1. Pharmacotherapy
adalah ilmu yang mempelajari tentang penanganan penyakit melalui
penggunaan obat-obatan. Dalam ilmu ini obat-obatan digunakan untuk membuat
diagnosis, mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu penyakit.
2. Pharmakodinamyc
adalah ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme
kerjanya.
Indikasi
Dalam definisi yang pertama, orang dengan kondisi tertentu menampilkan indikasi atau tanda-
tanda bahwa mereka harus diperlakukan dengan cara tertentu, baik dengan diberi pengobatan atau
menjalani terapi tertentu seperti operasi. Gejala juga bisa menjadi indikasi penyakit dan dokter dapat
menggunakan gejala sebagai metode untuk mendiagnosis penyakit.Dalam definisi kedua, indikasi
adalah alasan untuk membenarkan pengobatan atau terapi tertentu
Contoh:
Efek samping
adalah suatu dampak atau pengaruh yang merugikan dan tidak diinginkan, yang timbul
sebagai hasil dari suatu pengobatan atau intervensi lain seperti pembedahan.
Adverse Drug Withdrawal
Events
adalah respon obat yang tidak diharapkan pada penggunaan obat dosis normal Akibat obat yang
telah lama digunakan dihentikan penggunaannya secara tiba-tiba. Contohnya adalah obat narkotika, pil
KB, kortikosteroid.
3. Pharmacokinetic
adalah nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses,
yaitu proses absorpsi (A), distribusi (D), metabolisme (M), dan ekskresi (E)
Absorpsi
Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah. Bergantung pada
cara pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran cerna (mulut sampai rektum), kulit, paru, otot,
dan lain-lain
Ekskresi
Ekskresi obat artinya eliminasi/pembuangan obat dari tubuh. Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh
ginjal dan melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan
taraktusintestinal.
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat diekskresi melalui ginjal dalam bentuk
utuh maupun bentuk metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif merupakan cara
eliminasi obat melui ginjal. Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3 proses, yakni filtrasi glomerulus, sekresi
aktif di tubulus. Fungsi ginjal mengalami kematangan pada usia 6-12 bulan, dan setelah dewasa menurun
1% per tahun. Ekskresi obat yang kedua penting adalah melalui empedu ke dalam usus dan keluar
bersama feses.
Biotransformasi
upaya tubuh dalam mengubah bentuk obat menjadi bentuk lain yang berguna
untuk tujuan tertentu. Utamanya adalah mengubah bentuk obat menjadi
bentuk hidrofil agar lebih mudah dieksresikan melalui urin.
Reaksi dalam biotransformasi:
1. Reaksi fase 1: oksidasi, reduksi, dan hidrolisis. Reaksi ini
mengubah obat menjadi bentuk lain.
2. Reaksi fase 2: konjugasi. Reaksi ini penggabungan molekul
obat dan hasil metabolisme fase 1 dengan senyawa
penkonjugasi endogen tubuh.
Reaksi Oksidasi:
Merupakan yang utama dari fase 1.
Melibatkan enzim oksidase, monooksigenase (sitokrom 450),
dan dioksigenase.
Melakukan biotransformasi hampir sebagian obat.
Reaksi Reduksi: berperan sebagian kecil.
Reaksi Biohidrolisis. Reaksi-reaksi yang penting adalah:
Perubahan ester dan amida menjadi asam dan alkohol oleh
esterase (amidase).
Perubahan epoksida menjadi diol.
Hidrolisis asetal (glikosida) menjadi glikosidase.
Reaksi Konjugasi penting:
1. Konjugasi asam sulfat: melibatkan fenol sulfotransferase.
2. Konjugasi merkapturat melibatkan glutation.
3. Konjugasi glukoronat reaksi dengan asam glukoronat.
4. Konjugasi glisin/asam amino dengan asam karboksilat
5. Metilasi
6. Asetilasi melibatkan asetiltransferase.
Posologi
ilmu yag membahas bentuk sediaan obat, pemberian obat, perhitungan dosis dan
frekuensi pemberian obat. setiap paramedis perlu mempelajari posologi agar dapat
memberikan obat secara rasional. yaitu pemberian obat yang tepat pasien, tepat
obat, tepat waktu, tepat dosis dan tepat rute serta dokumentasi.
2. analgesic non narkotik, asam mafenamat, ibuprofen, natrium diklofenak, paracetamol(tab,sir dan drops)
ibuprofen
Merupakan salah satu anti inflamasi yang bekerja untuk mengurangi hormon penyebab demam,
peradangan dan nyeri pada tingkat ringan hingga sedang, seperti pada penderita sakit kepala, sakit gigi,
sakit punggung, arthritis, kram saat menstruasi, atau pada saat mengalami cedera ringan.
Efek samping :
Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini antara lain timbulnya ruam,telinga berdenging, sakit kepala,
pusing, mengantuk, sakit perut, mual, diare, sembelit, dan mulas
Dosis penggunaan obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 4 hingga 6 jam.
2. Mual
3. Muntah
4. Sakit perut
5. Berkeringat
6. Mengalami kebingungan
7. Kelelahan
10. Penggunaan acethaminophen pada pecandu alkohol dapat meningkatkan resiko kerusakan hati.
11. Obat ini juga bisa mengakibatkan alergi seperti gatal-gatal, Pembengkakan pada wajah, bibir,
lidah, dan tenggorokan
Merupakan sejenis obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri pada stadium sedang hingga berat.
Selain itu obat ini juga berguna untuk meredakan batuk, diare, dan iritasi.
Kodein sendiri merupakan salah satu jenis narkotika, karena saat berada pada saluran pencernakan
(hati), fungsi obat ini akan diubah ke bentuk aslinya yaitu morfin.
Bentuk tampilan obat ini biasanya pil dan cairan. Dalam dunia kesehatan pemakaiannya biasa
digabungkan dengan jenis analgesik lainnya seperti aspirin, ibuprofen, acethaminophen, dan juga kafein.
Euforia
Gatal-gatal
Mual
Muntah
Mengantuk
Hipotensi
Depresi
Sembelit
Tn B, 45 tahun, berikan obat paracetamol 500 mg, 15 biji, tandai dengan kalau perlu 4 x sehari.
Ny A, 53 tahun, berikan obat aspirin 80 mg, 20 biji, tandai sehari 1 biji sesudah makan.