Nim : 150207030
Prodi : Pendidikan Biologi
ULUMUL QURAN
mencapai keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada masa Nabi, masalah-
masalah yang timbul selalu dapat diselesaikan dengan mudah, dengan bertanya
Dalam upaya menggali dan memahami isi Al-Qur’an, umat islam perlu kepada
alat untuk membedakannya. Mereka perlu ilmu untuk memahami Al-Qur’an. Ilmu
atau alat yang diperlukan tidak cukup satu, tetapi sangat banyak, maka muncul
Ulumul al-Quran merupakan kata majemuk (idhafah) dari kata ‘ulum dan al-
Quran. ‘Ulum adalah bentuk jamak dari ‘ilm yang artinya ilmu atau pengetahuan.
Ilmu dalam pengertian umum adalah informasi-informasi yang valid dalam suatu
objek dan tujuan, baik dalam bentuk deskriptif ataupun analitik. Secara sederhana,
____________
1
Amroeni Drajat, Ulumul Qur’an: Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Quran, (Medan: Kencana,
2017), h. 11
penyusunannya, i’jaznya, nasikh dan mansukhnya, dan menjelaskan hal-hal yang
samar di dalamnya.2
Ulumul Qur’an merupakan ungkapan kata yang berasal dari bahasa Arab,
terdiri dari dua kata yakni ulum dan Al-Qur’an. Kata Ulum adalah bentuk jamak
dari kata `ilm yang berarti ilmu-ilmu. Sedang Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai pedoman hidup manusia, bagi
kajian Islam ungkapan Ulumul Qur’an ini telah menjadi nama bagi suatu disiplin
Adapun mengenai definisi Ulumul Quran secara istilah, para ulama telah
merumuskan diantaranya : 4
berkaitan dengan al-Quran dari sisi turun, urutan penulisan, kodifikasi, cara
____________
2
Muhammad Zaini, ‘Ulumul Qur’an Suatu Pengantar, (Banda Aceh: Yayasan Pena,
2005), h. 1
3
Oom Mukarromah, Ulumul Quran, (Depok: Rajagrafindo, 2013), h. 4
4
Syamsu Nahar, Studi Ulumul Quran, (Medan: Perdana Publishing, 2015), h. 1-2
membaca, kemukjizatan, nasikh, mansukh, penolakan hal-hal yang dapat
3. Menurut Abu Syahbah: Ulumul Quran adalah ilmu yang memiliki objek-
pembahasan lainnya.
dan madaniyah, latar belakang turunnya ayat atau kelompok ayat tertentu kisah-
kisah dalam Al-Qur’an, mukjizat Al-Qur’an dan lain sebagainya sampai kepada
____________
5
Yunahar, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: Itqa Publishing, 2014), h. 1
2. Ruang Lingkup Ulumul Quran
Bahkan menurut Abu Bakar Al-Arabi, ilmu-ilmu Al-Quran itu mencapai 77.450.
Hitungan ini diperoleh dari hasil perkalian jumlah kalimat Al-Quran dengan
empat, karena masing-masing kalimat mempunyai makna zhahir, batin, hadd, dan
mathla. Jumlah itu akan semakin bertambah jika melihat urutan kalimat di dalam
Al-Quran serta hubungan antara urutan itu. Jika sisi itu yang dilihat, ruang lingkup
pembahasan Ulum Al-Quran tidak akan dapat dihitung (tak terhingga) lagi.
ruang lingkup pembahasan Ulum Al-Quran terdiri dari enam hal pokok berikut
ini:6
nuzul)
Riwayat mutawatir
Riwayat ahad
Riwayat syadz
____________
6
Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 14
Macam-macam qira’at nabi
Imalah
Isti’arah
Penyerupaan (tasybih)
Nash
Makna lahir
(mutsyabih)
Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada
Al-Quran
Berpisah (fashl)
Bersambung (washl)
Pendek (qashr)
berikut.7
4. Ilmu Tawarikh An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan dan masa dan urutan
turun ayat, satu demi satu dari awal hingga akhir turunnya.
5. Ilmu Asbab An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab turun ayat.
6. Ilmu Qira’at yaitu, ilmu yang menerangkan ragam qira’at (pembacaan al-
quran) yang telah diterima Rasulullah SAW. Qira’at ini apabila dikumpulkan
terdiri atas sepuluh macam, ada yang sahih dan ada pula yang tidak sahih.
7. Ilmu Gharib Al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan makna kata-kata yang
ganjil yang tidak terdapat dalam kitab-kitab konvensional, atau tidak terdapat
____________
7
Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 16
dalam percakapan sehari-hari, Ilmu ini menerangkan kata-kata yang halus,
8. Ilmu I’rab Al-Quran yaitu ilmu yang menerangkan harakat Al-Quran dan
10. Ilmu Ma’rifat Al- Muhkam wa Al-Mutasyabih yaitu ilmu yang menerangkan
Muhkam adalah ayat yang tidak ada tafsiran dan arti lainya selain dari apa
11. Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang
hukum syara’ yang lain (yang datang kemudian). kandungan hukum yang
dengan nasikh.9
12. Ilmu Badai’u Al-Quran yaitu ilmu yang mnenerangkan keindahan susunan
bahasa Al-Quran.
____________
8
Muhammad Zaini, Ulumul Quran Suatu Pengantar, (Banda Aceh: Yayasan Pena, 2005),
h. 55
9
Muhammad Zaini, Ulumul Quran Suatu Pengantar, (Banda Aceh: Yayasan Pena, 2005),
h. 63
13. Ilmu I’jaz Al-Quran yaitu ilmu yang menerangkan segi-segi kekuatan Al-
penantang-penantangnya.
14. Ilmu Tanasub Ayat Al-Quran yaitu ilmu yang menerangkan persesuaian
15. Ilmu Aqsam Al-Quran yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-
dikemukan Al-Quran.
dibahas agar aktivitas para ulama dalam menggali berbagai ilmu tentang Al-Quran
Fase sebelum fase kodifikasi, Ulumul Quran telah dikenal para sahabat
sejak masa Nabi. Hal itu dapat dilihat dari antusias para sahabat untuk
____________
10
Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 17
mempelajari Al-Quran dengan semangat yang tinggi. Apabila mereka
kepada Nabi SAW. Hanya kepada Nabi mereka menanyakan segala sesuatu
Al-Quran.
a. Riwayat yang dikeluarkan oleh Ahmad, Tirmidzi, dan yang lainnya dari
b. Riwayat yang disampaikan oleh At-Tirmidzi dan Ibn Hibban, di dalam shahih-
nya, dari Ibn Mas’ud yang mengatakan bahwa rasulullah SAW bersabda
turun ayat:
dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al-
An’am: 82)
Para sahabat merasa kebingungan dan bertanya kepada Rasulullah,
“Ya Rasulullah, siapa diantara kami yang tidak pernah menzalimi diri
sendiri? Beliau menjawab, “Hal itu bukan seperti yang kalian kira. Bukankah
oleh ara sahabat dari Nabi kemudian diterima oleh para tabiin dengan
jalan periwayatan.
Dapat dijelaskan di sini bahwa para perintis Ulum Al-Quran pada abad
a. Dari kalangan sahabat: Khulafa’ al-Rasyidin, Ibn ‘Abas, Ibn Mas’ud, Zaid
bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Abu Musa al-‘Asy’ari, dan Abdullah bin
Zubair.
b. Dari kalangan tabi’in : Mujahid, atha bin yasar, Ikrimah, Qatadah, Al-
Pada fase sebelum kodifikasi, Ulum Al-Quran juga ilmu-ilmu lainnya belum
berlangsung sampai ketika Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad Ad-
Da’uli untuk menulis ilmu nahwu. Perintah Ali inilah yang membuka gerbang
abad II H, para ulama memberikan prioritas atas penyusunan tafsir sebab tafsir
adalah:
Ibn Jarir Ath-Thabari (w. 310 H). tafsir yang dituliskan, Yakni Jami’ Al-
Bayan Fi Tafsir Al-Quran. Dipandang sebagai kitab tafsir yang terbaik karena
mengemukan berbagai pendapat yang disertai pula dan proses tarjih. Kitab ini
dipandang sebagai kitab yang pertama kali mencampuradukkan antara tafsir
Pada abad III H selain tafsir dan ilmu tafsir, para ulama mulai menyusun pula
1. Ali bin Al-Madini (w. 234 H) gurunya imam Al- Bukhari, yang menyusun
2. Abu Ubaid Al Qasimi bin Salam (w. 224 H) yang menyusun Ilmu Nasikh wa
3. Muhammad bin ayyub adh-dhurraits (w. 294 H) yang menyusun Ilmu Makki
wa Al-Madani
4. Muhammad bin khalaf al-marzuban (w. 309 H) yang menyusun kitab Al-
Pada abad IV H mulai disusun Ilmu Gharib Al-Quran dan beberapa kitab
Ulum Al-Quran dengan memakai istilah Ulum Al-Quran. Diantara ulama yang
Abu Bakar As-Sijistani (w. 330 H) yang menyusun kitab Gharib Al-Quran
Abu Bakar Muhammad bin Al-Qasim Al-Anbari (w. 328 H) yang menyusun
kitab ‘Aja-Ib Ulum Al-Quran. Di dalam kitab itu ia menjelaskan perihal tujuh
huruf (sab’ah ahruf), penulisan mushaf, jumlah bilangan surat, ayat-ayat dan
Ulum Al-Quran
Abu Muhammad Al-Qassab Muhammad bin Ali Al-Kurkhi (w. 360 H) yang
Muhammad bin Ali Al-Adfawi (w. 388 H) yang menyusun kitab Al-Istighna’
Pada abad ke V H mulai disusun Ilmu I’rab Al-Quran dalam satu kitab. Di
samping itu, penulisan kitab-kitab Ulum Al-Quran masih terus dilakukan oleh
ulama masa ini. Diantara ulama yang berjasa dalam pengembangan Ulum Al-
Ali bin Ibrahim bin Sa’id Al-Hufi (w. 430 H) selain memelopori penyusunan
Karena itu, ilmu-ilmu Al-Quran tidak tersusun secara sistematis dalam kitab
merupakan karya ilmiah yang besar dari seorang ulama yang telah merintis
Abu ‘amr ad-dani (w. 444 H) yang menyusun kitab At-Taisir fi Qira’at As-
Ulum Al-Quran, juga terdapat ulama yang mulai menyusun Ilmu Mubhamat Al-
Abd Qasim bin Aburrahman As-Suhaili (w. 581 H), yang menyusun kitab
Ibnu Al-Jauzi ( w. 597 H), yang menyusun kitab Funun al-Afnan fi ‘Ajaib ‘ib‘
tersusunnya Ilmu Majaz Al-Quran dan Ilmu Qira’at. Diantara ulamA abad VII
Ibn ‘Abd As-Salam yang terkenal dengan nama Al-‘Izz (w. 660 H) yang
Abu Syamah (w. 655 H) yang menyusun kitab al-mursyid al-wajiz fi ulum al-
Pada abad VIII H, muncullah beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru
Ibn Abi Al-Isba’ yang menyusun Ilmu Badai’i Al-Quran, suatu ilmu yang
Ibn Al-Qayyim (w. 752 H) yang menyusun Ilmu Aqsam Al-Quran, suatu
Najmuddin Ath-Thufi (w. 716 H) yang menyusun Ilmu Hujaj Al-Quran atau
Ilmu Jadal Al-Quran, suatu ilmu yang membahas bukti-bukti atau Ilmu Jadal
Al-Quran
Al-Quran. Kitab ini telah diterbitkan oleh Ustadz Muhammad Abu Al-Fadhi
Pada abad IX dan permulaan abad X H, makin banyak kalangan yang ditulis
ulama tentang Ulum Al-Quran. Pada masa ini, perkembangan Ulum Al-Quran
Muhammad bin Sulaiman Al-Kafiyaji (w. 879 H) yang menyusun kitab Al-
berbeda dari karya-karya sebelumnya. Kitab ini sangat tipis, terdiri dari dua
ra’yi yang dapat diterima, sedangkan khatimahnya berisi etika-etika guru dan
murid.
pada tahun 872 H dan merupakan kitab Ulum Al-Quran yang paling lengkap
karena memuat 102 macam ilmu-ilmu Al-Quran. Namun, Imam Asy-Suyuthi
masih belum puas atas karya ilmiahnya yang hebat itu. Ia kemudian
80 macam ilmu-ilmu Al-Quran secara sistematika dan padat isinya. Kitab Al-
Itqan ini belum ada yang menandingi mutunya dan kitab ini diakui sebagai
orientalis atau oleh orang islam sendiri yang dipengaruhi oleh orientalis. Salah
satunya adalah Thaha Husein dalam karyanya Asy-Syi’ri Al-Jahii. Di dalam karya
itu, Husein menebarkan keraguan di seputar Al-Quran. Bantahan terhadapnya
Diantera karya-karya ulum al-quran yang lahir pada abad ini adalah:
Ta’wil. Juz pertama kitab ini dikhususkan untuk pembicaraan Ulum Al-Quran
Al-Quran
9. Sayyid Imam Muhammad Rasyid Ridha yang menyusun kitab Tafsir Al-
12. Syeikh Mahmud Abu Daqiqi yang menyusun kitab Ulum Al-Quran
13. Syeikh Muhammad Ali Salamah, yang menyusun kitab Manhaj Al-Furqan fi
Ulum Al-Quran
Beikut ini beberapa karya dari para ulama yang menggali berbagai ilmu
tentang Al-Quran.11
1. Ibn Jarir Ath-Thabari (w. 310 H). tafsir yang dituliskan, yaitu Jami’ Al-Bayan
Fi Tafsir Al-Quran
3. Abu Ubaid Al Qasimi bin Salam (w. 224 H) Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh,
Al-Madani
‘Ulum Al-Quran
7. Abu Bakar Muhammad bin Al-Qasim Al-Anbari (w. 328 H) menyusun kitab
Al-Quran
10. Muhammad bin Ali Al-Adfawi (w. 388 H) menyusun kitab Al-Istighna’ fi
11. Ali bin Ibrahim bin Sa’id Al-Hufi (w. 430 H) memelopori penyusunan I’rab
12. Abu ‘amr ad-dani (w. 444 H) menyusun kitab At-Taisir fi Qira’at As-Sab’i
13. Abd Qasim bin Aburrahman As-Suhaili (w. 581 H), menyusun kitab
Mubhamat Al-Qur`an.
14. Ibnu Al-Jauzi ( w. 597 H), menyusun kitab Funun al-Afnan fi ‘Ajaib ‘ib‘ al-
16. Ibn ‘Abd As-Salam yang terkenal dengan nama Al-‘Izz (w. 660 H) yang
17. Abu Syamah (w. 655 H) menyusun kitab al-mursyid al-wajiz fi ulum al-quran
18. Ibn Abi Al-Isba’ yang menyusun Ilmu Badai’i Al-Quran, suatu ilmu yang
19. Ibn Al-Qayyim (w. 752 H) menyusun Ilmu Aqsam Al-Quran, suatu ilmu
20. Najmuddin Ath-Thufi (w. 716 H) menyusun Ilmu Hujaj Al-Quran atau Ilmu
21. Abu Al-Hasan Al-Mawardi, yang menyusun Ilmu Amtsal Al-Quran, suatu
Al-Quran
Quran.
23. Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyah Al-Harrani (w. 728 H) menyusun kitab
Ushul Al-Tafsir.
Maawaqi’ Al-Nujm.
25. Muhammad bin Sulaiman Al-Kafiyaji (w. 879 H) menyusun kitab Al-Taisir fi
Ulum Al-Quran
30. Muhammad ‘Ali Salamah menyusun kitab Manhaj Al-Furqan fi Ulum Al-
Quran
31. Syeikh Tanthawi Jauhari menyusun kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Quran dan
34. Ustadz Malik bin Nabi menyusun kitab Az-Zhahirah Al-Quraniyah. Kitab ini
35. Sayyid Imam Muhammad Rasyid Ridha menyusun kitab Tafsir Al-Quran Al-
36. Syeikh Muhammad ‘Abdullah Darraz menyusun kitab An-Naba’ Alazhim ’an
Al-Quran
Maraghi.
F. Referensi
Muhammad Zaini, 2005, ‘Ulumul Qur’an Suatu Pengantar, Banda Aceh: Yayasan
Pena.