Gambar 6. Komunitas Pati Berkebun memanen bayam merah dan jagung .........21
tanaman .................................................................................................................22
Gambar 11. Salah satu rumah pengurus KWT Seroja yang budidaya pohon
buah........................................................................................................................23
Gambar 12. Kegiatan berternak dan budidaya ikan untuk mendukung ketahanan
pangan ....................................................................................................................24
Raharjo ...................................................................................................................26
sampah ...................................................................................................................28
Gambar 23. Proses pembuatan pupuk kompos bokasi oleh KMPL Seroja ............31
Gambar 28. IPAL domestik rumah tangga dan pemanfaatan efluen untuk
Gambar 29. Lampu tenaga surya di taman Bank Sampah Asri Raharjo ................37
Gambar 30. Taman Bank Sampah Asri Raharjo RW 8 dan taman KWT Seroja RW
10 ............................................................................................................................37
PENDAHULUAN
Isu perubahan iklim dan pemanasan global mulai menjadi isu utama
dunia sejak digulirkannya KTT Bumi pada tahun 1992 di Rio de Jeneiro, Brazil
yang dihadiri oleh 150 negara dan terbentuklah UNFCC (United Nation
kepulauan sangat rentan terhadap perubahan iklim ini. Data dari Badan
Hal inilah yang mendorong Indonesia harus aktif dalam upaya aksi
perubahan iklim dan pemanasan global. Isu perubahan iklim telah menjadi
terkecuali dalam upaya mitigasi dan adaptasinya. Ini seperti yang telah
diusung dalam Perjanjian Paris 2015 lalu bahwa upaya penurunan emisi,
peran serta masyarakat lokal dan masyarakat adat adalah sangat penting
untuk mengendalikan perubahan iklim. Tidak hanya itu, UUD 1945 Pasal 28 H
ayat 1 juga telah menyebutkan bahwa lingkungan hidup yang sehat dan baik
Salah satu desa yang telah baik dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi
telah dimulai sejak tahun 2013. Keberlanjutan aksi adaptasi dan mitigasi
2017.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang pengajuan lokasi program kampung iklim tahun 2017,
Bab ini berisi mengenai gambaran umum Desa Kutoharjo sebagai desa lokasi
Bab ini merupakan paparan inti yang berisi uraian mengenai kegaiatn adaptasi
limbah padat baik yang organik maupun non organik, pengolahan limbah cair,
BAB IV PENUTUP
10
GAMBARAN UMUM
Desa Kutoharjo memiliki kontur tanah yang datar dengan luas wilayah
sebanyak 8.809 jiwa yang terdiri atas 4.289 jiwa penduduk laki-laki jumlah
berikut.
Kalidoro
11
Mengenai kondisi hidrologi Desa per detik. Sedangkan tata guna lahan Desa
Kutoharjo, desa ini dilalui dua anak Kali Kutoharjo disajikan pada tabel berikut.
Silugonggo. Curah hujan Desa Kutoharjo Tabel 1. Tata guna lahan Desa Kutoharjo
mengikuti curah hujan Kecamatan Pat. Tata guna lahan Luas (Ha)
Permukiman 129,937
Curah hujan tahun 2014, tertinggi 2428
Persawahan 133,315
mm dan terendah 11 mm
Perkebunan 22
(www.kotapati.info).
Kuburan 1,5
Wilayah Desa Kutoharjo tergolong Pekarangan 4,7
12
(Proklim) adalah RW 8 dan RW 10. RW 8 memiliki area seluas 7,93 Ha. Sedangkan
Jumlah Jumlah
Jumlah
RT-RW Jumlah KK penduduk penduduk
penduduk
laki-laki perempuan
RT001-RW008 26 48 39 87
RT002-RW008 39 72 70 142
RT003-RW008 32 65 58 123
RT004-RW008 22 42 40 82
RT005-RW008 32 55 56 111
RT007-RW008 11 20 15 35
penduduknya sebanyak 825 dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
jumlah penduduk laku-laki dan perempuan yang mana masing-masing adalah 410
jiwa dan 415 jiwa. RT 6 terdata sebagai RT yang memiliki jumlah penduduk paling
bangunan.
13
Jumlah Jumlah
Jumlah
RT-RW Jumlah KK penduduk penduduk
penduduk
laki-laki perempuan
RT001-RW010 23 34 47 81
RT002-RW010 31 47 52 99
RT003-RW010 20 29 29 58
RT004-RW010 33 45 58 103
RT005-RW010 34 44 73 117
adalah 199 jiwa dan 259 jiwa. RT 5 terdata sebagai RT yang memiliki jumlah
bangunan. Sementara RT paling luas adalah RT 1 dengan luas 0,1 hektar. Dan
14
tergolong rendah atau tidak padat. Sedangkan wilayah yang paling padat
bangunan adalah RT 2.
RT002-RW010 33 42,86
RT003-RW010 22 51,16
RT004-RW010 37 77,08
RT005-RW010 36 63,16
15
Maka menjadi sangat wajar apabila kondisi sarana dan prasarana umumnya baik
dan terawat. Seperti yang ditampilkan pada tabel di atas, kondisi jalannya hampir
100 % baik. Hanya saja kondisi drainase yang dianggap memadai hanya sekitar
setengahnya saja, 55 %.
Perumahan Kutoharjo Permai. Kondisi sarana dan prasarana umumnya pun tidak
16
41% Pertambangan/galian
Industri/pabrik
wilayah ini. Dari tabel dan diagram lingkarang di atas, sebagian besar
17
oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan dan konsekuensi yang timbul akibat
Berikut ini adalah aksi-aksi adaptasi perubahan iklim yang dilakukan warga
Indonesia mencapai 1,20 C. Kenaikan suhu itu lebih tinggi dibandingkan kondisi
meteorologi. Kabupaten Pati sendiri pernah berada pada masa kekeringan yang
tergolong kritis pada tahun 2015. Wilayah yang merasakan dampak kekeringan
Pati, Wedarijaksa, dan Winong. Warga RW 8 dan RW 10 Desa Kutoharjo juga ikut
merasakan cuaca panas dan berkurangnya pasokan air dari PDAM akibat
kekeringan tersebut.
Juwana, Jakenan, Pati, dan Gabus menjadi langganan banjir tahunan. Curah hujan
18
warga sebatas genangan akibat limpasan air hujan dari saluran air ke badan jalan.
Biopori dimaksudkan agar menjadi salah satu sarana resapan air supaya
genangan air berkurang dan ketahanan air tanah terjaga. Dengan demikian
kekeringan tidak sampai mengurangi pasokan sumber air tanah. Total terdapat
100 lubang biopori yang tersebar di RW 8 dan RW 10. Pengadaan bor biopori ini
terlampir.
19
berarti warganya tidak dapat mendukung raktik peningkatan ketahanan pangan yang
dilakukan. Ada Komunitas Pati Berkebun di RW 8 dan Kelompok Wanita Tani Seroja di RW
10.
20
lahan fasilitas umum RW 8 dan pekarangan rumah. Pada awal terbentukknya, KBP dibekali
modal sebesar Rp 500.000 dari Dinas Lingkungan Hidup. Modal tersebut digunakan untuk
menanam jagung manis, bayam merah, ketela pohon, dan terong. Hasil panen tersebut dijual
Sekarang tanaman yang ditanaman adalah pepaya kalifornia, apotik hidup, jeruk sambal, dan
cabe jamu.
21
22
Kelompok Wanita Tani Seroja dibentuk pada tahun 2013. Kelompok ini dibentuk
dengan tujuan mengakses bantuan dana kegiatan dari Dinas Ketahanan Pangan. Bantuan
yang diperoleh sebesar 47 juta rupiah dan oleh KWT Seroja dimanfaatkan antara lain untuk
mengadakan pot drum seragam semua, mengadakan bibit pohon buah seperti jeruk pamelo
yang merupakan tanaman asli dari Pati, membuat kolam ikan permanen (sebelumnya
Pada intinya progam dari Dinas Ketahanan Pangan adalah pemanfaatan pekarangan
untuk meningkatkan gizi keluarga dengan cara budidaya tanaman buah, sayur, dan ikan.
Gambar 12. Salah satu rumah pengurus KWT Seroja yang budidaya pohon buah
23
Tindakan ini dilakukan dengan oleh jumantik (juru pemantau jentik). Yang termasuk
dalam kru jumantik adalah bu RW 8 dan sejumlah relawan yang berasal dari warga setempat.
Jumantik memantau ada tidaknya jentik di bak kamar mandi setiap rumah tangga dan
pemerintah daerah Kabupaten Pati melalui Dinas Lingkungan Kabupaten Pati pada
24
jual ke pengepul
datang langsung
25
bank sampah mengelola uang setidaknya Gambar 17. Gedung Bank Sampah Asri
Raharjo
sebanyak 29 juta per tahunnya.
Gambar 18. Kegiatan penyetoran dan penimbangan sampah di Bank Sampah Asri Raharjo
Pengelolaan sampah pada sumbernya dimulai dari tangan nasabah.k Sebelum sampah
disetorkan ke Bank Sampah Asri Raharjo, sampah harus sudah dipilah oleh nasabah. Hanya
saja, tidak semua nasabah bisa tertib memilah sebelum menyetor bisa jadi karena bingung
atau malas. Maka terkadang pengurus terpaksa memilah sampah terlebih dulu sebelum
menimbangnya.
kantung sampah pilahan. Kantung-kantung tersebut sudah dilengkapi dengan nama jenis
26
penimbangannya kemudian dicatat di buku besar dan di buku slip. Buku slip disobek untuk
diberikan kepada nasabah. Sampah kemudian dituang dari kantung sampah ke dalam karung
di gudang Bank Sampah Asri Raharjo. Setelah itu, nasabah bisa pulang dengan membawa slip
Selain melayani setoran langsung di gedung Bank Sampah Asri Raharjo, pengurus juga
bersedia mengambil sampah dari RT atau RW lain apabila memang diperlukan. Dan pengurus
tetap menegaskan bahwa sampah haruslah dipilah terlebih dahulu oleh nasabah sebelum
dijemput oleh pengurus. Sampah yang terkumpul di gudang Bank Sampah Asri Raharjo akan
dijual ke pengepul apabila sudah memenuhi gudang. Hanya saja memang tidak semua jenis
Adapun jenis sampah yang tidak laku dijual ke pengepul seperti kemasan kopi dan
sejenisnya dan plastik nomor 7. Sampah yang tidak laku dijual itu kemudian didaurulang
menjadi aneka macam kerajinan oleh para tangan kreatif pengurus Bank Sampah Asri Raharjo
27
Jumlah nasabah Bank Sampah Asri Raharjo saat ini ada 184 rumah tangga. Saat ini
rata-rata sampah yang dikelola per bulannya sebanyak 222 kg . Dari data ini maka dapat
dikalkulasi bahwa sampah yang dapat dikelola di sumbernya sebanyak 0,24 per orang per hari.
Rata-rata timbulan sampah adalah 0,8 kg/orang/hari. Artinya masih ada sampah sebanyak
0,56 kg/orang/hari yang belum dapat dikelola Bank Sampah Asri Raharjo dan terpaksa masuk
ke TPA.
Gambar 20. Pengurus Bank Sampah Asri Raharjo melayani penjemputan sampah
28
- Pembuatan kompos
salah satu bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup kepada RW 10 dan diswakelola oleh
29
Sampah organik yang dibuat menjadi kompos bokasi di Rumah Kompos berupa
Pada awalnya sampah daun diperoleh dari lingkungan RT 01. Kemudian pengurus
KMPL Seroja mengumpulkan sampah daun dari RT dan RW lain. KMPL Seroja juga
daun dari wilayah masing-masing ke Rumah Kompos. Tujuannya tidak lain adalah
30
(2) (3)
Gambar 24. Proses pembuatan pupuk kompos bokasi oleh KMPL Seroja
31
sampai rata
10. Menutup rapat hasil adukan selama seminggu. Setelah itu pupuk bokasi sudah
dapat dipanen
Tukang tebang pohon diminta mengantar sampah daun hasil tebangan pohonnya ke
Rumah Kompos. Maka setiap tukang tebang pohon dapat pekerjaan tebang pohon,
beliau akan menghubungi ketua KMPL Seroja dan sampah daun akan dikirim ke Rumah
Kompos.
32
menggunakan mesin pencacah. Daun cacahan kemudian dibubuhi tetes tebu, kotoran
hewan, MOL bakteri, bekatul, dan kompos yang sudah jadi. Kemudian dibungkus atau
ditutupi terpal. Sekitar 3-4 minggu kemudian, kompos sudah bisa dipanen. Pengurus
KMPL lalu mengayak kompos itu. Terakhir kompos dikemas dengan plastik. Beratnya
kurang lebih 2,5 kg per kemasan. Harganya 5000. Kompos paling banyak dipesan oleh
sekolah-sekolah.
Jumlah pengurus KMPL Seroja ada 11 orang dari ketua sampai anggota KMPL
seroja. Mereka berkegiatan di Rumah Kompos setiap kali ada sampah daun yang datang.
- Pembuatan Briket
Selain dibuat kompos, sampah daun juga diolah menjadi briket bioarang di Rumah
Kompos. Caranya, sampah daun dibakar di dalam drum khusus untuk membuat bio
arang. Pembakaran tidak boleh sampai menjadi abu tapi cukup membuat daun
hangus. Kemudian daun yang sudah hangus tadi dihaluskan dengan mesin selep kopi.
33
(9) (10)
12. Sampah daun dibakar di dalam drum khusus untuk membuat bio arang
13. Sampah daun hasil pembakaran, tidak sampai menjadi abu tetapi hanya hangus
14. Sampah daun hasil pembakaran dihaluskan dengan mesin selepan kopi
17. Hasil campuran abu dan lem kanji dimasukkan ke dalam cetakan mesin pres
34
sampah organik lunak secara anaerob untuk menghasilkan gas methan dan pupuk.
m. Sampah organik lunak yang diisikan ke dalam biomethagreen ini berasal dari rumah
tangga sekitar bank sampah. Gas methan pun dimanfaatkan untuk memasak di tiga
35
Di taman Bank Sampah Asri Raharjo, terdapat tangki air berwarna orange yang
diletakkan setinggi kurang lebih 2 meter. Itu adalah tangki penampungan air olahan IPAL
domestik rumah tangga. IPAL ini dibangun pada tahun 2015 dengan dana bantuan dari
Air limbah domestik berasal dari 50 rumah tangga di sekitar bank sampah. Air
limbah rumah tangga mengalir melalui selokan dan masuk ke dalam IPAL karena
elevasinya. IPAL terdiri atas tiga bak. Bak pertama berfungsi sebagai bak equalisasi. Bak
kedua berfungsi sebagai bak filtrasi. Bak kedua ini berisi material ijuk dan kerikil untuk
menyaring air limbah. Bak ketiga berfungsi sebagai bak penampungan. Air dari bak
Air hasil olahan IPAL itu yang kemudian digunakan oleh warga atau pengelola
taman untuk menyiram tanaman. Selain itu, air juga dapat dimanfaatkan untuk mencuci
Gambar 29. IPAL domestik rumah tangga dan pemanfaatan efluen untuk menyiram
tanaman
36
digunakan adalah lampu penerangan taman dan penerangan jalan yang bersumber dari
energi matahari atau solar sel. Terdapat dua unit solar sel di RW 8, yaitu satu unit di
taman Bank Sampah Asri Raharjo dan satu unit di Jalan Arjuna Raya
Gambar 30. Lampu tenaga surya di taman Bank Sampah Asri Raharjo
Gambar 31. Taman Bank Sampah Asri Raharjo RW 8 dan taman KWT Seroja RW 10
37
38
PENUTUP
mitigasi perubahan iklim. Sarana dan prasarana kegiatan adaptasi dan mitigasi tersebut telah
cukup terpenuhi berkat adanya kolaborasi warga dalam lembaga dengan pemerintah daerah
Adapun yang dapat direkomendasikan adalah agar kegiatan adaptasi dan mitigasi
39