1
penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5-
10%.
VIII. Pembahasan :
3
Kurva spesies-area (species-area curve, SAC) adalah grafik yang
menggambarkan hubungan antara jumlah jenis dengan ukuran kuadrat (petak
ukur). Grafik itu biasanya menunjukkan pola pertambahan jumlah jenis yang
relative tajam pada ukuran kuadrat kecil sampai pada suatu titik tertentu dan
sesudah itu semakin mendatar seiring dengan peningkatan ukuran kuadrat. SAC
dapat digunakan untuk menentukan luas kuadrat tunggal minimum yang mewakili
suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun.
Kurva spesies area digunakan untuk memperoleh luasan minimum petak
contoh yang dianggap dapat mewakili suatu tipe vegetasi pada suatu habitat
tertentu yang sedang dipelajari. Luasan petak contoh mempunyai hubungan erat
dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin beragam jenis
yang terdapat pada areal tersebut makin luas kurva spesies areanya.
Caranya adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak
kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang ditemukan
kembali didaftarkan. Pekerjaan berhenti sampai dimana penambahan luas petak
tidak menyebabkan penambahan yang berarti pada banyaknya jenis.
Luas petak contoh pertama berukuran 1x1 meter, diperoleh sebanyak 6 jenis
semak yaitu Paspalum commersonii, Lygodium longifolium, Lygodium
circinnatum, Polystichum acrostichoides, Stachytarpheta jamaicensis dan Rumput
Kawat (Naleung janggoet jen). Pada luas petak 2x1 meter tidak terdapat spesies
baru hanya penambahan jumlah dari spesies yang telah ada, demikian juga pada
plot berukuran 2x2 meter. Pada plot 4x2 meter ditemukan 3 spesies baru yaitu
Imperata cylindrica, Centella asiatica dan Elephantropus sp. Tumbuhan semak
yang paling mendominasi yaitu rumput kawat dengan jumlah total 61 dan diikuti
oleh tumbuhan paku Polystichum acrostichoides dengan jumlah 42. Dengan
demikian penggunaan metode kurva spesies terlihatlah semakin luas areal maka
terjadi penambahan jumlah dan spesies.
IX. Kesimpulan :
4
1. Kurva spesies-area (species-area curve, SAC) adalah grafik yang
menggambarkan hubungan antara jumlah jenis dengan ukuran kuadrat
(petak ukur).
2. SAC dapat digunakan untuk menentukan luas kuadrat tunggal minimum
yang mewakili suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun.
3. Luasan petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keragaman
jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin beragam jenis yang
terdapat pada areal tersebut makin luas kurva spesies areanya.
4. Caranya adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada
petak kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis
yang ditemukan kembali didaftarkan.
5. Tumbuhan semak yang paling mendominasi yaitu rumput kawat dengan
jumlah total 61 dan diikuti oleh tumbuhan paku Polystichum
acrostichoides dengan jumlah 42.
PERCOBAAN II
5
I. Judul Praktikum : Metode Kuadrat
II. Tanggal Praktikum : 7 Mei 2018
III. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui komposisi jenis, peranan,
penyebaran, dan struktur dari suatu tipe vegetasi
yang diamati.
IV. Dasar Teori :
Ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis
suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai
dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan
pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi
tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada Metodologi-metodologi
yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu
metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Metode
kuadrat, bentuk percontohan atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran
yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan
bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Analisis yang
menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel
kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. petak contoh lingkaran umumnya lebih
mudah dibuat dibandingkan bentuk lain, karena dalam pembuatannya yang
diperlukan hanya titik pusat petak dan jarij ari lingkaran, selain itu relatif lebih
mudah dalam mengatur pohon batas (borderline tree). Bentuk lingkaran
mempunyai ketelitian yang cukup tinggi dalam proses pembuatannya. Disamping
itu juga, petak bentuk lingkaran akan praktis kalau digunakan untuk komunitas
yang relatif seragam, seperti pada hutan tanaman, komunitas rumput/herba dan
semak belukar. Bentuk petak ukur empat persegi panjang atau bujur sangkar
mengundang peluang untuk terjadinya bias, karena pembuatan sudut yang benar-
benar tegak lurus di lapangan tidak mudah.
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan
suatu luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu
ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m2, cm2 dan lain-lain.
Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu
6
bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat segi panjang. Dari
ketiga bentuk tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Metode kuadrat adalah metode analisa vegetasi yang menggunakan daerah
persegi panjang sebagai sampel, uniknya kerapatan ditentukan berdasarkan jumlah
individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area cuplikan (kuadarat).
Kesulitan dalam menentukan batasan individu tumbuhan pada beberapa keadaan
yaitu, kerapatan dapat ditentukan dengan cara pengolompokkan berdasarkan
kriteria tertentu (kelas kerapatan).
Teknik kuadrat umumnya dipergunakan untuk memperoleh keterangan
mengenai bentuk komposisi (susunan) komunitas tumbuh-tumbuhan darat.
Ukuran petak sampel ditentukan berdasarkan ukuran dan kerapatan tumbuh-
tumbuhan yang ditentukan, serta dapat mewakili semua individu yang terdapat
dalam lokasi penelitian.
7
VI. Cara Kerja :
1. Ditentukan suatu areal tipe komunitas tumbuhan
2. Ditentukan luas areal penelitian dengan mencari luas minimum area
3. Bentuk petak contoh dapat berupa bujur snagkar atau lingkaran. Namun
yang sering digunakan yaitu bentuk bentuk petak contoh dalam bujur
sangkar.
4. Sehubungan dengan ukuran petak contoh, Oosting (1956) berpendapat
bahwa untuk tumbuhan herba cukup seluas 1m2, untuk sepling kurang
dari 3m cukup seluas 10-20m2 dan untuk pohon cukup seluas 100m2
5. Jumlah petak contoh tergantung dari ketersediaan waktu, tenaga, dana
dan dapat mewakili area.
6. Penentuan awal petak contoh dapat dilakukan secara acak atau
sistematis ataupun kombinasi keduanya
7. Dalam setiap petak contoh yang dibuat setiap individu tumbuhan yang
ditemui dicatat, dihitung jumlah jenisnya, difoto dan diambil sampelnya
untuk pembuatan herbarium
8. Setelah semua data terkumpul, dilanjutkan dengan mencari: kerapatan
mutlak (Km), Frekuensi mutlak (Fm) dan khusus untuk pohon
dilakukan analisis Dominasi mutlak (Dm). kerapatan adalah jumlah
individu setiap spesies yang dijumpai dalam petak contoh. Frekuensi
adalah jumlah kemunculan dari setiap spesies yang dijumpai dari
seluruh petak contoh yang dibuat. Dominansi adalah luas bidang dasar
pohon atau luas penutupan tajuk setiap spesies yang dijumpai dalam
petak contoh
9. Ditentukan besar Indeks Nilai Penting (INP) dari setiap spesies dengan
cara dijumlahkan frekuensi relatif, kerapatan relatif dan dominansi
relatifnya
10. Ditentukan perbandingan nilai penting (SDR), SDR ini menunjukkan
jumlah indeks nilai penting dibagi dengan besaran yang
membentuknya. SDR dipakai karena jumlahnya tidak lebih dari 100%,
sehingga mudah diinterprestasikan
8
11. Disusun sebuah laporan yang lengkap.
Analisis data
1. Kerapatan
Kr%
2. Frrekuensi
Fr
3. Dominansi
4. Nilai penting
NP = Kr + Fr + Dr
Ket: NP : Nilai penting
Kr : Kerapatan relatif
Fr : Frekuensi relatif
Dr : Dorminan relative
9
VII. Hasil Pengamatan :
10
Tiang (Luas plot 5x5 meter)
11
Pohon (Luas plot 10x10 meter)
Jumlah 5,25 0,89362 128 1,28 100 9,125 100 200,8936 100
Keterangan :
Fm : Frekuensi mutlak
Fr : Frekuensi relatif
Km : Kerapatan mutlak
Kr : Kerapatan relatif
Dm : Dominansi mutlak
Dr : Dominansi relatif
NP : Nilai Penting
SDR : ( Some Dominance Ratio) / perbandingan nilai penting
12
VIII. Pembahasan :
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan petak contoh. Teknik kuadrat umumnya
dipergunakan untuk memperoleh keterangan mengenai bentuk komposisi (susunan) komunitas tumbuh-tumbuhan. Analisis yang
menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan (dominansi), dan frekuensi.
Kerapatan tumbuhan ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan didalam area tersebut,
kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Keragaman spesies dapat diambil
untuk menandai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh
spesies yang ada. Hubungan ini dapat dikatakan secara numeric sebagai indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas
penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil.
Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat menggunakan petak yang berupa segi empat dengan luas
area 1x1 meter untuk herba, 2x2 meter untuk semak, 5x5 meter untuk tiang dan 10x10 meter untuk pohon.
Hasil analisis akhir menunjukkan bahwa tumbuhan yang mendominasi Ujong Seureudong desa Sawang Bak ‘U dari kelompok
herba yaitu sambiloto dengan jumlah total 31 individu, semak didominasi oleh tanaman temiki/senggani (Melastoma candidum)
dengan jumlah total 13 individu, tiang didominasi oleh tumbuhan sirih hutan (Piper aduncum L.) dengan jumlah total 15 individu,
dan pohon didominasi oleh tumbuhan pala (Myristica fragrans) dengan jumlah total 56 individu.
13
IX. Kesimpulan :
1. Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan petak contoh.
2. Petak yang digunakan berupa segi empat dengan luas area 1x1 meter untuk herba, 2x2 meter untuk semak, 5x5 meter untuk
tiang dan 10x10 meter untuk pohon.
3. Metode ini menggunakan analisis perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan (dominansi), dan frekuensi.
4. Tumbuhan yang mendominasi Ujong Seureudong desa Sawang Bak ‘U dari kelompok herba yaitu sambiloto dengan jumlah
total 31 individu.
5. Tumbuhan yang mendominasi Ujong Seureudong desa Sawang Bak ‘U dari kelompok semak didominasi oleh tanaman
temiki/senggani (Melastoma candidum) dengan jumlah total 13 individu.
6. Tumbuhan yang mendominasi Ujong Seureudong desa Sawang Bak ‘U dari kelompok tiang didominasi oleh tumbuhan sirih
hutan (Piper aduncum L.) dengan jumlah total 15 individu.
7. Tumbuhan yang mendominasi Ujong Seureudong desa Sawang Bak ‘U dari kelompok pohon didominasi oleh tumbuhan
pala (Myristica fragrans) dengan jumlah total 56 individu.
14
PERCOBAAN III
Line transek, dalam metode ini garis-garis merupakan petak contoh (plot).
Tanaman yang berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan berapa kali tecatat atau
dijumpai. Pada metode ini, sistem analisi melalui variabel-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan indeks nilai penting
(INP) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi.
a. Alat
9. Buku identifikasi
b. Bahan
16
VI. Cara kerja :
2. Dibuat transek sesuai dengan jalan yang dilalui) pada vegetasi yang
diamati.
3. Ukuran transek yaitu 10 m ke kanan dan ke kiri dari jalan transek dan
panjang jalan 100 m.
5. Parameter yang diukur yaitu jumlah dan jenis pohon, keliling pohon
(DBH), tinggi pohon dan dominansinya.
7. Buatlah laporan yang lengkap sesuai dengan data yang diperoleh dari
lapang
Analisis data
1. Kerapatan
Kr%
2. Frrekuensi
Fr
3. Dominansi
17
18
4. Nilai penting
NP = Kr+ Fr+ Dr
Ket: NP : Nilai penting
Kr : Kerapatan relatif
Fr : Frekuensi relatif
Dr : Dorminan relative
19
VII. Hasil Pengamatan :
No Nama Daerah Nama Ilmiah DBH (cm) Luas Tutupan Tajuk (m) Tinggi Pohon (m)
1 Ara Ficus racemosa 34 Ka = 1,5 Ki = 1,5 14
2 Meranti Shorea sp. 33 Ka = 1 Ki = 1 12
3 Kulim Scorodocarpus borneensis 20 Ka = 1 Ki = 1 15
4 Meranti Shorea sp. 71 D = 1,5 B = 1,5 7
5 Bayur Pterospermum javanicum 40 D=1 B=1 16
6 Ara Ficus carica L. 41 D=1 B=1 16
7 Bayur Pterospermum javanicum 39 Ka = 0,5 Ki = 0,5 17
8 Pohon ara Ficus carica 158 Ka = 3 Ki = 3 19
9 Pohon kuda-kuda Stachytrpheta jamaicensis 29 Ka = 2 Ki = 2 7
10 Pohon tampu Baccaurea macrocarpa 20 Ka = 1 Ki = 1 13
11 Cengkeh Syzygium aromaticum 20 Ka = 3 Ki = 3 10
20
12 Kuini Mangifera odorata 53 Ka = 2 Ki = 2 25
13 Waru Hibiscus tiliaceus 125 Ka = 2 Ki = 2 7
14 Jamblang Syzygium cuminii 30 Ka = 2 Ki = 2 19
15 Sirih hutan Piper caudatum 23 Ka = 1 Ki = 1 15
16 Jati Tectona grandis 30 Ka = 1,5 Ki = 1,5 13
17 Angsana Pterocarpus indicus 53 Ka = 1 Ki = 1 15
18 Laban Vivex pinnata 61 Ka = 2 Ki = 2 17
19 Sirsak Annona muricata 30 Ka = 2 Ki = 2 9
20 Jerut perut Citrus hystrix 25 Ka = 1 Ki = 1 9
21 Bak Iboh Pigafetta elata 20 Ka = 2 Ki = 2 6
22 Jambu kelutuk Psidium guajava 15 Ka = 1 Ki = 1 5
23 Kapuk randu/ Panjo/Kapas Ceiba pentandra 81 Ka = 1,5 Ki = 1,5 15
24 Langsat Lansium domesticum 39 Ka = 2 Ki = 2 20
25 Delima Punica granatum 60 Ka = 1 Ki = 1 18
26 Bulus Amida cartilangea 73 Ka = 1 Ki = 1 18
27 Salak Salacca zalacca 21 Ka = 1 Ki = 1 8
28 Mangga Mangifera indica 18 Ka = 2 Ki = 2 6
29 Jeruk nipis Citrus aurantiifolia 65 Ka = 1,5 Ki = 1,5 19
30 Rambutan Nephelium lappaceum 120 Ka = 1 Ki = 1 18
31 Nangka Artocarpus heterophyllus 90 Ka = 1 Ki = 1 21
32 Jambu botol Syzygium malaccensis 65 Ka = 1,5 Ki = 1,5 15
33 Mahoni Swietenia mahagoni 70 Ka = 2 Ki = 2 15
34 Jambu Air Syzigium aqueum 70 Ka = 2 Ki = 2 12
22
Jumlah 10,625 1 504 0,2505 100 61,5 100 199,10948 100
Keterangan :
Fm : Frekuensi mutlak
Fr : Frekuensi relatif
Km : Kerapatan mutlak
Kr : Kerapatan relatif
Dm : Dominansi mutlak
Dr : Dominansi relatif
NP : Nilai Penting
SDR : ( Some Dominance Ratio) / perbandingan nilai penting
23
VIII. Pembahasan :
IX. Kesimpulan :
4. Jenis tumbuhan yang di dapat dicatat jenis, keliling pohon, tinggi pohon
dan dominansinya..
25
26
PERCOBAAN: V
27
Diameter merupakan satu parameter pohon yang mempunyai arti penting
bagi pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan,
kerena keterbatasan akar yang tersedia. Sering kali pengukuran keliling yang
dilakukan baru kemudian di konversikan diameter dengan rumus D=k/h.
a. Alat
7. Meteran
8. Buku identifikasi
b. Bahan
28
1. Ditentukan lokasi yang akan diamati. Diusahakan dalam bentuk transek
yang tegak lurs dengan jalan yang dilewati.
2. Dibuat petak contoh pada lokasi dengan ukuran 10x50 m secara tegak
lurus.
4. Ditandai semua pohon dan tiang yang ada dalam petak contoh,
kemudian dicatat nama jenis tumbuhan serta proyeksi X dan Y, keliling
pohon setinggi dada(Dbh), tinggi pertama seta luas tajuknya.
29
VII. Hasil Pengamatan
No Nama Daerah Nama Ilmiah Koordinat Tinggi Tinggi DBH Gambaran Luas tutupan tajuk (m)
cabang pohon (cm) Percabang
X Y pertama (Hi) an Ki Ka D B
(Ht)
1 Pohon ara Ficus carica 2 2 3 14 34 Prevost 1,5 1,5 - -
2 Pohon kuda- Stachytrpheta 3 4 4 12 33 Prevost 1 1 - -
kuda jamaicensis
3 Baccaurea 5 7 3,3 15 20 Prevost 1 1 - -
Pohon tampu macrocarpa
4 Cengkeh Syzygium aromaticum 6 9 2 7,5 71 Prevost - - 1,5 1,5
5 Kuini Mangifera odorata 1 20 2,5 16 40 Koriba - - 1 1
6 Waru Hibiscus tiliaceus 3 25 1,5 16 41 Prevost - - 1 1
7 Jamblang Syzygium cuminii 5 29 4 17 39 Attims 0,5 0,5 - -
8 Sirih hutan Piper caudatum 10 30 8 19 158 Attims 3 3 - -
30
9 Jati Tectona grandis 7 26 10 7 29 Attims 2 2 - -
10 Angsana Pterocarpus indicus 3 42 5 13 20 Prevost 1 1 - -
11 Laban Vivex pinnata 5 45 9,5 10 20 Prevost 3 3 - -
12 Sirsak Annona muricata 9 49 3 25 53 Prevost 2 2 - -
13 Jerut perut Citrus hystrix 6 47 3 7 125 Prevost 2 2 - -
14 Bak Iboh Pigafetta elata 3 64 3 19 30 Koriba 1 1 - -
15 Jambu kelutuk Psidium guajava 5 67 6 15 23 Koriba 1 1 - -
16 Kapuk randu/ Ceiba pentandra 8 70 5,3 13 30 Koriba 1,5 1,5 - -
Panjo/Kapas
17 Langsat Lansium domesticum 4 82 6 15 53 Prevost 1 1 - -
18 Delima Punica granatum 9 87 7 17 61 Prevost 2 2 - -
19 Bulus Amida cartilangea 6 83 5 9 30 Prevost 2 2 - -
20 Salak Salacca zalacca 2 11 3 9 25 Prevost 1 1 - -
21 Mangga Mangifera indica 4 15 6 6 50 Prevost 2 2 - -
22 Jeruk nipis Citrus aurantiifolia 5 32 1,5 5 15 Prevost 1 1 - -
23 Nephelium 7 39 3,3 15 81 Prevost 1,5 1,5 - -
Rambutan lappaceum
24 Artocarpus 2 30 2 20 39 Prevost 2 2 - -
Nangka heterophyllus
25 Jambu botol Syzygium malaccensis 3 54 3 18 60 Prevost 1 1 - -
26 Mahoni Swietenia mahagoni 6 57 4 18 73 Prevost 1 1 - -
27 Jambu Air Syzigium aqueum 2 73 8 8 21 Prevost 1 1 - -
28 Pohon ara Ficus carica 5 77 4 6 18 Prevost 2 2 - -
29 Pohon kuda- Stachytrpheta 6 95 6 19 65 Prevost 1,5 1,5 - -
kuda jamaicensis
31
32
VIII. Pembahasan :
33
IX. Kesimpulan :
34
35
PERCOBAAN : VI
Ahli-ahli ekologi tertarik pada produktivitas karena bila bobot kering suatu
komunitas dapat ditentukan pada waktu tertentu dan laju perubahan bobot kering
dapat diukur, data itu dapat diubah menjadi perpindahan energi melalui suatu
ekosistem. Ekosistem yang berbeda dapat dibandingkan dengan menggunakan
informasi ini dan efisiensi nisbi untuk perubahan penyinaran matahari menjadi
bahan organik dapat dihitung.
36
Biomassa tumbuhan bertambah karena tumbuhan menyerap karbondioksida
(CO2) dari udara dan mengubah zat ini menjadi bahan organik melalui proses
fotosintesis. Berbeda dengan hewan, tumbuhan membuat makanannya sendiri
yang disebut dengan produktivitas primer yang terbagi atas produktivitas primer
bersih dan produktivitas primer kotor.
a. Alat :
b. Bahan :
1. Tali Rapia
2. Objek, tipe komunitas tumbuhan dan serasah.
3. Kantung Plastik
VI. Cara kerja :
37
6. Dibuat 0,05 x 0,5 meter untuk serasah (daun-daun yang sudah gugur/ jatuh
di tanah) di dalam plot 1x1 meter.
7. Dicatat jumlah pohon di dalam plot berdasarkan DBH yang telah
ditentukan.
8. Pada plot berukuran 20x100 / 10x50 meter dan 5 x 40/ 2x20 meter diambil
ranting / cabang / daun kemudian ditimbang perpohon.
9. Kemudian serasah dicuci untuk menghilangkan partikel tanah, dijemur,
ditimbang berat totalnya, diambil subsampel sebanyak 100 gram dan
dikeringkan dalam open hingga beratnya konstan.
10. Dilakukan pengukuran ketinggian dan mendekteksi lokasi pengamatan
dengan GPS.
11. Untuk memperoleh nilai stok karbon pada folt yang dilakukan estimasi,
maka stok karbon pohon dengan persamaan : W= 0,188 DBH2,53, khusus
untuk hutan dengan curah hujan 1500-4000 mm.
38
VII. Hasil Pengamatan :
39
VIII. Pembahasan :
IX. Kesimpulan :
40
3. Biomassa tumbuhan bertambah karena tumbuhan menyerap
karbondioksida (CO2) dari udara dan mengubah zat ini menjadi bahan
organik melalui proses fotosintesis.
41
DAFTAR PUSTAKA
42