Anda di halaman 1dari 13

Makalah Pengembangan Kurikulum Biologi SM

Fungsi dan Peran Kurikulum

Tugas
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Biologi SM
pada Jurusan Pendidikan Biologi

Dosen Pembimbing :
Marliza M.Pd

Oleh :
Kelompok I
Melian Karlita : 150207033
Nurul Huda : 150207030
Risa Yani : 150207027

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepangkuan alam baginda Nabi
Besar Muhammad SAW. Alhamdulillah kami ucapakan yang bahwasanya kami telah dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Fungsi dan Peran Kurikulum untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengembangan Kurikulum Biologi SM pada jurusan Pendidikan Biologi.
Ucapan terima kasih yang tidak terhingga saya ucapakan kepada semua yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Kami sangat menyadari bahwasanya
makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapakan
kritikan dan saran yang membangun, demi kesempurnaan pembuatan makalah di masa-masa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Darussalam, 13 Maret 2017

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
merupakan pedoman dalam pelakasanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang
pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD
1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa. Tujuan dan pola kehidupan suatu
negara banyak ditentukan oleh sistem kurikulum yang digunakannya, mulai dari kurikulum
taman kanak-kanak sampai dengan kurikulum perguruan tinggi. Jika terjadi perubahan sistem
ketatanegaraan, maka dapat berakibat pada perubahan sistem pemerintahan dan sistem
pendidikan, bahkan sistem kurikulum yang berlaku.

Kurikulum adalah soal pilihan. Pilihan itu biasanya dilakukan oleh orang berkuasa
(pemerintah). Kurikulum juga sering dijadikan alat politik oleh pemerintah, misalnya ketika
indonesia masih di bawah penjajahan Belanda dan Jepang, kurikulum harus sesuai dengan
kepentingan politik kedua negara tersebut. Bahkan ketika pemerintahan Jepang berkuasa,
kurikulum sekolah diubah sesuai dengan kepentingan politiknya yang bersemangatkan
kemiliteran dan kebangunan Asia Timur Raya. Setelah indonesia merdeka pada tahun 1945,
kurikulum sekolah diubah dan disesuaikan dengan kepentingan politik bangsa indonesia yang
dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai cerminan masyarakat indonesia. pendidikan dan
kurikulum indonesia sejak dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, baik formal,
nonformal maupun informal harus diarah dan disesuaikan dengan isi, misi dan tujuan pendidikan
nasional yang tertuang dalam UU.RI.No.20 Tahun 2003.

Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik,
kultur sistem nilai, serta kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, para pengembang kurikulum
termasauk guru harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang hal tersebut.
Kurikulum harus selalu dimonitorin dan dievaluasi untuk perbaikan dan penyempurnaan. Setiap
kali melakukan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum belum tentu menghasilkan sesuatu
yang baik karena kurikulum itu bersifat hipotesis. Maksudnya,baik-tidaknya kurikulum akan
dapat diketahui setelah dilaksanakan di lapangan. Perbaikan kurikulum diperlukan agar tidak
lapuk ketinggalan zaman.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat membawa dampak
berbagai aspek kehidupan, termasuk terjadinya pergeseran fungsi sekolah sebagai suatu institusi
pendidikan. Seiring dengan tumbuhnya berbagai macam kebutuhan dan tuntutan kehidupan,
beban sekolah semakin berat dan kompleks. Tuntutan-tuntutan baru yang dibebankan masyarakat
terhadap sekolah tersebut, mengakibatkan pula pergeseran makna kurikulum. Kurikulum tidak
lagi dianggap sebagai mata pelajaran akan tetapi dianggap sebagai pengalaman belajar siswa.
Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah
asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah). Apapun yang dilakukan
siswa asal saja ada di bawah tanggung jawab dan bimbingan guru itu adalah kurikulum. Akibat
pergeseran makna kurikulum tersebut, maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang
peran dan fungsi kurikulum dalam konteks pendidikan sehingga kurikulum bisa diaplikasikan
sesuai dengan fungsi dan perannya dalam dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi dari kurikulum?
2. Bagaimanakah peran dari suatu kurikulum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi dari kurikulum
2. Untuk mengetahui peran dari suatu kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Kurikulum
Setiap lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal dalam penyelenggaraan kegiatan
sehari-harinya berlandaskan kurikulum. Kurikulum itu sendiri dalam hal ini dapat berupa:1

Rancangan kurikulum, yaitu buku kurikulum suatu lembaga pendidikan


Pelaksanaan kurikulum, yaitu suatu proses pendidikan untuk mencapai tujun pendidikan
Evaluasi kurikulum, yaitu penilaian atau penelitian hasil-hasil pendidikan

Dalam lingkup pendidikan formal, kegiatan merancang, melaksanakan dan menilai


kurikulum tersebut, yaitu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan, dilaksanakan
sebagai program pengajaran.

Berbicara masalah fungsi kurikulum, kita dapat meninjau fungsi kurikulum bagi sekolah
yang bersangkutan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajarn yang dalam
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) disebut sebagai standar kompetensi. Kompetensi itu
meliputi antar lain kompetensi lintas kurikulum, kompetensi llusan, kompetensi mata pelajaran
dan kompetensi dasar. Kurikulum merupakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang akan
diselenggarakan oleh sekolah. Bagi sekolah yang berada dilevel bawahnya atau di level atasnya
maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian,
menjaga kesinambungan dan dapat menghindari keterulangan baik dari sisi materi, kegiatan
pembeljaran maupun komponen lain dalam proses dan sistem belajar mengajar. Bagi masyarakat
kurikulum dapat berfungsi sebagai acuan dalam mengevaluasi proses dan output yang dihasilkan
oleh kurikulum tertentu sehingga masyarakat dapat bekerja sama dan memberi masukan untuk
mengembangkan dan memperbaiki kurikulum dimasa depan, yang sesuai dengan kehendak dan
kebutuhan masyarakat sebagai pengguna.2

1. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah

1____________ Ahmad, dkk, Pengembangan kurikulum, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998) ,h.97.

2____________ Muhammad zaini, Pengembangan Kurikulum, (YogYakarta : Teras, 2009) ,h.8-9.


Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan
membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler
maupun kokurikuler. Pengaturan kegiatan ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih, seperti
jenis program pendidikan apa yang sedang dan akan dilaksanakan, bagaimana prosedur
pelaksanan program pendidikan, siapa orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan
program pendidikan, kapan dan dimana program pendidikan akan dilaksanakan. Bagi kepala
sekolah, kurikulum merupakan barometer keberhasilan program pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai administrasi kurikulum dan mengontrol
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan agar sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Fungsi kurikulum bagi guru

Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai
pelaksanan kurikulum di lapangan. Guru juga sebagai faktor kunci (key factor) dalam
keberhasilan suatu kurikulum. Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya
akan sangat bergantung pada kemampuan guru di lapangan. Efektivitas suatau kurikulum tidak
akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan melaksanakan kurikulumdengan baik sebagai
pedoman dalam proses pembelajaran.artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang
kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum.

Guru betul-betul dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan


perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat,
perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan. Guru harus memiliki
kompetensi professional, kompetensi pedagogic, kompetensi personal, dan kemampuan sosial
secara seimbang dan terpadu. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak dan harga mati. Segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru dan disampaikan kepada
peserta didik harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan kurikulum
tidak bisa dipisahkan, tetapi harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga menjadi satu
raga.
3. Fungsi kurikulum bagi peserta didik
Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui kurikulum
siswa akan memahami apa yang harus dicapai, isi atau bahan pelajaran apa yang harus
dikuasai, dan pengalaman belajar apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Berkaitan dengan fungsi kurikulum, Alexander inglis (dalam hamalik, 1990) dalam bukunya
Priciple of secondary education mengemukakan enam fungsi kurikulum bagi peserta didik,
sebagai berikut :3

a. Fungsi penyesuaian (the adjustive adaptive function), yaitu membantu peserta didik untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara menyeluruh. Fungsi penyesuaian
mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjustive yaitu mampu menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu
sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat ddinamis. Oleh karena itu, siswa
pun harus memiliki kemapuan yntuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
dilingkungannya.

b. Fungsi pengintegrasian (the integrating function), yaitu membantu memberikan


pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam masyarakat. Fungsi
pengintegrasian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan yang
harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan
anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki
kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat.

c. Fungsi difensiasi/perbedaan (the differentiating function), yaitu membantu memberikan


pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam masyarakat. Fungsi difensiasi
mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
pelayanan terhadap perberdaan individu siswa setiap siswa memiliki perbedaan baik dari
aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.

3____________Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pengembangan,


(Jakarta : Raja Gravindo Persada, 2013), h.10
d. Fungsi persiapan (the propaedeutic function), yaitu mempersiapkan peserta didik untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutka studi ke jenjang berikutnya. Selain itu,
kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam
masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya.

e. Fungsi pemilihan (the selective function), yaitu memberikan kesempatan kepada peserta
untuk memilih program-program pembelajaran secara selektif sesuai dengan kemampuan,
minat dan kebutuhannya.
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar
yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat
hubungannya dengan diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaaan individual
siswa berati pula diberinya kesempatan bagi siwa tersebut untuk memilih apa yang sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum
perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.

f. Fungsi diagnostic (the diagnostic function), yaitu membantu peserta didik untuk
memahami dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya.
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima
kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu
memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka
diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau
memperbaiki kelemahannya.

4. Fungsi kurikulum bagi pengawas (supervisor)

Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau
ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum dapat digunakan pengawas
untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam
usaha pembangunan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. Para pengawas harus bersikap
dan bertindak secara professional dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Pengawas juga
perlu mencari data dan informasi mengenai factor pendukung dan penghambat implementasi
kurikulum dan hubungannya dengan peningkatan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan,
pemanapan sistem administrasi, bimbingan dan konseling, kefektifan penggunaan perpustakaan,
dan lain-lain. Implikasinya adalah pengawas harus menguasai kurikulum yang berlaku agar dapat
memberikan bimbingan secara professional kepada guru-guru, terutama dalam pengembangan
program pembelajaran dan implementasinya.4

5. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua

Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan baik bagi
penyelenggaraan program sekolah, maupun membantu putra/putri mereka belajar di rumah
sesuai dengan program sekolah. Melalui kurikulum orang tua akan mengetahui tujuan yang
harus dicapai serta ruang lingkup materi pelajaran.

6. Fungsi kurikulum bagi masyarakat

Bagi masyarakat, kurikulum dapat memeberikan pencerahan dan perluasan wawasan


pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat
mengetahui apakah pengetahuan, ketermpilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan
atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah. Berbagai jenis kurikulum sekolah di Indonesia
hubungannya dengan harapan masyarakat dapat dipaparkan sebagai berikut :

a. Pendidikan umum, kurikulumnya mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan


keterampilan dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa-
masa pendidkan.
b. Pendidikan kejuruan, kurikulumnya mempersiapkan peserta didik dapat bekerja bidang
tertentu di masyarakat.
c. Pendidikan luar biasa kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang menyandang
kelainan untuk disiapkan agar dapat menyesuaikan dalam kehidupan masyarakat.
d. Pendidikan kedinasan, kurikulumnya disiapkan oleh suatu Departemen pemerintahan atau
lembaga pemerintah non-departemen dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan
dalam pelaksanaan tugas kedinasan dimasyarakat nantinya.

4____________ Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya,h.13-15.
e. Pendidikan keagamaan, kurikulumnya menyiapkan penguasaan pengetahuan khusus
pendidikan agama yang bersangkutan, dengan harapan, lulusnya dapat menjadi pembina
agama yang baik di masyarakat.
f. Pendidikan akademik, kurikulumnya menyiapkan penguasaan ilmu pengetahuan agar
lulusannya dapat menjadi pioneer-pioner pembangunan atas dasar konsep yang tangguh.
g. Pendidikan professional, kurikulumnya menyiapkan penerapan tertentu, dengan harapan,
lulusannya dapat bekerja secara professional di masyarakat.5

B. Peran Kurikulum

Kurikulum dipersiapkandan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni


mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. sistem pendidikan
kurikulum merupakan komponen yang sangat penting dengan sebab didalam nya bukan hanya
menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus
dimiliki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu
komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran
konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis dan evaluatif.

1. Peranan Konservatif

Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah
mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa perlu
memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya sehingga ketika
mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjungjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan
norma-norma tersebut.

Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan
masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggerogoti budaya lokal,
maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Memalui peran

5____________ Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikukum, Jakarta : PT Rineka Cipta, h. 18-19.
konservatifnya kurikulum berperan dalam mengangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak
nilai leluhur masyarakat, sehigga keajekan dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara
dengan baik.

2. Peran kreatif

Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru sesuai dengan
tuntunan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis
yang selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum memiliki peran kreatif.
Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat yang cepat berubah.

Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat
membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimiliki nya agar dapat
berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senang tiasa bergerak maju secara
dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif? Sebab, manakala kurikulum tidak
mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan akan selamanya tertinggal, yang berarti apa
yang diberikan sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna karena tidak relevan lagi dengan
kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.

3. Peran kritis dan evaluatif

Apakah setiap nilai dan budaya lama diwariskan setiap anak didik? Apakah setiap nilai dan
budaya baru sesuai dengan perkembangan zaman juga harus diliki oleh setiap anak didik? Tentu
tidak. Setiap nilai dan budaya lama tidak harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai
budaya lama itu sudah tidk sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat; demikian juga ada
kalanya nilai dan budaya baru itu juga tidak sesuai dengan nilai-nilai lama yang masih relevan
dengan keadaan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, kurikulum berperan untuk menyeleksi
nilai dan budaya mana yang perlu dinpertahankan, dan nilai atau budaya baru mana yang harus
dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan.
Kurikulum harus diperlukan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap
bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni
mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat.
2. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupak pedoman untuk mengatur dan
membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler, maupun kokurikuler.
3. Fungsi kurikulum bagi guru yaitu sebagai pengembang kurikulum dan pelaksana
kurikulum
4. Fungsi kurikulum bagi pengawas yaittu sebagai panduan dalam melaksanakan supervisi.
5. Fungsi kurikulum bagi orang tua yaitu sebagai pedoman untuk memberikan bantuan baik
bagi penyelenggaraan program sekolah, maupun membantu putra/putri mereka belajar di
rumah sesuai dengan program sekolah.
6. Fungsi kurikulum bagi siswa yaitu sebagai pedoman belajar, yang terdiri atas fungsi
penyesuaian, fungsi intergrasi, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan,
dan fungsi diagnostik
7. Bagi masyarakat kurikulum adalah alat produsen dari sekolah, sedangkan masyarakat
adalah kosumennya.
8. Kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif, serta peran kritis
dan evaluatif.
B. Daftar Pustaka

Ahmad, dkk, Pengembangan kurikulum, Bandung : CV Pustaka Setia, 1998.

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikukum, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Muhammad zaini, Pengembangan Kurikulum, YogYakarta : Teras, 2009.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pengembangan, Jakarta :
Raja Gravindo Persada, 2013.

Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai