Anda di halaman 1dari 12

d e s t u d i I

t o s l a
e
M

m
kelompok 3 Hes E
H e l l o
Eve r y o n e !
nama kelompok
Alya Wardatul
Nasuroh Vina Maulani
Malik
( 231130141 ) ( 231130148 )
( 231130134 )
Latar Belakang
Kajian Alquran sebagai sumber dari segala sumber ilmu telah dilakukan
semenjak zaman sahabat. Namun, secara embrioritas pada zaman Nabi pun telah
dilakukan bentuk suatu kajian Alquran secara mendalam. Hal itu dibuktikan cukup
banyak adanya hadis-hadis yang menjelaskan tentang makna suatu ayat. Melirik pada
zaman kontemporer ini, Alquran tidak hanya sebagai sumber ilmu Islam saja yang
mana pada zaman klasik pembahasan Alquran hanya dinisbatkan kepada kajian
agama seperti fikih, akidah, tasawuf dan disiplin ilmu agama lainya. Semenjak
begesernya era, Alquran mulai dihidupkan dengan kajian-kajian yang bersifat
sosialis, humanis dan saintis. Jika ditelusuri lebih dalam, yang dinamakan dengan
saintis tidak hanya bergelut dengan apa yang dinamakan biologi, fisika, dan kimia.
Hal tersebut hanya segelintir ilmu yang ada di dalam Alquran.
Rumusan Masalah

Apa saja kaidah yang A p a sa ja m et od e Apa Yang dimaksud


digunakan dalam d al am m em ah am i dengan studi
penafsiran Al-Qur'an? A l Q ur 'a n ? Al-Qur'an?
Tujuan

Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk mengetahui


kaidah penafsiran metode memahami pengertian studi
Al-Qur'an Al-Qur'an Al-Qur'an
pembahasan
A. Kaidah dalam memahami Al-Qur'an
Para mufassir mengingatkan agar dalam memahami atau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an
seseorang harus memper-hatikan segi-segi bahasa Al-Qur‟an serta korelasi antarsurat
tanpa mengabaikan kaidah-kaidah kebahasaan. Orang yang berbicara dan menulis tafsir Al-
Qur‟an tanpa memiliki pengetahuan yang memadai tentang kaidah dan aturan bahasa Arab,
cenderung melakukan penyimpangan dalam menafsirkan Al-Qur‟an dan memberikan arti
etimologis, arti hakiki maupun arti kiasannya. Untuk menghindari penyim-pangan atau
kesalahan penafsiran, para ahli membuat kaidah-kaidah penafsiran.
Diantara kaidah-kaidah penafsiran yang dimaksud adalah: kaidah dasar tafsir, kaidah isim
dan fi’il, kaidah amr dan nahi, kaidah istifham, kaidah ma’rifah dan nakirah, kaidah mufrad
dan jama’, kaidah tanya jawab, kaidah wujuh dan nazha’ir, kaidah dhamir, mudzakkar,
mu’annats, kaidah syarat dan hadzf, jawabusy syarth, kaidah hadzful maf’ul, kaidah redaksi
kalimat umum dan sebab khusus. Pada tugas makalah ini, penulis mempunyai batasan
pembahasan yaitu hanya menjelas-kan terkait ruang lingkup kaidah-kaid
B. Metode memahami Al-Qur'an
Dalam berbagai kajian tafsir, kita banyak menemukan metode memahami Al-
Qur’an yang berawal dari ulama generasi terdahulu. Mereka telah berusaha
memahami kandungan Al-Qur’an, sehingga lahirlah apa yang kita kenal
dengan metode pemahaman Al-Qur’an.
Jalan memahami Al-Qur’an, yakni metodologi yang dimaksudkan di
sini bukan berarti penjelasan terhadap metode-metode, seperti yang
dipahami
oleh sebagian orang, tetapi lebih merupakan sebuah metode yang terkait
dengan aspek-aspek teoretis dan konseptual dari suatu bidang kajian
keilmuan. Memang terdapat pandangan yang memahami metodologi sebagai
ilmu tentang metode. Misalnya Nashruddin Baidan menulis buku Metodologi
Penafsiran Al-Qur’an.
C. Studi Alquran secara ilmiah
Kajian tentang ke-ilmiah-an al Qur’an dari tahun ke tahun
semakin beragam. Ada yang bersifat individual maupun
kolektif baik dalam maupun luar negeri. Kajian bersifat
individual karena disusun hanya satu orang penulis. Seperti
kajian ilmu psikologi dilakukan oleh Ahmad Mubarok dari
dalam negeri tahun 1999, sedangkan buku Ilmu Jiwa dalam
Al Qur`an ditulis Muahammad Utsman Najati berasal dari
luar Indonesia pertamakali diterbitkan tahun 1985.
Dua kajiannya lebih berfokus pada ilmu eksakta dalam hal
ini adalah fisika.
Kesimpulan
Studi al-Qur’an adalah penelitian , kajian , tentang al-Qur’an,
dengan segala aspeknya. Sedangkan Metode Studi al-Qur’an
adalah Ilmu dan uraian tentang berbagai metode atau cara
meneliti , mengkaji serta menelaah al-Qur’an dengan segala
aspeknya.
Al-Qur’an itu sendiri mempunyai banyak nama, yaitu al-
Furqan (Pembeda), al-Kitab al-Dzikir (Pengingat), al-
Tanzil(yang diturunkan). Sedangkan sifat-sifatnya adalah an-
Nur (Cahaya), Hudan(Petunjuk), Syifa’(Obat),
Rahmah(Penyayang), Maw’idhah(Pemberi Mauidhah)
Mubarak(diberkahi), Mubin(penjelas), ‘aziz(agung),
Basyiratan(pemberi berita gembira), Wanadiran(pemberi
peringatan).
Fungsi al-Qur’an adalah sebagai Hujjah umat manusia yang
merupakan sumber nilai objektif, universal, dan abadi, karena
ia diturunkan dari Dzat Yang Maha Tinggi.
e m o g a
s n f a a t
be r m a
H A N K
t
Y O U

Anda mungkin juga menyukai