihan wadah sampel atau peralatan yang dipakai, adanya
kontaminasi lingkungan, keahlian personil dalam pengambilan sampeJ dan masalah yang
mungkin terjadi dalam penyimpanan dan pengangkutan sampel. Kebutuhan blanko
dipengaruhi oleh tujuan mutu data. Blanko berisi larutan air suling dengan ketentuan
yang disesuaikan d engan parameter yang a kan dianalisis dan d iperlakukan s ama dengan
sampel.
Blanko Lapangan
Blanko I apangan menggunakan 1arutan blanko bebas a nalit yang d iperlakukan
sebagai kontrol kontaminasi selama pengambilan sampel. Larutan blanko diisikan
ke dalam botol di laboratorium. dibawa ke lapangan dan dibuka agar terpapar
diIingkungan lokasi sampling sehingga adanya kontaminasi dari udara dapat
diperhitungkan. Blanko ini digunakan untuk mengestimasi adanya kontaminasi
sampel selama keseluruhan proses pengambilan sampel di lapangan (sampling,
transportasi, preparasi sampel dan analisis).
BIanko Perjalanan
Larutan blanko bebas anal it dibawa ke lapangan dan dibawa kembali
kelaboratorium tanpa m embuka t utup b otol kemudian dianalisis seperti s ampel
biasa. Blanko ini digunakan untuk mengukur kontaminasi silang dari wadah dan
pengawetan selama transportasi, penaganan lapangan dan penyimpanan.
Umumnya blanko peIjalanan ini berguna saat pengambilan sampel senyawa
organik mudah menguap
Blanko wadah
Blanko ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kontaminasi yang berasal dari botol
atau proses pencucian botoL
BIanko peralatan
Larutan bebas analit yang dikumpulkan dari bilasan peralatan sampling setelah
peralatan tersebut dilakukan dekontaminasi sebelum pelaksanaan sampling.
.
Blanko ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kontaminasi dari alat pegambil
sampel.
40
Pedoman Vn1ImI Pemantauan Kuaitas Ai(
4.6.3. Sampel
Spilt Sampel
Sampel yang diambil pada satu titik dengan menggunakan alat pengambil sampel
kemudian dibagi ke dalam dua wadah sampel yang kondisinya sarna dan dalam
volume yang sarna.
SampeJ Spiking
Sejumlah k onsentrasi a nalit target yang diketahui d itambahkan (spike) pada sub
sampel saat di lapangan dan sesudah itu dianalisis. Sampel ini digunakan untuk
mendeteksi perubahan atau dampak dan lapangan, transportasi dan matriknya.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan sampel antara lain:
Kemudahan bagi petugas sampling untuk pengambilan sampel
Keamanan petugas sampling untuk pengambilan sampel dari cuaca yang tidak
menguntungkan seperti babaya banjir mendadak, erosi, arus deras dsb.
Ketersediaan prasarana pengambil sampel yang aman seperti jembatan, kapal dsb.
Kemungkinan terkena bahan berbabaya atau beracun
Kemungkinan terkena patogen seperti malaria dsb.
Potensial bahaya dan jenis sampel yang diambiI
Kondisi fisik dan mental petugas sampling untuk melakukan keIja lapangan.
Keahlian petugas dalam menghadapi kondisi alamo
41
4.7.1 Pelatihan Personil
Pelatihan personil diperlukan sebagai strategi untuk meminimisasi resiko seeara formal
dalam pelaksanaan pengambilan eampel yang meliputi :
Pilih lokasi potensial yang aman dengan akses yang aman. Periksa lagi dan peta
survei. Harus ada akses yang dapat dilalui, bebas dari gangguan flora atau fauna
berbahaya, tidak liein atau pinggiran yang labil dan tidak mudah teIjadi banjir
mendadak atau tekanan udara naik tanpa tanda-tanda.
Menggunakan p akaian sampling yang t epat s esuai d engan p erkiraan C tIaea untuk
daerah yang disampling, misal perlu jas hujan, sepatu sampling, topi dsb.
Membawa peralatan keamanan dan P3K yang tepat seperti jaket pelampung untuk
sampling air dari perahu atau kapat. Sarung tangan plastik untuk sampling bahan
kimia, dsb. Idealnya petugas sampling juga punya pengetahuan P3K
Tidak melakukan sampling sendirian, dan perlu dilengkapi perala tan komunikasi
seperti HP, peta, kompas, kaca atau korek api untuk sampling pada lokasi terasing.
Apabila ada jembatan, lebih diutamakan sampling dan jembatan
Hindari kontak dengan air yang terkontaminasi. Bawa air minum dan tidak minum
dad sumber yang dipantau. Gunakan sarung tangan plastik ketika mengambil
sampel air yang kualitasnya tidak diketahui dan pada air yang terdapat alga
( mungkin organisme patogen atau beracun). Cuci tangan setelah pemantauan dan
sebelum makan, lakukan semua kultur bakteri sebagai patogen
42
" Pcriksa persediaan bahan habis pakaJ(air distilala. pH buffer, standar dan blanko)
Periksa dan kalibrasi alat pengukur (pH, DO,
Alat uji lain menurut pl'aktek lokal
temlometerj
43
BABV
ANALISIS DI LABORATORIUM
Tujuan dari analisis di laboratorium adalah untuk mendapatkan data yang akurat dan teliti
pada lingkungan yang aman. Alur disain program anal isis dapat dilihat pada gambar 5:
5.1. Analit
Parameter yang akan dianalisis (analit) yang merupakan fokus dari program pemantauan
harus diidentifikasikan secara umllm dalan disain kajian. Akan tetapi hal ini harus
44
non standar, atau metode standar yang telah dimodifikasi maka harus dapat menunjukkan
data validasi untuk mengetahui kineIja dari metode tersebut.
45
5.4.1. Kemamputelusuran Hasil
KemamputelusuraD basil anal isis yang dihasilkan oleh laboratorium merupakan
komponen penting dari Praktek Berlaboratorium yang Benar atau Good laboratory
Practice (GLP), dan hal ini merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan akreditasi
Iaboratorium analitik.
46
pelatihan.yang sesuai,
Dalam pengukuran umumnya teIjadi kesalahan yang dapat dibagi dalarn dua tipe yaitu :
a. Kesalahan acak
kesalahan acak berpengaruh terhadap presisi data hasil. Kesalahan aeak
merupakan tingkat perbedaan hasil data yang diperoleh dari beberapa
pengulangan pengukuran sampel. Secara statitistik hal ini ditampilkan dalam
bentuk standar deviasi dari pengukuran replikat individu sarnpel. Hal ini juga
diberikan sebagai coefficient oj variation (CV) yang merupakan standard deviasi
dibagi dengan rata-rata yang ditampilkan dalam persen. Hal ini sering mengaeu
pad a repetabilitas atau reproducibilitas.
mempunyai sifat tidak teratur dan biasanya keeil, bersifat alamiah dan sulit untuk
dikontrol (di luar kendali personil) dan dengan melakukan pengukuran berulang
kali, nilai rata-rata pengukuran tidak terlalu rnenyimpang dari nilai benar.
Sumber dari kesalahan acak adalah kontaminan, noise elektronik, ketidakpastian
dalam pel1lipetan dan penimbangan
47
atau nilai yang diketahui. Kesalahan sistematik berasal dari kontaminasi reagen,
kalibrasi instrumen dan pengganggu dari metode.
Indikator kualitas data dapat dilihat bias dan presisinya. Presisi rnerupakan kedekatan
hasil dari pengujian yang berturut-turut atas contoh yang sarna. Kornbinasi antara bias dan
presisi akan menghasilkan akurasi yaitu kedekatan hasil rata-rata dengan dilai sebenarnya.
Data dikatakan akurat bila mempunyai presisi tinggi dan bias rendah.
Penilaian kualitas data merupakan proses yang menggunakan tehnik standar untuk menilai
akurasi dan presisi proses pengukuran dan untuk mendeteksi kontarninasi. Akurasi rnetode
analisis dapat ditetapkan dengan
Analisis reference material
Uji banding antar laboratorium
Audit kine~ a
Perbandingan metoda secara independen
Recovery' penambahan yang diketahui
Pemcriksaan standar kalibrasi
Analisis blanko
Analisis replikat
Blilld Sample a dalah 1aru tan baku dengan k adar t ertentu yang dibuat oleh p enyelia a tau
seorang analis untuk diuji kadamya oleh analis yang lain.
Akurasi metode a llalisis d apat ditetapkan d engan m embandingkan nilai C RM atau Blind
Sample dengan hasil analisis CRA!' atau Blilld Sample yang diperoleh laboratorium untuk
anaHt yang sarna. Hasil anal isis dapat diterima apabila berada dalam kisaran yang
dispesifikasikan oleh CRAf atau Blind Sample.
Uji banding antar laboratorium dilakukan terhadap sarnpel yang dikirim oleh
penyelenggara (provider) kepada laboratoriurn peserta uji banding. yang bertujuan untuk
48
mengetahui kinerja peralatan dan sumber daya manusia yang ada dalam laboratorium
peserta.
Nilai akurasi didapatkan dari konsensus laboratorium peserta. Akan tetapi kadang-kadang
nilai konsensus tidak berhasil disepakati sehingga pihak penyelenggara harus sudah
mengetahui nHai benar (true value) dari analit yang ada dalam sampel uji banding beserta
batas keterterimaannya (confidence limit).
Audit kinerja dilakukan dengan jadual yang terencana untuk mendeteksi penyimpangan
dal3m pelaksana..ll1 prosedur dan menjadi langkah awal untuk melakukan tindakan
perbaikan.
Akurasi dari prosedur a nalisis dapat d iperiksa dengan analisis s ampel duplikat oleh dua
atau lebih metoda independen yang masing-masing metode berdasarkan pada prinsip
analisis yang berbeda. Bias dalam metode (pengganggu, sensitifitas terhadap bahan kimia,
dll) dapat menyebabkan dua metode memberikan hasil yang berbeda pada sampel duplikat.
Nilai rata-rata yang didapatkan dan metode dibandingkan dengan menggunakim uji t
student.
Kesalahan dalam uji temu balik akan teIjadi oleh karena hal-hal benkut :
Penggunaan bahan kimia yang ditambahkan tidak sesuai spesifikasinya dengan yang
disyaratkan sehingga teIjadi proses yang berbeda dan gangguan..
.
Adanya.pengganggu yang tergantung pada konsentrasi analit dan pengganggu .
Adanya pengganggu yang tidak tergantung pada konsentrasi anaHt.
49
5.4.5.7. B1anko
Analisis blanko seharusnya dilakukan dalam setiap batch anaIisis sampel. untuk
rnengetahui adanya kontaminasi selama analisis. Pada prinsipnya, blanko lapangan yang
perlu dianalisis pada tahap await karena hasilnya mencatat pengaruh terpadu dari semua
tahap. Blank hanya digunakan untuk mendeteksi kontaminasi.
50
5.4.6.1. Subsampling dan SortinglPemilihan
Untuk pe~gendalian mutu subsampel dan sorting, subsampel asli yang ukurannya seragam
dikumpulkan untuk pemeriksaan. Untuk makroinvertebrata, data dari 2 subsampel
dianalisis untuk membandingkan komposisi dan struktur komunitasnya dengan
membandingkan rasio jumlah taxa pada masing-masing subsampel serta keragaman dari
masing-masing sub sampel. Setelah sorting, dilakukan pemeriksaan terhadap
makroinvertebrata yang hilang, dimana 98% dari total jumlah makroinvertebrata dalam
subsampel harus tcridentifikasi.
5.4.6.2. Idcntifikasi
Pada umumnya identiftkasi mikroorganisme menggunakan kunci taksonomi. Jika kund
taksonomi tidak tersedia maka sampel diawetkan dan dikirim ke laboratorium yang secara
regular melakukan identifikasi sampel yang sernpa. Petugas yang melakukan identifikasi
spesimen biologi harus sudah terlatih dalam menggunakan kunci taksonomi. dan kineljanya
harus diuji sebelum diberi tanggungjawab untuk analisa sampel. Dalam hal ini bisa
dilakukan perbandingan (cross check) hasil identifikasi analis barn terhadap hasil
identifikasi analis senior dari sampel yang sama sampai tingkat famili. Cross check ini
dilakukan terhadap 2 dari 10 sampel, selanjutnya bertahap terhadap 2 dari 50 sampel dan
seterusnya sampai persen kesalahan analis baru dalam identifikasi tingkat famili
maencapai kurang dari 10 %. Kesalahan yang teljadi didiskusikan sampai analis baru
mengerti letak kesalahannya.
.
kelipatan kecepatan harian dengan yang lebih kecil dari 20%. Demikian juga pada tes akut
51
dengan invertebrata dan ikan, minimal 90% dari mikroorgaisme kontrol harns harns tetap
hidup selama 96 jam. Jika kriteria ini tidak dipenuhi, maka pengujian harns diulang.
5.4.7.4. Blanko
Penggunaan blanko juga harus dilakukan dalam uji toksisitas, terutama jika sampel telah
dimodifikasi sebelum pengujian dilakukan. Jika sebelum pengujian air diatur hingga
mempunyai salinitas tertentu dengan air laut buatan, maka pengujian terhadap air laut
buatan ini juga harus dilakukan. Kontrol pelarut juga harns diuji apabila pelarut arganik
digunakan untuk melarutkan bahan kimia yang sukar larut dalam air.
Dengan uji toksisitas, kualitas air hams dipantau untuk meyakinkan bahwa pengukuran
toksisitas disebabkan oleh kontaminan atau sampel uji sendiri. Untuk air tawar. parameter
yang dipanlau. adalah alkalinitas, kesadahan. pH, temperatur, dan oksigen terlarnt. Untuk
air laut, ditambah parameter salinitas.
52
5.4.8. QAlQC pada Peoaoganan Sedimeo
Prinsip dalam penaganan sampel sedimen adalah sernpa dengan analisis air. Integritas
sampel harus dijaga dan QAlQC dalam protokol analisis juga hams diterapkan. Selain itu,
sampel harus dijaga kondisinya sehingga tidak terjadi reaksi redoks (kondisi redoks tetap
terjaga). Kontrol negatif dan bahan uji mempunyai ukuran partikel yang harnpir sarna,
megandullg kardon organik dan Sulfida.
Untuk sampel kering, dapat dilakukan dengan menghaluskannya dengan mortar. Biasanya'
di pasaran tersedia penghalus batuan yang digunakan untuk mengurangi ukuran partikel
kering yang iebih besar menjadi < 63 urn.
53
Sampel basah digunakan bila pengeringan akan mempengaruhi bentuk kimia dari
kontaminan. Untuk volume sampel basah yang banyak, homogenisasi merupakan hal yang
sulit, lebih baik menggunakan sampel basah dengan volume sedikit. SampeJ basah dapat
dihomogenkan melalui pengadukan dengan batang gelas, baru ditimbang untuk analisis.
S4
Pedoman Umum Pemanlauatl Kualilas Air
Agar data mampu ditelusur maka chain ofcustody ( rangkaian perjalanan sampel) penting
diterapkan. Integritas data mulai pengumpulan sampel sampai akhir analisis dapat dijamin
Prosedur pemindahan data harus dibuat untuk menjamin bahwa pemindahan data tersebut
akurat. Data dari instrumen sebaiknya ditransfer secara otomatis kedalam database untuk
Data yang harmonis adalah data yang dapat digunakan atau dibandingkan dengan set data
lain dengan unit p engukuran a tau kerangka waktu yang dapat d ibandingkan. S ebagai
contoh adalah bahwa data debit dan konsentrasi yang diperoleh pada lokasi dan waktu yang
Jika laporan laboratorium terpisah dari program pemantauan, hal ini harus tennasuk:
55
Tabulasi dari sampel dan data analisis
Identifikasi metode anal isis yang digunakan
Tanggal analisis dan nama analis
Pemyataan jaminan mutu.
Deti! ini kadang ditampilkan secara keseluruhan untuk semua sampel yang rei evan, pada
lampiran dari laporan utama.
Perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja untuk laboratorium hanls disediakan yang
meliputi, aspek umum, aspek kimia, mikrobiologi, radiasi ionisasi dan non-ionisasi,
Pada dasamya petugas harus aman secara fisik dan mental dalam melakukan pekerjaan di
laboratorium, sehingga bahaya atau resiko yang akan timbul dalam pekerjaan di
laboratorium perlu untuk diidentifikasi dan didokumentasikan terutama kemungkinan staf
terkena bahan beracun dan berbahaya, penempatan staf pada posisi potensial berbahaya
secara fisiko Semua petugas harus mendapatkan pelatihan yang tepat tentang kesehatan dan
keselamatan kerja sebagai strategi untuk meminimalkan resiko.
Praktek profesionaI yang tepat, mensyaratkan bahwa resiko dapat dikurangi sebanyak
rnungkin dan petugas tidak harus bekerja pada kondisi yang tidak aman.
56
Pelatihan staff laboratorium dalam prosedur pertolongan pertama
Tetap menjaga kontak dengan bagian pertolongan
Jangan bekerja send irian.
Harus ada prosedur tertulis yang menggambarkan bagaimana pelayanan kondisi
darurat dapat dihubungi.
Untuk lebih jelas, bisa dilihat dalam pedoman yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi
Nasional (BSN) yaitu SNI 19-17025 tahun 2000 tentang "Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Penguji dan Kalibrasi"
57
BABVI
Keseluruhan sistem dalam pemantauan kualitas air dilaksanakan untuk menghasilkan data
yang dapat dipercaya, yaitll data yang secara akurat menggambarkan status sebenarnya
parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air. Data tersebut perlu diproses dan
ditampilkan sehingga dapat membantu dalam interpretasi data termasuk pemahaman
kualitas air, dampak kegiatan manusia dan konsekwensi dari tindakan pengelolaan yang
diprediksikan. Hal ini tidak berati bahwa informasi kualitas air harus disajikan
sepenuhnya yang menggambarkan kompleksnya suatu ekosistem air.
Data anal isis berserta tampilan dan interpretasinya dapat menggambarkan apakah program
pemantauan tersebut telah berhasil memenuhi tujuan yang ditetapkan. Hasil tersebut juga
dapat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam pemecahan masalah kualitas air.
Data analisis harus dipandang sebagai sebuah komponen yang intergral pada proses
pengelolaan kualitas air dengan kerangka analisis dan interpretasi data sebagai berikut:
[. Peri)ii~~iat; . . j...--------------------1
~
~reiT.enkSalntegritas/ keutllhan data --\')
+!
AnailSlS data- plhh anaitsl-s--l
------' \
T
~
spenioiiniifl- embandmgkan tes statJst11ki
an tempat
".- .--~ --~I--
yg dilakukan dng standar I
kualitas air
t
ij
.1_... _ .._._. _ .... ;
I fLaporan
L
\'j ~
.
Ya fPcrbaharui mOdel danjlka
: rerlu diambil data barn
58
Tipe dan jumlah data, serta metode analisis statistik perlu untuk ditentukan secara bersama
pada tahap awal perencanaan pemantauan, yang meliputi skala pengukuran, frekwensi
pengumpulan data, tingkat pengulangan dan cakupan ruang dan waktu. Data tersebut
secara kualitas dan kuantitas diharapkan dapat memenuhi syarat untuk analisis statistik
yang diperlukan.
Software statistik banyak memberi kemudahan dalam proses analisis dan presentasi data,
akan tetapi sebelum menggunakan software statistik yang tepat, perlu dilakukan
pemahaman terhadap penilaian kualitas air. Kadang analisis data dan interpretasinya tidak
mendapat perhatian yang tepat ketika kajian kualitas air direncanakan dan dilaksanakan.
Meskipun telah dilakukan usaha untuk mengintegrasi aktifitas yang berkaitan dengan
penilaian kualitas air, akan tetapi hal tersebut tidak mudah dicapai. Sindrom "kaya data
miskin inforrnasi" pada pengumpulan data sering terjadi yang menyebabkan data yang
dihasilkan tidak dapat dianalisis atau data tersebut tidak mengarah pada tujuan
pemantauan.
Banyak contoh software statistik yang tersedia dipasaran, misalnya SAS, MINITAB,
STA TISTICA, SYST A T dsb. Dilihat dan fungsinya, semua alat software mempunyai
kecanggihan yang tinggi dan tehnik yang memuaskan, tetapi bisa menyebabkan salah
pakai bila tidak tahu aplikasinya. Personil yang mempunyai pengetahuan terbatas
mengenai prosedur statistik, perlu hati-hati sebelum mengaplikasikan beberapa tehnik yang
ada. Kemudahan operasional yang disediakan oleh software statistik sering menyebabkan
kesalahan dalam aplikasinya sehingga sering uji statistik yang digunakan tidak cocok untuk
data yang dimaksud. Jika ragu dalam menentukan metode statistik yang tepat maka perlu
dilakukan konsultasi dengan ahli statistik. Sebaiknya konsultasi dengan ahli statistik
dilakukan sebelum terlalu jauh dalam memproses pengumpulan data sebagai contohnya
pada saat tahap perencanaan dan disain program
6.1.Penyiapan Data
Data yang diperoleh dari laboratorium dan lapangan adalah data yang telah memenuhi
kriteria QNQC di lapangan dan laboratorium serta disajikan denganjumlah angka penting
yang tepat. Prosedur pengendalian mutu (QC) yang efektif selama sampling dan analisis
akan membantu untllk mengllrangi sumber kesalahan data. Oleh karena itu perlu ketelitian
dan pemeriksaan u lang terhadap seri data sehingga dapat mengidentifikasikan kesalahan
yang dapat menghasilkan kesimpulan yang salah. Salah kesimpulan merupatcan penyebab
59
Pemeriksaan data dasar perlu dilakukan oleh laboratorium yang menghasilkan data tersebut
atau oleh personil atau organisasi yang menggunakan atau menginterpretasi data tersebut.
Kesalahan umum dalam laporan data analisis diantaranya adalah kegagalan dalam
pemindahan data, seperti kesalahan dalam menentukan titik desimal, atau pemindahan data
sehubungan dengan sampel yang salah. Hal yang perlu diperhatikan bahwa kesalahan nHai
data dapat mempunyai pengaruh yang amat besar pada analisis statistik yang berikutnya.
Inforrnasi kualitas air dapat disimpan secara manual dalam sistem filling seperti buku atau
kartu laboratorium. Namun sistem seperti ini hanya bisa digunakan untuk set data yang
kecil, untuk set data yang besar seperti yang dihasilkan dari pemantauan tingkat nasional
membutuhkan metode penanganan yang lebih e fisien dan efektif. Untuk itu diperlukan .
penanganan data secara elektronik. Keuntungan sistem manajemen data secara elektronik
dibandingkan dengan penyimpanan manual adalah :
Dapat menyimpan data dalam jumlah yang besar
Dapat dengan cepat mencari data yang diperlukan sesuai dengan fasilitas
penyaringan
Pengukuran fisik seharusnya ditabulasikan dalam bent uk yang siap dibandingkan dengan
data kimia dan biologi pada lakasi yang sarna.
Untuk analisis yang lebih kamprehensif perlu dilakukan uji pendahuluan untuk memeriksa
integritasnya. Data dibawah limit deteksi (dinamakan data sensor) perlu untuk
dipertimbangkan, yang jeJas sebagai outlier yang mungkin diakibatkan oleh kesalahan
percobaan atau penulisan data.
60
Belum ada metodc mengenai data < LD yang dapat diterima secara universal. Beberapa
pendekatan umum mengenai <LD adalah sebagai berikut :
Perlakukan hasil pengamatan sebagai data yang hilang
Perlakukan pengamatan sebagai nol
Gunakan nilai angka dari limit deteksi
Gunakan nilai angka dari setengah limit deteksi
Jika sebagian besar data berada dibawah limit deteksi, maka penggunaan salah satu
pendekatan diatas akan bermasalah karena variasi sampel akan jauh dari perk iraan. Juga
ketika tehnik statistik standar diaplikasikan pada set data yang mempunyai nilai konstan
sebagai ganti dari nilai yang <LD, hasilnya akan bias.
Tanda kode nilai yang hilang (misalnya ... atau NA) dapat menyebabkan kesulitan karena
berbagai alat sofware memberikan perlakuan yang berbeda terhadap nilai yang hilang.
Contoh, beberapa paket sofuvare menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan semua
data dengan mengganti nilai yang hilang dengai nilai nol (bukan strategi yang bagus)
sementara cara sederhana lainnya dengan mengabaikan semua nilai yang hilang sehingga
jumlah data menjadi berkurang.
Jika tidak ada a lat yang lebih memuaskan untuk analisis sensor datar, maka disarankan
parameter kualitas air yang rutin (mean, dB) dihitung menggunakan set data yang lengkap
dengan data <LD digantikan oleh nilai limit deteksi atau separo limit deteksi. Dampak
dari strategi ini dalam pengukuran statistik harus dimengerti dengan jelas, dan tim
pemantauan seharusnya tidak memproses data ini dengan bentuk analisis inferential (misal
konfiden interval atau uji hipotesis) ketika data <LD mempunyai porsi yang berarti,
misalnya > 25% dan t elah d igantikan oleh n ilai pengganti. Keahlian statistik yang lebih
maju perlu dicari dahlm situasi ini.
Jika data <LD hanya sebagian kedl dan telah digantikan dengan nilai pengganti, analisis
statistik dilakukan 2 kali, pertama dengan menggunakan nilai nol dan kedua dengan
menggunakan nilai limit deteksi atau separo limit deteksi. Jika hasil dari kedua anal isis
tersebut berbeda secara nyata maka perIu dicarikan metode statistik yang lebih maju. Jika
hasil tidak berbeda nyata, data sensor mungkin mempunyai pengaruh yang kecil pada
analisis data.
61
6.2.Integritas (Keutuban) Data
Integritas data kualitas air dapat berkurang dengan bennacam cara. Kesalahan data dapat
teIjadi saat pengumpulan, preparasi dan analisis sampel di laboratorium. pencatatan basil,
pemrosesan data secara elektronik, analisis dan interpretasi data dan saat pelaporan.
Kesalahan juga mungkin teIjadi pada data yang telah tersertifikat yang keluar dari
laboratorium, seperti kesalahan pemindahan kolom atau lajur, edit data dan konversi
satuan. Untuk menghindari hal tersebut perlu dilakukan skrening data secara sederhana.
Berbagai macam kesalahan tersebut umumnya dapat dideteksi dengan melihat data mentah.
Kesalahan yang halus seperti pengulangan data, penghapusan secara tak sengaja atau skala
yang tercampur akan Jebih susah untuk dideteksi. Jika tidak terkoreksi penyimpangan
tersebut dapat membcrikan dampak yang mendalam pada analisis statistik yang berikutnya
dan kemungkinan mendorong untuk menggambarkan kesimpulan yang salah.
Program QNQC yang baik menggunakan cara sederhana untuk skrening data dari
laboratorium, misaI dengan menaggunakan prosedur campuran grafik histogram, box-plot,
control chart dan deskripsi pengukuran seeara numerik dad aspek kunei distribusi (mean,
SD, CVdll).
Penanganan nilai ekstrim yang dikatakan sebagai 0 utliers p erlu hati h ati. Nilai 0 utlier
tidak bisa langsung dibuang dari set data karena akan mendatangkan bias pada analisa
berikutnya. Adanya nilai yang tidak nonnal atau pengamatan diluar tiga standar deviasi
dari rata-rata perIl! digarisbawahi untuk dilakukan pemeriksaan identifikasi penyebab misaI
kesalahan dalam perhitungan, anal isis, kesalahan pencatatan, kondisi fisik yang tak normal
saat sampling dsb. Bila tak ada penjelasan yang rasional maka penentuan untuk
memasukkan atau m engeluarkan nilai 0 lt/lier tergantung d ari a nalisis data. D isarankan
bahwa hanya pengamatan yang sangat ekstrim dapat dikeluarkan keeuali ada ada alasan
yang dapat ditetapkan (menggunakan metoda anal isis yang berbeda). Bagaimanapun nilai
outlier asli mungkin teIjadi hal ini merupakan indikator penting daJam perubahan kualitas
air sehingga perlu pemeriksaan yang lebih menyeluruh. Pengukuran stastitik deskripsi
secara s ederhana dan tehnik g rafik d ikombinasikan dengan p engetahuan t erhadap s istem
yang diinvestigasi akan memberikan alat yang sangat berharga dalam identifikasi outlier.
62
Pedoman Umum Pemaniauan Kuailas Air
eara data yang akan dianalisis sangat tergantung dari tipe kaj ian yang akan dilaksanakan.
Dari ketiga kajian yang telah dibahas pada bab sebelumnya hanya kajian deskriptip yang
memerlukan anal isis statistik yang tidak serumit tipe kajian lainnya.
Hal umum yang digunakan dengan statistik diantaranya adalah untuk mengetahui nilai
tengah (central tendency). Dalam hal nilai tengah dikenal istilah rata-rata (mean), median,
mode. Selain nilai rata-rata, besarnya variabilitas juga merupakan karakteristik penting
lain. Untuk pengukuran variabilitas, biasanya diperlukan tiga parameter yaitu interval
(range), simpangan baku (standard deviation) d an varians (variance). Interval (range)
merupakan tolak u kur variabilitas yang paling se derhana yang menunjukkan perbedaan
antara nilai terbesar dengan nilai terkecil. Pengukuran yang umum digunakan dari
variabilitas adalah varians (variance) dan simpangan baku (Standar DeviasilSD). Besamya
simpangan baku m enunjukan b esamya derajat variabilitas dalam sampel. N amun untuk
membandingkan variabilitas dua sampel yang mempunyai harga rata-rata yang berbeda
maka digunakan angka koefisien varians (Coefisien Variation ICV) yang didefinisikan
sebagai rasio simpangan baku dan rata rata yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Deskripsi penggllnaan statistik secara lebih rinei dapat dipelajari dalam buku-buku acuan
tentang ilmu Statistik.
63
6.3.2. COlltrol Chart
Control Chart digunakan untuk mengetahui adanya pergeseran nilai diluar nilai standar
nasional dan mungkin merupakan indikasi adanya masalah yang potensial. Control chart
ini tidak hanya menyediakan tampilan secara visual dari proses yang terlibat tetapi juga
dapat memberikan peringatan dini terhadap pergeseran rata-rata.
64
kesimpulan ini misalnya adalah mengestimasi secara statistik nilai parameter kualitas air
yang tidak diketahui, melakukan uji hipotesis.
Gambar 7 adalah contoh control chart yang menunjukkan konsentrasi parameter fisika dan
kimia pada lokasi uji (sumbu X) diplotkan terhadap waktu bulanan (sumbu V), serta
tindakan yang direkomendasikan, dengan membandingkan terhadap nilai stan dar
! ,,1 _.--,
~
..1'1' . .. ' .. ~
l'--,.e.;:::..-"""
"'" . \ I. '",""'V..0::>.---. l
,~ '...I ....-"'. I' ---.-~.
I I
.... . ....
..- ......
.L! _-;_ ~ ': ., ..,,__. "~''';'''''M
'. ;I
/-'.1.
.1://' i
, "-;-;-i:'-r-;':--':~~~- i
..
.......
C t
l.t.rwn " .. "" ::;-:.... .J
65
6.5.3 Aualisis Trelld
Salah satu pendekatan yang banyak digunakan untuk interpretasi informasi kualitas air
adalah dengan menggunakan anal isis trend. Trend membutuhkan pengukuran yang teratur
sepanjang waktu seperti pengukuran bulanan melibihi satu tahun periode at au pengukuran
tahunan dalam satu decade atau lebih.
6.6. Interprctasi
Setelah data dianalisis, hasil data tersebut disusun dalam bentuk kesimpulan singkat secara
statistik. Dalam tahap ini dilakukan interpretasi dari informasi hasil yang tersedia sesuai
tujuan atau pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab pada saat program awat disusun.
Sebagai contoh interpretasi misal bahwa nilai kontaminasi telah melebihi baku mutu
untuk kualitas air karena pelepasan efluen dari sistem pengolah lim bah. Atau bahwa nitai
parameter pengukuran sebelum dan sesudah pembangunan rekreasi pantai berbeda secara
signifikan atau dua faktor uji tidak secara signifikan mengurangi kualitas air tanah dsb.
Setelah tim pemantauan megekspresikan interpretasi dengan singkat secara non teknis,
maka dapat dilihat apakah tujuan program telah terpenuhi atau tidak, dan apakah telah tepat
untuk dilaporkan ke stakeholder.
1ika interpretasi tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan
penyaringan model k;embali, pengulangan disain kajian atau perlu pengumpulan data
tambahan kembali dan memulai analisis lagi.
Untuk membantu dalam evaluasi program pemantauan secara detail, maka dapat dicari
pembahas pembanding yang independen yang dapat menilai disain program dan hasil
yang menyimpang dengan tujuan program pemantauan.
66
BAB VII
67
Kerangka umum pembuatan laporan terdiri dari :
Ringkasan : Ringkasan teknis dengan tujuan ringkas yang menerangkan secara
ringkas apa yang dilakukan, menggambarkan hasil kunci yang penting, dan
rekomendasi yang penting. Ringkasan ini ditulis dalam kalimat yang mampu
dirnengerti oleh manager yang tidak familiar dengan aktifitas teknis. Panjang
kesimpulan tidak melebihi dua atau tiga halarnan.
Pendahuluan: Tujuan dan batas referensi kajian periu ditampilkan dalam
pendahuluan. Masalah isu yang ditujukan harus dinyatakan secara jelas, kajian
sebelumnya harus digambarkan. dan literatur ilmiah yang relevan perlu dikaji
ulang. Adanya kendala (personiI, finansial. fasilitas dsb) dengan batas cakupan
yang diinginkan dari program perlu diidentifikasi.
Area Kajian : Ringkasan dari geografi. hidrologi dan deskrlpsi yang lain
(penggunaan lahan, industri, penyebaran populasi) dari area dalarn kajian perlu
disediakan. Sernua lokasi yang digambarkan secara tulisan perlu ditampilkan
dalarn peta.
Metode: Bagian terpisah yang menyediakan metode dan prosedur secara detil
yang digilnakan dalam semua aspek pelaksanaan kajian. Ringkasan dan
prosedur yang harus diikuti untuk jaminan mutu perlu ditampilkan.
HasH: Merupakan uraian dan sajian rinei dari hasil. Sebaiknya hasil tersebut
dipresentasikan dalam grafik yang dapat secara jelas dapat mendernonstrasikan
hubungan data dengan tujuan pemantauan. Grafik juga dapat rneringkas
keseluruhan set data dibandingkan dengan pengamatan individual. HasH, uraian
dan sajian rinei dari hasiI, kadang-kadang dikombinasikan dengan bagian
diskusi.
Pembahasan : Merupakan pembahasan hasH termasuk interpretasi yang dikaitkan
dengan tujuan pemantauan. Hal ini akan menjamin bahwa pemantauan tersebut
dapat memenuhi tujuan yang diharapkan dan dapat menjawab pertanyaan yang
ada. Bagian ini menekankan pada penyediaan informasi yang dibutuhkan dan
implikasi bagi pengelolaan.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil.
Rekomendasi yang diajukan untuk tindakan selanjutnya yang perlu dilakukan.
Umumnya dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tindakan secara ilmiah dan
tind~kan berhubungan dengan isu pengelolaan. Idealnya rekomendasi ini
ditampilkan berurutan sesuai dengan prioritas.
68
Sumber informasi : semua sumber informasi dan semua literatur yang dipakai
dalam pembuatan laporan.
Lampiran, terdiri dari laporan laboratorium, tabel data atau semua informasi
yang terlalu detil untuk dimasukkan di dalam isi pokok laporan.
Kesimpulan data dan penyajian grafik adalah eara yang paling baik untuk penyajian data
karena memberi kemudahan membaca dan memanfaatkan laporan. Laporan utama berisi
semua aspek kajian secara lengkap, terinci dan merupakan dokumen aeuan untuk publikasi
selanjutnya. Hal yang penting juga bahwa sebe1um laporan ahkir, pengguna harus
menerima draf laporan untuk menjamin bahwa hasil ahkir telah memenuhi hampan atau
tujuan yang diinginkan dan telah mencakup semua isu yang telah ditargetkan.
.
membandingkan kondisi badan air tersebut dengan s tandar d an m emperhatikan
69
Publikasi - termasuk iaporan teknik, tulisan dalam jurnal ilmiah atau buku, artikel
di dalam industri, jurnal-jurnal perdagangan atau masyarakat (industri,
instrumentasi ilmiah, perdagangan surat kabar.
Konferensi industri dan asosiasi profesional, seminar dan workshop, komunitas
presentasi dan pelatihan, kegiatan unjuk keIja dan demonstrasi - penyajian secard
visual (presentasi menggunakan transparansi ORP, slide, dan power point)
Internet web page
Presentasi film dan video
Media lepas dan media artikel
7.3.1. Publikasi
Laporan utama dan publikasi ilmiah berisi analisis dan interpretasi data secara de1il dalam
bentuk fornlat baku. Laporan ini digunakan murni untuk pemakai dibidang teknis dan
umumnya tidak dibuat untuk melayani komunitas ilmiah yang lebih luas.
Ruang lingkllp publikasi hasil program pemantauan dalam jumal ilmiah sering kali
terbatas, karena hasil-hasil program pemantauan biasanya hanya diminati oleh peminat
lokal. Dalam banyak kasus, hanya kajian yang menggunakan metoda baru, atau ditambah
llntuk pemahaman tentang sistem dan proses lingkungan yang spesifik, yang akan diterima
untuk publikasi. Penulisan penyajian hasil pemantauan untuk konferensi nasional, regional
atau workshop sangat berguna sebagai sarana untuk publikasi kajian pemantauan.
Ada juga organisasi yang mencetak surat kabar yang memasukkan laporan singkat
mengenai kegiatannya dan hal ini sangat berguna untuk mempublikasikan program
pemantauan yang dilaksanakan atau dibiayai oleh organisasi tersebut. Laporan dalam
surat kabar ini merupakan hal yang sangat bagus untuk meningkatkan kesadaran ten tang
program pemantauan.
70
7.3.2. Presentasi
Infonnasi mengenai program pemantauanjuga dapat disajikan dalam suatu konferensi atau
seminar. Presentasi dalam bentuk poster banyak diminati karena perkembangan
kemudahan sarana dalam pembuatannya. Presentasi dapat disajikan pada kelompok
komunitas pada pertemuan regular atau sesi dalam kursus baik internal atau ekstemal
71
APHA,1998. Standar Methods for the Examination of Water and Wastewater. 20.th
Edition American Public Health Association 1998
Gamer, F.C., Stapanian,N Williams LR. 1988. Composite Sampling for Environmental
Sampling. American Sociaty. Washington DC.
Standar Nasional Indonesia, S::--TI 1991. Pengujian Kualitas Air Sungai dan limbah cairo
Dewan Standar Nasional Indonesia
72