Anda di halaman 1dari 9

I.1.

PENGERTIAN MEDIA KONTRAS


Yang dimaksud dengan media kontras adalah suatu bahan untuk melihat
jaringan tubuh yang tidak terlihat (samar) dalam pemeriksaan radiodiagnostik
(seperti : X-ray, magnetic, ultrasound). Organ tubuh yang dimaksud seperti : usus,
rongga tubuh, saluran kemih/ampedu, tuba faloppi, ginjal, pembuluh darah, tumor,
limpa, kelenjar, sumsum tulang, cairan tubuh, dll.

I.2.JENIS MEDIA KONTRAS


Media kontras secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu :
I.2.1. MEDIA KONTRAS POSITIF (+)
Media kotras (+) memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam
radiograf. Tersusun dari bahan yang mempunyai nomor atom lebih tinggi dari
jaringan dan aman terhadap kemampuan interstitial tubuh.
I.2.2.MEDIA KONTRAS NEGATIF (-).
Media kontras (-) memberikan efek gambaran luzen (hitam) dalam
radiograf. Tersusun dari bahan yang mempunyai no atom yang lebih rendah
dari jaringan. Tidak dapat dimasukkan pada organ-organ tertentu misal
pembuluh darah.
Salah satu jenis media kontras (+) yang paling sering dipergunakan untuk
pemeriksaan radiografi baik konvensional, sedang dan canggih yang cara
pemasukannya melalui pembuluh darah baik dimasukkan melalui intravena ataupun
arteri langsung adalah media kontras intravascular. Media kontras ini memberikan
contras enhancement yang lebih baik karena memiliki no atom lebih tinggi dari
jaringan. Selain itu media kontras jenis intravaskular sangat mudah untuk diserap
oleh lumen atau sel tubuh, sehingga meskipun masuk ke dalam pembuluh darah,
tidak menyebabkan vaskularisasi tubuh.
Bahan yang sering dipergunakan pada bahan media kontras intravaskuler
adalah komposisi yang mengadung iodiom. Iodium merupakan atom yang cukup
besar, mempunyai dentsitas yang tinggi, dapat menghambat sinar-X, mempunyai
opasitas yang baik, sehingga merupakan media kontras yang efektif.
Sifat senyawa Iodium yaitu :
1. Larut dalam dalam air
2. Mengandung ion yang sering disebut Media kontras ionic
Tidak mengandung ion disebut media kontras nonionic.
Perbedaan kedua media kontras tersebut diatas terletak pada 3 hal utama
yaitu : nilai osmolalitas (menyebabkan tekanan darah meningkat, sensasi rasa
panas dan panas), Ion charge (perubahan EEG, gangguan neurologis, bradikardia)
dan kemotoksisitas (menyebabkan muntah, nausea, reaksi alergi, broncospasme,
dan reaksi anafilaktik).
Media kontras Iodium yang larut dalam air dibedakan menjadi 4 yaitu :
1. Monomer ionic
Biasa digunakan dalam oral cholegrafi (Iopodote, Iocetamic acid, dll),
dan Uro/angiografi (Iothalamate, diatrizoat, Ioxithalamat, ioglicic Acid,
Iodamic acid).
2. Monomer nonionic
Biasa digunakan dalam uro/angiografi (seperti iopamidol, Iohexol,
Iopramide, Ioversol, Iopentol).
3. Dimer ionic
Biasa digunakan dalam i.v cholegrafi (Iodipamic Acid, iodoxamid acid,
Iotroxic acid) dan Angiografi ( Ioglaxic Acid).
4. Dimer nonionic
Biasa digunakan untuk pemeriksaan myelografi (seperti Iotrolan).
I.3. KOMPOSISI YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEDIA KONTRAS.
I.3.1. OSMOLALITAS
Yang dimaksud osmolalitas adalah tekanan osmotic yang didapat pada
partikel yang dilarutkan dalam sebuah larutan tertentu.
Semakin tinggi tekanan osmotic, maka semakin buruk tingkat toleransi
suatu media kontras dalam tubuh, sebaliknya semakin mendekati tekanan
osmotic darah ( 300 mOsm/Kg ) suatu kontras media semakin baik toleransinya.
Secara klinis pengaruh osmolalitas adalah :
- Rasa panas, tidak nyaman, nyeri
- Kerusakan pada pertahanan otak
- Kerusakan ginjal
- Gangguan keseimbangan elektrolit pada anak-anak

I.3.2. MOLEKUL IODIUM


Semakin tinggi jumlah molekul iodium yang dikandung oleh media
kontras, makin tinggi kontras/opasitas image yang dihasilkan.
I.3.3. PROTEIN BINDING
Semakin tinggi daya ikat suatu bahan media kontras terhadap jaringan
atau sel tubuh (protein) semakin tinggi chemotoxicity atau daya racun bahan
media kotras tersebut (lama bertahan dalam tubuh).
I.3.4. KEKENTALAN / VISCOSITAS
Semakin tinggi viskositas suatu media kontras, semakin lama proses
penyuntikan yang dilakukan, semakin sakit..
I.3.5. HISTAMIN RELEASE
Menunjukkan tingkat kepekaan/penolakan tubuh terhadap benda asing
yang masuk. Semakin tinggi tingkat histamine release oleh suatu media kontras
semakin tinggi tingkat alergi pada pasien.
I.4. EFEK NEGATIF PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS INTRAVASCULAR
Selain memberikan efek positif berupa peningkatan contras enhancement
pada gambaran radiograf sehingga organ mudah untuk dinilai secara radiografi,
penggunaan media kontras intravascular juga memberikan efek negative pada pasien
yang dilakukan pemeriksaan dengan pemasukan media kontras. Efek samping
negative yang paling utama adalah bersifat ringan atau sedang, tidak mengancam
kehidupan dan yang diperlukan hanya observasi dan pemberian dukungan.
Terkadang reaksi yang mengancam kehidupan terjadi segera atau hanya dalam waktu
20 menit pertama setelah pemasukan media kontras.
Secara garis besar efek negative penggunaan media kontras intravascular
dibedakan menjadi 2 yaitu :
I.4.1. EFEK NEGATIVE TERHADAP GINJAL
Efek negative pada ginjal dapat berupa CIN ( Contras Media Induced
Nepropathy). Merupakan efek gangguan fungsi ginjal yang timbul setelah 3
hari pemasukan media kontras intravascular dilakukan tanpa adanya penyebab
lain.
Kelainan fungsi ginjal ini ditandai dengan peningkatan kadar serum
dan creatinin yang melebihi nilai 25 % dari baseline atau 44 mil/l (0,5
mg/dl).
Faktor-faktor yang memperbesar resiko gangguan ginjal adalah :
Dehidrasi
Media kontras dalam jumlah besar.
Adanya gangguan ginjal sebelumnya
Diabetes mellitus
Obat-obatan nefrotoksik
Paraproteinuria
Penyakit kardiovascular
Usia lajut ( >70 th)
Hiperurisemia dan menggunakan diuretik
I.4.2. EFEK NEGATIVE PADA NON GINJAL
Efek negative pada non ginjal berupa urtikaria, hipotensi,
bronkospasme, kejang, laryngeal oedema.
I.5.JENIS REAKSI DARI PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS INTRA VASCULAR.
Secara umum, jenis reaksi dari media kontras yang paling mengancam
pasien adalah tidak diantisipasinya kejadian terburuk yang terjadi secara langsung,
akibat kelainan fungsi tubuh seperti reaksi anaphylactoid atau collaps cardiovascular.
Terdapat beberapa rekasi umum yang terjadi pada orang dewasa dan anak-
anak akibat penggunaan media kontras intravascular, yaitu :

I.5.1. REAKSI UMUM PADA ORANG DEWASA


Jenis reaksi yang terjadi pada pasien dewasa secara garis besar dapat
dibedakan menjadi 4 , yaitu :
I.5.1.1. REAKSI RINGAN
Berupa rasa mual, muntah, yang meningkat pada penggunaan
media kontras High Osmolality (HOMK). Urtikaria juga meningkat
dengan penggunaan HOMK ionic. Beberapa reaksi biasanya bersifat
ringan walaupun urtikaria bisa menjadi gejala yang sedang. Tidak ada
penanganan khusus yang diberikan, tetapi sebagai catatan, mungkin
saja mereka mengalami reaksi yang lebih berat.
Pada pasien dengan beberapa reaksi, harus dilakukan
monitoring setidaknya 20-30 menit untuk memastikan tidak tejadinya
penurunan kondisi. Reaksi ringan lainnya meliputi rasa panas yang
merupakan respon psikologis terhadap kontras agen dengan
osmolalitas tinggi, difusi erithema, yang menyebabkan peningkatan
reaksi, dan hipotensi ringan.
I.5.1.2.REAKSI SEDANG
Berdasarkan pengertiannya, sifatnya tidak mengancam hidup
(walau hal itu mungkin saja terjadi), tetapi terjadinya reaksi ini
membutuhkan penanganan yang cukup, mencakup gejala urtikaria,
reaksi vasofagal, bronchopasme, tachycardia dan edema laringeal
ringan. Reaksi sedang membutuhkan monitoring hingga benar-benar
pulih. Pengobatan mencakup diphenhydramine untuk gejala sesak
nafas, pergerakan kaki untuk hipotensi, penggunaan beta-agonist
inhaler untuk bronchospasme, atau enenephrine untuk edema
laryngeal.

I.5.1.3.REAKSI BERAT
Merupakan kejadian buruk yang bersifat potensial atau
mengancam kehidupan. Walaupun jarang, adalah suatu keharusan
untuk semua personel yang menyuntikkan media kontras untuk awas.
Pasien mungkin telah mengalami berbagai gejala dan tanda-tanda
yang beragam, mulai dari difusi erythema sampai berhentinya detak
jantung. Reaksi ini mencakup reaksi vasovagal, bronchopasme berat
dan sedang, laryngeal edema sedang dan berat, penglihatan kabur, dan
berhentinya detak jantung.
I.5.1.4. REAKSI PADA ORGAN SPESIFIK
Meliputi PEA ( pulseless electrical activity ), edema pulmo,
mendengkur. Thrombosis venus bisa terjadi akibat respon dari
pemasukan media kontras. Efek terhadap ginjal memerlukan
perhatian yang lebih dalam beberapa tahun terakhir, dengan
penambahan populasi dan peningkatan kegunaan pemeriksaan CT dan
kateterisasi yang membutuhkan injeksi media kontras dalam jumlah
besar. Pathogenesis dari kerusakan akibat kontras pada ginjal tidaklah
jelas, dan mungkin saja itu terjadi akibat mekanisme yang multiple.
I.5.2. REAKSI NEGATIF PADA ANAK-ANAK
Jumlah Reaksi kontras pada anak-anak lebih kecil dibandingkan
dengan orang dewasa. Mereka cenderung memiliki reaksi anaphylactoid
dibandingkan dengan masalah jantung. Telah dilaporkan adanya reaksi ringan
sebesar 3% untuk media kontras ionic dan 0,9% untuk LOMK (Low
Osmolality Media Kontras). Dalam beberapa reaksi yang jarang terjadi,
LOMK memiliki kelebihan menurunkan reaksi muntah, mual, dan
mengurangi morbiditas dari ekstravasasi jaringan lunak.
Pada anak-anak jenis reaksi akibat penggunaan media kontras
adalah :
1.5.2.1.Reaksi ringan
Meliputi hives, rhinorhea, dan mendengkur. Personal yang
sudah terlatih harus mengevaluasi secepatnya.
1.5.2.2.Reaksi berat
Meliputi bronchospasme, laryngeal oedema, shock
anaphylactoid, edema pulmonary, dan berhentinya detak jantung.
I.6. KEJADIAN AKIBAT PEMASUKAN MEDIA KONTRAS.
Kejadian terkini dari efek samping yang bersifat negative setelah pemasukan
media kontras secara intravascular adalah sangat sulit untuk dijelaskan sejak tanda-
tanda dan gejala yang sama timbul akibat penggunaan obat-obatan secara bersamaan,
analisis local, jenis catheter dan hal-hal lain.
Penggunaan media kontras ionic dan nonionic dengan low osmolalitas
beruhubungan dengan penurunan efek samping negative media kontras terutama
efek yang tidak mengancam kehidupan (efek ringan dan sedang). Reaksi serius dari
penggunaan media kontras bersifat jarang dan terjadi dalam 1 atau 2/1000
pemeriksaan menggunakan HOMK (High Osmolality Media Kontras) dan 1-2/10000
pemeriksaan menggunakan low osmolality media kontras (LOMK).
Kejadian langsung yang bersifat fatal dari reaksi bahan media kontras juga
tidak diketahui alasannya, sama seperti tersebut diatas. Walau reaksi yang paling
serius terjadi dalam waktu segera setelah pemasukan media kontras, reaksi tertunda
telah banyak dilaporkan terjadi dengan rata-rata kejadian 2%. Sebagian besar reaksi
tertunda adalah pada cutaneus dan akhirnya sebagian besar dari kejadian ini
dihubungkan dengan penggunaan media kontras nonionic dan kebanyakan
dilaporkan terjadi setelah penggunaan salah satu agen kontras dimer nonionic.
Reaksi cutaneus ini bersifat ringan dan diketahui setelah jangka waktu 1 minggu, dan
kemungkinan bisa bersifat serius.
Iodium mumps (pembengkakan kelenjar saliva) dan gejala polyarthropathy
adalah dua resiko tertunda yang dapat terjadi pada penggunaan HOMK dan LOMK
dan paling sering terjadi pada pasien dengan disfungsi ginjal.
I.7. SELEKSI PASIEN DAN TEKNIK PEMERIKSAAN
I.7.1. ANJURAN UMUM
Pendekatan pada pasien memiliki 2 tujuan khusus untuk menanggulangi
reaksi dan kejadian dan untuk mempersiapkan secara penuh penanganan reaksi
yang mungkin terjadi. Beberapa petunjuk dari American College of Radiation
(ACR) mengacu pada pemilihan LOMK dibandingkan dengan HOMK.
Riwayat yang diketahui harus terfokus pada faktor yang menunjukkan
kontra indikasi penggunaan media kontras atau peningkatan reaksi yang terlihat.
Prediksi terhadap kemungkinan alergi, seperti alergi terhadap ikan
laut/produk lainnya yang dahulu diperkirakan dapat membantu, saat ini
diketahui sudah tidak mendukung. Beberapa pasien yang menyatakan memiliki
alergi pada makanan atau media kontras harus diberi pertanyaan yang lebih
mendetil untuk memperjelas jenis dan reaksi alergis lainnya.
Kategori spesifik dari resiko yang lain adalah kelainan ginjal. Adanya
penyakit jantung juga merupakan sebuah pertimbangan khusus. Pasien yang
memiliki penyakit jantung memiliki resiko yang tinggi terhadap pengunaan
media kontras.
Ada beberapa faktor resiko lain yang membutuhkan penanganan khusus,
seperti paraproteinemias, multiple myeloma, juga diketahui pemicu dari
kemungkinan kerusakan ginjal yang tidak terlihat setelah pemasukan media
kontras.
Pada ibu hamil dan bayi, volume kontras adalah hal penting yang harus
diperhatikan karena volume darah yang rendah (adanya hipotensi) dari pasien
dan hipertoxicity dari media kontras nonionic monomer.
Pasien diabetic yang mengkonsumsi oral antihyperglycemic agen
meformin atau kombinasi metformin juga memiliki resiko. Kombinasi
pengunaan media kontras dan metformin harus dihindari pada pasien dengan
disfungsi ginjal, disfungsi hati, mengkonsumsi alkohol, atau beberapa kelainan
kongenital jantung, karena semua kondisi ini memiliki batas eksresi metformin
atau peningkatan produksi lactate dan peningkatan gejala-gejala yang tidak
dapat dilihat, kemungkin fatal, lactit acidosis.
Pada pasien dengan pheochromocytoma ditemukan peningkatan nilai
serum catecholamine setelah penyuntikan media kontras high osmolalitas
(HOMK) ionic.
Pasien lain yang juga tidak direkomendasikan untuk dilakukan
pemeriksaan dengan media kontras adalah pasien dengan hyperthyroid atau
penyakit thyroid lainnya.
Extravasasi dan rasa sakit adalah akibat lain dari efek negative yang
memerlukan perhatian secara preprocedural.
Prinsip utama dari pemilihan pasien dan teknik persiapan yang
memerlukan perhatian adalah 4 Hs ,yaitu :
-History : riwayat merupakan langkah awal yang sangat diperlukan untuk
dievaluasi
-Hydrations : harus cukup pada semua pasien dan sangat penting untuk pasien
dengan disfungsi ginjal/paraproteinemia.
-Have equipment and expertise ready: reaksi serius jarang terjadi, tapi
menentukan cara untuk bertindak dan mengobati memerlukan
perencanaan sebelumnya dan pasien tidak boleh ditinggalkan saat
terjadinya reaksi dengan media kontras.
-Heads up : waspada terhadap resiko spesifik, keadaan pasien, reaksi yang
mungkin terjadi, dan penanganan yang terbaik untuk mereka, serta
dimana dan bagaimana mendapatkan pertolongan.
I.8. PENCEGAHAN TERHADAP EFEK NEGATIF PENGGUNAAN MEDIA
KONTRAS
Pencegahan terhadap efek negative pengunaan media kontras dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
I.8.1. PENCEGAHAN EFEK NEGATIVE PADA GINJAL
Pencegahan efek negatif pada ginjal dapat dilakukan dengan cara:
1) Hidrasi
Yaitu oral, 500 ml sebelum prosedur 2500 ml dalam 24 jam setelah
prosedur.
Kemudian pemberian IV saline, 0,9% dengan kecepatan 100ml/jam yang
dilakukan 4 jam sebelum prosedur, dan 24 jam setelah prosedur.
2) Penghentian penggunaan metformin pada pasien dengan indikasi diabetes.
Tetapi jika abnormal maka metformin harus dihentikan 48 jam sebelum
pemasukan media kontras dan dipergunakan kembali 48 jam setelah
pemasukan media kontras.
Apabila hasil pengukuran ureum dan kreatinin normal, maka pemasukan
media kontras dapat dilakukan.
Untuk semua pasien dengan suspek disfungsi ginjal atau penyakit lainnya
yang memiliki resiko terhadap kontras nephrotoxicity, pengukuran nilai baseline
ureum dan kreatinin harus dilakukan sebelum penyuntikan media kontras. Jika dari
hasil pemeriksaan menunjukkan adanya disfungsi ginjal, maka harus dilakukan
alternative pemeriksaan yang lain. Anjuran yang harus diperhatikan yaitu dengan
membuat jarak yang cukup jauh antar pemeriksaan dengan menggunakan media
kontras dan menurunkan dosis kontras yang dipergunakan.
Indikasi yang dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan ureum dan
kreatinin sebelum pemeriksaan dengan menggunakan media kontras adalah :
Pasien dengan riwayat penyakit ginjal seperti tumor dan transplantasi
Riwayat keluarga dengan kegagalan ginjal.
Penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat-obatan lainnya.
Gejala dan penyakit paraproteinemia
Penyakit collagen vascular
Pengobatan khusus.
Metformin atau kombinasi obat yang mengandung metformin
Obat Nonsteroidal anti inflamantory
Penggunaan anti biotic nephrotoxyc yang rutin seperti aminoglycosides.
Pasien lain yang tidak memiliki indikasi selain indikasi tersebut diatas,
tidak memerlukan pemeriksaan nilai ureum dan kreatinin sebelum pemeriksaan.
II.8.2. PENCEGAHAN EFEK NEGATIVE PADA NON GINJAL
Salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah efek negative pada
non ginjal adalah premedikasi.
Indikasi utama untuk premedikasi adalah pretreatment pada pasien
yang beresiko. Pretesting media kontras adalah langkah yang tidak efektif
untuk mengetahui gambaran umum akibat dari pemasukan media kontras.
Hal ini tidak dianjurkan untuk dilakukan karena sangat tidak efektif bahkan
dapat membahayakan pasien.
Beberapa premedikasi telah dianjurkan untuk dapat menurunkan
kejadian dari reaksi media kontras.
Premedikasi yang dilakukan untuk mencegah efek negative pada non
ginjal adalah :
corticosteroid / antihistamin
prednisone 50 mg dengan diminumkan 13 jam, 7 jam dan 1 jam sebelum
injeksi media kontras.
Dipenhydramine (Benadryl*) 50 mg intravenous, intramuscular atau
diminum 1 jam sebelum injeksi media kontras.

corticosteroid saja
Methylprednisolone 32 mg dengan diminum 12 jam, dan 2 jam sebelum
injeksi media kontras.
Antihistamin seperti opsi 1 juga bisa ditambahkan untuk langkah 2
Penggunaan LOMK juga merupakan satu dari beberapa cara pencegahan
efek samping negative pada ginjal dan non ginjal.
II.8.3.PENCEGAHAN EFEK NEGATIVE KARENA PENANGANAN PRODUK
Penanganan produk yang tidak tepat juga dapat menyebabkan
timbulnya efek negative pada pasien yang dilakukan pemeriksaan dengan
penggunaan media kontras tersebut. Hal yang harus diperhatikan dalam
penanganan produk adalah :
Distribusi
Penyimpanan
Penyimpanan yang baik adalah penyimpanan dalam kotak. Jauhkan
dari sinar matahari, suhu ruangan penyimpanan tidak melebihi 30 0 C dan
jauhkan dari sumber sinar-X
Visualisasi yaitu secara fisik tidak tampak adanya endapan, partikel dan
perubahan warna.
Hangatkan 370C sebelum dipergunakan.
II.9. PENANGANAN EFEK NEGATIVE PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS
Apabila terjadi efek negative penggunaan media kontras, maka ada beberapa
hal penting yang dapat dilakukan yaitu :
Pada reaksi ringan
Berupa : nausea, vomiting, batuk, rasa panas, sakit kepala, bersin, pembengkakan
mata dan wajah.
Observasi yang cukup untuk mengetahui resolusi atau setidaknya penanganan
tetapi biasanya tidak ada pengobatan. Menenangkan pasien juga bisa membantu.
Pada reaksi sedang
Berupa : hypotensi, dypsnea, hipertensi, tachycardia/brachicardia, broncospasme
sedang, laryngeal edema ringan.
Mengetahui klinis harus dilakukan untuk mengindikasikan pengobatan terbaik.
Observasi yang cukup untuk kemungkinan kejadian yang mengancam kehidupan.
Reaksi berat
Berupa : laryngeal edema berat, convulsion(kejang), profound hypertension, tidak
adanya respon, berhentinya detak jantung.
Ketepatan identifikasi dan pengobatan, merupakan penaganan yang paling tepat.
Pengobatan dapat berupa pemberian antihistamin dan oksigen.
Pada pasien anak-anak ada beberapa penanganan yang dapat diberikan yaitu :
Reaksi ringan
Biasanya dilakukan dengan pemberian antihistamin seperti dyphenhidramin. Jika
reaksi tetap terjadi, pemberian epeneprine subcutan 1:1000 diperlukan.
Reaksi berat
Setelah evaluasi sesaat, pertolongan harus dilakukan, dan dilakukan resusitasi
cardiopulmonary. Penanganan harus meliputi pemberian cairan melalui
intravenous, epinephrine intravenous 1:1000 dan oksigen.
Jalan udara pada anak-anak lebih kecil dan lebih mudah dibandingkan
dengan jalan udara orang dewasa. Perlengkapan darurat pediatric harus tersedia di
semua lokasi temapat pemasukan media kontras intravascular. Oksigen,
perlengkapan suction, dan tabung oksigen untuk dibawa, sangat diperlukan termasuk
facemask untuk mengetahui perbedaan ukuran pada anak-anak.
Secara garis besar dikenal adanya istilah pendekatan ABC untuk evaluasi
dan penanganan pasien, yaitu :
A meliputi :
Assessment (penilaian) jenis dan kategori reaksi, tekanan darah dan dnyut nadi
(sangat diperlukan), pemantauan electrocardiogram diperlukan untuk evaluasi dari
denyut jantung.
Assistance (bantuan) segera lakukan panggiilan bantuan.
Airway yaitu memberikan jalan udara dengan pemberian oksigen .
Access untuk pembuluh darah-mengamankan/meningkatkan jalan intravena
peripheral atau sentral.
B. meliputi :
Breathing (dimulai dengan resusitasi cardiopulmonary (CRP) jika diperlukan),
gunakan nafsa buatan.
Bag-valve-mask (seperti ambu bag)tau masker mulut.
Begin (memulai) usaha resusitasi penuh (CRP) jika diperlukan, panggil tim untuk
menangani berhentinya detak jantung.
Beware(awas) terhadap respon paradoxical (seperti : beta-blocker yang bisa
menangani respon tachycardia).
C, meliputi :
Categoris (jenis) reaksi dan keadaan pasien.
Circulatory assistance (penanganan circulasi) yaitu denan menggunakan crysstaloid
(seperti ringers lactate, saline normal : atau pembersihan colloid), jalan infuse yang
cepat dan gunakan pressure bag atau ifus dengan takanan penuh .

Anda mungkin juga menyukai