Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

‘ULUM AL-QUR’AN DAN PERKEMBANGANNYA

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Al-Qur’an

Dosen : Ahmad Suhaili, MH

Disusun Oleh Kelompok 1:

Liza Arlina (0204211005)

Da Cahara (0204211018)

Erniawati (0204211014)

Franstogi Anugrahta Simbolon (0204211027)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUAMALAH)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah. swt yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya maka penulis tidak akan sanggup menyelesaikannya makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga di limpahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW.

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah. swt yang telah melimpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Al Qur,an dengan judul
“Ulumul Al-Qur’an dan Pekembangannya”

Penulis menyadarai bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca dalam penulisan makalah ini supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan maka penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membawa
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi penulis.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULU
A. Latar Belakang…….……………………………………………………………….. 3
B. Rumus Masalah……………………………………………………………………. 3
C. Tujuan Penulisa……………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ulumul Al-Qur’an…………………………………………………..… 6
B. Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Al-Qur’an………………………..………... 7
C. Pokok Bahasan Ulumul Al-Qur’an…………………………….…………………. 8
D. Perkembangan Ulumul Al-Qur’an………………………………………………... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………..…………… 13
B. Daftar Pustaka………………………………………………………..…………… 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan pedoman pertama dan utama bagi umat Islam. Al-Qur’an
diturunkan dalam bahasa Arab, namun yang menjadi masalah dan pangkal perbedaan
adalah kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami Al-Qur’an. Karena pada
kenyataannya tidak semua yang pandai bahasa Arab, sekalipun orang Arab sendiri
mampu memahami dan menangkap pesan Ilahi yang terkandung di dalam Al-Qur’an
secara sempurna. Terlebih orang ajam (non-Arab). Bahkan sebagian para sahabat nabi,
dan tabi’in yang tergolong lebih dekat kepada masa nabi, masih ada yang keliru
menangkap pesan Al-Qur’an. Kesulitan-kesulitan itu menyadarkan para sahabat dan
ulama generasi berikutnya akan kelangsungan dalam memahami Al-Qur’an. Mereka
merasa perlu membuat rambu-rambu dalam memahami Al-Qur’an. Terlebih lagi
penyebaran Islam semakin meluas, dan kebutuhan pada pemahaman Al-Qur’an menjadi
sangat mendesak. Hasil jerih payah para ulama itu menghasilkan cabang ilmu Al-Qur’an
yang sangat banyak. Adanya permasalahan tersebut menjadi urgensi dari ilmu-ilmu Al-
Qur’an sebagai sarana menggali pesan Tuhan, serta untuk mendapat pemahaman yang
benar terhadap Al-Qur’an.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah;
1. Apakah pengertian ‘Ulum Al-Qur’an?
2. Apa saja ruang lingkup pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an?
3. Apa saja pokok bahasan ‘Ulum Al-Qur’an?
4. Bagaimana proses perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dari penulisan makalah ini adalah;
1. Mengetahui dan memahami pengertian ‘Ulum Al-Qur’an.
2. Mengetahui dan memahami ruang lingkup pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an.
3. Mengetahui dan memahami pokok bahasan ‘Ulum Al-Qur’an.
4. Mengetahui dan memahami proses perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ‘ULUM AL-QUR’AN

Kata Ulumul Qur’an tersusun dari dua kata, ‘Ulum dan Al-Qur’an. Kata ‘Ulum
secara etimologi merupakan bentuk jamak dari kata ‘ilm, artinya al-fahm wa al-idrak
(paham dan menguasai). Menurut sebagian pendapat ulama, kata ilmu itu merupakan
isim jinis yang berarti pengetahuan. Sedangkan makna Al-Qur’an menurut bahasa
merupakan isim masdar yang maknanya sinonim dengan kata qara’ah (bacaan). Dengan
demikian, secara bahasa ‘Ulumul Qur’an adalah ilmu atau pengetahuan yang berkaitan
dengan Al-Qur’an.

Adapun mengenai definisi Ulumul Qur’an berdasarkan istilah, para ulama


mengungkapkannya dengan redaksi yang tidak terlalu berbeda sebagaimana dijelaskan
berikut ini;

1. Menurut Manna al-Qaththan: Ulumul Qur’an adalah ilmu yang mencakup


pembahasan yang berkaitan dengan al-Quran dari sisi informasi tentang asbab al-
nuzul (sebab-sebab turunnya al-Quran), kodifikasi dan tertib penulisan al-Qur’an,
ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah (Makkiyah) dan ayat-ayat yang diturunkan
di Madinah (Madaniyah), dan hal-hal lain yang berkaitan dengan al-Qu’ran”. (Al-
Qaththan, 1973 : 15).

2. Menurut al-Zarqani : Ulumul Qu’ran adalah beberapa pembahasan yang


berkaitan dengan al-Quran dari sisi turun, urutan penulisan, kodifikasi, cara
membaca, kemukjizatan, nasikh, mansukh, penolakan hal-hal yang dapat
menimbulkan keraguan terhadapnya serta hal lainnya”. (Abd. Azhim, tt : 27).

3. Menurut Abu Syahbah: Ulumul Qur’an adalah ilmu yang memiliki objek-objek
pembahasan yang berhubungan dengan al-Quran, mulai dari proses penurunan,
urutan penulisan, penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran, kemukjizatan
nasikh-mansukh, muhkammutasyabih, serta pembahasan lainnya. (Syahbah,
1992 : 25).

4. Menurut Ash-Shabuny: Ulumul Qur’an adalah seluruh pembahasan yang


berhubungan dengan al-Qur’an al-Karim yang abadi, baik dari segi
penyusunannya, pengumpulannya, sistematikanya, perbedaan antara surat
Makiyah dan Madaniyah, pengetahuan tentang nasikh dan mansukh, pembahasan
tentang ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat, serta pembahasan lain yang
berhubungan dengan al-Qur’an al-Majid”. (Ash-Shabuny, 1991 : 14).

B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ‘ULUM AL-QUR’AN

Menurut Hasbi as-Shiddieqy yang tampaknya mengutip dari Manahil al-`Irfan


karya al-Zarqani (t.t: 29-30) memandang bahwa segala macam pembahasan Ulumul
Qur’an itu kembali kepada beberapa pokok persoalan saja, yaitu:

1. Persoalan tentang tempat turunnya ayat, waktunya dan peristiwanya. Ini


terdiri dari dua belas macam, yaitu al-Makkiy (ayat-ayat yang turun di
Makkah), al-Madaniy (ayat-ayat yang turun di Madinah), al-Safariy (ayat-ayat
yang turun ketika Nabi dalam perjalanan), al-Hadhiriy (ayat-ayat yang turun
ketika Nabi berada di rumah), al-Lailiy (ayat-ayat yang turun pada malam
hari), al-Nahariy (ayat-ayat yang turun pada siang hari), al-Shaifiy (ayatayat
yang turun ketika musim panas), al-Syita’i (ayat-ayat yang turun ketika
musim dingin), a1-Firasyi (ayat-ayat yang turun ketika Nabi berada di tempat
tidur), Asbab al Nuzul (sebab-sebab turun ayat), Awwalu ma Nuzzila (ayat-
ayat yang mula-mula turun), Akhtru ma nuzzila (ayat-ayat yang terakhir
turun).
2. Persoalan sanad Al-Qur’an, terdiri dari enam macam, yaitu sanad mutawatir,
ahad, syadz, Qira’at al-Nabi (bentuk-bentuk Qiraat Nabi Saw.), al-Ruwat
(para periwayat), al-Huffazh (para penghafal Al-Qur’an).
3. Persoalan ada’ al-Qira’ah (tentang cara membaca Al-Qur’an), ini dari enam
macam pula, yaitu waqaf (cara berhenti), ibtida (cara memulai), imalah, madd
(bacaan yang dipanjangkan), takhfif al-hamzah (meringankan bacaan
hamzah), idgam (memasukkan bunyi huruf yang mati kepada bunyi huruf
sesudahnya).
4. Persoalan yang menyangkut lafazh-lafazh Al-Qur’an dan ini ada tujuh macam,
yaitu lafazh gharib (pelik), mu’rab (menerima perubahan akhir kata), majaz
(metafora), musytarak (lafazh) yang mengandung lebih dari satu makna),
mutaradif (sinonim) isti’arah (asosiasi), dan tasybih (penyerupaan).
5. Persoalan tentang makna-makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum,
dan nilai ada empat belas macam, yaitu al-Am al-Baqi `ala `umumihi (lafazh
yang bermakna ‘am (umum) dan tetap dalam keumumannya), al-‘am al-
Makhshus (lafazh ‘am yang dikhususkan), al-’Am alladzi uridu bihi alkhushus
(lafazh yang bermakna umum tapi yang dimaksudkan khusus), makhashshasa
fihi al-Kitabu al-Sunnata (lafazh am (umum) yang dikhususkan oleh al-Kitab
terhadap Sunnah), ma khashshashat fihi al-Sunnatu al-Kitab (lafazh am
(umum) yang dikhususkan oleh Sunnah terhadap Kitab), mujmal (global),
mubayyan (penjelasan), mu’awwal (ditakwil), mafhum (pemahaman),
muthlaq (tidak terbatas), muqayyad (terbatas), nasikh (menghapus), mansukh
(dihapus), nau’ min al-nasikh wa al-mansukh wahuwa ma`amila bih muddatan
mu’ayyanatan, wal amila bihi wahidun min al-mukallaf (semacam nasikh dan
mansukh, yaitu yang diamalkan pada waktu tertentu dan yang diamalkan oleh
seorang saja dari orang-orang mukallaf).
6. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafazh, dan ini ada
lima macam, yaitu, al-Fashl (pisah) al-Washi (nyambung), Ijaz (singkat),
Ithnab (panjang), dan Qashr (pendek).

C. POKOK BAHASAN ‘ULUM AL-QUR’AN

Pokok pembahasan Ulumul Qur’an adalah sebagai berikut:


1. Ilmu Adab Tilawah al-Qur'an, yaitu ilmu- ilmu yang menerangkan aturan
pembacaan al-Qur’an.
2. Ilmu Tajwid, yaitu ilmu yang menerangkan cara membaca alQur’an, tempat
memulai, atau tempat berhenti (waqaf).
3. Ilmu Mawathin an-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan tempat, musim awal
dan akhir turunnya ayat.
4. Ilmu Tawarikh an-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan dan menjelaskan
masa dan urutan turunnya ayat, satu demi satu dari awal hingga yang terakhir
turun.
5. Ilmu Asbab an-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan sebabsebab turunnya
ayat.
6. Ilmu Qira’at, yaitu ilmu yang menerangkan ragam qira’at (pembacaan al-
Qur’an) yang telah diterima Rasulullah Saw. Qiraat terdiri dari qiraat tujuh
(qiraat sab’ah), qira'at 10 (asyara) dan qira'at empat belas. Ada qira'at yang
shahih dan ada qira'at yang tidak sahih.
7. Ilmu Gharib al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan makna kata-kata ganjil
yang tidak terdapat dalam kitab-kitab konvensional, atau tidak terdapat dalam
percakapan sehari-hari.
8. Ilmu I’rab al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan harakat alQur’an dan
kedudukan sebuah kata dalam kalimat.
9. Ilmu Wuzuh wa an-Nazha’ir, yaitu ilmu yang menerangkan kata-kata al-
Qur’an yang mempunyai makna lebih dari satu.
10. Ilmu Ma’rifat al-Muhkam wa al-Mutasyabih, yaitu ilmu yang menerangkan
ayat-ayat yang dipandang muhkam dan yang dipandang mutasyabih.
11. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh, yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat nasikh
dan mansukh oleh sebagian musafir.
12. Ilmu Badai’u al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan keindahan bahasa al-
Qur’an.
13. Ilmu I’jaz al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan segi-segi kekuatan al-
Qur’an sehingga dipandang sebagai suatu mukjizat.
14. Ilmu Tanasub Ayat al-Qur'an, yaitu ilmu yang menerangkan persesuaian
antara satu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya.
15. Ilmu Aqsam al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud
sumpah Allah yang terdapat dalam al-Quran.
16. Ilmu Amtsal, yaitu ilmu yang menerangkan perumpamaan alQur’an.
17. Ilmu Jadal al-Qur'an, yaitu ilmu yang menerangkan berbagai pendebatan yang
telah dihadapkan al-Quran kepada segenap kaum musyrikin dan kelompok
lainnya.
18. IlmuTafsir, yatu ilmu yang berusaha menjelaskan atau menerangkan makna-
makna dari al-Qur’an.

D. PERKEMBANGAN ‘ULUM AL-QUR’AN


Sejarah perkembangan ‘Ulumul Qur’an tidak terlepas waktu kapan Al-Qur’an
diturunkan pertama kali sampai dengan bagaimana Al-Qur’an menjadi sebuah mushaf.
Perkembangan ‘Ulumul Qur’an secara umum tidak ada yang tahu persis kapan istilah
‘Ulumul Quran pertama kali diperkenalkan dan menjadi sebuah disiplin ilmu. Namun
menurut beberapa ahli bahwa istilah ‘Ulumul Qur’an pertama kali diperkenalkan oleh Ibn
Al-Marzuben (wafat 309 H). Perkembangan ‘Ulumul Qur’an dikelompokan menjadi
fase-fase sebagai berikut:
1. ’Ulumul Qur’an pada masa Rasulullah SAW
Embrio awal ‘Ulumul Qur’an pada masa ini berupa penafsiran ayat Al-
Qur’an langsung dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, begitu pula
dengan antusias para sahabat dalam bertanya tentang makna suatu
ayat,menghafalkan dan mempelajari hukum-hukumnya.
a. Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat.

Dari Uqbah bin Amir ia berkata:”aku pernah mendengar


Rasulullah SAW berkata di atas mimbar,”Dan siapkan untuk menghadapi
mereka kekuatan yang kamu sanggupi (Anfal:60), ingatlah bahwa
kekuatan di sini adalah memanah”(HR Muslim).

b. Antusiasme sahabat dalam menghafal dan mempelajari Al-Qur’an.


Diriwayatkan dari Abu ‘Abdurrahman as-Sulami,ia
mengatakan:”Mereka yang membacakan Al-Qur’an kepada kami,seperti
Utsman bin ‘Affan dan ‘Abdullah bin Mas’ud serta yang lain
menceritakan,bahwa mereka bila belajar dari Nabi sepuluh ayat mereka
tidak melanjutkannya,sebelum mengamalkan ilmu dan amal yang ada di
dalamnya,mereka berkata ‘kami mempelajari Al-Qur’an berikut ilmu dan
amalnya sekaligus.”

c. Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain Al-Qur’an,sebagai upaya


menjaga kemurnian Al-Qur’an.

Dari Abu Sa’ad al-Khudri,bahwa Rasulullah SAW


bersabda:”Janganlah kamu tulis dari aku;barang siapa menuliskan tentang
aku selain Al-Qur’an,hendaklah dihapus.Dan ceritakan apa yang
dariku,dan itu tiada halangan baginya,dan barang siapa sengaja berdusta
atas namaku,ia akan menempati tempatnya di api neraka.”(HR Muslim).

2. ’Ulumul Qur’an pada masa Khalifah


Pada masa khalifah,tahapan perkembangan awal(embrio)’Ulumul qur’an
mulai berkembang pesat,diantaranya dengan kebijakan-kebijakan para
khalifah sebagaimana berikut:
a. Khalifah Abu Bakar:dengan kebijakan pengumpulan(penulisan Al-Qur’an
yang pertama yang diprakarsai oleh ‘Umar bin Khottob dan dipegang oleh
Zaid bin Tsabit.
b. Kekhalifahan Utsman Ra;dengan kebijakan menyatukan kaum muslimin
pada satu mushaf,dan hal itupun terlaksana.Mushaf itu disebut mushaf
Imam.Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa
provinsi.Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rosmul ‘Usmani yaitu
dinisbahkan kepada Usman,dan ini dianggap sebagai permulaan dari ilmu
Rasmil Qur’an.
c. Kekhalifahan Ali Ra:dengan kebijakan perintahnya kepada Abu ‘Aswad
Ad-Du’ali meletakkan kaidah-kaidah nahwu,cara pengucapan yang tepat
dan baku dan memberikan ketentuan harakat pada qur’an.ini juga disebut
sebagai permulaan Ilmu I’rabil Qur’an.

3. ’Ulumul Qur’an Masa Sahabat dan Tabi’in


Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam menyampaikan
makna-makna Al-Qur’an dan penafsiran ayat-ayat yang berbeda diantara
mereka, sesuai dengan kemampuan mereka yang berbeda-beda dalam
memahami dan karena adanya perbedaan lama dan tidaknya mereka hidup
bersama Rasulullah SAW,hal demikian diteruskan oleh murid-murid mereka,
yaitu para tabi’in.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ulumul Qur’an adalah ilmu yang mencakup pembahasan yang berkaitan
dengan al-Quran dari sisi informasi tentang asbab al-nuzul (sebab-sebab
turunnya al-Quran), kodifikasi dan tertib penulisan al-Qur’an, ayat-ayat yang
diturunkan di Mekkah (Makkiyah) dan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah
(Madaniyah), dan hal-hal lain yang berkaitan dengan al-Qu’ran.
Secara garis besar, pokok bahasan Ulumul Qur'an adalah Ilmu Adab
Tilawah al-Qur'an, Ilmu Tajwid, Ilmu Mawathin an-Nuzul, Ilmu Tawarikh an-
Nuzul, Ilmu Asbab an-Nuzul, Ilmu Qira’at, Ilmu Gharib al-Quran, Ilmu I’rab
al-Quran, Ilmu Wuzuh wa an-Nazha’ir, Ilmu Ma’rifat al-Muhkam wa al-
Mutasyabih, Ilmu Nasikh wa al-Mansukh, Ilmu Badai’u al-Quran, Ilmu I’jaz
al-Quran, Ilmu Tanasub Ayat al-Qur'an, Ilmu Aqsam al-Qur’an, Ilmu Amtsal,
Ilmu Jadal al-Qur'an, dan IlmuTafsir.
Sejarah ulumul Qur’an secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi
tiga tahap perjalanan yaitu tahap sebelum kodifikasi, awal permulaan
kodifikasi dan tahap kodifikasi yang melahirkan banyak ulama dan karya
mereka tentang Ulumul Qur’an. Sedangkan tujuan utama Ulumul Qur’an
adalah untuk mengetahui arti-arti dari untaian kalimat al-Qur’an, penjelasan
ayat-ayatnya dan keterangan makna-maknanya dan hal-hal yang samar,
mengemukakan hukumhukumnya dan selanjutnya melaksanakan tuntunannya
untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

Ajahari. 2018. Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Al-Qur’an). Yogyakarta: Aswaja Pressindo.


Drajat, Amroeni. 2017. ‘Ulumul Qur’an Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Depok: Kencana.
Izzan, Ahmad. 2011. ‘Ulumul Qur’an (Rev. ed). Bandung: Tafakur.
Mukarromah, Oom. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nahar, Syamsu. 2015. Studi Ulumul Qur’an. Medan: Perdana Publishing.

Anda mungkin juga menyukai